scholarly journals PARAMETER POPULASI UDANG DOGOL (Metapenaeus ensis De Haan, 1984) DI SELAT BANGKA, SUMATERA SELATAN

2018 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 119
Author(s):  
Pratiwi Lestari ◽  
Tirtadanu Tirtadanu ◽  
Duratnat D Kembaren ◽  
Wedjatmiko Wedjatmiko

Parameter populasi udang dogol (Metapenaeus ensis) di Selat Bangka merupakan informasi penting sebagai bahan masukan dalam opsi kebijakan pengelolaan perikanan udang yang berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji parameter populasi dan tingkat pemanfaatan udang dogol di perairan Selat Bangka berdasarkan pada data biologi (struktur ukuran, jenis kelamin dan tingkat kematangan gonad). Pengumpulan data biologi dilakukan selama bulan Februari – November 2014 di Pusat Pendaratan Ikan Banyuasin. Pendugaan parameter populasi dilakukan dengan bantuan program FiSAT II, hasil penelitian menunjukkan rata-rata udang dogol yang tertangkap belum melakukan pemijahan (Lc<Lm). Puncak pemijahan udang diduga terjadi pada bulan Juli. Panjang karapas asimtotik (CL∞) udang dogol jantan sebesar 45,0 mm dan betina sebesar 49,5 mm. Laju pertumbuhan (K) udang dogol jantan sebesar 1,40 per tahun dan betina sebesar 1,45 per tahun. Laju mortalitas total (Z) udang dogol jantan sebesar 4,56 per tahun, laju kematian alamiahnya (M) sebesar 2,02 per tahun dan laju kematian karena penangkapan (F) sebesar 2,54 per tahun. Laju mortalitas total (Z) udang dogol betina sebesar 3,98 per tahun, laju kematian alamiahnya (M) sebesar 2,01 per tahun dan laju kematian karena penangkapan (F) sebesar 1,97 per tahun. Laju eksploitasi udang dogol (E) di Selat Bangka yaitu 0,56 pada jantan dan 0,49 pada betina. Hal tersebut menunjukkan udang dogol jantan di Selat Bangka telah dimanfaatkan secara penuh (fully exploited) dan perlu kewaspadaan dalam pemanfaatannya. Pengaturan mata jaring, jumlah armada dan pengaturan musim penangkapan perlu dilakukan agar pemanfaatan perikanan udang dapat berkelanjutan.The estimation of the parameter population of greasyback shrimp (Metapenaeus ensis) in Bangka Strait was an important information as a fisheries management policy for sustainable shrimp fisheries. The aims of this research was to assess population parameters and exploitation rate of greasyback shrimp in Bangka Strait based on biological data (size distribution, sex ratio and gonad maturity). Biological data collected from February – November 2014 at landing base in Banyuasin. The Method to estimate population dynamic was analyzed by using FiSAT II, the results showed that the average of greasyback shrimp that was captured had not spawned yet (Lc<Lm). The spawning season occurred in July. Carapace asymptotic length (CL∞) of male shrimp was 45,0 mm and the female was 49,5 mm. The growth parameter of greasyback shrimp was 1,40/year for male and 1,45/year for female. Total mortality rate (Z), natural mortality rate (M) and fishing mortality rate (F) for male shrimp were 4,82/year, 2,06/year and 2,76/year. Total mortality rate (Z), natural mortality rate (M) and fishing mortality rate (F) for female shrimp were 3,98/year, 2,01/year and 1,97/year. Exploitation rate of greasyback shrimp in Bangka Strait were 0,57 for male and 0,49 for female. The exploitation of male greasyback shrimp was fully exploited so that it needed careful regulation. Therefore, the regulation about mesh size, amount of fishing fleet, periodicity of fishing were needed for sustainable shrimp fisheries.

