scholarly journals IDENTIFIKASI KOHOR DAN DUGAAN LAJU PERTUMBUHAN IKAN PELAGIS KECIL DI LAUT JAWA

2017 ◽  
Vol 8 (4) ◽  
pp. 7
Author(s):  
Suwarso Suwarso ◽  
Tuti Hariati

lkan pelagis kecil merupakan hasil tangkapan utama di Laut Jawa, terutama dari perikanan purse seine; enam jenis paling dominan yaitu: layang (Decapterus russelli), deles (D. maciosoma), banyar (Rastrelliger kanagurta), bentong (Selar crurnenophthalmus), siro (Ambligasfer slrm), dan lembang (Sardinella gibbosa). Penentuan kohor dan dugaan laju pertumbuhan diri ke enam jenis tersebut dilakukan berdasarkan data frekuensi panjang yang terkumpul selama Mei 1991 sampai Desember 1993 dari hasil tangkapan purse seine.

2017 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 79
Author(s):  
Tuti Hariati ◽  
Umi Chodrijah ◽  
Muhammad Taufik

Pemanfaatan sumber daya ikan pelagis kecil di Laut Cina Selatan wilayah Indonesia (luasnya sekitar 595.000 km2), khususnya di perairan pantai Kalimantan Barat dengan sasaran utamanya ikan kembung (Rastrelliger brachyosoma) pada tahun 1991 telah mencapai 94% dari rata-rata hasil tangkapan maksimum lestari. Perkembangan penangkapan ikan pelagis kecil ke arah lepas pantai yang dirintis oleh armada pukat cincin Pekalongan sejak tahun 1985 di perairan Pejantan telah diikuti oleh nelayan Kalimantan Barat, khususnya di Pemangkat pada tahun 1990. Jumlah kapal pukat cincin Pemangkat yang pada tahun 1995 hanya enam unit, pada tiap tahunnya meningkat sampai mencapai 48 unit pada tahun 2003. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran perikanan pelagis kecil yang berbasis di Pemangkat dengan alat tangkap pukat cincin. Analisis dilakukan berdasarkan pada data log book tiap trip kapal pukat cincin pada periode tahun 2004 - 2006. Hasil tangkapan pukat cincin didominansi oleh ikan pelagis kecil, terutama 2 jenis ikan layang (Decapterus russelli dan D. macrosoma), bentong (Selar crumenophthalmus), banyar (Rastrelliger kanagurta), dan tembang (Sardinella gibbosa), serta jenis-jenis ikan lainnya yang bernilai ekonomis. Hasil tangkapan ikan pelagis kecil bervariasi menurut musim, yaitu paling tinggi pada musim peralihan 1 dan peralihan 2, serta paling rendah pada musim barat. Catch per unit of effort jenis-jenis ikan pelagis kecil dari tahun 2005 - 2006 pada umumnya cenderung turun, diduga akibat tingginya jumlah upaya dari banyak armada pukat cincin lain, baik dari wilayah Indonesia maupun dari luar negeri. Exploitation of small pelagic fish resources in the South China Sea of Indonesian region (around 595,000 km2) especially in the coastal waters ofWest Kalimantan Province which short bodied mackerel (Rastrelliger brachyosoma) as the main target had reached at a rate of 94% of the average of maximum sustainable yield. The development of fishing on small pelagic fishes toward off shore pioneered by purse seine fleet of Pekalongan (north coast of Java) since 1985 then followed by fishermen of West Kalimantan, especially in Pemangkat in 1990. The number of purse seine of Pemangkat that only 6 units in 1995 increased every year up to 43 units in 2003. The aim of this research was to describe small pelagis fishery in the Pemangkat landing site by purse seine. Analysis was conducted based on log book data of purse seiners during the period of 2004 to 2006. During the period of 2004 to 2006, the catch of Pemangkat purse seine was mostly small pelagic fish mainly composed of 2 species of scads (Decapterus russelli and D. macrosoma), big eye scad (Selar crumenophthalmus), Indian mackerel (Rastrelliger kanagurta), and fringerscale sardine (Sardinella gibbosa), also the other economic fishes. Both the catch varied between moonson. The highest catch was during the two intermoonsons and the lowest catch was during the west moonson. Catch per unit of effort of the small pelagic fishes from 2005 to 2006 mainly decreased, since the high amount of the efforts from purse seine fleets of the other locations of Indonesia as well as foreign countries.


