Principles for maximising operator efficiency and return on investment in rotary dairies

2014 ◽  
Vol 54 (8) ◽  
pp. 1102 ◽  
Author(s):  
J. P. Edwards ◽  
J. G. Jago ◽  
N. Lopez-Villalobos

This study quantified the effect of rotary size, platform speed, cluster attachment time, milk yield and end-of-milking criteria on cow throughput, operator efficiency and return on investment. A model was developed to predict the mean and standard deviation of cow milking duration for a given milk yield using milking data collected from commercial dairy farms in New Zealand. After accounting for the effect of end-of-milking criteria, this estimate was used to calculate the expected cow throughput and operator efficiency for a given platform speed, rotary size and cluster attachment time. The economic return of investing in rotaries of 44–80 bails, relative to a 40-bail rotary, was evaluated using a 25-year internal rate of return. The economic return of installing automatic cluster removers (ACR) was also examined. Estimated cow throughput increased with increasing platform speed and ACR threshold for a 50-bail rotary (a common rotary size) and the largest single gain in cow throughput came from changing the ACR threshold from 0.2 to 0.4 kg/min. Further increases had less impact, especially at lower platform speeds. However, for larger rotaries, maximum operator efficiency could be achieved using a variety of platform speeds and end-of-milking criteria. A larger rotary was required to achieve maximum potential operator efficiency, for a given cluster attachment time, as milk yield was increased. Increasing the minimum cluster attachment time decreased maximum potential operator efficiency. Consequently, operator ability and anticipated milk yield are key parameters when selecting the number of bails in a new-build rotary. Seventy- and 80-bail rotaries were generally not more operator efficient than 60-bail rotaries. Economically, the 50-bail rotary allowed the greatest labour saving per dollar invested for a typical farm conversion in Canterbury, New Zealand, although the ultimate choice of rotary size depends on the individual farm situation. The internal rate of return for installing ACR decreased with increasing rotary size, but was always positive. Farmers should carefully evaluate their options before investing in a new rotary.

1970 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Fikri Fathurahman Aziz

This study aims to analyze financially (net present value, revenue cost ratio, internal rate of return, break event point, return on investment and payback period) feasibility of kampung super chicken farming Mr. Suparlan in Jojog village, district Pekalongan, East Lampung regency. The data used in the form of quantitative and qualitative data sourced from the primary data and secondary data which is then analyzed descriptively. Based on the analysis, it is known that kampung super farm is financially feasible to cultivate. This is indicated by the positive value of net present value (NPV) of Rp 186,568,517, revenue ratio (RCR) 1.59, internal rate of return (IRR) of 135.82%, return on investment (ROI) of 43%, and the value of payback period (PP) of 0.50. Keywords: financial feasibility, kampung chicken, chicken farm


2016 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 183
Author(s):  
Cecilia Farrona Al Hadri ◽  
Ari Natalia Probandari ◽  
Rizaldi Taslim Pinzon

Latar Belakan: kematian akibat PTM (Penyakit Tidak Menular) diperkirakan akan terus meningkat di seluruh dunia, peningkatan terbesar akan terjadi di negara-negara berkembang. Mempertahankan konsumen dan berusaha mendapatkan konsumen baru merupakan strategi wajib yang harus di jalankan oleh rumah sakit. Keberadaan konsumen sangat penting bagi bisnis rumah sakit karena konsumen merupakan roda bisnis rumah sakit. Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta, berencana untuk melakukan investasi laboratorium Angiografi untuk menunjang fasilitas kesehatan yang sudah ada. Sebelum melakukan investasi penting untuk mengetahui berapa besar unit cost dan tarif yang akan ditetapkan selain itu juga perlu diketahui kemauan membayar (Willingness to Pay) dan kemampuan membayar (Ability to Pay) pasien terhadap penggunaan layanan. Metode Penelitian: penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan studi kasus yang dilakukan di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Sebanyak 265 orang dipilih sebagai responden, yang diambil dari poliklinik saraf dan penyakit dalam. Data primer terdiri dari data kemauan dan kemampuan pasien untuk melakukan pelayanan laboratorium angiografi. Data sekunder di dapatkan dari rumah sakit, penelitian terdahulu dan lainnya. Analisis investasi dihitung menggunakan Net Present Value, Internal Ratr of Return, payback Period dan Return On Investment. Hasil: Perhitungan dengan menggunakan analisis Net Present Value menghasilkan nilai sebesar Rp.23.569.363.711,-. Jika dibandingkan dengan nilai modal, NPV bernilai positif sehingga investasi ini layak dilaksanakan. Analisis Internal Rate of Return menghasilkan nilai 29% yang berarti lebih besar dari faktor diskonto artinya dengan menggunakan analisis ini investasi juga layak dilakukan. Perhitungan menggunakan Payback Period diketahui masa balik modal investasi laboratorium angiografi adalah selama tiga tahun tujuh bulan dan Return On Invesment menunjukkan pelayanan laboratrium angiografi berkemampuan untuk menghasilkan laba sebesar 120%. Kesimpulan: hasil penelitian menunjukkan investasi laboratorium angiografi dari aspek keuangan layak dilakukan. Kemauan masyarakat untuk menggunakan layanan cukup tinggi namun dari segi kemampuan rata-rata masih rendah.