2018 ◽  
Vol 24 (2) ◽  
pp. 125
Author(s):  
Sevi Sawetri ◽  
Subagdja Subagdja ◽  
Dina Muthmainnah

The Malayan leaf fish or locally named as kepor (Pristolepis grooti) is one of important biotic components in Ranau Lake ecosystems. This study aimed to estimate population dynamic and exploitation rate of kepor in Ranau Lake, South Sumatera. The population parameters are estimated based on length frequency data which were collected in March to October 2013. Growth parameters and fishing mortality rates were calculated using FiSAT software package. The results showed that kepor’s growth was negative allometric, which tended to gain length faster than weight. Kepor population was dominated (42%) by individual length of 10.0 to 11.0 cm. Predicted length infinity (L) was 17.28 cm with high value of growth rates (K) of 1.4 year-1. The natural mortality rate (M) is 2.57 year-1, the fishing mortality rate (F) is 5.36 year-1 and total mortality rate (Z) is 7.93 year-1. The exploitation rate of Malayan leaf fish in Ranau Lake (E = 0.68 year-1) has passed the optimum score.  


2017 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 85
Author(s):  
Umi Chodrijah ◽  
Ali Suman

Tingkat eksploitasi udang putih (Penaeus merguiensis) sangat intensif. Hal ini terindikasi dengan hasil tangkapan udang di WPP-NRI 716 selama 9 tahun terakhir meningkat. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji beberapa parameter populasi dan aspek biologi udang putih di perairan Tarakan. Data panjang karapas dan tingkat kematangan gonad udang putih dikumpulkan dari tempat pendaratan udang di Selumit Pantai, Tarakan, Kalimantan Utara pada Januari sampai dengan November 2016. Pendugaan parameter populasi dengan aplikasi model analisis menggunakan program ELEFAN 1. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata ukuran udang putih pertama kali tertangkap (Lc) pada panjang karapas 32,51 mm dan rata-rata ukuran pertama kali matang gonad 33,58 mm. Puncak musim pemijahan terjadi pada Maret dan Agustus. Laju pertumbuhan (K) sebesar 1,33 per tahun (betina) dan 1,55 per tahun (jantan). Laju kematian total (Z) sebesar 7,5 per tahun (betina) dan 8,85 per tahun (jantan), laju kematian alamiah (M) sebesar 1,82 per tahun (betina) dan 2,16 per tahun (jantan) serta laju kematian akibat penangkapan (F) sebesar 5,68 per tahun (betina) dan 6,69 per tahun (jantan). Laju pengusahaan (E) udang putih di perairan Tarakan adalah sebesar 0,76 per tahun. Hal ini menunjukkan tingkat pemanfaatan udang putih telah mengalami lebih tangkap (overfishing). Kondisi ini menggambarkan perlunya dilakukan pengurangan upaya sekitar 52 %.  The banana prawn (Penaeus merguiensis) have been exploited intensively. For instance, within nine years the number of shrimp production in FMA 716 increased dramatically. This research aims to identify the some population parameters of banana prawn in the Tarakan waters. This research was carried out from January to November 2016. Data were analyzed using the analytical model application with ELEFAN I. The result showed that the length at first capture (Lc) of banana prawn was 32,51 mmCL and the length at first maturity (Lm) was 33,58 mm CL. The peak season of spawning period was indicated on March and August. The growth rate (K) was 1,33 /year (female) and 1.55/year (male). Total mortality rate (Z) was 7.5/year (female) and 8,85/year (male), natural mortality rate (M) rate was 1.82/year (female) and 2.16/year (male) and fishing mortality rate ( F) were 5.68/ year (female) and 6.69/year (male). The exploitation rate (E) of banana prawn in the Tarakan waters was 0.76 per year. Therefore, level of existing fishing effort of the banana prawn should reduced about 52 % in the next year.


2020 ◽  
Vol 7 (3) ◽  
pp. 507-515
Author(s):  
Stella Forson ◽  
Samuel KK Amponsah