2004 ◽  
Vol 37 (10) ◽  
pp. 1021-1030 ◽  
Author(s):  
Manat Chaijan ◽  
Soottawat Benjakul ◽  
Wonnop Visessanguan ◽  
Cameron Faustman

2019 ◽  
Vol 11 (3) ◽  
pp. 151
Author(s):  
Prawira A. R. P. Tampubolon ◽  
Maya Agustina ◽  
Zulkarnaen Fahmi

Ikan tembang (Sardinella gibbosa Bleeker, 1849) adalah salah satu jenis ikan pelagis kecil, bernilai ekonomis penting serta banyak tertangkap di perairan Prigi dan sekitarnya. Informasi terkait ikan ini masih sangat terbatas di perairan Prigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap beberapa aspek biologi ikan tembang hasil tangkapan pukat cincin di perairan Prigi dan sekitarnya. Penelitian berlangsung selama lima bulan, dari Mei hingga September 2019. Ikan tembang yang dijadikan contoh merupakan hasil tangkapan pukat cincin yang didaratkan di PPN Prigi. Contoh ikan yang diukur panjang dan ditimbang bobotnya berjumlah 705 ekor. Tiga ratus diantaranya kemudian dibedah untuk diamati jenis kelamin dan tingkat kematangan gonadnya secara visual. Analisis data dilakukan menggunakan regresi power yang diuji menggunakan uji-t untuk hubungan panjang bobot, uji khi kuadrat untuk menentukan keseimbangan nisbah kelamin, dan fungsi logistik untuk menentukan ukuran pertama kali ikan matang gonad. Panjang cagak ikan yang dianalisis berkisar antara 91-183 mm dengan ikan terbanyak pada selang kelas 110-119 mm. Pola pertumbuhan ikan tembang adalah allometrik negatif dengan nisbah kelamin yang seimbang. Ukuran pertama kali matang gonad ikan tembang di perairan Prigi dan sekitarnya adalah 128 mm. Sebagian besar ikan tembang yang tertangkap pada alat tangkap pukat cincin adalah ikan tembang yang masih belum dewasa.Goldstripe sardinella (Sardinella gibbosaBleeker, 1849) is a kind of small pelagic fish, economically important and caught a lot in Prigi and adjacent waters. The information regarding this fish was still very limited in Prigi waters. This study aimed to reveal several aspects of the biology of goldstripe sardinella caught by purse seine in Prigi and adjacent waters. The research was held for five months, from May to September 2019. Fish samples were from purse seiners that landed the caught at PPN Prigi. There were 705 fish measured and weighed. Three hundred of them were dissected to be observed the sex and gonadal maturity visually. Data analysis was performed using power regression which was tested using t-test for the relationship of weight length, chi-square test to determine the balance of sex ratio, and logistic function to determine the first length of maturity. The length of the fish was ranged from 91-183 mmFL and mostly was at 110-119 mmFL length class. The growth pattern of the goldstripe sardinella was allometric negative with a balanced sex ratio. The first length of maturity for goldstripe sardinella in Prigi and adjacent waters was 128 mm. Most of the fish which were caught by purse seine were still immature.


2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 28-34
Author(s):  
Fatmawati Marasabessy

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan panjang berat dan faktor kondisi ikan Kembung (Rastrelliger kanagurta) di sekitar pesisir timur perairan Biak. Ikan contoh yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari nelayan yang beroperasi di sekitar perairan pesisir timur pulau Biak menggunakan jenis alat tangkap mini purse seine. Pengambilan ikan contoh dimulai dari bulan Januari sampai Juni 2018 dan analisa ikan dilakukan di laboratorium Akademi Perikanan Kamasan Biak. Hasil penelitian ditemukan hubungan panjang berat memperlihatkan bahwa nilai koefisien regresi (b) R. kanagurta jantan dan betina yaitu 2,77 dan 2,96 termasuk allometrik negatif. Hal ini merupakan pertumbuhan panjang lebih dominan dibandingkan berat. Sedangkan untuk campuran ikan jantan dan betina memiliki nilai b sebesar 3,12 yaitu pertumbuhan berat lebih cepat dari pertumbuhan panjang. Faktor kondisi  R.kanagurta  berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada masing-masing jenis kelamin dapat dikatakan berfluktuasi. Faktor kondisi keseluruhan berkisar antara 0.0357–2.2812. Ikan kembung laki-laki tergolong montok.


