InterKomunika
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

48
(FIVE YEARS 7)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Stikom Interstudi

2615-4420, 2548-3749

InterKomunika ◽  
2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 17
Author(s):  
Alvin Zulfikar ◽  
Kinkin Yuliaty Subarsa
Keyword(s):  

Persaingan industri marketplace di Indonesia merupakan yang paling ketat se Asia Tenggara. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya marketplace yang ada di Indonesia, baik buatan luar maupun dalam negeri. Untuk bisa memperoleh brand awareness dari masyarakat luas, perusahaan marketplace menerapkan berbagai macam strategi pemasaran. Salah satunya adalah pemasaran melalui media televisi. Dalam iklan televisi, terdapat isi iklan (X1) dan juga program promosi penjualan (X2) yang ditawarkan dan disajikan sebagai strategi untuk menciptakan brand awareness (Y) dibenak calon konsumen. Salah satunya adalah Bukalapak yang menerapkan pemasaran melalui iklan televisi. Dan Bukalapak merupakan marketplace dengan jumlah total belanja iklan paling tinggi diantara marketplace lainnya sejak tahun 2016 sampai 2018. Namun hasil yang didapat jika dilihat dari Top Brand Award Index Indonesia menunjukan bahwa Bukalapak masih belum mampu bersaing diurutan tiga besar dalam persaingan marketplace di Indonesia. Responden yang diteliti dalam penelitian ini berjumlah 30 orang dengan lokasi penelitian di Kota Kasablanka Jakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuisioner. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan program SPSS Version 23 for Mac. Setiap variabel yang diuji telah valid dan reliabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isi iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand awareness Bukalapak. Namun pada variabel promosi penjualan terdapat pengaruh yang tidak signifikan terhadap brand awareness dikarenakan ada beberpa dimensi dari promosi penjualan yang tidak diterapkan oleh Bukalapak dalam iklan Harbolnas Bukalapak. Untuk berada dalam persaigan tiga besar marketplace di Indonesia, Bukalapak harus tetap melakukan strategi pemasaran di televisi dengan mempertahankan isi iklan, dan juga meningkatkan penggunaan alat-alat dari promosi penjualan sehingga mampu mendapatkan hasil yang maksimal dan juga efektif.


InterKomunika ◽  
2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 58
Author(s):  
Putri Dewi Ikhsana ◽  
Guntur Freddy Prisanto ◽  
Rosita Anggraini

The development of communication technology has brought changes to the patterns of human interaction behavior which continue competing to innovate in developing and utilizing increasingly sophisticated communication technologies. In this study, researchers were using theories and concepts that support the basis of being integrated, such as Integrated Marketing Communication, Brands, Brand Equity, and Consumer Loyalty. Researchers were using a supportive method to be used as a methodology such as positivistic paradigm, quantitative approach, survey strategy using questionnaires, sampling techniques using the formula taro yamane, and data processing techniques using probability sampling - simple random sampling. The results showed that e-marketing communication and brand equity have a strong influence on the loyalty of siaranku.com viewers and have a validity level that meets the requirements. 


InterKomunika ◽  
2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 27
Author(s):  
Muhammad Aswan Zanynu

