INDONESIA NATURAL RESEARCH PHARMACEUTICAL JOURNAL
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

13
(FIVE YEARS 13)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

2502-8421

2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 124-134
Author(s):  
Vina Juliana Anggraeni

Telah dilakukan uji antioksidan dan sitotoksik terhadap ekstrak n-heksana dan metanol daun mangga (Mangifera indica L.). Daun mangga diekstrak menggunakan metode maserasi bertingkat menggunakan 2 pelarut yang berbeda yaitu pelarut n-heksana dan metanol. Hasil maserasi dipekatkan kemudian diuji aktivitas antioksidan dan sitotoksiknya. Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode spektrometri dengan pereaksi DPPH dan pembandingnya berupa vitamin C. Sedangkan untuk uji sitotoksik menggunakan metode BLST. Hasil pengujian menunjukkan kedua ekstrak memiliki aktivitas antioksidan dan sitotoksik. Pada ekstrak metanol diperoleh IC50 sebesar 13,54 ppm dan LC50 sebesar 260,07 ppm. Sedangkan pada ekstrak n-heksana diperoleh IC50 sebesar 730,03  ppm dan LC50 sebesar 711,73 ppm. Untuk standar DPPH menggunakan vitamin C dengan IC50 sebesar 5.13 ppm. Aktivitas antioksidan dan sitotoksik ekstrak metanol lebih kuat dibandingkan dengan esktrak n-heksana.


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 114-123
Author(s):  
Anne Yuliantini

Ashitaba (Angelica keiskei) merupakan salah satu tanaman yang digunakan sebagai bahan baku obat tradisional dan tespong (Oenanthe javanica) diketahui sebagai tanaman yang satu famili dengan ashitaba. Karena ketersediaan ashitaba yang sedikit ditambah dengan harganya yang relative mahal, dapat menjadi alasan ditambahkannya bahan lain dalam bahan baku ashitaba. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi adanya tespong pada serbuk daun ashitaba menggunakan metode FTIR yang dikombinasikan dengan PCA. Penelitian ini terdiri dari 4 tahapan utama, yaitu determinasi tanaman, maserasi dengan etanol, pengukuran spectrum IR, dan analisis PCA. Hasil analisis PCA menunjukkan nilai  PC1 dan PC2 berturut-turut sebesar 71 dan 22% dengan nilai eigen value lebih dari 1 dan plot PCA menggambarkan keterpisahan daerah antara ashitaba dan tespong. Dari ketiga sampel yang diproyeksikan terhadap plot PCA, terdapat sampel yang diduga mengandung tespong dan bahan campuran lain. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa metode FTIR yang dikombinasikan dengan PCA dapat menjadi metode alternative dalam mendeteksi tespong dalam bahan baku ashitaba.Kata kunci: Ashitaba; FTIR; PCA; tespong


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 102-113
Author(s):  
Sany Yulianti ◽  
Vina Juliana Anggraeni

Tamanan Mangga merupakan tanaman tropis yang banyak tumbuh tumbuh di Indonesia. Bagian yang sering dimanfaatkan pada tanaman ini adalah buahnya yang digunakan sebagai bahan pangan kaya serat dan vitamin. Selain bagian buah, bagian lain dari tanaman mangga dapat dimanfaatkan sebagai obat diantaranya sebagai antibakteri. Tanaman mangga pada setiap bagian memiliki senyawa fitokimia yang berpotensi untuk memiliki aktivitas biologi. Diketahui bahwa senyawa mangiferin merupakan senyawa utama di dalam tanaman mangga yang berpotensi sebagai antibakteri.


