Wayang Topeng (Mask Puppet) in Jombang is a folk performance whose presence is needed by the society. Along with the development of the society, it experiences downturn. Currently, various attempts have been made by artists in Jombang to preserve the performance. The study aims to investigate the function and continuity Wayang Topeng functions in todays society. Observation, interviews and literature studies were used to collect the data. The interactive analysis was used as the data analysis model. The result of the study shows that Wayang Topeng in Jombang still has manifest functions such as a vow ritual, a giver of inner experience, a breadwinner, and an entertainment; and latent function which is to form social solidarity. The life of Wayang Topeng after being raised by Purwa has received good response from the people and gained popularity. However, because the regeneration process is not well managed, the existence of this art performance is at the tip of torpor and deterioration. The revival of Wayang Topeng in Jombang is realized soon after a primary school teacher has tried to revitalize it.Wayang Topeng di Jombang merupakan pertunjukan rakyat yang kehadirannya dibutuhkan oleh masyarakat.Seiring dengan perkembangan masyarakat wayang topeng ini mengalami kegoncangan sehingga hilang. Berbagai usaha telah dilakukan oleh seniman-seniman di Jombang hingga saat ini telah muncul kembali. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui fungsi wayang topeng di masyarakat saat ini dan mengetahui kontinuitas kehidupannya. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan studi pustaka, dan analisis interaktif sebagai model analisis datanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wayang topeng di Jombang masih memiliki fungsi manifes yaitu fungsi ritual nadzar, sebagai pemberi pengalaman batin, sebagai pencari nafkah dan sebagai hiburan; serta fungsi laten yaitu pembentuk solidaritas sosial. Kehidupan wayang topeng setelah dimunculkan oleh Purwa mendapatkan tanggapan yang baik oleh masyarakat sehingga cukup eksis, namun karena proses regenerasi tidak dilakukan menyebabkan kesenian ini mati suri dan kemerosotan.Kebangkitan kembali telah dialami oleh wayang topeng di Jombang setelah ada seseorang guru SD berusaha untuk melakukan revitalisasi.