Gerakan 30 September (G30S) merupakan salah satu momen penting dalam sejarah modern Indonesia, keadaan dan orientasi Indonesia menjadi berbeda sebelum dan setelah tahun tersebut. Soeharto sebagai tokoh yang memainkan sejumlah peran strategis di tahun 1965 penting untuk menjadi objek kajian mengingat peristiwa itu yang membawanya selama lebih dari tiga puluh tahun berada di tampuk kekuasaan Indonesia, menggantikan Presiden Sukarno. Selama kurun waktu itu juga, G30S telah menjadi alat propaganda negara. Setelah dua dekade Soeharto tidak berkuasa lagi dan peristiwa ini telah memasuki usia setengah abad, di tahun 2015 sejumlah media berita daring (online) Indonesia mengisahkan kembali peristiwa tersebut. Studi ini berangkat dari premis bahwa besarnya kapasitas ruang di internet dan dukungan pranala (hypertext) pada web, termasuk banyaknya referensi terkait Peristiwa G30S dan pasca-G30S, memungkinkan situs berita menyajikan memori yang lebih lengkap dan beragam. Penelitian ini mempertanyakan: Bagaimana media berita daring Indonesia menarasikan pewarisan memori atas peran Soeharto dan G30S setelah setengah abad berlalu? Dengan menggunakan konsep memori media dari Motti Neiger dkk serta teori Paradigma Naratif Fisher, studi ini menggunakan metode framing dari Pan dan Kosicki untuk menganalisis 27 artikel yang tersebar di enam situs berita Indonesia. Ditemukan bahwa Soeharto ditampilkan dalam dua narasi utama. Pertama, Soeharto sebagai tokoh  militer ‘penyelamat’ yang berhasil menghentikan rencana makar. Kedua, Soeharto sebagai ‘avonturir’ yang  mengetahui rencana makar tersebut dan melakukan segala tindakan untuk menggagalkan serta mengambil keuntungan atasnya. Kedua narasi memori media ini memenuhi kriteria konsistensi internal (dalam teks). Kelemahannya terdapat pada kurangnya ketepatan eksternal saat dikonfirmasi antarteks.  Studi ini menemukan bahwa internet dengan ruang yang nyaris tak terbatas, bukanlah jaminan bagi munculnya narasi memori yang lengkap dan beragam.   


InterKomunika ◽  
2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 44
Author(s):  
Nino Kemal Ahmad

Teknologi pendidikan sebagai sarana memudahkan proses pembelajaran dilihat sebagai suatu hal yang tidak dapat dipisahkan lagi dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan penulisan jurnal ini adalah menumbuhkan kesadaran di antara para pemangku kepentingan dan pembuat kebijakan dalam merumuskan strategi dalam formula penerapan teknologi pendidikan di Indonesia umumnya dan KTI khususnya. Metodologi yang digunakan dalam penulisan jurnal ini adalah ulasan dokumen masa lalu dan saat ini. Hasil analisis penelitian ini yaitu faktor pengajar, faktor perencanaan strategis dan faktor infrastruktur teknologi dan komunikasi. Kesimpulannya bahwa mutu pendidikan peserta didik harus ditingkatkan guna meningkatkan literasi teknologi.


InterKomunika ◽  
2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Muhammad Ashari

Artikel ini mengulas relevansi konsep jurnalisme digital dengan praktik jurnalisme. Sebagai sebuah konsep, jurnalisme memiliki cakupan aktivitas yang luas, mulai dari aktivitas mencari, mengolah dan menyebarkan informasi kepada publik. Sementara konsep jurnalisme digital relatif baru. Berangkat dari konseptualisasi praktik jurnalisme, artikel ini berupaya melihat dinamika yang ada dalam perkembangan konseptualisasi jurnalisme digital. Berdasarkan penelusuran literatur, konseptualisasi jurnalisme digital sebagian besarnya menitikberatkan kepada tahapan diseminasi informasi dengan seperangkat teknologi media digital. Makalah ini melihat konsep jurnalisme digital perlu dielaborasi kembali supaya bisa lebih mencakup keseluruhan praktik produksi berita dari hulu sampai hilir sebagaimana yang terdapat dalam konsep jurnalisme.


InterKomunika ◽  
2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 88
Author(s):  
Deska Yoga Pratama ◽  
Ilham Mohamad Iqbal ◽  
Nadiem Attar Tarigan