The study evaluated some population parameters of Decapterus rhonchus in coastal waters of Elmina, Ghana. A total of 210 samples were collected from Elmina landing beach in the Central region of Ghana from July 2019 to December 2019. The total length of individual fish samples was measured and analyzed using TropFish R package. Von Bertalanffy parameters were estimated as asymptotic length (L∞) = 40.6 cm, growth rate (K) = 0.14 per year, and growth performance index (Φ′) =2.367 per year. The length at first capture and maturity were 28.2 cm and 23.2 cm, respectively. Mortality parameters were calculated as total mortality rate (Z) = 1.09 per year, natural mortality rate (M) = 0.29 per year and fishing mortality rate (F) = 0.80 per year. The exploitation rate (E) was 0.73 which suggests that Decapterus rhonchus fishery in coast of Elmina, Ghana is highly overexploited. Reduction of fishing efforts through the removal of subsidies and the introduction of closed fishing season are some of the recommended management measures to sustain the Decapterus rhonchus fishery in Ghana. Res. Agric., Livest. Fish.7(3): 507-515,  December 2020


2017 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 57
Author(s):  
Ali Suman ◽  
Budi Iskandar Prisantoso ◽  
Duranta D. Kembaren

Sumber daya udang di perairan Arafura merupakan salah satu modal menuju kemakmuran bagi bangsa, apabila dikelola secara berkelanjutan. Kajian dinamika populasi udang, merupakan salah satu dasar utama dalam merumuskan pengelolaan tersebut menuju pemanfaatan sumber daya yang lestari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dinamika populasi udang dogol dan udang windu di perairan Arafura dan sekitarnya. Penelitian dilakukan dari bulan Januari 2013 sampai dengan Nopember 2013 dan analisis dilakukan dengan menggunakan FAO-ICLARM Fisheris Stok Assessment Tools (FISAT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju pertumbuhan (K) udang dogol sebagai 1,33 per tahun dan panjang karapas maksimum (L) sebagai 52,0 mm. Untuk udang windu didapatkan nilai K sebagai 1,45 per tahun dan nilai L sebagai 62,5 mm. Laju kematian total (Z) udang dogol sebagai 4,79 per tahun, laju kematian karena penangkapan (F) dan laju kematian alami (M) masing-masing 2,91 per tahun dan 1,88 per tahun. Untuk udang windu didapatkan nilai Z sebagai 6,13 per tahun, nilai F dan nilai M masing-masing 4,24 dan 1,89 per tahun. Laju pengusahaan (E) udang dogol 0,61 per tahun dan nilai E udang windu sebagai 0,69 per tahun. Tingkat pemanfaatan sudah berada dalam tahapan overfishing dan perlu dilakukan pengurangan jumlah upaya 22% untuk udang dogol dan 38% untuk udang windu.Shrimp resources within Arafura Sea if under sustainably management it would contribute a significant role as a source of nation welfare. Scientific advice on population dynamic are required as an input to support an apropriate fisheries management. The purpose of the study was to identify population parameters of the endeavour shrimp and tiger shrimp in Arafura Sea. Study on the population dynamic of endeavour shrimp and king tiger prawn were conducted in Arafura Sea based on data collected during period of survey, January 2013 to November 2013. The analysis is using the FAO-ICLAM Fisheries Stock Assessment Tools (FiSAT). Result showed that the growth parameter of endeavour shrimp was 1.33/year with maximum carapace length (L) of 52.0 mm. Instantenous total mortality (Z) and natural mortality (M) were 4.79/year and 1.88/year, respectively. While fishing mortality (F) and exploitation rate (E) of endeavour shrimp respectively were 2.91/year and 0.61/year. The growth parameter of king tiger prawn was 1.45/year with maximum carapace length (L) of 62.5 mm. Instantenous total mortality (Z) and natural mortality (M) were 6.13/year and 1.89/year, respectively. While fishing mortality (F) and exploitation rate (E) of king tiger prawn respectively were 4.24/year and 0.69/year. The exploitation rate of endeavour shrimp and king tiger prawn in Arafura Sea was overfishing. It was, therefore, recommended that fishing effort of 22% the endeavour shrimp and 38% king tiger prawn in that waters should be reduced in the next year.


