Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

52
(FIVE YEARS 17)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Program Studi Farmasi STIKES Mandala Waluya

2598-9979, 2442-6032

2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 60-82
Author(s):  
Selpirahmawati Saranani ◽  
Himaniarwati Himaniarwati ◽  
Wa Ode Yuliastri ◽  
Muhammad Isrul ◽  
Aulia Agusmin
Keyword(s):  

Etnomedisin merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendokumentasikan pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan obat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis tanaman yang digunakan sebagai obat untuk hipertensi, mengetahui bagian tanaman yang digunakan sebagai obat hipertensi dan bagaimana cara pengolahan tanaman obat yang digunakan untuk mengobati hipertensi di Kecamatan Poleang Tenggara Kabupaten Bombana. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan analisis data menggunakan pendekatan metode kualitatif dengan tehnik snowball sampling. Data dasar tanaman obat telah dikumpulkan dengan menggunakan wawancara langsung kepada pengobat tradisional atau battra, dan informan lainnya, yang terdiri dari 10 responden. Informasi yang didapatkan berupa nama tanaman obat, nama daerah, bagian tanaman yang digunakan, dan cara pengolahannya. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, terdapat 20 spesies tanaman obat yang digunakan untuk mengobati hipertensi. Bagian tanaman yang banyak digunakan antara lain daun, buah, biji rimpang dan herba. Cara pengolahann tanaman yang digunakan adalah dengan cara direbus, diseduh, ditumbuk  (diblender), dan dikunyah. Famili tanaman obat yang dimanfaatkan adalah famili acanthaceae, asteraceae, moraceae


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 112-122
Author(s):  
Aliyah Aliyah ◽  
Veni Hadju ◽  
Muhammad Dasir ◽  
Muhammad Raihan

Madu dan Moringa oleifera merupakan salah satu bahan alam yang memiliki nilai nutrisi dan potensi sebagai bahan obat yang cukup besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi toksisitas madu hasil ternak lebah yang diberi pakan sirup sukrosa dengan suplementasi M. oleifera menggunakan Artemia salina sebagai hewan model. Komponen madu kelor (MK) dan M. oleifera mula-mula dianalisis dengan menggunakan sistem HPTLC dengan fase gerak terdiri dari n-heksana dan etil asetat dengan perbandingan 2:1. Toksisitas MK kemudian diuji menggunakan A. salina sebagai model organisme dengan konsentrasi antara 10 hingga 2000 μg / ml dalam media air laut buatan. Tingkat kematian dilaporkan dalam persentase A. salina jumlah larva yang mati terhadap total larva yang diuji. Nilai LC50 dihitung dengan menggunakan analisis probit. Hasil analisis pada penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa komponen M. oleifera dapat dideteksi pada MK berdasarkan nilai Rf yang diperoleh dalam analisis HPTLC. Selanjutnya, berdasarkan nilai LC50 dalam penelitian ini, MK dianggap sebagai bahan dengan toksisitas yang rendah. Namun, penelusuran lebih lanjut pada komponen fitokimia yang bertanggung jawab pada toksisitas ini perlu dilakukan untuk melihat korelasinya dengan toksisitas MK


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 9-31
Author(s):  
Nisa Nur Afifah ◽  
Yani Mulyani ◽  
Ari Yuniarto

Hipertensi adalah salah satu penyakit dengan angka kesakitan dan kematian yang terus meningkat, termasuk di Indonesia. Dalam mengatasi hipertensi obat-obatan seperti ACE inhibitor berperan dalam menurunkan tekanan darah diastol dan sistol, namun tanaman obat seperti ekstrak buah hawthorn, buah zaitun (Olea europaea L.), Hibiscus Sabdariffa, Allium Sativum dan Allium Cepa juga memiliki efek sebagai antihipertensi dengan harga yang relatif murah, mudah didapat, efek samping yang lebih rendah dibandingkan dengan obat sintesis atau kimia lainnya. Review jurnal ini ditujukan untuk mengetahui berbagai tanaman obat yang memiliki aktivitas hipertensi dan berpengaruh terhadap ekspresi gen reseptor hipertensi ACE1 dan ACE2. Penelusuran referensi dilakukan melalui database PubMed, Science Direct, dan Google Scholar, dengan kata kunci “Medicinal Plant”, “Gene expression”, “Angiotensin Converting Enzyme 1”, “Angiotensin Converting Enzyme 2”, dan“Antihypertension”. Tanaman obat digunakan sebagai terapi alternatif penurun tekanan darah tinggi dan merupakan salah satu cara pengobatan non farmakologis hipertensi. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman obat memiliki pengaruh dalam menurunkan tekanan darah tinggi karena kandungan senyawa yang ada dalam masing-masing tanaman sehingga mampu menghambat reseptor hipertensi ACE1 dan ACE2 dengan berbagai metode ekspresi gen. Banyak tanaman obat yang telah diteliti memiliki aktivitas sebagai antihipertensi. Dari 14 tanaman obat dengan aktivitas sebagai anti hipertensi, sebanyak 90% tanaman berpengaruh terhadap ekspresi gen Angiotensin Converting Enzyme 1 (ACE 1), dan sebanyak 10% tanaman memiliki pengaruh terhadap Angiotensin Converting Enzyme 2 (ACE 2). Tanaman obat yang telah ditemukan dan memiliki aktivitas terhadap ekspresi gen Angiotensin Converting Enzyme 1 (ACE 1) paling banyak merupakan tanaman obat dengan family Poaceae, Oleaceae, dan Zingiberaceae.


