Voice of Wesley: Jurnal Ilmiah Musik dan Agama
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

47
(FIVE YEARS 47)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Voice Of Wesley: Jurnal Ilmiah Musik Dan Agama, Sekolah Tinggi Teologia Wesley Methodist Indonesia

2686-0198, 2580-7900

2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 39-53
Author(s):  
Theodorus Miraji ◽  
Felicia Irawaty

2020 is a tough year for humans due to the Covid-19 pandemic which has attacked all sides of human life. One of the most affected is the human mentality, and this mentality must be restored so that in the post-pandemic era, humans can be active and do everything as before. The church also has a duty to carry out this and the church has teachings that can be given to humans in general and Christians in particular as material for healing, one of which is eschatology which relates to the teachings of Postmillennialism. The method of this research is descriptive method with literature study techniques. Some of the characteristics of Postmillennial teachings are: First, Postmillennialists believe that what mankind is waiting for, namely the coming of God's reign, has actually started since the first coming of Jesus. Second, the 1000 year reign is led by Jesus through the church and Third, Postmillennialism believes in the central role of the gospel. From these characteristics, the Postmillennial Viewpoint can contribute to raising hope for the future and as material for Christian Counseling / Pastoral Assistance, contributing to encouraging churches to be actively involved in human life, Postmillennialism Views Encourage evangelism as a human need in the post-pandemic era


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 24-38
Author(s):  
Sampitmo Habeahan ◽  
Yakobus Ndona ◽  
Liber Siagian

The objective of this research is to find out how the level of youth understanding about the meaning of Sunday service in Indonesia Evangelical Presbyterian Church (GPII) Sola Scriptura Medan. This research is descriptive it means that the result of the study describe what is in according to the result of the study. Research finding based on the result of observations and interviews concluded that most of the youths have been seriously followed and been active in the Sunday service but there are a few the youths whispered, talked, went in and out of the church when worship taking place. This is in accordance with the result of processed data netted using a closed questionnaire instrument which concluded that 6.3 % of the research subjects were in the very good category, 58,8 % were in good category and there were 45.15 % were in the bad or bad category. Therefore, the tendency of youth to understand the elements of the meaning of the Sunday service is likely to conclude well. The result of the study indicate the importance of more serious coaching for youth, namely in the form of religious education in schools, fostering parents in the family and supervision of church council when worship taking place.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 1-10
Author(s):  
Ibelala Gea

One of the factors in the emergence of radicalism is the misinterpretation of the Scriptures and the weak theological education in the family. Parents as the primary and first educators in fact tend to leave their assignments to other parties who do not necessarily educate their children properly. The impact of this bad and incorrect theological education tends to form a mindset of exclusivism and rejecting inclusivism that creates intolerant people, considers all who do not have the same opinion and belief as the address of violence that must be eradicated. The family, both in the Old and New Testament times, in this case the parents, has the obligation and responsibility to educate children to understand the essence of God properly and correctly to His people. This article uses the mix methods method by collecting data on 30 (thirty) members of the Whatsapp Group STM Marsiurupan Sipoholon District which aims to describe 5 (five) theological educational content in Christian families as a preventive foundation for radicalism, especially radicalism in the name of religion in a descriptive qualitative method. 5 (five) theological educational contents are (1) Educating children to understand the Scriptures properly and correctly; (2) Understanding the essence of One God; (3) Understanding the essence of God as a savior, (4) Understanding the essence of God as a preserver; and (5) Understanding the essence of God as loving and compassionate.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 66-85
Author(s):  
Stepanus Lajan

