scholarly journals Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving dengan Teknik Scaffolding Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa di SMA Negeri 12 Jakarta

2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 51-57
Author(s):  
Rosselyne ◽  
Ellis Salsabila ◽  
Dwi Antari Wijayanti

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model pembelajaran Creative Problem Solving dengan teknik Scaffolding terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa di SMA Negeri 12 Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan desain Posttest Only Control Group Design. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 12 Jakarta tahun ajaran 2018/2019. Teknik pengambilan sampel menggunakan Cluster Random Sampling dan terpilih kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2. Uji hipotesis menggunakan uji-t untuk dua sampel independen dengan taraf signifikansi α = 0,05. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh  thitung = 2,038 dan  ttabel = 1,670 sehingga thitung > ttabel  maka

2019 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 35
Author(s):  
Sondang Dongoran ◽  
Hasan Basri Said ◽  
Eni Defitriani

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas VII SMP N 14 Kota Jambi yang disebabkan oleh kurangnya pemahaman siswa terhadap pembelajaran yang kurang optimal dari siswa yang tidak paham terhadap matematika. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang memperoleh model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dan model pembeajaran Problem Based Learning (PBL) di Kelas VII SMP N 14 Kota Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan desain Nonequivalent Postest-Only Control Group Design. Populasi yang digunakan adalah seluruh siswa SMP N 14 Kota Jambi tahun ajaran 2018/2019. Sampel penelitian terdiri dari dua kelas, eksperimen dan kontrol dengan teknik cluster random sampling. Pada Data dianalisis dengan menggunakan uji-t. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemahaman konsep matematis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang memperoleh model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Kata kunci :Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS), Model pembelajaran Problem Based Learning  (PBL), Pemahaman Konsep Matematis


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 164
Author(s):  
Ni Made Rosita Dewi ◽  
I Wayan Widiana

Belum optimalnya hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Gugus XI Kecamatan Buleleng menjadi alas an utama dilakukannya penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) berbantuan media Question Box terhadap hasil belajar IPS. Jenis penelitian ini yaitu penelitian eksperimen dengan menggunakan rancangan non equivalent post-test only control group design. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD di Gugus XI Kecamatan Buleleng yang berjumlah 118 orang. Dari populasi tersebut kemudian diambil sampel dengan teknik random sampling sehingga diperoleh sampel dalam penelitian ini berjumlah 70 siswa. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan instrumen tes objektif dalam bentuk pilihan ganda. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji-t. Berdasarkan hasil analisis uji-t diperoleh thitung = 2,384 sedangkan ttabel = 1,995 pada taraf signifikan 5 % untuk derajat kebebasan 36 + 34 – 2 = 68. Berdasarkan kriteria penghitungan karena  thitung > ttabel maka terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Creative Problem Solving dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model konvensional. Dari hasil analisis uji-t tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Creative Problem Solving berpengaruh positif terhadap hasil belajar IPS siswa.  Implikasi penelitian ini yaitu model Creative Problem Solving berbantuan media Question Box sesuai untuk diterapkan, karena model ini dapat melatih siswa untuk berpikir kritis dalam menyelesaikan setiap permasalahan secara kreatif, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.


Mimbar Ilmu ◽  
2020 ◽  
Vol 25 (1) ◽  
pp. 110
Author(s):  
Ni Pt Lisa Safitri ◽  
I Kt Ardana