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 83-111
Author(s):  
Usmar Usmar ◽  
Andi Maghfirah Nurul Fitri ◽  
Dewi Yuliana ◽  
Firzan Nainu
Keyword(s):  

Penyakit menular akibat virus merupakan salah satu masalah kesehatan global yang mempengaruhi sistem kesehatan masyarakat dan ekonomi di seluruh dunia. Hal tersebut mendorong disusunnya artikel ini untuk mendiskusikan relevansi dan pentingnya imunoterapi dalam menentukan pilihan terapetik terkait infeksi virus, dengan menitikberatkan pembahasan pada ketersediaan pilihan vaksin dan obat yang telah ditemukan untuk membantu manusia melawan berbagai jenis infeksi yang disebabkan oleh virus. Penulisan artikel review naratif ini dilakukan menggunakan metode analisis pustaka primer maupun sekunder terkait yang berhasil dikumpulkan dari database online Google Scholar dan NCBI-PubMed. Selain itu, sumber acuan pustaka juga diambil dari beberapa buku teks akademik. Imunoterapi merupakan bidang yang berkembang melalui interaksi bidang imunologi, farmakologi dan farmakoterapi yang memiliki perkembangan yang pesat terutama dalam kondisi pandemi COVID-19 yang dihadapi saat ini. Meskipun terapi dan obat-obatan yang digunakan dalam bidang imunofarmakologi masih terbatas serta banyak hal yang belum dapat ditemukan, namun teknologi baru dan kemajuan pesat dalam pengetahuan tentang regulasi sistem imun telah menjadikan imunofterapi sebagai bidang yang memiliki potensi besar dan menjanjikan dalam penanganan infeksi virus maupun patogen lain. Oleh karena itu, konsep imunoterapi serta relevansinya dengan penyakit manusia merupakan salah satu solusi yang menawarkan pilihan baru untuk kebutuhan medis yang belum terpenuhi terkait penyakit infeksi akibat virus.


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 47-59
Author(s):  
Yunida Yunida ◽  
Muhammad Totong Kamaluddin ◽  
Theodorus Theodorus ◽  
Sonlimar Mangunsong

Kopi robusta merupakan jenis kopi yang paling banyak dikembangkan oleh petani di Indonesia. Kopi kaya akan zat bioaktif yang memberikan manfaat bagi kesehatan, salah satunya adalah kafein. Namun, konsumsi kafein dalam jumlah berlebihan juga dapat menimbulkan efek samping. Salah satu upaya untuk meminimalkan efek samping dan menghasilkan sediaan sustained release adalah dengan membuat formulasi kafein dalam bentuk sediaan nanopartikel. Dalam penelitian ini dilakukan ekstraksi, isolasi dan identifikasi kafein dari biji kopi robusta. Dari 200 gram biji kopi robusta diperoleh kristal kafein sebanyak 0,83 gram. Hasil identifikasi secara mikroskopis diperoleh morfologi kristal kafein seperti jarum-jarum panjang dan karakteristik kristal kafein mirip dengan kafein standar. Preparasi nanopartikel kafein dilakukan menggunakan metode single emulsion-solvent evaporation dengan pembawa PLGA (Poly-(Lactic-co-Glycolic Acid)) dan PVA (Poly(Vinyl Alcohol)) sebagai stabilizer. Karakterisasi preparat nanopartikel menggunakan PSA (Particle Size Analyzer) memberikan hasil diameter ukuran partikel 183,9 nm, nilai PDI (Polydispersity Index) 0,113 dan zeta potensial -13,5 mV. Penentuan morfologi menggunakan Transmission Electron Microscopy diperoleh partikel yang berbentuk bulat (spheris).  


