scholarly journals Hubungan Persepsi dengan Perilaku Ibu Membawa Balita ke Posyandu

1970 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Dian Palupi Kusuma ◽  
Sheizi Prista Sari ◽  
Ikeu Nurhidayah

Posyandu merupakan pusat pemantauan tumbuh kembang balita berbasis masyarakat, namun masih banyak ibu yang tidak membawa anak berkunjung teratur ke posyandu. Di Kabupaten Bandung, Posyandu Desa Cimekar memiliki angka kunjungan balita yang terendah yaitu 70,3% pada Bulan Oktober– Desember 2013. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara persepsi ibu dengan perilaku membawa balita ke posyandu dengan pendekatan teori Health Belief Model. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 94 ibu balita yang diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling di 10 Posyandu Desa Cimekar. Analisis menggunakan chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 52,12% memiliki persepsi positif tentang posyandu dan 59,57% responden memiliki perilaku rutin membawa balita ke posyandu. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan antara persepsi dengan perilaku ibu membawa balita ke posyandu (nilai p=0,000; α=0,05). Simpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi ibu tentang posyandu belum merata dengan baik. Hasil penelitian ini merekomendasikan agar puskesmas memberikan pembinaan terhadap para ibu balita bukan hanya penyuluhan, namun diberikan pengarahan dan bimbingan tentang pentingnya membawa balita ke posyandu. Kata kunci: Balita, Health Belief Model, perilaku, persepsi, posyandu The Relationship between Mother’s Perception and Behavior on Attending Posyandu Abstract Community health post as well known as posyandu provide as center to monitor growth in children under five years old. Data showed that the number of mother’s attendance behavior to Posyandu in Cimekar’s Village was very low, only 70.5% from October to December 2013. The aimed of this study was to identify the relationship between mother’s perception and parents behavior on taking their children to posyandu based on Health Belief Model Theory. The method of this study was descriptive with cross sectional study. Simple random sampling was used as sampling technique with 97 mothers who has child under five years old among 10 Posyandu in Cimekar was taken in this study. Data was analyzed by chi-square. The result of this study showed that there was significant relationship between mother’s perception and mother’s behavior to attend Posyandu (p=0.000; α=0.05). Data showed that 52.25% respondents had a positive perception about posyandu and 59.5% respondents had positive behavior to take their child to posyandu. The recommendation for Puskesmas is to give further information and motivation to mother to attend posyandu frequently.Key words: Behavior, child under five years old, Health Belief Model, perception, posyandu.

Author(s):  
Tasnim Tasnim

Background: Free sex behavior in Indonesian teen has vastly improved. Free sex issues is the concern for all. The aim of this research was to determine the factors of free sex behavioral based on the health belief model. Methods:This research was a cross sectional study. The population were 304 students and sample of 75 respondents, the sampling using simple random sampling technique. Results: The results showed that there is correlation between vulnerability/seriousness perception to free sex behavior, with Chi Square 9.182 (φ = 0350). There is a correlation between the level of threat perception to free sex behavior with Chi Square 14.815 (φ = 0.444). There is a correlation between religiosity to free sex behavior with Chi Square 23.628 (φ = 0561). There is a relationship between the  gender to free sex behavior with Chi Square 16,000 (φ = 0462). There is a correlation between social media to free sex behavior with Chi Square 25,000 (φ = 0.577). Conclusion: Factors affecting free sex behavior are perception of the level of vulnerability / seriousness and threat of disease due to sex, religiosity, gender and social media. We are expected to SMAN I Pasir Putih to be able in using this research as information and consideration in developing the knowledge of adolescents about the dangers of free sex behavior.


