Nitrogen split dose fertilization, plant age and frost effects on phytochemical content and sensory properties of curly kale (Brassica oleracea L. var. sabellica)

2016 ◽  
Vol 197 ◽  
pp. 530-538 ◽  
Author(s):  
Marie Groenbaek ◽  
Sidsel Jensen ◽  
Susanne Neugart ◽  
Monika Schreiner ◽  
Ulla Kidmose ◽  
...  
2019 ◽  
Vol 11 (3) ◽  
pp. 14
Author(s):  
Nicole L. Waterland ◽  
Youyoun Moon ◽  
Janet C. Tou ◽  
Dean A. Kopsell ◽  
Moo Jung Kim ◽  
...  

Microgreens and red colored plants have been suggested to contain higher level of health promoting phytochemicals. Kale (Brassica oleracea L. and other species) is regarded as a ‘superfood’ due to its antioxidant properties. In our study, three kale cultivars (B. oleracea L. ‘Dwarf Blue Curled’ and ‘Scarlet’, and B. napus ‘Red Russian’) differing in leaf pigmentation were harvested at five different leaf developmental stages and the concentrations of bioactive antioxidants compounds were evaluated. Carotenoids were measured by high performance liquid chromatography, and spectrometry analyses were used for total phenolics and anthocyanin measurements. Red leaf kale (‘Scarlet’) was generally higher in total carotenoids, phenolics, and anthocyanins than green leaf kales (‘Dwarf Blue Curled’ and ‘Red Russian’). As kale matured, water content decreased and dry mass increased. On a dry weight basis, total carotenoids were more abundant in microgreens and young seedlings with 4 to 6 true leaves (baby greens) than adult stage. In contrast, on a fresh weight basis, baby greens or adult kales generally contained more carotenoids and total phenolic compounds than microgreens, more likely due to the lower dry mass and phytochemical accumulation at microgreen stages. Although some microgreens vegetables may contain more health promoting phytochemicals, based on our study, higher phytochemicals were detected in young seedlings or mature leaves of kale.


Planta Medica ◽  
2008 ◽  
Vol 74 (09) ◽  
Author(s):  
BM Silva ◽  
AP Oliveira ◽  
DM Pereira ◽  
C Sousa ◽  
RM Seabra ◽  
...  

2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 133
Author(s):  
Mario Febrianus Helan Sani ◽  
Setyowati Setyowati ◽  
Sri Kadaryati

Latar Belakang: Beta-karoten merupakan salah satu isomer karoten yang bisa ditemukan pada sayuran berwarna hijau tua atau kuning tua (seperti wortel dan brokoli). Brokoli merupakan sayuran yang memiliki kandungan beta-karoten yang cukup tinggi, yaitu 623 IU/100 gram. Namun, proses pengolahan brokoli menjadi hidangan dapat menurunkan kandungan beta-karotennya. Tujuan: Mengetahui pengaruh teknik pengolahan terhadap kandungan beta-karoten pada brokoli. Metode: Jenis penelitian ini adalah observational di laboratorium. Penelitian ini menggunakan rancangan acak sederhana dengan dua kali pengulangan dan satu unit percobaan. Teknik pengolahan yang dilakukan adalah merebus, mengukus, dan menumis. Brokoli mentah digunakan sebagai kontrol. Penelitian dilakukan pada bulan Februari–Maret 2017. Analisis kadar beta-karoten dilakukan di Laboratorium Chem-mix Pratama Yogyakarta dengan metode spektrofotometri. Hasil: Kadar beta-karoten tertinggi terdapat pada brokoli mentah diikuti dengan brokoli yang ditumis, dikukus dan direbus. Persen penurunan kadar beta-karoten yang direbus, dikukus dan ditumis dibandingkan dengan brokoli mentah masing-masing sebesar 45,87%, 33,52% dan 22,25%. Ada penurunan kadar beta-karoten yang signifikan setelah direbus, ditumis, maupun dikukus dibandingkan dengan brokoli segar (p<0,05). Kesimpulan: Kadar beta-karoten pada brokoli mengalami penurunan setelah dilakukan pengolahan dengan cara direbus, dikukus, dan ditumis. Merebus mengakibatkan penurunan kadar betakaroten terbanyak dibandingkan dengan kedua proses lainnya.


Author(s):  
Jorge Jaramillo ◽  
Paula Aguilar ◽  
Carolina Valencia ◽  
Alegria Saldarriaga ◽  
Antonio Martinez ◽  
...  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document