Nyanyian Nyawa-Ku Di Berikan Bagimu merupakan lagu yang sangat memberkati namun memberi suatu perbincangan yang belum terjawab tuntas dikalangan hamba Tuhan, tentang syair lagu yang memiliki pengajaran yang kurang tepat jika disalah diartikan makna yang terkandung dalam syair. Frasa yang menjadi pertanyaan adalah “nyawa-Ku diberikan bagimu apa kau b’ri pada-Ku”? Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah, Pertama, untuk mengetahui ide syair lagu “Nyawa-Ku Diberikan Bagimu” (NKI 49) terinspirasi dari tulisan di bawah lukisan Yesus bermahkota duri di hadapan Pilatus? Kedua, untuk mengetahui pokok pikiran yang terkandung dalam syair lagu “Nyawa-Ku Diberikan Bagimu.” Metode yang digunakan dalam penelitian karya ilmiah ini adalah metode kepustakaan yang di dalamnya meliputi: Alkitab, buku-buku, kamus, dan jurnal, ditambah dengan jurnal online, ebook, artikel, yang berhubungan dengan topik yang dibahas. Kesimpulan Nyanyian “Nyawa-Ku Diberikan Bagimu” NKI 49, merupakan karya Frances Redley Havergal, yang musiknya digubah oleh komposer Philip Paul Bliss. Ide penulisan syairnya terinspirasi lukisan karya Sternberg yang diberi nama  “Ecco Homo” dalam sebuah galeri seni Dusseldrof Jerman.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 11-23
Author(s):  
Magdalena Tanusaputra ◽  
Yanto Paulus Hermanto ◽  
Ferry Simanjuntak

ABSTRACT One characteristic of church growth is the increasing number of churches. Churches take a variety of ways to increase the number of their congregations. Some are in a biblical way and some are not. Methods or methods which are not biblical are known as means of baalism. And the church often uses these methods. Therefore, the authors conduct research related to this so that churches use biblical methods in their implementation. The research method used is a descriptive qualitative approach and an approach that is taken from examples in the Bible relating to church development. From the results of this research, it is hoped that churches will make efforts to increase the number of their congregations in biblical ways and not using Baalism.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 54-65
Author(s):  
Yosua Sibarani

AbstractA reader of the Bible should know that ancient copies of the Old and New Testaments sometimes use different or inexact wordings regarding certain texts. This fact shows that the Bible needs to be interpreted based on the principle of correct interpretation so that today's readers understand the meaning of the text that is being read. The text of the Gospel of Matthew 11:28 is one of the many biblical texts that Christians have misunderstood as a result of the preacher's error in presenting it. This study aims to describe the concept of "tired and heavy laden" in Matthew 11:28 based on the interpretive principle that places Matthew specifically as one of the Gospels in the New Testament canon using qualitative research methods. As a result of this research, the phrase “weary and laden with weight” refers to Jews who are exhausted from carrying out the demands of the law for salvation, not to people who experience problems or problems of daily life of a physical nature. AbstrakSeorang pembaca Alkitab perlu mengetahui bahwa salinan kuno dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru kadang-kadang menggunakan susunan kata yang berbeda atau tidak sama persis mengenai teks tertentu. Fakta tersebut menunjukkan bahwa Alkitab perlu ditafsirkan berdasarkan prinsip penafsiran yang benar agar pembaca masa kini memahami makna teks yang sedang dibaca. Teks Injil Matius 11:28 adalah salah satu dari sekian banyak teks Alkitab yang disalahpahami oleh orang Kristen sebagai akibat dari kekeliruan pengkhotbah menyampaikannya. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan konsep “letih lesu dan berbeban berat” dalam Matius 11:28 berdasarkan prinsip penafsiran yang menempatkan Matius secara khusus sebagai salah satu dari Injil dalam kanon Perjanjian Baru menggunakan metode penelitian kualitatif. Sebagai hasil dari penelitian ini, frase “letih lesu dan berbeban berat” merujuk kepada orang-orang Yahudi yang mengalami kelelahan karena melakukan tuntutan hukum Taurat untuk mendapatkan keselamatan, bukan orang-orang yang mengalami masalah atau persoalan hidup sehari-hari yang bersifat jasmani.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 34-53
Author(s):  
Anggreani N. Paat