2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 8
Author(s):  
Sodikin Sodikin ◽  
Suryo Endiyono ◽  
Fitria Rahmawati

Masalah status gizi balita di Indonesia cukup memprihatinkan. Faktor predisposisi yang menjadi penyebab masalah ini masih sangat sedikit diketahui. Pendekatan teori Health Belief Model (HBM) diharapkan dapat menjelaskan faktor-faktor orangtua yang berhubungan dengan status gizi anak usia dibawah lima tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui hubungan pengetahuan ibu, pola pemberian makan, dan pendapatan keluarga terhadap status gizi anak usia di bawah lima tahun. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Populasi dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 189 responden dan  sampel berjumlah 65 responden dengan teknik  simple random sampling. Analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel persepsi kerentanan yang dirasakan (perceived susceptibility) yang berhubungan dengan status gizi anak di bawah usia lima tahun yaitu pengetahuan (p = 0.034), pola pemberian makan (p = 0.008), dan pendapatan keluarga (p = 0.004). Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan persepsi kerentanan yang dirasakan (perceived susceptibility) yaitu pengetahuan, pola pemberian makan dan pendapatan keluarga dengan status gizi anak usia di bawah lima tahun.


2018 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 325
Author(s):  
Nelfi Sarlis Piliang ◽  
Mutya Filda

<p><em>According to the health ministry Indonesia, pneumonia is an cause death to two infants after diarrhea. Pneumonia is an acute infection of the respiratory system that has symptoms cough, fever and shortness of breath</em>. <em>This</em><em> research aims to determine the relationship of nutritional status with the incidence of pneumonia in toddlers in health center Umban Sari Pekanbaru year 2016. </em><em>This type  of research is quantitative  with correlation analysis. Research design cross sectional. Population in this research is population of all under five working  area  of  Puskesmas Umban Sari Pekanbaru year 2016 in November to December. Sampling technique sampel use Simple Random Sampling with the number of samples 187 people. It is hoped that this research can beused as input for health workers, especially midwives in improving health service for children, by way of providing education to mothers who have children under five about the provision of nutritional in take to their children and identification risk factor that occur when a poorly metabolized intake leads to infection.</em></p><p> </p><p>Menurut Kementerian Kesehatan, <em>pneumonia </em>merupakan penyebab kematian kedua balita setelah diare. Pneumonia merupakan infeksi akut pada sistem pernafasan yang mempunyai gejala batuk, demam dan sesak nafas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dengan kejadian <em>pneumonia </em>pada balita di Puskesmas Umban Sari Pekanbaru Tahun 2016. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan analisis korelasi. Desain penelitian <em>cross sectional</em>. Populasi dalam penelitian ini adalah populasi seluruh balita di wilayah Kerja Puskesmas Umban Sari Pekanbaru Tahun 2016 pada bulan November sampai Desember. Teknik pengambilan sampel menggunakan <em>Simple Random Sampling </em>dengan jumlah sampel 187 orang. Adapun hasil <em>bivariat </em>dari uji <em>Chi-square </em>menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kejadian <em>pneumonia </em>pada balita. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan masukkan bagi tenaga kesehatan khususnya bidan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan bagi balita.</p>


2019 ◽  
pp. 33-43
Author(s):  
Sri Mindayani ◽  
Hilda Hidayat

Data prevalensi Surveilans Terpadu Biologis dan Perilaku Kementerian Kesehatan tahun 2011 ditemukan angka prevalensi HIV dan sifilis di kalangan narapidana yaitu 3% dan 5%. Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahuianalisis perilaku pencegahan penularan HIV/AIDS dengan pendekatan Health Belief Model (HBM) pada WBP dI LAPAS Kelas IIA Padang.Jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari – September 2018 Lapas Kelas IIA Padang. Populasi penelitian berjumlah  dengan 1375 orang dan jumlah sampel sebanyak 100 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data primer dilakukan dengan teknik wawancara menggunakan kuesioner. Analisis data meliputi analisis univariat, bivariat dan multivariat.Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara persepsi hambatan dan dorongan dengan perilaku pencegahan penularan HIV/AIDS pada WBP di Lapas Kelas IIA Padang. Hasil penelitian juga menunjukkan tidak adanya hubungan antara pengetahuan, persepsi keparahan, persepsi kerentanan, dan persepsi manfaat dengan perilaku pencegahan penularan HIV/AIDS pada WBP di Lapas Kelas IIA Padang.