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Creative Problem Solving berbantuan Eksperimen terhadap kompetensi pengetahuan IPA siswa kelas V SD N Gugus 1 Kuta Utara. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan rancangan kelompok non-ekuivalen control group design. Populasi pada penelitian ini ialah seluruh siswa kelas V SD N Gugus 1 Kuta Utara, yang terdiri dari 14 kelas secara keseluruhan berjumlah 523 orang. Penentuan sampel dalam penelitian menggunakan teknik random sampling dengan pengacakan kelas yang sudah ada, kemudian dilakukan pengudian untuk penentuan kelompok eksperimen dan kontrol sehingga kelas VA  SD No. 1 Dalung sebanyak 41 siswa sebagai kelompok kelas eksperimen dan kelas VB SD No.2 Dalung sebanyak 34 siswa sebagai kelompok kelas kontrol. Data kompetensi pengetahuan IPA siswa dikumpulkan dengan instrumen tes objektif pilihan ganda biasa sebanyak 30 butir soal yang sudah divalidasi. Selain itu nilai rata-rata gain skor kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran Creative Problem Solving berbantuan Eksperimen  = 0,47 >  = 0,35 rata-rata gain skor  kelompok siswa yang dibelajarkan secara konvensional. Hasil analisis uji-t menunjukkan nilai thitung = 3,833 > ttabel (ɑ=0,05, dk=73) = 2,000 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima sehingga terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. . Sesuai dengan hasil tersebut dapat disimpulkan model pembelajaran Creative Problem Solving Berbantuan Eksperimen berpengaruh terhadap kompetensi pengetahuan IPA  siswa kelas V SD N Gugus 1 Kuta Utara Tahun Ajaran 2018/2019


2015 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Akmil Fuadi Rahman ◽  
Maslianti Maslianti

. Pembelajaran matematika di kelas masih banyak yang menekankan pemahaman siswa tanpa melibatkan kemampuan berpikir kreatif. Siswa tidak diberi kesempatan menemukan jawaban ataupun cara yang berbeda dari yang sudah diajarkan guru, sehingga siswa tidak bisa berkreasi untuk menemukan jawaban dengan caranya sendiri. Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan menerapkan model CPS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahhui: (1) aktivitas belajar siswa kelas VIII dengan menggunakan model pembelajaran CPS pada SMPN 23 Banjarmasin, dan (2) ada tidaknya pengaruh model CPS dalam pembelajaran matematika terhadap kemampuan berpikir kreatif   pada siswa kelas VIII SMPN 23 Banjarmasin. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen dengan  randomized posttest-only control group design. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negri 23 Banjarmasin, pengambilan sampel menggunakan  teknik purposive sampling, dan di dapat kelas VIII D sebagai kelas esperimen dan kelas VIII E sebagai kelas kontrol. Pada kelas eksperimen pembelajaran dilakukan dengan dengan menggunakan model CPS sedangkan kelas kontrol di lakukan pembelajaran dengan menggunakan model PBL.Data yang diperoleh menggunakan statistik berupa uji normal, uji homogeny, uji t dan Uji u. hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) aktivitas siswa selama proses belajar dengan menggunakan model CPS berada pada kriteria baik, (2) kemampuan berpikir kreatif pada siswa kelas eksperimen menggunakan model CPS lebih tinggi dari pada kemampuan berpikir kreatif pada siswa kelas kontrol dengan menggunakan model PBL, sehingga dapat dikatakan bahwa model CPS memberi pengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif pada siswa. Kata kunci: model CPS, PBL, kemampuan berpikir kreatif pada siswa


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
Author(s):  
Rianita Simamora ◽  
Rianita Simamora

Penelitian ini membahas tentang kemampuan pemahaman konsep Aljabar yang ditinjau dari dua motode pembelajaran, yaitu antara problem solving learning dengan ekspositori. Penelitian eksperimen ini menggunakan desain the non-equivalent posttest-only control group design karena kedua kelompok yang akan dianalisis berbeda (non-equivalent). Perlakuan yang diberikan kepada kelompok sampel penelitian ini adalah metode pemecahan masalah (problem solving) dan lainnya menggunakan metode ekspositori. SMA Negeri 3 Pematangsiantar kelas XIPA merupakan populasi yang dipilih dalam penelitian ini yang berjumlah 244 orang dan sebagai sampelnya adalah siswa kelas siswa kelas XIPA-6 dan XIPA-7 yang dipilih menggunakan metode cluster random sampling yang telah dinyatakan normal dan homogen. Instrumen yang digunakan adalah tes essay yang berjumlah 10 butir soal yang valid dan reliabel sehingga layak digunakan sebagai instrumen tes. Penelitian ini menggunakan uji-t (selisih dua rataan) untuk mengetahui perbedaan kedua data penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan kemampuan pemahaman konsep aljabar yang signifikan jika ditinjau dari metode problem solving learning dan ekspositori sebagaimana ditemukan dari hasil uji statistik penelitian ini. Perbedaan kedua metode juga ditunjukkan oleh persentase ketuntasan belajar siswa dalam menyelesaikan soal pemahaman konsep.