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 149-173
Author(s):  
Zuraida Sagala ◽  
Kurnia Telaumbanua

One way to prevent or inhibit melanin formation is by inhibiting tyrosinase activity (Lloyd,2011). Tyrosinase enzyme is an enzyme that plays a role in the formation of skin pigments or known as melanogenesis. In the process of melanogenesis, the enzyme tyrosinase acts as a catalyst in two different reactions, namely the hydroxylation process of tyrosine to dihydroxy-phenylalanine (L-DOPA) and oxidation of L-DOPA to quinone DOPA. Tyrosinase in skin tissue is activated by solar UV radiation so that it accelerates the process of melanin production (Fais et al.  2009).  This  study  was  conducted  to  determine  the  stability,  effectiveness  of  cream preparations from ethanol extracts of Harendong fruit (Melastoma affine D. Don) as tyrosinase enzyme inhibitors so it can be used as a cosmetic ingredient for whitening or skin lightening. Results Cream with variants of Harendong (Melastoma affine D. Don) ethanol extract was physically stable and formulated with organoleptic test, homogeneity, viscosity, mechanical test, pH, cycling test, and irritation test. Type M / A cream preparations from ethanol extract of Harendong fruit (Melastoma affine D. Don) have a strong / moderate tyrosinase enzyme inhibitor activity with IC50 values of F1 (1%) of 526,192 ppm, F2 (1.5%) ) amounted to 317,534 ppm and F3  (2%)  amounted  to  128,523  ppm.  Keywords: Foemulation,  stability test, activity test, tyrosinase enzyme, herenong fruit (Melastoma affine G.Don)


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 135-148
Author(s):  
Sherli Desimah Pangamanan

Kulit merupakan bagian tubuh terluar, yang sering terkena paparan polusi. Penuaan kulit adalah proses biologis  kompleks yang dimulai pada usia 20 dan bersifat irreversible. Penuaan kulit dipengaruhi oleh kombinasi intrinsik dan ekstinsik, faktor tersebut mengakibatkan perubahan secara struktural dan fisiologis kumulatif dengan adanya perubahan progresif di setiap lapisan kulit, serta perubahan dalam penampilan kulit. Namun dapat dicegah dan diatasi dengan antioksidan untuk menangkal radikal bebas yang terjadi dikulit. Salah satu tumbuhan yang berpotensi memiliki aktivitas antioksidan yaitu tanaman umbi wortel dan jarang dilihat potensi aktivitas ekstraknya. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dipilih umbi wortel sebagai bahan utama sebagai senyawa aktif sediaan masker gel peel-off untuk dilihat aktivitas antioksidannya. Dalam penelitian ini dilakukan uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol 70% umbi wortel varietas chantenay (Daucus carota L.) dengan menggunakan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) untuk mengetahui nilai aktivitas antioksidan yang terdapat dalam ekstrak etabol 70% umbi wortel. Dan didapatkan hasil IC50 dari ekstrak etanol 70% umbi wortel varietas chantenay sebesar 684,7165 yang dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol 70% umbi wortel varietas chantenay tidak aktif dan tidak berpotensi sebagai antioksidan, serta nilai IC50 Vitamin C yang sebagai pembanding dengan nilai 5,7963. Namun pada hasil uji stabilitas sediaan masker gel peel-off ekstrak umbi wortel pada semua konsentrasi didapatkan hasil memenuhi standar, serta formulasi yang memiliki stabilitas terbaik yaitu pada konsentrasi ekstrak 5% dikarenakan hasil yang didapatkan konstan dan tidak melewati nilai standar stabilitas sediaan.


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 70-82
Author(s):  
Nadhiffa Anisa