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 16
Author(s):  
Luqman Effendi ◽  
Nurul Khotimah

Keluhan pada organ reproduksi yang sering terjadi adalah Pruritus vulvae yaitu ditandai dengan adanya sensasi gatal parah dari alat kelamin perempuan. Pruritus vulvae disebabkan oleh jamur, bakteri dan virus yang muncul 44% karena buruknya Personal Hygiene dan Hygiene Menstruasi. Penelitian Tahun 2015 di 4 wilayah di Indonesia yaitu di Nusa Tenggara Timur (NTT), Jawa Timur, Papua, dan Sulawesi Selatan terkait kebersihan saat menstruasi menemukan 67% remaja di kota dan 41% remaja di desa masih adanya perilaku negatif. Tujuan penelitian untuk mengetahui beberapa faktor yang berhubungan dengan perilaku hygiene menstruasi melalui Health Belief Model (HBM). Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif  dengan menggunakan pendekatan cross sectional dengan sampel sebanyak 101 siswi SMPN 244 di Jakarta Utara, dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan chi square. Perilaku Hygiene Menstruasi baik baru dilakukan 55,4% responden. Perilaku Hygiene Menstruasi berhubungan secara signifikan dengan pengetahuan (OR=5,1), perceived threat (OR=3,9) dan perceived benefit (OR=3,3) dengan P Value < 0.005. Health Belief Model (HBM) bisa dipertimbangkan sebagai suatu pendekatan dalam upaya memperbaiki perilaku hygiene menstruasi pada remaja. Peningkatan pengetahuan direkomendasikan dengan menekankan pada ancaman penyakit yang berkaitan dengan perilaku hygiene menstruasi dan manfaat-manfaat yang langsung dirasakan oleh remaja berkenaan dengan perilaku higiene menstruasi.


2018 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
pp. 265 ◽  
Author(s):  
Diah Ayu Pitaloka ◽  
Rumaidhil Abrory ◽  
Ayu Deni Pramita

Background:Exclusive breastfeeding is a breastfeeding exclusively without any food or other additional beverages starting from newborns to 6 months old baby. Data from Indonesia Health Profile of 2014 states that infants receiving Exclusive Breast Milk in Indonesia only reach 41.67%. Objectives: To analyze the relationship between maternal knowledge, education, and exclusive breastfeeding among mothers in the village of Kedung Rejo, Waru Sub-district, Sidoarjo District.Methods: This research was descriptive analytic study using cross sectional design. The population of this study was mothers who has infants aged 6-12 months in Kedungrejo Village Waru Sub-district Sidoarjo District. Sample was selected using simple random sampling technique involving 31 people. Data analysis was tested using Fisher's exact test.Results:The results showed that the prevalence of exclusive breastfeeding in Kedungrejo Village, Waru Sub-district was 29%. The results of tests using Fisher's Exact showed that mother's knowledge and education were not related to exclusive breastfeeding in infants aged 6-12 months.Conclusion: There was no significant association between maternal knowledge, education and exclusive breastfeeding practices among mothers.ABSTRAKLatar Belakang:ASI Eksklusif adalah memberi Air Susu Ibu secara Ekslusif tanpa ada makanan atau minuman tambahan lainnya yang mulai dilakukan saat bayi baru lahir sampai bayi berumur 6 bulan. Data dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014 menyatakan bahwa bayi yang menerima ASI Eksklusif di Indonesia hanya sebesar 41,67%.Tujuan: Mengetahui pengetahuan ibu dan pendidikan ibu hubungannya dengan pemberian ASI Eksklusif di desa Kedung rejo, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo.Metode: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik menggunakan desain cross sectional. Populasi penelitian ini merupakan ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan di Desa Kedungrejo Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo  yang dipilih secara simple random sampling  sebanyak  31 orang. Data kemudian dikumpulkan dan diuji dengan menggunakan uji Fisher’s Excact.Hasil: Hasil menunjukkan bahwa prevalensi pemberian ASI Ekslusif di Desa Kedungrejo Kecamatan Waru Kabupaten  yaitu hanya 29%. Hasil uji dengan menggunakan Fisher’s Exact menunjukkan bahwa pengetahuan dan pendidikan ibu tidak berhubungan terhadap pemberian ASI Ekslusif pada bayi usia 6-12 bulan.Kesimpulan:Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu, pendidikan dan praktik pemberian ASI eksklusif di kalangan ibu. 