Saat ini menonton televisi tidak menjadi pilihan utama bagi generasi saat ini. Di era globalilasi saat ini banya sekali media yang dipilih selain televisi. Penggunaan Televisi berbeda-beda disetiap khalayak masyarakat Beberapa orang mejadikan televisi sebagai sarana informasi, ada pulayang mejadikan televisi sebagai sarana hiburan saja . Ini memungkinkan generasi saat menggunakan televisi sebagaisarana yang mudah sesuai dengan ketertarkkannya.Televisi dapat menimbulkan berbagai dampak bagi para pemirsanya, terutama kaum generasi saat ini. Baik itu berupa dampak positif maupun dampak negatif melalui televisi, dapat menyaksikan semua tayangan yang mereka inginkan mulai dari tayangan yang layak untuk mereka konsumsi hingga tayangan yang belum sepantasnya mereka konsumsi. Pada saat ini banyak stasiun televisi yang menayangkan berbagai macam program acara yang bisa kita saksikan selama 24 jam.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna televisi dikalangan generasi Z. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data yang digunakan di penelitian ini, ada wawancara, setelah wawancara dilaksanakan, data ditulis dalam transkrip yang telah kami transkip sebelumnya. Hasil dari Selective Coding yaitu Menonton televisi, Pilihan tayangan dan Kebebasan mengendalikan remote.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa televisi bukan menjadi pilihan utama bagi kalangan milenial untuk mendapatkan infomasi ataupun hiburan, dan remaja lebih suka sesuatu hal yang praktis dan mudah diakses seperti internet.


InterKomunika ◽  
2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 75
Author(s):  
Veby Zilfania Rizal

Persaingan bisnis melalui media sosial semakin meningkat lebih keras Hal itu bisa dilihat dari meningkatnya jumlah sosial pengguna media. Komunikasi pemasaran menggunakan media sosial ini merupakan salah satu perpaduan New media dan Marketing Communication. Melalui sosial media perusahaan bisa menjangkau konsumen lebih luas salah satunya Instagram. Peluang pemanfaatan media baru, media sosial dalam dunia bisnis disadari oleh para selebriti toko kue para selebriti ini menawarkan konsep, promosi, kemasan, cita rasa yang ditawarkan, serta pemilihan nama untuk oleh oleh kekinian mereka. penelitian ini Menguji korelasi Komunikasi Pemasaran Sosial Media Instagram pada Konsumen Toko Kue Selebriti Bandung Makuta (@Bandungmakuta) pada Kesadaran Merek. Hasil penelitian ini akan merekomendasikan manajemen perusahaan atau organisasi untuk meningkatkan strategi pemasaran khususnya pada media sosial, ditemukan adanya korelasi media sosial Instagram kepada kesadaran merek dan selebriti endoser kepada kesadaran merek, serta secara simultan bersama sosial media dan selebriti endoser mempunyai korelasi terhadap kesadaran merek Toko Kue Selebriti Bandung Makuta (@Bandungmakuta) dengan besaran korelasi 41%, yang masuk dalam kategori cukup berkorelasi.


InterKomunika ◽  
2018 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 168
Author(s):  
Kharisma Yudhistira ◽  
Teguh Ratmanto