Pada awal tahun 2020, dunia dihebohkan dengan merebaknya jenis virus baru yaitu Coronavirus disease 2019 (COVID-19). Dampak mewabahnya virus ini dirasakan oleh dunia pendidikan. Dampak yang paling dikhawatirkan adalah efek jangka panjang. Kondisi demikian mengganggu pencapaian kematangan mahasiswa dalam meraih tujuan belajarnya, baik secara akademis, psikologis, dan spiritualitas. Dampak tersebut juga dialami mahasiswa Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Kupang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empirik mengenai pendampingan pastoral terhadap penyesuaian diri pada mahasiswa IAKN Kupang dalam menghadapi pandemi Covid-19 serta untuk mengetahui seberapa besar sumbangan efektif pastoral terhadap penyesuaian diri. Metode dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan mengambil subyek 10 orang mahasiswa IAKN Kupang. Hasil dari penelitian ini bahwa kesepuluh mahasiswa cukup mampu menyesuaikan diri terhadap pandemic Covid 19. Hal tersebut tidaklah lepas dari peran orangtua, kampus, gereja, dan pemerintahan sebagai pendamping. Pendampingan yang diberikan orang-orang yang ada disekitar mahasiswa berupa nasihat dan saran untuk hidup sehat, mematuhi protokol kesehatan, dan tetap bersemangat dalam menjalani perkuliahan online. Orangtua dan pendamping dapat sebagai seorang penolong dan pendengar bagi mahasiswa untuk bertahan dan melewati suatu keadaan yang di alaminya, khususnya di saat pandemi Covid-19


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 54-66
Author(s):  
Yosefo Gule
Keyword(s):  

Menyikapi perkembangan penyebaran Covid-19 yang semakin masif dan cepat maka PGI  bersinergi dengan pemerintah untuk menghambat penyebaran Covid-19 dengan menghimbau gereja-gereja untuk memindahkan seluruh aktifitas gereja, menjadi aktifitas dan ibadah keluarga di rumah masing-masing. Dampak aturan tersebut ialah kepala keluarga mengambil peran sebagai imam dalam menjalankan ibadah di tengah-tengah keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan kepala keluarga sebagai imam di tengah-tengah keluarga dimasa pandemi Covid-19. Metode penulisan pada artikel ini adalah  menggunakan metode kajian kualitatif deskriptif dengan pendekatan library research, membaca dan  membandingkan sejumlah referensi. Secara konseptual peranan seorang kepala keluarga sebagai imam sangatlah penting mengingat kepala keluarga berperan menjaga kerohanian keluarganya di hadapan Allah dan gereja. Adapun yang menjadi fungsi utama imam keluarga ialah mampu menuntun dan memimpin ibadah keluarga baik pada hari minggu maupun pada hari-hari biasa; rajin membaca Alkitab; tekun berdoa setiap hari; setia memberikan persembahan persepuluhan; persembahan ibadah keluarga; menjadi penasehat dan teladan yang baik bagi keluarga secara khusus dimasa pandemi Covid-19.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 20-33
Author(s):  
Yunus Doang