2017 ◽  
Vol 23 (1) ◽  
pp. 11
Author(s):  
Ali Suman ◽  
Budi Iskandar Prisantoso

Tingginya permintaan pasar terhadap udang jerbung mengakibatkan aktivitas penangkapannya berlangsung secara terus-menerus sepanjang tahun sehingga mengancam kelestariannya. Penelitian karakteristik populasi merupakan salah satu dasar utama dalam merumuskan pengelolaan menuju pemanfaatannya secara lestari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik populasi udang jerbung di perairan Cilacap dan sekitarnya. Penelitian dilakukan dari bulan Januari sampai dengan Nopember 2013 dengan metode survey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata ukuran panjang pertama kali matang kelamin (Lm) udang jerbung di perairan Cilacap dan sekitarnya adalah pada panjang karapas 38,3 mm dan musim pemijahan berlangsung sepanjang tahun dengan puncaknya pada bulan Januari. Laju pertumbuhan udang jerbung jantan adalah 1,00 per tahun dan panjang karapas maksimum (L ) adalah 40,7 mm serta untuk udang betina didapatkan nilai K adalah 1,10 per tahun dan nilai Loo adalah 54,2 mm. Laju kematian total (Z) udang jerbung jantan adalah 2,46 per tahun, laju kematian karena penangkapan (F) dan laju kematian alami (M) masing-masing 1,37 per tahun dan 1,09 per tahun. Untuk udang betina didapatkan nilai Z adalah 1,69 per tahun, nilai F dan nilai M masing-masing 0,61 dan 1,08 per tahun. Laju pengusahaan (E) udang jerbung jantan adalah 0,56 per tahun dan nilai E udang betina adalah 0,36 per tahun. Pola penambahan baru udang jerbung di perairan Cilacap berlansung sepanjang tahun dengan puncaknya pada bulan Maret dan April. Tingkat pemanfaatan udang jerbung jantan sudah berada dalam tahapan overfishing dan perlu dilakukan pengurangan jumlah upaya.High market demand of banana prawn have consequence in fishingactivities which is carried out continuously throughout the year, so that could be threaten of resources sustainability. Scientific advices on the population characteristic are required as an input to support fisheries management. The purpose of the study was to identify population characteristic of the banana prawn with survey method. Study on the population characteristic of banana prawn (P. merguiensis de Man) was conducted in Cilacap and the surrounding waters based on data collected during, January 2013 to November 2013. Result showed that the size at first maturity (Lm) of banana prawn was 38.3 mm in carapace length. The spawning season of banana prawn in Cilacap and the surrounding waters occures throughout the year with the peak in January. The growth parameters of male (K) was 1.0/year with maximum carapace length (L ) of 40.7 mm and K for female was 1.10/year with maximum carapace length of 54,2 mm. Instantaneous total mortality rate (Z) and natural mortality rate (M) of male were 2.46/year and 1.09/year, respectively. While fishing mortality (F) and exploitation rate (E) respectively were 1.37/year and 0.56/year. The total mortality (Z) and natural mortality (M) of female  respectively were 1.69/year and 1.08/year. Fishing mortality (F) and exploitation rate (E) were 0.61/ year and 0.36/year. The recruitment pattern of banana prawn in Cilacap and surrounding waters occures throughout the year with two peaks in March and April. The exploitation rate of male of banana prawn fisheries in Cilacap waters was high. It was, therefore, recommended that fishing effort of the banana prawn in that waters should be reduced in the next year.


Author(s):  
Théophile Aké Bédia ◽  
Bakari Coulibaly ◽  
Yao Aristide Konan ◽  
Essetchi Paul Kouamelan ◽  
Valentin N’douba

The study evaluated some population parameters of Polydactylus quadrifilis within Ebrié lagoon (Potou sector). Samples were obtained using artisanal gillnet fishery from April 2004 to March 2006. A total of 741 individuals of P. quadrifilis ranged from 11 to 70 cm were examined. Population parameters were estimated where asymptotic length (L∞) was found 60 cm, growth rate (K) 0.33 per year, the longevity (T max) 9.09 years, and growth performance index (Φ′) 3.06. The length at first capture (Lc50 = 10.60 cm) was lower than the length at first maturity (Lm50 = 40 cm). Total mortality rate (Z) was calculated as 1.10 per year including natural mortality and fishing mortality. The exploitation rate (E=0.36) was found to be less than the maximum exploitation rate (E max = 0.44) and indicated that P. quadrifilis is not overexploited. The current exploitation rate should be maintained by sustainable fisheries measures including monitoring of fishing effort.