Abstract. This research entitled Communications Activity of Longser People's Performance "Mundinglaya Dikusumah" in Preserving West Java Culture conducted with the intention to describe the Ethnographic Study of Communication on Mundinglaya Dikusumah Folklore Drama at Festival Performing People organized by the Ministry of Communication and Informatics of the Republic of Indonesia in Palembang. Currently, some threatened art does not survive anymore because modernization takes the tradition inherited from this ancestor in Indonesia. People have more technology and forget their identity as the history of their place of birth. Longser being one of the arts that must now be preserved, with the Communication Activity contained in Longser, the community will begin to be interested to watch and preserve in addition to the longser there is humor and the message contained. One of them is the Longser People's Show FK team. Metra West Java with Drama Story "Mundinglaya Dikusumah". This study aims to determine the use of the Longser People's Show "Mundinglaya Dikusumah" in Preserving West Java Culture which focuses on Intercultural Communication and Interpersonal as well as the Theory of Simolic Interaction. The method used in this research is the Qualitative Communication-Ethnographic Study and the validity test using the source tirangulasi technique. Data was collected by in-depth interview, observation, and documentation, and data were analyzed based on data reduction method, data model, and then withdrawal / verification conclusion. Informants in this research is FK.Metra West Java as the perpetrator and packer of the message, DIskominfo West Java as Facilitator, Artist Longser as the perpetrator and executor, and the audience who attended the Festival Performing People. The result of this research shows that Longser People's Performing by art team of FK.Metra West Java there is Communication Activity in order to preserve West Java culture in the form of dramatic. That includes the Situation, Events, and Communicative Action art team FK.Metra West Java by using the show Longser Mundinglaya Dikusumah.Keywords:  Communication Activity, Folk Performance, Longser, Preserving Culture, FK Metra, Ministry of Communication and Information of the Republic of IndonesiaAbstrak. Penelitian ini berjudul Aktivitas Komunikasi Pertunjukan Rakyat Longser “Mundinglaya Dikusumah” dalam Melestarikan Budaya Jawa Barat yang dilakukan dengan maksud untuk mendeskripsikan mengenai Studi Etnografi Komunikasi tentang Drama Cerita Rakyat Mundinglaya Dikusumah pada Festival Pertunjukan Rakyat yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia di Palembang. Saat ini, beberapa kesenian terancam tidak bertahan lagi karena modernisasi merenggut tradisi yang diwariskan nenek moyang di Indonesia ini. Masyarakat lebih memilikih teknologi dan lupa identitas diri mereka seiring dengan sejarah tempat mereka lahir. Longser menjadi salah satu kesenian yang saat ini harus dilestarikan, dengan Aktivitas Komunikasi yang terdapat didalam Longser, masyarakat akan mulai tertarik untuk menyaksikan dan melestarikan disamping didalam longser terdapat humor dan pesan yang terkandung. Salah satunya dengan Pertunjukan Rakyat Longser tim FK. Metra Jawa Barat dengan Drama Cerita “Mundinglaya Dikusumah”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan Pertunjukan Rakyat Longser “Mundinglaya Dikusumah” dalam Melestarikan Budaya Jawa Barat yang berfokus kepada Komunikasi Antarbudaya dan Antarpribadi juga Teori Interaksi Simolik. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah Studi Etnografi Komunikasi-Kualitatif dan uji validitas menggunakan teknik tirangulasi sumber. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara mendalam, observasi, dan dokuemtnasi, serta data dianalisis berdasarkan metode reduksi data, model data, lalu dilakukan penarikan/verifikasi kesimpulan. Informan dalam peneltiian ini adalah FK.Metra Jawa Barat sebagai pelaku dan pengemas pesan, DIskominfo Jawa Barat sebagai Fasilitator, Seniman Longser sebagai pelaku dan eksekutor, dan para penonton yang hadir pada Festival Pertunjukan Rakyat. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Pertunjukan Rakyat Longser yang dilakukan oleh tim kesenian FK.Metra Jawa Barat terdapat Aktivitas Komunikasi dalam rangka melestarikan budaya Jawa Barat dalam bentuk dramatikal. Yakni mencakup Situasi, Peristiwa, dan Tindak Komunikatif tim kesenian FK.Metra Jawa Barat dengan menggunakan Pertunjukan Longser Mundinglaya Dikusumah.Kata Kunci: Aktivitas Komunikasi, Pertunjukan Rakyat, Longser, Melestarikan Budaya, FK Metra, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI


InterKomunika ◽  
2018 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 219
Author(s):  
Herdi Andrariladchi ◽  
Bugi Satrio Adiwibowo