Saat Virus COVID-19 menjadi pandemic dampaknya hamper disemua bidang kehidupan dan rasakan oleh banyak negara di dunia ini. Salah satu dampaknya adalah meningkatnya angka kemiskinan. Di Indonesia sendiri diperkirakan 1, 2 juta akan terinfeksi dan akan menurunkan laju pertumbuhan ekonomi  1 – 4 persen kemudian menaikan juga tingkat kemiskinan dari 9, 2 % pada September 2019 ke 9,7 % pada akhir 2020. Ini berarti aka nada 1,3 juta orang yang akan jatuh miskin, dengan proyeksi terburuk tingkat kemiskinan akan menjadi 12,4 % dan ini berarti bahwa 8,5 juta orang akan jatuh miskin. Dalam alkitab kemiskinan banyak disinggung, kemiskinan dalam PL adalah suatu keadaan yang buruk dan keji yang menghina martabat manusia dan berlawanan dengan kehendak Allah. Sedangkan dalam PB konsep Miskin dimaknai secara utuh yaitu miskin secara rohani (Matius 5:3) dan juga miskin secara sosial (Lukas 4: 18-19). Perhatian Allah kepada kemiskinan sering ditekankan dalam Perjanjian Lama: (1) Allah menjadi pembebas dan pelindung kaum miskin. (2) melalui nabi-nabi-Nya Allah mengutuk bentuk-bentuk penindasan dan ketidakadilan kepada orang-orang miskin. (3) perhatian Allah dinyatakan dalam hukum-hukum-Nya. Tuhan Yesus dalam Injil memproklamasikan gerakan Tahun Yobel. Dia mengasihi orang-orang miskin dan mengutuk penindasan terhadap kaum miskin. Kabar baik-Nya diproklamasikan kepada orang-orang miskin, buta, tuli, kelaparan, dan kusta. Gereja harus berpihak kepada kaum miskin karena hal ini merupakan refleksi dari solidaritas Allah kepada mereka yang menderita dan hina. Kasih dan pembelaan Allah kepada orang miskin.. Pandemi COVID-19 dan dampaknya terhadap kemiskinan harus juga menjadi bagian umat Kristen secara bersama-sama dengan komponen bangsa yang lain untuk menangulanginya. Prespektif teologis yang harus dibangun adalah bahwa Allah mengasihi dan adil bagi mereka kaum marginal dan miskin. Gereja harus menjadi bagian dari solusi dari setiap kondisi apapun yang terjadi di dalam masyarakat, bangsa dan negara.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 1-19
Author(s):  
Kezia Inriyani Pobuti ◽  
Rohani Siahaan

Penulisan karya ilmiah ini dilatar belakangi dengan sebuah tujuan untuk melihat lagu hymn karya Charles Wesley memiliki relevansi di dalam sebuah penginjilan, yang dilakukan oleh Wesley bersaudara. Wesley bersaudara merupakan salah satu tokoh gerejawi yang mempunyai peran besar dalam berkembangnya pelayanan penginjilan di Inggris. Masing-masing diantara Wesley bersaudara mempunyai peran tersendiri ketika menjalankan pelayanan. John Wesley terkenal dengan khotbahnya yang membangun dan displin dalam iman kepada Yesus Kristus, sedangkan Charles Wesley terkenal dengan kemampuannya dalam menulis lirik lagu.  Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah dengan menggunakan metode kualitatif. Dan untuk melakukan metode penelitian tersebut hal yang akan dilakukan, yaitu: Pertama, pengambilan dan pengumpulan data melalui buku, jurnal, dan skripsi online yang berkaitan dengan judul yang dibahas dalam karya tulis ini. Kedua, observasi lagu-lagu ciptaan Charles Wesley. Dalam karya ilmiah ini, penulis mencoba untuk membuktikan bahwa lagu hymn karya Charles Wesley mempunyai relevansi di dalam penginjilan Wesley bersaudara berperan sejauh mana nyanyian yang diciptakan oleh Charles Wesley, mendukung khotbah dari John Wesley, dan pelayanan penginjilan yang dikerjakan menghasilkan makna baru. Setiap syair mengandung makna yang mendalam dalam menggugah hati jemaat, sehingga lewat nyanyian mampu membuat jemaat bertobat, dan mengalami peneguhan iman di dalam Yesus kristus.The writing of this scientific work was motivated to see the role of a song in evangelism, carried out by the Wesley brothers. The Wesley brothers were one of the ecclesiastical figures who had a large role in developing evangelistic services in England. Each of the Wesley brothers has its role when running services. John Wesley is famous for his constructive preaching and discipline in faith in Jesus Christ, while Charles Wesley is famous for writing song lyrics. The research method used in writing this thesis is to use qualitative methods. And to do the research method, the things that will be done are: First, data collection and collection through books, journals, and online thesis related to the title discussed in this paper. Second, observation of songs by Charles Wesley. In this scientific work, the author tries to prove that the role of singing in the Wesley evangelization of brothers plays the extent to which the song was created by Charles Wesley, supporting John Wesley’s sermon. Each poem contains a profound meaning in moving the congregation's hearts so that singing can make the church repent and experience the confirmation of faith in Jesus Christ.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document