2018 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
Author(s):  
Muhlisa Muhlisa ◽  
Amira BSA

Background: Riskesdas in 2013, North Maluku Province is one of the areas in Indonesia with the prevalence of Diabetes Mellitus (DM) of 1.1%. Data obtained from Diabetes Centre registers, from January to June 2017, the average patient DM visiting are 126 each month. Efforts have been made by the government in tackling the DM problem, but cases in Indonesia are still high. The study used the Health Belief Model (HBM) approach developed by Rosentock and Becker in 1974. HBM is a conceptual framework for understanding individual health behaviors. The purpose of this study is the identification of the perceptual factors of susceptibility, seriousness, benefits, obstacles and family support factors to compliance medication DM patients in the work area of Diabetes Center Ternate City in 2017. Method: using cross sectional approach with Sample amounted to 98 respondents. Instruments using Knowledge and Perception Questionnaire were analyzed using Chi Square test. Results: obtained are almost all respondents have perceptions of vulnerability, seriousness, benefits and obstacles are positive, as well as medication compliance, while for more family support is lacking. Conslusions: Statistical test result there is no correlation between perception of susceptibility, seriousness and benefit with medication compliance whereas perception of obstacles showed significant relationship.


2018 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 129-136
Author(s):  
Niken Ariska Prawesti ◽  
Purwaningsih Purwaningsih ◽  
Ni Ketut Alit Armini

Abtract: Voluntary Counseling and Testing (VCT) is one of the government programs to prevent trans- mission of HIV/AIDS must done by Men Sex With Men (MSM). But there are still MSM who have not utilized VCT services. This study was aimed to analyze of the factors correlating with utilization VCT in MSM based on Health Belief Model at Surabaya region. Design used analytic with cross-sectional ap- proach. The 43 samples were chosen by purposive sampling. The independent variabels were perceived susceptibility, perceived seriousness, perceived benefits, perceived barriers, and cues to action. The de- pendent variabel was utilization VCT. Data were collected by using questonnaire and alayzed by chi square test. Results showed that perceived seriousness had correlation with VCT utilization (p=0,035), perceived seriousness had correlation with VCT utilization (p=0,039), perceived benefits had correlation with VCT utilization (p=0,019), perceived barrier had correlation with VCT utilization (p=0,008) and cues to action (p=0,037) had correlation with VCT utilization. Some factors in health belief model have a correlation with VCT utilization by MSM. It is recommended to officer GAYa Nusantara Civil Society Organizations to give adequate information frequently to the high risk people of HIV/AIDS.Keyword: VCT, utilization, MSM, health belief modelAbstrak: Voluntary Counseling and Testing (VCT) adalah suatu program pemerintah untuk mencegah penularan HIV/AIDS yang perlu dilakukan olehLelaki Suka dengan Lelaki (LSL). Namun, masih terdapat LSL yang belum memanfaatkan layanan VCT. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan VCT oleh LSL berdasarkan Teori Health Belief Model (HBM) di wilayah Surabaya. Desain penelitian analitik dengan pendekatan cross-sectional. 43 sampel dipilih dengan purposive sam- pling. Variabel independen adalah persepsi kerentanan, persepsi keseriusan,persepsi manfaat, persepsi hambatan, dan petunjuk bertindak. Variabel dependen adalah pemanfaatan VCT. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dianalisisdengan uji chi square. Hasil menunjukkan bahwa kerentanan yang dirasakan memiliki korelasi dengan pemanfaatan VCT (p = 0,035), keseriusan yang dirasakan memiliki korelasi dengan pemanfaatan VCT (p = 0,039), manfaat yang dirasakan memiliki korelasi dengan pemanfaatan VCT (p = 0,019), hambatan yang dirasakan memiliki korelasi dengan VCT pemanfaatan (p = 0,008) dan isyarat untuk bertindak (p = 0,037) memiliki korelasi dengan pemanfaatan VCT. Persepsi kerentanan, persepsi keseriusan, persepsi manfaat, persepsi hambatan, dan petunjuk bertindak memiliki korelasi dengan pemanfaatan VCT oleh LSL.Disarankan kepada LSM GAYa Nusantara untuk sering memberikan informasi kepada orang-orang berisiko tinggi HIV / AIDS.Kata kunci: VCT, LSL, HIV, HBM


