scholarly journals ANALISIS PENGARUH FAKTOR PERILAKU TERHADAP PEMANFAATAN KEARIFAN LOKAL SEBAGAI OBAT TRADISIONAL OLEH MASYARAKAT DI KOTA PALANGKA RAYA

2016 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 30 ◽  
Author(s):  
Astri Widiarti ◽  
Achmad Alim Bachri ◽  
Husaini Husaini

Kearifan lokal merupakan perilaku hidup masyarakat dalam berinteraksi dengan lingkungan pada suatu tempat atau daerah. Jumlah dan jenis sarana pelayanan yang ada disekitar masyarakat mempengaruhi perilaku pencarian pengobatan. Teori health belief model dapat digunakan untuk menjelaskan perilaku pencarian pengobatan melalui persepsinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor perilaku terhadap pemanfaatan kearifan lokal sebagai obat tradisional oleh masyarakat di kota Palangka Raya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan metode penelitian cross sectional. Populasi penelitian adalah semua orang dewasa yang bertempat tinggal di kota Palangka Raya serta pernah memanfaatkan kearifan lokal sebagai obat tradisional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner. Berdasarkan hasil uji multivariat, p-value sikap = 0,00, pvalue persepsi keseriusan penyakit yang dirasakan = 0,005, dan p-value persepsi manfaat yang dirasakan = 0,19. Hal ini berarti ada 2 variabel yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemanfaatan kearifan lokal sebagai obat tradisional yaitu sikap dan keseriusan dirasakan. Faktor sikap dan persepsi keseriusan penyakit yang dirasakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemanfaatan kearifan lokal sebagai obat tradisional oleh masyarakat di kota Palangka Raya.

2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 16
Author(s):  
Luqman Effendi ◽  
Nurul Khotimah

Keluhan pada organ reproduksi yang sering terjadi adalah Pruritus vulvae yaitu ditandai dengan adanya sensasi gatal parah dari alat kelamin perempuan. Pruritus vulvae disebabkan oleh jamur, bakteri dan virus yang muncul 44% karena buruknya Personal Hygiene dan Hygiene Menstruasi. Penelitian Tahun 2015 di 4 wilayah di Indonesia yaitu di Nusa Tenggara Timur (NTT), Jawa Timur, Papua, dan Sulawesi Selatan terkait kebersihan saat menstruasi menemukan 67% remaja di kota dan 41% remaja di desa masih adanya perilaku negatif. Tujuan penelitian untuk mengetahui beberapa faktor yang berhubungan dengan perilaku hygiene menstruasi melalui Health Belief Model (HBM). Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif  dengan menggunakan pendekatan cross sectional dengan sampel sebanyak 101 siswi SMPN 244 di Jakarta Utara, dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan chi square. Perilaku Hygiene Menstruasi baik baru dilakukan 55,4% responden. Perilaku Hygiene Menstruasi berhubungan secara signifikan dengan pengetahuan (OR=5,1), perceived threat (OR=3,9) dan perceived benefit (OR=3,3) dengan P Value < 0.005. Health Belief Model (HBM) bisa dipertimbangkan sebagai suatu pendekatan dalam upaya memperbaiki perilaku hygiene menstruasi pada remaja. Peningkatan pengetahuan direkomendasikan dengan menekankan pada ancaman penyakit yang berkaitan dengan perilaku hygiene menstruasi dan manfaat-manfaat yang langsung dirasakan oleh remaja berkenaan dengan perilaku higiene menstruasi.


1970 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Dian Palupi Kusuma ◽  
Sheizi Prista Sari ◽  
Ikeu Nurhidayah