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 32-46
Author(s):  
Sarmila Sarmila ◽  
Hamdani Sapuan Tanggapili ◽  
Afiana Melini ◽  
Muhammad Isrul
Keyword(s):  

Masker peel-off merupakan sediaan perawatan kulit yang berbentuk gel dan akan mengering setelah diaplikasikan kekulit dalam waktu tertentu. Masker peel-off berfungsi mampu merelaksasi, mengangkat sel kulit mati, dan dengan pemakaian teratur dapat mengurangi kerutan. Saat ini telah berkembang penggunaaan bahan alam sebagai zat aktif formula masker peel-off yang memiliki aktivitas antioksidan dan antibakteri terhadap bakteri penyebab jerawat. Kulih Buah Alpukat memiliki berbagai kandungan senyawa salah satunya adalah senyawa fenol yang dapat bersifat sebagai antioksidan dan antibakteri. Oleh karena kulit buah alpukat berpotensi digunakan sebagai zat aktif  dalam formulasi masker peel-off. Kajian literatur ini membahas tentang potensi tersebut. Pencarian data dilakukan secara online terhadap jurnal nasional, jurnal internasional, dan buku. Hasil didapatkan 26 literatur dalam artikel review ini yang terdiri 24 artikel jurnal dan 2 buku. Artikel ini membahas tentang kajian tentang masker peel-off, Formula masker peel-off bahan alam, aktivitas antioksidan kulit buah alpukat, aktivitas antibakteri terhadap bakteri penyebab jerawat ekstrak kulit buah alpukat


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 1-8
Author(s):  
Bai Athur Ridwan ◽  
Yulli Fety ◽  
Nurlinda Nurlinda

Nyeri didefinisikan sebagai perasaan tidak menyenangkan bagi sebagian orang akibat dari kerusakan jaringan, sehingga pasien melakukan pengobatan dan kebanyakan masih berpusat pada terapi farmakologis seperti penggunaan Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS). Adanya efek samping yang bisa terjadi maka perlu ditunjang dengan penggunaan yang rasional khususnya pada fasilitas kesehatan. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran rasionalitas penggunaan OAINS di Puskesmas Poli-Polia Kabupaten Kolaka Timur. Jenis penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan desain deskriptif retrospektif. Sampel diambil dengan cara total sampling dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi yaitu OAINS tunggal maupun kombinasi yang digunakan pasien periode Januari – Maret 2020 dan memiliki data rekam medik lengkap. Jumlah sampel yang diperoleh yaitu sebesar 72 pasien dan datanya dikumpulkan dalam lembar pengumpul data yang memuat identitas pasien, nama obat, dosis, dan aturan pakai. Analisis rasionalitas penggunaan OAINS dinilai dari aspek ketepatan pemilihan obat, ketapatan jumlah, dan ketepatan dosis dan frekuensi  yang disajikan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasionalitas penggunaan OAINS di Puskesmas Poli-Polia Kabupaten Kolaka Timur tidak seluruhnya tepat. Pada aspek tepat pemilihan obat diperoleh sebesar 86%, tepat dosis dan frekuensi pemberian sebesar 83%, dan tepat jumlah obat mencapai 100% dan secara keseluran bahwa OAINS yang digunakan di Puskesmas Poli-Polia Kabupaten Kolaka Timur belum rasional.


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 97-103
Author(s):  
Muhammad Isrul ◽  
Citra Dewi ◽  
Vivin Wahdini

Daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) merupakan tumbuhan yang biasa ditanam untuk dikonsumsi daunnya karena memiliki banyak manfaat dan kandungannya bagi kesehatan tubuh dan daun bayam merah (Amarantus tricolor L.) mengandung komponen antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder yang terkandung dalam infusa daun bayam  merah (Amarantus tricolor L.) dan untuk  mengetahui konsentrasi  infusa daun bayam  merah (Amarantus tricolor L.) yang dapat menghasilkan efek antiinflamasi. Penelitian ini menggunakan metode induksi karagenan sebagai zat iritannya. Infusa daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) dibuat dalam berbagai variasi konsentrasi 10%, 15% dan 25% yang diberikan secara oral pada tikus putih. Natrium diklofenak digunakan sebagai kontrol positif, Na CMC digunakan sebagai kontrol negatif. Pengukuran dilakukan setiap 30 menit selama 180 menit setelah induksi karagen 1% 0,2 ml. Analisis data dilakukan dengan menggunakan One-Way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji LSD. Daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) memiliki metabolit sekunder yaitu, alkaloid, flavonoid, saponin, quinon, tanin, dan steroid. Infusa daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) efektif sebagai antiiflamasi pada konsentrasi 10% dengan nilai P signifikan yaitu 0,778 > 0,05 dan  konsentrasi 25% dengan nilai P signifikan yaitu 0,725 > 0,05. Konsentrasi tersebut tidak berbeda signifikan dengan kontrol positif Natrium diklofenak. Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan infusa daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) dapat menghambat pembentukan udema.