2017 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 143
Author(s):  
Zainul Mufid ◽  
Rizal Bahweres ◽  
Iwan Krisnadi

Implementasi sebuah layanan perbankan tidak lepas dari kebutuhan telekomunikasi mobile dan IT seperti halnya pembangunan sebuah sistem Mobile Banking Bank X yang membutuhkan infrastruktur baik dari sisi jaringan (network) maupun aplikasi dari sisi pengguna layanan mobile banking itu sendiri. Pengguna memerlukan aplikasi yang bisa mendukung layanan mobile untuk transaksi perbankan yang bisa diakses dari handphone (mobile phone) mereka. Untuk mengimplementasikan layanan Mobile Banking Bank X, pihak bank membutuhan switching system dan aplikasi dari perusahaan penyedia (provider) sebagai bentuk kerjasama atau proyek untuk memperoleh keuntungan bersama. Oleh karena itu pihak provider PT.Z maupun bank X memerlukan perencanaan bisnis yang matang dan selanjutnya dapat dianalisis kelayakan bisnisnya. Pada penelitian ini akan mengkaji aspek bisnis melalui analisis perencanaan bisnis dilihat dari sisi provider terkait dengan aspek finansial, tetapi tidak menutup kemungkinan dari sisi bank X yang terbatas pada aspek pasar. Analisis pasar dapat dilakukan dengan mengkaji potensi nasabah yang dimiliki bank X, sedangkan analisis finansial penyedia switching system dan aplikasi dapat diperoleh dari nilai investasi perusahaan penyedia PT.Z. Dengan menghitung beberapa parameter kelayakan seperti PP (Payback Period), ROI (Return On Investment), NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return) dan PI (Profitability Index) dari data internal keuangan perusahaan provider switching system dan aplikasi serta mengidentifikasi potensi nasabah bank X, maka dapat dianalisis dan disimpulkan kelayakan perencanaan bisnisnya.


2019 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 67-88
Author(s):  
Taufik Hidayat

The study was conducted to analyze the hotel performance focusing on the financial aspect. This is critical for the hotel since they have done building renovation financed by the bank, therefore controlling the financial activities will assist the hotel debt return in the long run. The financial analysis used some tools such as Break Event Point (BEP), Internal Rate of Return (IRR), Revenue Cost Ratio (RCR), Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), Cost Benefit Ratio (CBR) dan Profitability Index to measure the hotel’s performance. The result shows that NPV> 0 then investment with NPV Rp. 39.36 billion can be continued safely. The Break event point (BEP) is accepted for 8 years. The Internal Rate of Return (IRR) method is used to analyze the amount of interest that makes the cost of expenditure and income equal to the size of IRR Hotel XYZ 15.87%> 8.5% (interest deposit bank) where IRR> i (interest rate), so investment proposal accepted. The RCR (Revenue Cost Ratio) method is 1.17 in 2012, amounting to 1.20 in 2013 andamounting to 1.38 in 2014 which explains that R / C> 1 is profitable after the project. The ROI (Return on Investment) was explained that there was an increase in the ability of Hotels in obtaining operating profit from invested capital in all assets. ROE (Return on Equity) explained that there was an increase in the ability of XYZ Hotels to obtain net income from paid-up capital. The Profitability Index (PI) method of 1.656> 1 then the building renovation of the hotel can be continued and profitable.


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 224-231
Author(s):  
Eka Nurus Sakinah ◽  
I Nyoman Dita Pahang Putra ◽  
Anna Rumintang

Meningkatnya penduduk dan berkembangnnya bisnis di Surabaya menjadikan perusahaan besar membutuhkan ruang untuk karyawannya. Menilai suatu karakteristik dari sebuah pembangunan proyek harus melakukan studi kelayakan. Salah satu studi kelayakan yang dilakukan adalah dengan melakukan analisis kelayakan ekonomi. Analisis ini dilakukan untuk memastikan bahwa proyek tersebut layak dilakukan secara aspek ekonomi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar keuntungan dan biaya yang didapatkan dan sejauh mana kelayakan ekonominnya. Proyek yang akan diteliti pada penelitian ini adalah perkantoran Tower Poros Maritim Surabaya. Kemudian kelayakan pada proyek pembangunan perkantoran ini didasarkan pada perhitungan Benefit Cost Ratio (BCR), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Return on Investment (ROI). Hasil analisis kelayakan ekonomi ini didapatkan nilai NPV positif sebesar Rp.32,995,643,307.00, nilai IRR sebesar 12.08%, ROI 15.76% dan BCR sebesar 3.2. Kemudian pengembalian investasi dihitung dengan aliran kas tahunan dengan jumlah tidak tetap didapatkan nilai jangka waktu 2 tahun 10 bulan 8 hari.