Posyandu merupakan pusat pemantauan tumbuh kembang balita berbasis masyarakat, namun masih banyak ibu yang tidak membawa anak berkunjung teratur ke posyandu. Di Kabupaten Bandung, Posyandu Desa Cimekar memiliki angka kunjungan balita yang terendah yaitu 70,3% pada Bulan Oktober– Desember 2013. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara persepsi ibu dengan perilaku membawa balita ke posyandu dengan pendekatan teori Health Belief Model. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 94 ibu balita yang diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling di 10 Posyandu Desa Cimekar. Analisis menggunakan chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 52,12% memiliki persepsi positif tentang posyandu dan 59,57% responden memiliki perilaku rutin membawa balita ke posyandu. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan antara persepsi dengan perilaku ibu membawa balita ke posyandu (nilai p=0,000; α=0,05). Simpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi ibu tentang posyandu belum merata dengan baik. Hasil penelitian ini merekomendasikan agar puskesmas memberikan pembinaan terhadap para ibu balita bukan hanya penyuluhan, namun diberikan pengarahan dan bimbingan tentang pentingnya membawa balita ke posyandu. Kata kunci: Balita, Health Belief Model, perilaku, persepsi, posyandu The Relationship between Mother’s Perception and Behavior on Attending Posyandu Abstract Community health post as well known as posyandu provide as center to monitor growth in children under five years old. Data showed that the number of mother’s attendance behavior to Posyandu in Cimekar’s Village was very low, only 70.5% from October to December 2013. The aimed of this study was to identify the relationship between mother’s perception and parents behavior on taking their children to posyandu based on Health Belief Model Theory. The method of this study was descriptive with cross sectional study. Simple random sampling was used as sampling technique with 97 mothers who has child under five years old among 10 Posyandu in Cimekar was taken in this study. Data was analyzed by chi-square. The result of this study showed that there was significant relationship between mother’s perception and mother’s behavior to attend Posyandu (p=0.000; α=0.05). Data showed that 52.25% respondents had a positive perception about posyandu and 59.5% respondents had positive behavior to take their child to posyandu. The recommendation for Puskesmas is to give further information and motivation to mother to attend posyandu frequently.Key words: Behavior, child under five years old, Health Belief Model, perception, posyandu.


Author(s):  
Tamador Albadr ◽  
Sara Alfawzan ◽  
Brooj Aljarba ◽  
Rana Alshehri ◽  
Samira Mahboub

Background: The hazards and life-threatening conditions resulting from using household chemical products can be avoided or minimized by following certain safety measures. To investigate following safety measures during use of household chemical products (HHCP) among women and to explain that behaviour using the Health belief model (HBM).Methods: This was a cross sectional study. The study was conducted among adult females in Riyadh. The total sample size was 449 by convenience Sampling. this study started in September 2019 till April 2020. the questionnaire included 3 sections which were sociodemographic characteristics, safety measures followed during use of HHCP and the last section assessed the six components of health belief model.Results: Data analysis was done using JMP version 14.2 and the cutoff point of significance was 0.05. 30.3% of the studied sample demonstrated good level of following safety measures. There was no association between the level of following safety measures during the use of HHCP and level of education among studied sample (p value>0.05). The mean of each component of HBM was higher among women with good level of following safety measures than those who follow safety measures poorly. This was significant for perceived susceptibility (1.397 vs 1.269, p=0.03), perceived barriers (8.080 vs 7.038, p=0.0001), self-efficacy (2.889 vs 2.750, p=0.0240) and motivation factors (cues to action) (14.75 vs 13.69, p=0.0001).  Conclusions: Health belief model can successfully explain following safety measures behaviour during use of HHCP. Motivation factors has the greatest impact on this behaviour.


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 149-159
Author(s):  
Hermanto Hermanto ◽  
Katmini Katmini

Hypertension is a non-communicable disease that can become a big and serious problem because of the high prevalence of hypertension and tends to increase. The purpose of this study is to analyzethe effect of perception, motivation and belief in the HBM Theory (Health Belief Model) on the behavior of preventing hypertension complications at the Raas Health Center, Sumenep Regency. The design of this research is an observational quantitative research with a cross sectional approach with the focus of the research being directed at analyzingthe effect of perception, motivation and belief in the HBM Theory (Health Belief Model) on the behavior of preventing hypertension complications at the Raas Health Center, Sumenep Regency. The total population is 160 respondents and a sample of 114 respondents is taken by using Simple Random Sampling technique. The findings showed that almost half of the respondents had a sufficient category perception as many as 47 respondents (41%). Almost half of the respondents have a moderate category of motivation as many as 46 respondents (40%). Almost half of the respondents have confidence in the medium category as many as 47 respondents (41%). Most of the respondents have behavior in the less category as many as 84 respondents (74%). Based on the results of the analysis Based on the results of the Multiple Linear Regression analysis showed that with a p-value of 0.000 < 0, 05, then H1 is accepted, so it can be concluded that there is a simultaneous influence of perception, motivation and belief on the behavior of preventing hypertension complications at the Raas Health Center, Sumenep Regency with a magnitude of 78.1%. It is hoped that hypertensive patients can obediently consume drugs given by health workers, which drugs should be consumed until they run out according to schedule and routinely control health facilities used previously.