2017 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 17
Author(s):  
Wiwiet An Pralampita ◽  
Umi Chodriyah

Ikan layang (Decapterus russelli) dan banyar (Rastrelliger kanagurta) merupakan dua jenis ikan hasil tangkapan dominan kapal mini purse seine yang didaratkan di Rembang. Aspek biologi ikan layang dan banyar yang diteliti, meliputi sebaran ukuran panjang, perbandingan jenis kelamin, tingkat kematangan gonad dan ukuran pertama kali matang gonad pada tahun 2007. Ukuran yang dominan tertangkap untuk ikan layang 18-18,9 cm, sedangkan untuk ikan banyar 21-21,9 cm. Ikan layang dan banyar yang berkelamin jantan lebih banyak tertangkap pada ukuran lebih kecil daripada ikan yang berkelamin betina. Spesies ikan layang menunjukan bahwa ikan yang dalam kondisi matang (mature) lebih banyak ditemukan pada ikan yang berjenis kelamin betina, sedangkan spesies ikan banyar yang mempunyai tingkat kematangan gonad I, II, III, dan IV lebih banyak ditemukan pada spesies ikanyang berjenis kelamin jantan. Spesies ikan banyar yang mempunyai tingkat kematangan gonad V lebih banyak ditemukan pada spesies yang berjenis kelamin betina. Ukuran pertama kali matang gonad untuk ikan layang betina 18,97 cm dan untuk yang jantan 21,2 cm. Jenis ikan banyar berkelaminbetina ukuran pertama kali matang gonad 20,37 cm, sedangkan yang jantan 20,87 cm. Scad fish (Decapterus russelli) and mackerel (Rastrelliger kanagurta) are two species of dominant caught by boat mini purse seine landed in Rembang. Biological aspects of and mackerel examined are the size of the length, the difference in sex, level of maturity, and gonad size of first time The dominant size caught for scad was 18-18.9 cm, while for mackerel was 21-21.9 cm. Male fishes of scad and mackerel were mostly caught in the smaller size compared to the size of female. Matured of gonad was mostly found in the female of scad fish. While in the female mackerel species having gonad maturity level of 1, 2, 3, and 4 was mostly found in male sex. Mackerel species having 5th stage of gonad maturity was mostly found in the female sex. First time of gonad matured in female scad was in size of 18.97 cm and for a male was 21.2 cm. While in female mackerel, the first time of gonad matured was 20.37 cm and for a male one was 21.2 cm.


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
Author(s):  
Rika Agustina ◽  
Rita Sunartaty ◽  
Teuku Makmur

Coconut frond ash is one of the wastes from coconut trees which has not been maximally utilized. Coconut frond ash contains MgCl2 and KCl so that it can be used as a salt substitute in the process of preserving fish. In this study coconut frond ash was used as a basic ingredient for making dried mackerel with a long time of drying to storage. The purpose of this study was to determine the effect of drying time on mackerel storage. The research design used was a Randomized Block Design (RCBD) with 2 factors studied. The first factor is the drying time consists of 3 levels, namely P1 = 3 days, P2 = 4 days, P3 = 5 days. The second factor is storage which consists of 3 levels, namely S1 = 30 days, S2 = 60 days, S3 = 90 days. Each treatment was repeated 2 times to obtain 18 experimental units to observed hedonic tests. From the results of the study it can be stated that the treatment has a very significant effect (P≥0.01) on the hedonic test which includes (color, aroma, taste and texture).


1985 ◽  
Vol 26 ◽  
pp. 11-18 ◽  
Author(s):  
E Wassef ◽  
A Ezzat ◽  
T Hashem ◽  
S Faltas

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document