2015 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 111 ◽  
Author(s):  
Ria Faizah ◽  
Lilis Sadiyah ◽  
Tuti Hariati

Perairan Kwandang merupakan salah satu basis utama perikanan pelagis kecil di perairan laut Sulawesi. Salah satu jenis yang banyak dimanfaatkan adalah ikan bentong (Selar crumenophthalmus). Penelitian ini bertujuan untukmenduga parameter populasi, tingkat pemanfaatan (E), dan biologi reproduksi dari ikan bentong. Data panjang cagak dikumpulkan dari PP Kwandang dari bulan Januari hingga November 2012. Pendugaan parameter populasi dilakukan dengan menggunakan metode Bhattacharya dengan bantuan software FISAT II Hasil analisis menunjukkan bahwa laju pertumbuhan (K) sebesar 0,76 per tahun dengan L”=24,7 cm. Laju kematian total (Z) sebesar 2,63 per tahun, dengan laju kematian alamiah (M) sebesar 1,28 per tahun, laju kematian akibat penangkapan (F) sebesar 1,3 per tahun dan laju pemanfaatan 0,51. Tingkat pemanfaatan ikan bentong sudah relatif optimum. Rasio jenis kelamin ikan bentong jantan dan betina adalah 1: 1,02. TKGI paling banyak ditemukan. Musim pemijahan ikan bentong diduga terjadi pada bulan November dan Desember.The Kwandang waters is one of the main base for small pelagic fisheries in Sulawesi sea. Bigeye scad (Selar crumenophthalmus) is one of species from small pelagic is exploited. The objectives of the research was to estimate the population parameters, exploitation rate and reproductive biology of bigeye scad. Length frequency data were collected from PP Kwandang, from January November 2012. Estimation of population parameters of bigeye scad used FISAT II method. The results showed that growth rate as follows (K) = 0,76 year-1 , L”=24,7 cm. Total mortality rate (Z) = 2,63 year-1, with natural mortality (M) = 1, year-1 and fishing mortality (F) = 1,3 year-1 and exploitation rate (E)=0,51. The exploitation rate are already optimum. Sex ratio of male and female are 1:1,02. The most commonly founded is Gonado Maturity Stage of I. The spawning season of bigeye scad estimated was November and December


2018 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 16
Author(s):  
Dini Sofarini ◽  
Mohammad Mahmudi ◽  
Asus Maizar S. Hertika ◽  
Endang Yuli Herawati

The province of South Kalimantan has the largest peat swamp that is named Danau Panggang Swamp with an area of 5,390.7 Ha. This swamp has ecological, economic and potential functions of a large fishery resource. The purposes of this study are to evaluate the exploitation rate of Snake Head Fish (Channa striata) in Danau Panggang Swamp, by population dynamic analysis using FISAT program of Von Bertalanffy method.  The results showed that the growth pattern of Snake Head Fish (Channa striata) has the tendency to grow negative allometric with 63.4 cm of long infifer (L¥), growth rate (k) 0.15 per year, theoretical age at the time of the fish is equal to 0 (t0) is -1.48257 years. While the natural mortality rate (M) was 0.43, the mortality rate due to catch (F) of 0.69/year and the total mortality rate  (Z) of 1.12/year, and the rate of exploitation value E = 0.62.  These results indicated that the exploitation rate of Head Snake Fish (Channa striata) in Danau Panggang swamp has a tendency to overfishing.


DEPIK ◽  
2020 ◽  
Vol 9 (3) ◽  
pp. 428-434
Author(s):  
Septiyawati Septiyawati ◽  
Muhammad Fauzi ◽  
Deni Efizon