2020 ◽  
Vol 9 (3) ◽  
pp. 326-335
Author(s):  
Novis Kalia ◽  
Nova Muhani

Cakupan Pemeriksaan IVA pada pasangan  usia subur tahun 2018 di Puskesmas Gedong Tataan yang melakukan skrining IVA  hanya 30,18 % yaitu 486.  PUS yang melakukan pemeriksaan IVA dari jumlah  sasaran PUS 1.610 dari target 40%. Penelitian ini bertujuan mengetahui Faktor Health Belief  Model(HBM) yang  berhubungan  dengan Self Efficacy perilaku melakukan tes  IVA Pada  PUS usia 30 – 50 tahun Tahun 2019. Jenis penelitian ini kuantitatif dengan desain Croos sectional Populasi penelitian ini seluruh PUS Tahun 2019 yang berjumlah 1610 orang dan sample 300 orng. Teknik pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus- Oktober 2019.Analisis data menggunakan uji chi-square dan regresi logistic ganda. Hasil uji chi-square didapatkan variable yang berhubungan dengan Self Efficacy, yaitu persepsi manfaat ( p value 0,00, dengan OR 16,40, 95% CI 8,97 – 29,98) dan persepsi hambatan ( p value 0,00, dengan OR 12,53, 95% CI 7,01 – 22,38) Sedangkan lebih dari (0,94) dan Variabel persepsi keseriusan (p value 0,12)Faktor yang paling dominan yang berhubungan dengan pemeriksaan IVA adalah variable persepsi manfaat dengan nilai OR 14,15 dan dapat disimpulkan tidak ada interaksi antar variable. Saran bagi PUS untuk lebih sering mendengarkan penyuluhan dan membaca brosur tentang kesehatan, Agar minat dan tingkat kepercayaan PUS tinggi terhadap manfaat yang didapat dari  melakukan pemeriksaan tes IVA.


2019 ◽  
pp. 33-43
Author(s):  
Sri Mindayani ◽  
Hilda Hidayat

Data prevalensi Surveilans Terpadu Biologis dan Perilaku Kementerian Kesehatan tahun 2011 ditemukan angka prevalensi HIV dan sifilis di kalangan narapidana yaitu 3% dan 5%. Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahuianalisis perilaku pencegahan penularan HIV/AIDS dengan pendekatan Health Belief Model (HBM) pada WBP dI LAPAS Kelas IIA Padang.Jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari – September 2018 Lapas Kelas IIA Padang. Populasi penelitian berjumlah  dengan 1375 orang dan jumlah sampel sebanyak 100 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data primer dilakukan dengan teknik wawancara menggunakan kuesioner. Analisis data meliputi analisis univariat, bivariat dan multivariat.Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara persepsi hambatan dan dorongan dengan perilaku pencegahan penularan HIV/AIDS pada WBP di Lapas Kelas IIA Padang. Hasil penelitian juga menunjukkan tidak adanya hubungan antara pengetahuan, persepsi keparahan, persepsi kerentanan, dan persepsi manfaat dengan perilaku pencegahan penularan HIV/AIDS pada WBP di Lapas Kelas IIA Padang.


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 40
Author(s):  
Rebbeca Christianty ◽  
Risva Risva ◽  
Siswanto Siswanto

Latar Belakang & Tujuan: Penyalahgunaan narkoba telah mencapai situasi yang mengkhawatirkan, pada tahun 2015 terdapat 63.873 kasus penyalahgunaan dan pada tahun 2017 provinsi Kalimantan Timur berada diposisi ke empat pada tingkat nasional dengan prevalensi 2,5% penyalahguna terbanyak. Narkoba memiliki dampak negatif bagi kersehatan mental, fisik, psikologis. Oleh sebab itu diadakan upaya pencegahan yaitu rehabilitasi untuk memulihkan  kemampuan fisik, mental dan sosial penyalahguna narkoba yang bersangkutan.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi residen dalam menjalani rehabilitasi dengan pendekatan Health Belief Model Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional . Dianalisis dengan uji korelasi rank spearman. Responden penelitian ini adalah residen yang menjalani rehabilitasi sebanyak 30 responden. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa empat komponen HBM yang berhubungan dengan perilaku patuh residen dalam menjalani rehabilitasi yaitu perceived susceptibility (p value= 0,007), perceived severity (p value=0,043), perceived benefit (p value=0,045), selfefficacy (p value=0,006). Kemudian perceived barrier tidak memiliki hubungan dengan perilaku patuh residen dalam menjalani rehabilitasi (p value= 0,218). Kesimpulan: Infromasi tentang dampak narkoba masih dibutuhkan bagi residen serta melakukan kontak ke orang terdekat residen agar memberikan dukungan emosional, pujian dan penghargaan.