2021 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 71-79
Author(s):  
Ellia Ariesti ◽  
Felisitas A. Sri S ◽  
Elizabeth Y. Y. Vinsur ◽  
Kristianto D. N

ABSTRAK Proses menua sering dikaitkan dengan insiden penyakit kronik seiring dengan penurunan kondisi fisik, psikologis, maupun sosial serta berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi pengaruh luar dari ketahanan tubuhnya. Banyak permasalahan timbul dari kondisi kronis di lansia karena meningkatnya jumlah lansia. Pengontrolan maupun pencegahan menuju kondisi lebih parah dapat dilakukan melalui gaya hidup sehat. Salah satu model yang dikembangkan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan seseorang untuk mencari upaya hidup sehat adalah model kepercayaan kesehatan atau Health Belief Model. Tujuan penelitian mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku lansia dengan penyakit kronis dalam mengatasi penyakitnya berdasarkan Health Belief Model di Puskesmas. Jenis penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang mengalami penyakit kronis di Puskesmas Bareng Kota Malang. Jumlah sampel sebanyak 76 responden. Hasil analisis menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa variabel perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefits, perceived barriers yang berhubungan dengan perilaku lansia (p<0.05). Hasil model akhir analisis multivariat, variabel perceived barriers merupakan variabel yang berhubungan dengan perilaku lansia yang menderita penyakit kronis. Dukungan individu lain terhadap lansia mulai dari mereka yang tinggal bersama maupun oleh aparat penduduk setempat untuk meminimalkan atau menghilangkan rintangan mesti dilakukan agar kualitas hidup lansia dengan penyakit kronis dapat optimal. Kata Kunci       : Health Belief Model, Penyakit Kronis, Perilaku Lansia


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
Author(s):  
Tamara Lubis ◽  
Dwi Rita Anggraini

Diarrhea is a symptom of infection in the intestinal tract with the second death rate in the world in children under five years of age. Risk factors for the incidence of diarrhea in children under five are host factors that increase susceptibility to diarrhea, not giving exclusive breastfeeding (ASI), not giving breastfeeding for 2 years, malnutrition, measles and immunodeficiency. Breastfeeding (ASI) contains the best nutrients that match the needs of the baby and exclusive breastfeeding is carried out from birth to the first six months without any additional food or drink. Several studies have shown that the immunity content of breastfeeding is able to coat the gastrointestinal mucosa and protect the digestive tract from incoming pathogens. The aim of this study is to find out the relationship between exclusive breastfeeding and the incidence of diarrhea in children aged 6-24 months at Puskesmas Aek Parombunan, Sibolga Selatan in 2019. The research design used was observational analytic cross-sectional with the criteria for the research sample of toddlers aged 6-24 months. The sampling technique in this study used total sampling. The research instrument was a medical record and data analysis used the chi-square test. Based on the results of the study, there was a relation between exclusive breastfeeding and the incidence of diarrhea.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document