Abstract. The purpose of this research to develop the public relations strategy with marketing mix and SOSTAC approach in Belitung tourism. The method of this research was qualitative research with case studies typ in Belitung tourisms. The data sourced from key informant interviewee, field observation, and journal analysis who has related link with this research. All data collected, and analyzed with marketing mix and SOSTAC approach from public relations perspective, then continued to analyzed with SWOT method to mapped the strength, weakness, opportunity and the threat. The results are tourism development in Belitung not involve public relations inside. Low of tourism identification object to fulfil the tourist needs, low of control and evaluation from every process, result in the Belitung tourism was not on the track. Low of price transparency commitment also result in negative perception from the tourist. Next, low of communication between all stakeholders bring about inconsistency of local regulation interpretation regarding tourism concept of Belitung. From that analysis above, the public strategy development offered was develop and maintain the stakeholder relationship (management public relations), do identification and mapping the potential problem will happen and give the solutions to solve the problem (crisis public relations), carry out monitoring and control activity to the tourist to get feedback and carry out communication to all stakeholder (external public relations management), and carry out socialization and publication (public relations campaign).Keywords: Public Relations Strategy, SOSTAC, SWOT, Belitung Tourism.Abstrak. Tujuan dari penelitian ini untuk mengembangkan strategi hubungan masyarakat dengan bauran pemasaran dan pendekatan SOSTAC di pariwisata Belitung. Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis studi kasus pada pariwisata Belitung. Data bersumber dari informan kunci yang diwawancarai, observasi lapangan, dan analisis jurnal yang memiliki hubungan terkait dengan penelitian ini. Semua data dikumpulkan, dan dianalisis dengan bauran pemasaran dan pendekatan SOSTAC dari perspektif hubungan masyarakat, kemudian dilanjutkan dengan analisis metode SWOT untuk memetakan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Hasilnya adalah pengembangan pariwisata di Belitung tidak melibatkan hubungan masyarakat di dalamnya. Rendahnya objek identifikasi pariwisata untuk memenuhi kebutuhan wisatawan, rendahnya kontrol dan evaluasi dari setiap proses, mengakibatkan pariwisata Belitung tidak berada di jalurnya. Rendahnya komitmen transparansi harga juga menghasilkan persepsi negatif dari wisatawan. Selanjutnya, rendahnya komunikasi antara semua pemangku kepentingan menyebabkan inkonsistensi interpretasi peraturan daerah tentang konsep pariwisata Belitung. Dari analisis di atas, pengembangan strategi publik yang ditawarkan adalah mengembangkan dan menjaga hubungan pemangku kepentingan (manajemen hubungan masyarakat), melakukan identifikasi dan memetakan potensi masalah yang akan terjadi dan memberikan solusi untuk menyelesaikan masalah (krisis hubungan masyarakat), melakukan pemantauan dan mengontrol kegiatan kepada wisatawan untuk mendapatkan umpan balik dan melakukan komunikasi dengan semua pemangku kepentingan (manajemen hubungan masyarakat eksternal), dan melakukan sosialisasi dan publikasi (kampanye hubungan masyarakat).Kata Kunci: Strategi Humas, SOSTAC, SWOT, Pariwisata Belitung


InterKomunika ◽  
2018 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 192
Author(s):  
Suhendra Atmaja ◽  
Rosmala Dewi

Abtsract. Organizations and groups depend on effective communication to carry out all their functions including planning, directing, controlling, making decisions and implementing decisions and objectives. In addition, Communication is at the heart of organizational building. This is the wire of life connecting all elements of the organization. Ineffective and miss communication communication produces most organizational problems such as conflict, disputes, prejudice, wrong decisions, bad execution, gaps and misunderstandings. Every organization no matter how small requires some form of communication for coordination and fluency. Therefore, communication cannot be said to be effective, if shared understanding has not been achieved. It is difficult to imagine organizational goals that can be achieved without communication. Effective communication is important for the success of each organization. The basic element of effective communication is clear thinking, clear speech, clear writing and this must be remembered because it is very basic.Keywords, Communication, organization, organizational communicationAbstrak. Organisasi dan kelompok bergantung pada komunikasi yang efektif untuk melakukan semua fungsi mereka termasuk perencanaan, mengarahkan, mengendalikan, pengambilan keputusan dan pelaksanaan keputusan serta tujuan.. Di samping itu, Komunikasi adalah jantung dari bangunan organisasi. Ini adalah kawat kehidupan menghubungkan seluruh elemen organisasi.  Komunikasi tidak efektif dan miss communication menghasilkan sebagian besar masalah organisasi seperti konflik, perselisihan, prasangka, keputusan yang salah, eksekusi yang buruk, kesenjangan dan kesalahpahaman. Setiap organisasi tidak peduli seberapa kecil membutuhkan beberapa bentuk komunikasi untuk koordinasi dan kelancaran. Oleh karena itu, komunikasi tidak dapat dikatakan menjadi efektif, jika pemahaman bersama belum tercapai. Sulit untuk membayangkan tujuan organisasi yang bisa dicapai tanpa komunikasi. Komunikasi yang efektif adalah penting untuk keberhasilan setiap organisasi. Elemen dasar dari komunikasi yang efektif adalah pemikiran yang jernih, berbicara jelas, menulis jelas dan ini harus diingat karena sangat mendasar.Kata kunci, Komunikasi, Organisasi, komunikasi organisasi


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document