This raw fish is used as fisheries products such as salted fish, grilled fish, fishmeal and surimi. This study aims to analyze mortality and recruitment of yellowstipe scad (Selaroides leptolepis) and the information about management of small pelagic fisheries resources in Bintan Waters. This research was carried out in February-June 2019 at the Barek Motor Fish Landing Area (TPI) with fishing areas in Bintan waters. The number of fish studied was 2.550 with a length of 102-215 mm and a weight of 15-102 gr. The highest recruitment peak occurred in Mei of 18.11% and June of 19.48%. The highest and lowest condition factors are 0.83 and 1.09. The total mortality rate (Z) of yellow strait fish is 4.61 per year with a natural mortality rate (M) of 1.66 per year and the capture mortality rate of 2.95 per year so that the exploitation rate is 0.63. The death of yellowstipe scade in the Bintan Sea most of the caused by fishing activities (F) of 2.95 per year.Keywords:Yellowstipe scad Bintan WatersRecrutmentCondition factorsMortalityABSTRAKIkan selar kuning merupakan salah satu jenis ikan ekonomis penting. Ikan ini banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku produk olahan perikanan seperti ikan asin, ikan bakar, pindang, tepung ikan dan surimi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis, mortalitas dan rekrutmen ikan selar kuning (Selaroides leptolepis) dan informasi tentang pengelolaan sumberdaya ikan pelagis kecil di Perairan Bintan. Penelitian ini telah dilaksanakan bulan Februari-Juni 2019 di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Barek Motor dengan wilayah penangkapan di perairan Bintan. Jumlah ikan yang diteliti 2.550 ekor dengan panjang 102-215 mm dan berat 15-102 gr. Puncak rekrutmen tertinggi terjadi bulan Mei sebesar 18,11% dan Juni sebesar 19,48%,. Nilai tertinggi dan terendah faktor kondisi yaitu 0,82 dan 1,09. Laju mortalitas total (Z) ikan selar kuning 4,61 per tahun dengan laju mortalitas alami (M) 1,66 per tahun dan laju mortalitas penangkapan 2,95 per tahun sehingga diperoleh laju eksploitasi 0,63. Kematian ikan selar kuning di laut Bintan sebagian besar diakibatkan oleh aktivitas penangkapan (F) sebesar 2,95 per tahun.Kata kunci:Ikan selar kuning Perairan Bintan Rekrutmen Faktor kondisi Mortalitas


2018 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 95 ◽  
Author(s):  
Yoke Hany Restiangsih ◽  
Thomas Hidayat

Tongkol abu-abu atau longtail tuna (Thunnus tonggol) salah satu jenis ikan tuna neritik sebagai target penangkapan armada pukat cincin, jaring isang, dan pancing di Laut Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui parameter pertumbuhan, umur dan mortalitas ikan tongkol abu-abu untuk penyusunan strategi pengelolaannya. Pengumpulan data frekuensi panjang dan bobot ikan dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan pada Januari – Nopember 2014. Hasil penelitian menunjukkan hubungan panjang-bobot ikan tongkol abu-abu bersifat isometrik dan indek kecepatan pertumbuhan 3,46/tahun. Ikan dapat tumbuh hingga mencapai panjang asimtotik (L) = 85 cm dengan laju pertumbuhan (K) sebesar 0,4/tahun. Umur teoritis pada saat panjang ikan sama dengan nol (t0) adalah 0,046 tahun. Umur maksimal diduga 15 tahun. Mortalitas alami (M) sebesar 0,61/tahun, mortalitas karena penangkapan (F) 1,01/tahun, mortalitas total (Z) 1,62/tahun. Tingkat eksploitasi (E) sebesar 0,59 berarti bahwa pemanfaatan ikan tongkol abu-abu di Laut Jawa cenderung sudah penuh (fully exploited).Longtail tuna as one of neritic tuna species are commonly caught by purse seine, gill net and hand line in java sea.. This research activity aims to determine population parameters i.e. growth, mortality and its exploitation rate that can contribute to strengthen database on preparation its harvest strategy. The Collecting of length and weight data were conducted at Pekalongan fishing port during period of January to November 2014. The Long-weigth relationship was isometric and growth performance index was 3.46/year. The asymptotic length rate (L) was 85 cmFL, growth rate (K) was 0.4/year and zero age (t0) was 0.046 year. This length is reached allegedly at the 15 years age. Natural mortality (M) was 0.6/year, fishing mortality (F) was 1.01/year, total mortality (Z) was 1.62/yera. The exploitation rate (E) was 0.59, it means exploitation of longtail tuna in the Java Sea tend to highly exploited.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document