2017 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 21-30
Author(s):  
Muhammad Jamil ◽  
Januari Frizki Bella

Adapun tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan usaha industri pengolahan kecap Aneka Guna apabila dilihat dari segi kelayakan finansial. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Lokasi penelitian yaitu di Kota Langsa dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut merupakan daerah yang terdapat industri pengolahan kecap asin dan mudah di jangkau oleh penulis. Waktu penelitian dilaksanakan pada Bulan Juni - Oktober 2014. Tenaga kerja yang digunakan berjumlah 27 orang, 20 tenaga kerja pria dan 7 orang tenaga kerja wanita. Jumlah penggunaan tenaga kerja selama 5 tahun sebesar 3759 HKP. Total biaya produksi yang dikeluarkan oleh pengusaha dalam usaha pembuatan kecap didaerah penelitian selama 5 tahun adalah Rp. 2.076.988.000,-. Pendapatan kotor yang diperoleh pengusaha sebesar Rp. 8.199.690.000,- dan pendapan bersih yang diperoleh sebesar Rp. 6.122.702.000,-                 Kota Langsa hanya memiliki 1 pengusaha pengolahan kecap asin dan dijadikan sebagai pengusaha sampel yaitu usaha industri pengolahan kecap asin Aneka Guna. Hasil perhitungan di peroleh Net Present Value (NPV) sebesar Rp. 263.281.290 (lebih besar dari nol), sedangkan Internal Rate of Return (IRR) sebesar 84% lebih besar dari tingkat bunga yang berlaku (D.F. = 18%), sedangkan Net B/C Ratio sebesar 3,27 (lebih dari pada 1) dan Pay Back Priod (PBP) 1 Tahun 6 Bulan (lebih kecil dari umur ekonomis).  


2017 ◽  
Vol 13 (3) ◽  
pp. 240
Author(s):  
Novdin M Sianturi

Abstrak: Pengelolaan sampah di Kota Pematangsiantar masih bertumpu pada pendekatan akhir (kumpul-angkut-buang), dengan tingkat pelayanan yang rendah, sehingga untuk meningkatkan pelayanan sampah, perlu dilakukan pemilahan di tempat penampungan sementara (TPS). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sistem pengelolaan sampah dengan melakukan pemilihan di TPS dapat meningkatkan pelayanan aset persampahan sampai tahun  2015 secara teknis operasional dan dari aspek keuangan. Analisa teknis operasional aset pengelolaan sampah mulai dari pewadahan, pengumpulan dan pengangkutan sedangkan analisa keuangan dan analisa kelayakan menggunakan Net Present Value, Internal Rate of Return, Benefit/Cost Ratio, dan Payback Period. Dari hasil analisa tersebut diperoleh suatu sistem pengelolaan sampah dengan pemilihan di TPS berdasarkan zona pelayanan dengan skala prioritas secara bertahap daritahun 2013-2017, dapat meningkatkan cakupan pelayanan sampah eksisting rata-rata 6,69 %, cakupan pelayanan TPS eksisting rata-rata 8,29 %, dan cakupan pelayanan truk pengangkut sampah eksisting rata-rata 12,03 %. Investasinya layak, diperoleh Net Cashflow pada tahun 2020 sebesar Rp 1.720.242.284,-, NPV suku bunga 15 % bernilai positif, IRR > MARR 15 %,  B/C Ratio > 1, dan PP 4,7 tahun, lebih pendek dari periode investasi 10 tahun. Dari Metode penelitian ini maka pengumpulan data, observasi lapangan dan pengukuran contoh timbulan sampah dengan sampel 4 TPS perumahan yang terlayani pengangkutan.


2018 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 160
Author(s):  
Halkadri Fitra ◽  
Salma Taqwa ◽  
Charoline Cheisviyanny ◽  
Abel Tasman ◽  
Nurzi Sebrina

Penelitian ini bertujuan untuk melihat kelayakan aspek keuangan usaha grosir sembako Badan Usaha Milik Desa (Nagari) Kamang Hilia Sejahtera di Kenagarian Kamang Hilia Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat yang dilakukan pada tahun 2018. Penelitian bersifat deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode cash flow analysis, payback period, net present value, profitability index, internal rate of return, dan average rate of return. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai net cash flow Badan Usaha Milik Desa (Nagari) Kamang Hilia Sejahtera adalah positif yaitu Rp.21.774.000, nilai payback period adalah 1,15 tahun, nilai net present value positif sebesar Rp.10.680.034,47, nilai profitability index adalah positif 1,37, sedangkan nilai internal rate of return adalah 46,7% dan nilai average rate of return adalah 57,23%. Berdasarkan standar penilaian maka semua metode yang digunakan memberikan kesimpulan bahwa usaha grosir sembako milik Badan Usaha Milik Desa (Nagari) Kamang Hilia Sejahtera dalam kategori layak untuk dilaksanakan.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document