scholarly journals Pola Asuh Anak Cerdas Istimewa dalam Islam

2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 41-46
Author(s):  
Hery Setiyatna ◽  
Putri Melati

This study aims to determine how Islamic parenting is applied to special intelligent and gifted children.  A special intelligent child is a child who has intelligence above the average of his peers.  They are children who have high independence, have self-taught behavior, cannot be detected by other people and can create ideas spontaneously.  Special intelligent children have intelligence above 130 (Waschler scale), they have high-order thinking patterns and cannot be equated with their peers who only have normal intelligence.  The pattern of education and parenting applied by parents to their children can use various methods that have been taught by the Prophet in Islamic religious teachings.  These methods include modeling methods and noble ethics, situational and conditional methods, questioning methods, analogical methods, and dialogical interaction methods.  This research was conducted to provide information about proper parenting in Islam through the methods taught by the Prophet.

2020 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 560
Author(s):  
Arief Rahman Yusuf ◽  
Sandi Kurniawan ◽  
Eddy Sutadji ◽  
Imam Sudjono

The background of the research is the low assessment of high order thinking skills of students due to the conventional methods used by the school. The aims of this study are: (1) how student learning activities when using hybrid learning Student Teams Achievement Division (STAD) and jigsaw, (2) how student learning activities when taught using the direct learning model, and (3) the effect of hybrid learning Student Teams Achievement Division (STAD) and jigsaw towards high order thinking skills. This study used a quasi experimental nonequivalent control group design with the sample of 50 students from a population of vocational high school students in Ponorogo. Data collection techniques used instruments in the form of high order tests and non-test instruments in the form of observation sheets. Data analysis used was independent sample t-test. The results showed: (1) the use of Student Teams Achievement Division (STAD) based on hybrid learning and jigsaw made 28% of students were very active, 28% of students active, and 44% of students quite active in the learning process, this was evidenced by an average value of 70.56, (2) the use of direct learning models in learning made 24% of students quite active, 36% of students less active, and 40% of students passive in the learning process, which can be seen from the acquisition of an average value of 51.52, and (3) there was a significant effect of Student Learning Achievement Division (STAD) based on hybrid learning and jigsaw on students' high order thinking skills.


Bioedusiana ◽  
2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 33
Author(s):  
Almira Ulimaz ◽  
Dwi Kameluh Agustina ◽  
Dian Puspita Anggraini ◽  
Devita Sulistiana

Mahasiswa baru di kampus yang berbasis pendidikan vokasi memiliki background pendidikan yang berbeda. Kebanyakan dari mereka berasal dari sekolah menengah atas atau sederajat yang jurusannya bukan IPA. Hal ini menyebabkan mata kuliah Mikrobiologi Dasar di semester satu termasuk ke dalam mata kuliah yang sulit dipahami oleh mahasiswa dengan background di luar IPA. Selain itu, minimnya lembar kerja mahasiswa yang bisa mengasah daya pikir mereka adalah penyebab rendahnya hasil belajar pada mata kuliah ini. Hasil observasi menunjukkan banyak mahasiswa yang cukup kesulitan dalam memahami materi nutrisi mikroorganisme. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) pada materi Nutrisi Mikroorganisme berbasis High Order Thinking Skill (HOTS). Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4-D dari Thiagarajan dengan mengadopsi tiga tahapan yaitu Define (Pendahuluan), Design (Perencanaan) dan Develop (Pengembangan). Hasil pengembangan menunjukkan bahwa 78% LKM dinilai layak. Kebahasaan LKM sebesar 72,5% dikategorikan layak dan penyajiannya sebesar 76,6% dikategorikan layak. Kegrafikan LKM sebesar 82,5% dikategorikan sangat layak. Hasil uji keterbacaan dari LKM adalah 71,78% dengan kriteria layak dan respon mahasiswa dalam menggunakan LKM, 90% menyatakan sangat baik.


2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 21
Author(s):  
Hodiyanto Hodiyanto ◽  
Muhamad Firdaus