Telah dilakukan penelitian tentang aktivitas antibakteri sediaan obat kumur dari ekstrak etanol 96% daun ciplukan (Physalis angulata L.) terhadap bakteri Streptococcus mutans dengan metode cup plate technique dan disertai uji stabilitas fisik sediaan obat kumur. Secara empiris, daun ciplukan digunakan untuk penyembuhan luka, radang hati, malaria, penyakit kelamin, rematik, sakit telinga, dan menghambat pertumbuhan kanker terutama kanker usus besar. Ekstrak daun ciplukan  diketahui mengandung polifenol, alkaloid, dan flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya konsentrasi ekstrak etanol 96% daun ciplukan yang sudah memiliki aktivitas antibakteri serta mencari konsentrasi terbaik ekstrak etanol 96% daun ciplukan dalam bentuk sediaan obat kumur untuk uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri Streptococcus mutans. Penelitian ini menggunakan 7 kelompok perlakuan dengan konsentrasi ekstrak 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, kontrol positif (chlorhexidine gluconate 0,2%), serta kontrol negatif (aquadest steril). Uji aktivitas antibakteri ekstrak daun ciplukan terhadap bakteri Streptococcus mutans dilakukan sebagai uji pendahuluan dan hasil yang didapatkan Konsenterasi Hambat Minimum (KHM) terhadap  pertumbuhan  bakteri  Streptococcus  mutans  ada  pada  konsenterasi ekstrak 10% dengan rata-rata zona hambatan sebesar 7,57 mm. Sedangkan pada uji aktivitas antibakteri obat kumur daun ciplukan didapatkan hasil Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) pada konsentrasi obat kumur 10% dengan rata-rata zona hambat sebesar  8,53 mm. Formulasi obat kumur yang terbaik ada pada  konsentrasi 50% dengan rata-rata  zona hambat berintensitas kuat yaitu sebesar 10,15 mm. Evaluasi stabilitas dari sediaan obat kumur meliputi pemeriksaan organoleptis, homogenitas dan pH yang dilakukan  selama tujuh minggu  penyimpanan  pada suhu  ruang  menunjukkan hasil yang stabil.Kata kunci : Ekstrak daun ciplukan (Physalis angulata L.); Antibakteri;  Streptococcus mutans; difusi cup plate technique. 


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 83-101
Author(s):  
Desryana Kulsum
Keyword(s):  

Dalam beberapa penelitian lidah buaya telah membuktikan bahwa berkhasiat sebagai antiseptik, antimikroba, antioksidan, anti jamur, anti inflamasi.penelitian ini bertujuan untuk mengetahui uji efek aktivitas pemberian ekstraksi lidah buaya terhadap penyembuhan luka insisi kulit mencit penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan menggunakan 30 ekor mencit putih jantan sebagai hewan uji coba, dengan cara diinsisi dibagian punggung sepanjang 2cm. Pada uji coba ini ada 5 kelompok perlakuan yang dilakukan, yaitu : Kontrol Negatif (Tanpa Adanya perlakuan), Kontrol Positif (Diberikan Povidone iodine 1%) , Kontrol Uji 1 ( Diberikan Ekstrak Lidah Buaya 40%), Kontrol Uji 2 (Diberikan Ekstrak Lidah Buaya 60%), Kontrol Uji 3 (Diberikan Ekstrak Lidah Buaya 80%). Pemberian Ekstrak Lidah Buaya dan pengukuran panjang luka dilakukan setiap hari selama 2 minggu. Hasil penelitian diperlihatkan  pada luka insisi kulit mencit yang diberi ekstrak lidah buaya lebih cepat kering dibandingkan dengan luka insisi kulit mencit yang diberikan Povidone iodine 1%.


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 12-19
Author(s):  
Dessy Tumiar Pakpahan

Jerawat merupakan penyakit kulit yang biasa muncul pada wajah, leher, dada dan punggung. Jerawat disebabkan oleh aktivitas kelenjar minyak yang berlebihan dan diperburuk oleh infeksi bakteri. Petai Cina (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit.) merupakan sejenis tanaman perdu yang banyak tumbuh dan dikembangkan di Indonesia. Pada daun petai cina ditemukan keberadaan banyak kandungan senyawa metabolit sekunder dan dipercaya dapat digunakan sebagai obat antijerawat. Senyawa metabolit sekunder dapat bersifat nonpolar, semipolar, dan polar sehingga untuk memaksimalkan pengekstrakan senyawa metabolit sekunder dilakukan partisi dengan berbagai variasi pelarut (fraksinasi). Proses fraksinasi dalam penelitian ini menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat, dan butanol, sedangkan bakteri uji yang digunakan adalah bakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar. Uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa fraksi n-heksan, etil asetat dan butanol daun petai cina mampu menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan fraksi paling aktif adalah fraksi etil asetat. Aktivitas antibakteri fraksi etil asetat terbaik pada bakteri Propionibacterium acnes diperoleh pada konsentrasi 200mg/mL dengan rata-rata diameter zona hambat sebesar 12,22 mm, sedangkan pada bakteri Staphylococcus epidermidis sebesar 16,41 mm.Kata kunci: Daun petai cina (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit); Acne; Fraksinasi; Antibakteri; Disc Diffusion