2018 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 81-92
Author(s):  
Eliza Ayu Pratiwi ◽  
Amir Rusdi ◽  
Agustiany Dumeva Putri

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran mastery learning (belajar tuntas) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dikelas X SMA ‘Aisyiyah 1 Palembang. Jenis penelitian yang digunakan adalah true exprimental design dengan desain pretest – posttest control group design, populasi yang digunakan adalah seluruh siswa kelas X yang ada di SMA ‘Aisyiyah 1 Palembang tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini mengambil dua kelas sebagai sampel yang diambil dengan menggunakan teknik cluster random sampling yaitu kelas X4 dengan jumlah 37 siswa sebagai kontrol dan kelas X1 berjumlah 37 siswa sebagai kelas ekprimen. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa tes kemampuan pemecahan masalah matematika dan observasi kepada siswa. Data yang diperoleh dari hasil tes digunakan untuk menguji hipotesis penelitian dengan menggunakan uji-t. Dari hasil analisis diperoleh bahwa terdapat pengaruh positif penggunaan model pembelajaran mastery learning (belajar tuntas) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dan hasil rata-rata observasi aktivitas kemampuan pemecahan masalah matematika siswa sebesar 74.This research aims to determine the effect of using the mastery learning models to the mathematical problem solving ability of first grader of 'Aisyiyah 1’s Senior High School Palembang. The type of this research is the true experimental design with the design pretest - posttest control group design, the populations are all first grader of 'Aisyiyah 1’s Senior High School Palembang 2015/2016. This research took two classes as a samples by using the cluster random sampling technique. The classes are X4 with 37 students as a control and X1 with 37 students as a experiment class. The research was conducted of eight meetings. The collection of datas are done by using an instrument which are mathematical problem solving ability test and observation to students. The datas obtained from the test are used to test the research hypothesis by using t-test. From the analysis, this shows that there is positive effect of using the mastery learning to the mathematical problem solving abilities of students and the average result of observation the ability mathematical problem solving is 74.


2020 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 27
Author(s):  
Anggun Yunita Wisela ◽  
Hairunisyah Sahidu ◽  
Syahrial Ayubi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran creative problem solving terhadap kemampuan pemecahan masalah dan hasil belajar peserta didik SMAN 8 Mataram tahun pelajaran 2019/2020. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan desain penelitian non-equivalent control group design. Populasinya seluruh peserta didik kelas XI MIA SMAN 8 Mataram. Pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik purposive sampling, sehingga terpilih peserta didik kelas XI MIA 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI MIA 1 sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi perlakuan berupa model pembelajaran creative problem solving dan kelas kontrol diberi perlakuan berupa pembelajaran konvensional. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah menggunakan instrumen tes uraian sebanyak 4 butir soal untuk mengukur hasil belajar menggunakan instrumen tes pilihan ganda sebanyak 20 butir soal. Hipotesis penelitian diuji menggunakan uji MANOVA berbantuan IBM SPSS 23 dengan taraf signifikansi 5%. Uji hipotesis MANOVA menghasilkan taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan terdapat pengaruh model pembelajaran creative problem solving terhadap hasil belajar dan kemampuan pemecahan masalah fisika peserta didik.


2018 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 26
Author(s):  
Rika Wahyuni ◽  
Mariyam Mariyam ◽  
Dewi Sartika

<p>Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui ketercapaian ketuntasan siswa pada materi persamaan garis lurus setelah diterapkannya model pembelajaran <em>CPS; </em>2) Mengetahui  perbedaan peningkatan kemampuan berfikir kritis matematis siswa pada materi persamaan garis lurus antara siswa yang mendapat pembelajaran dengan model pembelajaran <em>CPS</em> dan yang mendapat model pembelajaran langsung; 3) Mengetahui aktivitas belajar siswa selama diterapkannya model pembelajaran <em>CPS</em>. Penelitian ini menggunakan desain <em>Quasi Eksperimental</em> dengan bentuk <em>The Nonequivalent Control Group Design</em>. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelas yang dipilih dari 4 kelas. Pengambilan sampel menggunakan  teknik <em>purposive sampling</em> dan terpilihlan kelas   VIII B sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII C sebagai kelas kontrol. Pertimbangan dipilihnya kedua kelas tersebut karena masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar dan rata-rata ketuntasan siswa belum mencapai KKM. Hasil analisis data menunjukkan bahwa: 1) Siswa mencapai ketuntasan secara individu maupun klasikal pada kelas yang menggunakan model pembelajaran <em>CPS</em>  2) Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berfikir kritis matematis antara siswa yang diberikan model pembelajaran <em>CPS</em> dengan siswa yang diberikan model pembelajaran langsung; 3) Aktivitas siswa tergolong aktif selama diterapkan model pembelajaran <em>CPS.</em></p>