Tujuan penelitian ini adalah untuk menunjukkan bahwa kemandirian belajar, kebiasaan berpikir, dan kreativitas dapat dijadikan sebagai prediktor terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi. Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan bentuk penelitiannya berupa penelitian ex post facto. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pengukuran dan komunikasi tidak langsung sehingga alat pengumpul data yang digunakan adalah tes HOTS dan angket. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester I program studi pendidikan matematika IKIP PGRI Pontianak. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling dan diperoleh satu kelas sebagai sampel penelitian dengan jumlah mahasiswa sebanyak 30 orang. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik inferensial, regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: kemandirian belajar dapat dijadikan prediktor terhadap HOTS, kebiasaan berpikir dapat dijadikan prediktor terhadap HOTS, kreativitas dapat dijadikan prediktor terhadap HOTS, dan kemandirian belajar, kebiasaan berpikir, dan kreativitas secara simultan dapat dijadikan sebagai prediktor terhadap HOTS. Selain itu, hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa yang dapat mempengaruhi HOTS tidak hanya model atau strategi pembelajaran saja, tetapi ada variabel lain yang bisa berpengaruh terhadap HOTS seperti kemandirian belajar, kebiasaan berpikir, dan kreativitas.   AbstractThe purpose of this research was to show that self regulated learning, habit of mind, and creativity could be used as predictors of high order thinking skills (HOTS). This research used quantitative method, ex post facto research. Data collection techniques used measurement and indirect communication techniques and data collection tool that used was HOTS test and questionnaire. The population were all undergraduate students of the first semester of mathematics education study program IKIP PGRI Pontianak. The sample of this research was taken by using the random cluster sampling technique and one class was obtained as a research sample with 30 students. Data analysis techniques in this study used inferential statistics, multiple regression. Based on the result of research, it was found that: self regulated learning could be a predictor of HOTS, habits of mind could be predictor of HOTS, creativity could be predictor of HOTS, and self regulated learning, habit of mind, and creativity simultaneously could be used as predictors of HOTS. The results of this study also indicated that the influence of HOTS was not only the model or learning strategy used but there were other variables like self regulated learning, habit of mind, and creativity.


2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 183
Author(s):  
Kartika Chrysti Suryandari ◽  
Sajidan Sajidan

KeterampilanNberpikir tingkat tinggi penelitian ini pada aspek menganalisis, mengevaluasi dan mencipta dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan penelitian ini adalah memberdayakan keterampilan berpikir tingkat tinggi bagi mahasiswa PGSD Kebumen menggunakan model pembelajaran SRBP. Jenis penelitian quasi eksperimen dengan kelas kontrol dan perlakuan, sampel penelitian adalah mahasiswa semester tiga angkatan tahun 2018 sejumlah 76 orang, yang mengikuti mata kuliah Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan 2 PGSD Kebumen, FKIP UNS. Teknik pengambilan data <em>pre test-post test</em>  observasi, wawancara dan kuesioner. Analisis data dengan statistik parametrik dengan bantuan SPSS 21. Teknik dan asumsi pengujian: <em>paired sample t-test </em>untuk beda rerata sebelum dan setelah perlakukan dan <em>independent sample t-test </em> untuk beda rerata antar kelompok dilanjutkan dengan uji <em>effect size</em>.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa keteramoilan berpikir tingkat tinggi pada aspek menganalisis lebih menonjol daripada evaluasi dan mencipta.  Implikasi penelitian model SRBP dapat diterapkan pada jenjang pendidikan dasar dengan memodifikasi sumber literasi.


Author(s):  
Erna Lestari ◽  
Hendarto Cahyono ◽  
Awaluddin Awaluddin

Masalah yang melatarbelakangi penelitian ini, peserta didik mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal High Order Thinking Skill (HOTS) terkait materi lingkaran, ini terjadi karena rata-rata kemampuan berpikir kritis peserta didik tergolong rendah sampai sedang. Salah satu alternatif meningkatkan kemampuan berpikir kritis adalah menerapkan model pembelajaran Group Investigation. Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam memahami materi lingkaran melalui metode pembelajaran Group Investigation. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu, tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dan lembar tes. Bahan ajar adalah Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM) dengan materi lingkaran. Pada siklus pertama kemampuan berpikir kritis peserta didik sebesar 48,90% dengan kriteria sedang, pada sikus kedua kemampuan berpikir kritis peserta didik meningkat menjadi 74,34% dengan kriteria tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik sebesar 25,44%.


Author(s):  
Neni Wahyuningtyas ◽  
Nurul Ratnawati

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik guru pada aspek pengembangan evaluasi hasil belajar masih bersifat konvesional. Maka dari itu, pengabdian di masyarakat yang dilakukan berasaskan pada tujuan meningkatkan kemampuan guru dalam membuat soal yang dapat mendorong siswa untuk memiliki kemampuan menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6). Program yang dijalankan yaitu Pelatihan Penyusunan Soal High Order Thinking Skill (HOTS) bagi GuruGuru MGMP IPS Kabupaten Malang. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian ini adalah dengan mengungkap permasalahan yang muncul dikalangan para guru, kemudian dilakukan diskusi pengusul bersama mitra untuk merumuskan akar masalah prioritas yang disepakati, serta menentukan solusi yang tepat. Namun sebelum dilakukan diskusi atau pelatihan, terlebih dahulu pengusul melakukan koordinasi dengan guru-guru MGMP IPS Kabupaten Malang, koordinasi berkaitan dengan kegiatan sosialiasi. Keseluruhan kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat dikatakan berhasil, meskipun belum semua peserta pendampingan menguasai cara menyusun soal HOTS.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document