2020 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 192-205
Author(s):  
Dhiny Easter Yanti ◽  
Agung Aji Perdana ◽  
Nina Okta Rina

Sebanyak 1,13 juta orang di seluruh dunia menderita Hipertensi, prevalensi penderita Hipertensi di dunia adalah 22%, dimana prevalensi tertinggi berada di Afrika 27%, dan terendah di Amerika 18% (WHO, 2020). Pada tahun 2019 Hipertensi merupakan penyakit menular tertinggi dengan 2.630 kasus di Puskesmas Kalirejo. Self-care adalah strategi utama dari promosi kesehatan pada level individu dan merupakan pergeseran filosofi dari “(upaya) penyembuhan (penyakit)”  menjadi filosofi ”peduli (kesehatan)” khususnya pengendalian penyakit kronis seperti Hipertensi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan komponen HBM dengan self-care Hipertensi di wilayah kerja UPT.Kalirejo Kabupaten Pesawaran. Metode penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan pengambilan data primer. Sampel sebesar 360 responden dan cara pengambilan sampel secara cluster random sampling lalu kemudian dianalisis dengan chi square dan regresi logistik. Terdapat hubungan Self-care Hipertensi dengan jenis kelamin (p-value <0.001; OR 2.6), perceived susceptibility (p-value <0.001; OR 3.4), perceived severity (p-value 0.004 OR= 5,1), perceived benefit (p-value <0.001; OR=2,3), Perceived barrier (p-value <0.001;), perceived self-eficacy  (p-value <0.001; OR 5.4), cues to action (p-value <0.001; OR 2.8). Variabel  yang dominan berhubungan dengan Self-Care adalah jenis kelamin. Saran: hendaknya meningkatkan kegiatan edukasi pada kelompok sasaran khususnya perempuan penderita Hipertensi dalam kerangka Germas dan PIS-PK.


2020 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
Author(s):  
Firda Safira Ali ◽  
Setiawan . ◽  
Ngadino .

Tuberculosis masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia dan di dunia. Tuberculosis paru disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis melalui percikan dahak pasien dengan tuberkulosis Basil Tahan Asam positif (BTA positif). Penularan TB dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti perilaku buruk. Bagaimana upaya mencegah penularan TB paru pada pasien yang berhubungan dengan perilaku kesehatan dapat menggunakan teori Health Belief Model (HBM). Provinsi Jawa Timur menempati urutan kedua dalam kasus TB pada 2017. Adapun Kota Surabaya, menempati posisi pertama dalam jumlah pasien TB tertinggi di Jawa Timur. Pusat Kesehatan Perak Timur adalah Puskesmas dengan jumlah pasien Tuberculosis terbanyak di Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi dan perilaku pencegahan penularan Tuberculosis pada pasien Tuberculosis.Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode desain analitik cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien tuberkulosis paru, berjumlah 62 orang dari populasi 74 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik probability sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square.Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara persepsi kerentanan (p-value = 0,045), keseriusan (p-value = 0,033), manfaat (p-value = 0,045) dengan perilaku pencegahan penularan TB paru. Sedangkan untuk variabel persepsi hambatan tidak memiliki hubungan dengan perilaku preventif. Diharapkan bahwa sosialisasi dan konseling akan lebih intensif untuk pasien dengan TB paru dan di samping pasien dengan TB paru dapat mencegah penularan TB paru.


2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 8
Author(s):  
Sodikin Sodikin ◽  
Suryo Endiyono ◽  
Fitria Rahmawati

Masalah status gizi balita di Indonesia cukup memprihatinkan. Faktor predisposisi yang menjadi penyebab masalah ini masih sangat sedikit diketahui. Pendekatan teori Health Belief Model (HBM) diharapkan dapat menjelaskan faktor-faktor orangtua yang berhubungan dengan status gizi anak usia dibawah lima tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui hubungan pengetahuan ibu, pola pemberian makan, dan pendapatan keluarga terhadap status gizi anak usia di bawah lima tahun. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Populasi dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 189 responden dan  sampel berjumlah 65 responden dengan teknik  simple random sampling. Analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel persepsi kerentanan yang dirasakan (perceived susceptibility) yang berhubungan dengan status gizi anak di bawah usia lima tahun yaitu pengetahuan (p = 0.034), pola pemberian makan (p = 0.008), dan pendapatan keluarga (p = 0.004). Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan persepsi kerentanan yang dirasakan (perceived susceptibility) yaitu pengetahuan, pola pemberian makan dan pendapatan keluarga dengan status gizi anak usia di bawah lima tahun.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document