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 39-49
Author(s):  
Erdawati Nurdin ◽  
Desti Daragita Nayan ◽  
Risnawati Risnawati

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran model Creative Problem Solving (CPS) jika ditinjau dari kemampuan awal matematis siswa. Desain yang digunakan pada penelitian kuasi eksperimen adalah the non-equivalent posttest only control group design. Populasi pada penelitian ini adalah siswa SMA N Plus Pekanbaru. Sampel pada penelitian ini dipilih secara purposif. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI MS 1 sebagai kelompok eksperimen dan kelas XI MS 2 sebagai kelompok kontrol. Berdasarkan analisis data menggunakan uji anova dua arah diperoleh kesimpulan bahwa: (1) Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang belajar menggunakan pembelajaran model Creative Problem Solving (CPS) dengan siswa yang belajar menggunakan pembelajaran konvensional, (2) Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran model Creative Problem Solving (CPS) dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional, jika ditinjau dari kemampuan awal matematis siswa, (3) Tidak terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran yang ditinjau dari kemampuan awal matematis terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Dalam hal ini model Creative Problem Solving (CPS) baik digunakan pada siswa yang memiliki kemampuan awal matematis tinggi dan sedang.


2015 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 133 ◽  
Author(s):  
Ahmad Busyairi ◽  
Parlindungan Sinaga

This study aimed to get an idea related to the development of cognitive abilities and creative thinking skills in problem solving student after being given treatment with CPS-based experimental learning and conventional learning. The method used in this research is a quasi-experimental design with the randomized pretest-posttest control group design. The research sample group of 58 high school students who are divided into two classes (class 29 experimental and 29 control group). The collected data was then analyzed using N-gain calculation, t-test, and the calculation of effect size. The result showed that the students' cognitive abilities for both classes equally increased by the moderate category. For the creative thinking skills of students in problem solving, experimental class increased by categories was increased while the control class with low category. Based on the test results show that the application of learning hypothesis-based experiments CPS can significantly improve the cognitive abilities and skills of creative thinking in solving problems of students compared to the application of conventional learning. In addition, based on the calculation of effect size indicates that the application of experiment-based learning CPS effective in improving cognitive ability and creative thinking skills in problem solving students with moderate category.Keywords: creative problem solving, experiment, cognitive abilityABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran terkait peningkatan kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah siswa setelah diberikan perlakuan dengan pembelajaran CPS berbasis eksperimen dan pembelajaran kovensional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen dengan desain the randomized pretest-posttest control group design. Sampel penelitian sebanyak 58 siswa SMA yang dibagi ke dalam dua kelas (29 kelas eksperimen dan 29 kelas kontrol). Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan perhitungan N-gain, Uji-t, dan perhitungan effect size. Hasil analisis data menunjukkan bahwa kemampuan kognitif siswa untuk kedua kelas sama-sama mengalami peningkatan dengan kategori sedang. Untuk keterampilan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah siswa, kelas eksperimen mengalami peningkatan dengan ketegori sedang sedangkan kelas kontrol meningkat dengan kategori rendah. Berdasarkan hasil uji hipotesis  menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran CPS berbasis eksperimen secara signifikan dapat lebih meningkatkan kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah siswa dibanding penerapan pembelajaran konvensional. Selain itu, berdasarkan hasil perhitungan effect size menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran CPS berbasis eksperimen efektif dalam meningkatkan kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah siswa dengan kategori sedang.Kata kunci: creative problem solving, eksperimen, kemampuan kognitif


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document