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 104-110
Author(s):  
Jamal Saripa ◽  
Silviana Hasanuddin ◽  
Muhammad Isrul

Penyakit infeksi saat ini menjadi masalah yang serius, ditambah lagi dengan semakin meluasnya resistensi mikroba terhadap obat-obatan yang ada. Penyakit infeksi ini sering di jumpai pada anak karena daya tahan kulit terhadap invasi kuman pathogen belum sesempurna orang dewasa. Cabai merupakan jenis tanaman suku terung-terungan (Solanaceae) sejak lama dimanfaakan untuk mengobatan beberapa penyakit. Tujpenelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dan konsentrasi efektif antibakteri antara ekstrak daun Cabai Rawit Spesies Capsicum frutescens Linn dengan cabai rawit spesies Capsicum annum terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Candida albicans. Penelitian ini termasuk penelitian analitik. Pengujian aktivitas antimikroba menggunakan metode difusi agar. Sampel penelitian adalah ekstrak etanol daun cabai rawit spesies Capsicum frutescens Linn dan Capsicum annum dengan menggunakan 4 variasi konsentrasi yaitu  5%, 10%, 25% dan  40% dengan kontrol positif tetrasiklin dan kontrol negatif dimethylsulfoksida Analisis data dilakukan dengan menggunakan One-Way ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun cabai rawit spesies Capsicum frutescens Linn memiliki aktivitas daya hambat terhadap taphylococcus aureus pada konsentrasi 5% yaitu sebesar 1,6 mm±0,17, konsentrasi 10% sebesar 2,5 mm±0,40, konsentrasi 20% sebesar 3,2 mm±0,05 dan konsentrasi 40% sebesar 4,2 mm±0,05. Sedangkan  ekstrak etanol daun cabai rawit spesies Capsicum annum memiliki aktivitas daya hambat pada konsentrasi 5% sebesar 5,8 mm±0,52, konsentrasi 10% sebesar 7,8 mm±1,01, konsentrasi 20% sebesar 13,0 mm±1,1, konsentrasi 40% sebesar 20,2 mm±1,0. Zona hambat yang ditunjukkan oleh tetrasiklin 1% sebagai kontrol positif sebesar 29,0 mm±1,2.


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 111-117
Author(s):  
Yustian Okwani ◽  
Nurhatidjah Awaliyah Halid ◽  
Silviana Hasanuddin ◽  
Djunaidin Djunaidin ◽  
Deo Julian Hikmat

Kepala udang merupakan salah satu limbah yang belum dimanfaatkan namun mengandung Astaksantin yang dapat dimanfaatkan sebagai pengatasan terhadap mata lelah. Meningkatnya pengunaan komputer menyebabkan gangguan terhadap penglihatan yang dinamakan Computer Vision Syndrome (CVS) yaitu suatu gejala yang dapat menyebabkan berbagai keluhan antara lain mata lelah dan kering, hal tersebut menjadi tujuan penelitian ini yaitu memformulasi kedalam bentuk sediaan dari ekstrak etanol kepala udang putih (Litopenaeus vannamei). Salah satu sediaan mata yang dapat digunakan dengan nyaman bagi pengguna yaitu Hydrogel EyeMask. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental. Preparasi penelitian dilakukan dengan penyiapan ekstrak etanol kepala udang putih (Litopenaeus vannamei) dengan metode maserasi. Formulasi hydrogel Eye Mask dengan menggunakan Na-alginat dan xanthan gum sebagai basis. Sediaan dievaluasi kestabilan dan karakteristik fisik hydrogel Eye Mask dievaluasi melalui pengamatan organoleptis, daya mengembang, dan nilai pH. Hasil evaluasi menunjukkan hydrogel Eye Mask tidak mengalami perubahan organoleptis selama 12 minggu dan memiliki kemampuan menahan air yang baik. Selain itu, pengukuran daya mengembang menunjukkan pada pengukuran minggu pertama yaitu pada jam ke-1 dan jam ke-2 hingga pada jam ke-3 berturut-turut 42,10%, 48,56%, 72,11% dengan nilai pH 6,15±0,04. Hydrogel yang dihasilkan pada penelitian ini memiliki karakteristik dan stabilitas fisik yang baik sehingga diharapkan dapat digunakan sebagai sediaan suplemen dan relaksasi mata.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document