Dry pasteurization of paprika (Capsicum annuum L.) by short time intensive microwave-infrared radiation: Inactivation of Salmonella Typhimurium and Aspergillus flavus considering quality degradation kinetics

2021 ◽  
Vol 338 ◽  
pp. 128012
Author(s):  
Shivanand Shankarrao Shirkole ◽  
Arun Sadashiv Mujumdar ◽  
Rasu Jayabalan ◽  
Parag Prakash Sutar
2015 ◽  
Vol 25 (2) ◽  
pp. 180 ◽  
Author(s):  
A. J. Fernando ◽  
K. S. P. Amaratunga ◽  
L. B. M. D. L. Priyadarshana ◽  
D. D. K. Galahitiyawa ◽  
K. G. W. U. Karunasinghe

2020 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
pp. 59-64
Author(s):  
Dewi Novina Sukapiring ◽  
Nurliana Nurliana

Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura penting di Indonesia. Infeksi cendawan patogen terbawa benih merupakan salah satu kendala yang menyebabkan rendahnya produksi cabai. Cendawan patogen terbawa benih cabai umumnya adalah Aspergillus flavus, A. niger, A. fumigatus, Alternaria alternata, Drechslera hawiinesis, Fusarium moniliforme, F. oxysporum, dan F. solani yang dapat menjadi sumber inokulum utama penyebab penyakit di lapangan. Salah satu pengendalian yang ramah lingkungan adalah dengan menggunakan cendawan endofit. Cendawan endofit telah diketahui dapat menghambat pertumbuhan cendawan patogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan metabolit cendawan endofit yang dapat menghambat pertumbuhan cendawan patogen terbawa benih cabai. Metode penelitian yang digunakan adalah isolasi cendawan endofit dari tanaman cabai dan cendawan patogen terbawa benih cabai, seleksi cendawan endofit dengan uji patogenisitas dan uji penghambatan cendawan endofit terhadap cendawan patogen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 2 dari 42 isolat cendawan endofit yang diperoleh berpotensi menghambat pertumbuhan cendawan patogen terbawa benih cabai yaitu CECL 19 dan CECL 38.


2019 ◽  
Vol 25 (8) ◽  
pp. 649-658 ◽  
Author(s):  
Kye-Hwan Byun ◽  
Min-Jung Cho ◽  
Shin-Young Park ◽  
Hyang Sook Chun ◽  
Sang-Do Ha

Aspergillus flavus is the potential pathogenic mold in red pepper powder ( Capsicum annuum L.) and gochujang (red pepper paste), which can produce mycotoxins. This study investigated the effects of gamma ray, e-beam, and X-ray irradiation on the reduction of A. flavus on red pepper powder and gochujang and physicochemical and sensory quality changes. Gamma ray and e-beam at 3.5 kGy reduced A. flavus effectively (>4 log), without deteriorating the physicochemical quality. Same dose of X-ray did not cause any deterioration of the physicochemical quality. However, reduction effect of A. flavus in red pepper powder and gochujang by 3.5 kGy X-ray was under 2 log. Further, sensory quality analysis showed no significant difference in color, appearance, texture, and overall acceptability after three irradiations. However, flavor changes of red pepper powder and gochujang after three irradiations were mentioned by panelists. In this study, gamma ray and e-beam irradiation were effective in eliminating A. flavus present in red pepper powder and gochujang, but X-ray irradiation was not effective. The results indicate gamma ray and e-beam are effective in controlling microorganisms present in powdery or paste foods, but the X-ray was not effective.


2001 ◽  
Vol 66 (1) ◽  
pp. 15-19 ◽  
Author(s):  
J.H. Shin ◽  
H.L. Chung ◽  
J.K. Seo ◽  
J.H. Sim ◽  
C.S. Huh ◽  
...  

2017 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 213
Author(s):  
Abdul Rahman Fajar Sidiq ◽  
Muhamad Syukur ◽  
Siti Marwiyah

<em>Konsumsi cabai rawit terus meningkat namun produktivitasnya masih rendah, sehingga diperlukan pemuliaan yang mengarah pada perbaikan daya hasil. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keragaman genetik, korelasi antar karakter, heritabilitas arti luas, dan nilai kemajuan seleksi populasi F3 cabai rawit. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Leuwikopo, IPB, Dramaga, Bogor dan Laboratorium Genetika dan Pemuliaan Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura, IPB. Percobaan menggunakan 5 genotipe tetua dan 6 genotipe F3 cabai rawit, dengan genotipe tetua yang diulang sebanyak 3 ulangan dan genotipe F3 tanpa ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter bobot buah per tanaman dan jumlah buah per tanaman memiliki keragaman genetik luas pada semua genotipe. Semua karakter pengamatan berkorelasi positif terhadap daya hasil kecuali umur berbunga dan umur panen. Nilai heritabilitas arti luas dengan kriteria tinggi terdapat pada karakter bobot buah per tanaman, bobot per buah, dan panjang buah. Hasil seleksi indeks yang dilakukan menunjukkan kemajuan seleksi yang besar pada karakter bobot buah per tanaman dan jumlah buah per tanaman.</em>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document