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 20-30
Author(s):  
Satrio Rantono

Kefir merupakan produk susu fermentasi yang dapat dibuat dari bahan baku susu baik susu sapi, susu kambing atau susu domba dengan menambahkan biji kefir yang terdiri dari bakteri asam laktat dan khamir. Secara empiris kefir juga sudah dikenal memiliki khasiat terhadap bakteri penyebab jerawat. Oleh sebab itu penelitian ini dilakukan untuk menguji aktifitas antibakteri kefir susu kambing terhadap bakteri Propionibacterium acnes sebagai bakteri penyebab jerawat. Susu kambing yang digunakan kemudian dicampurkan dengan biji kefir berbeda konsentrasi yaitu 2%, 4% dan 6%. Kemudian dilakukan pengujian dengan menggunakan media TSA untuk mengukur daya hambat bakteri dari susu kefir yang sudah dicampurkan dengan biji kefir. Dari hasil percobaan diperoleh daya hambat lemah untuk campuran susu kambing dengan biji kefir konsentrasi 2%, sedangkan untuk konsentrasi 4% dan 6% memiliki daya hambat sedang. Tetapi hasil daya hambat yang terbaik yaitu campuran susu kambing dengan kbiji kefir pada konsentrasi 6%. Tingginya daya hambat tersebut disebabkan karena tingginya konsentrasi biji kefir dalam susu, biji kefir sendiri sudah mengandung bakteri yang menghasilkan senyawa bakteriosin dan senyawa laktat yang dapat mempengaruhi dan menghambat pertumbuhan bakteri lain. Walaupun efektivitas daya hambat kefir tidak sebaik dengan menggunakan antibiotik.


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 61-69
Author(s):  
Ovysta Darsono

AbstrakJambu biji (Psidium guajava Linn.) adalah tanaman obat yang digunakan didaerah tropis dan subtropis untuk mengobati banyak gagguan kesehatan. Ekstrak daun jambu biji putih mengandung senyawa yang memiliki antibakteri. Namun dari fraksi daun jambu biji (Psidium guajava Linn.) saat ini belum diketahui khasiat antibakteri penyebab karies gigi yaitu Streptococcus sanguis. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan difusi cakram (Kirby-bauer), dimana media Nutrient Broth  yang sudah dibiakkan dengan bakteri Streptococcus sanguis dan diinkubasikan selama 24 jam. Kontrol positif menggunakan ampicillin, kontrol negatif menggunakan DMSO, serta sampel uji yakni fraksi etil asetat. Zona hambat diukur menggunakan jangka sorong millimeter. Uji lanjutan dengan mengukur KHM dari senyawa yang memiliki aktivitas tertinggi terhadap pertumbuhan bakteri, dilakukan dengan metode dilusi cair. Media Nutrien Broth yang sudah dibiaakkan S. sanguis diberikan konsentrasi ekstrak masing-masing 5 %,10 %, 15 %, 20 % dan 25 %. Hasil penelitian menunjukan fraksi etil asetat daun jambu biji memiliki aktivitas dalam menghambat pertumbuhan bakteri dengan rerata zona hambat 16.00 ± 0.719 mm pada bakteri S. sanguis. Dilanjutkan dengan uji KHM dengan nilai KHM 15 %. Uji kebocoran asam nukleat dan protein menunjukkan adanya kebocoran sel pada bakteri pada nilai 1 KHM dan 2 KHM.Kata kunci : Fraksi; daun jambu biji; Psidium guajava Linn; Streptococcus sanguis


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document