scholarly journals Tanggapan Dua Kultivar Kedelai (Glycine max L.) Terhadap Empat Aras Salinitas

Vegetalika ◽  
2019 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
Author(s):  
Mahmud Ismail

Salinitas merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hampir semua pertumbuhan tanaman kedelai pada fase vegetatif dan generatif. Pengaruh salin pada berbagai varietas tanaman kedelai berbeda-beda tergantung pada tingkat kepekaan varietas tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian empat kadar salin terhadap pertumbuhan dan hasil dua varietas kedelai. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan dua faktor (CRD Faktorial) faktor pertama adalah varietas kedelai Grobogan dan varietas kedelai Malika. Faktor kedua adalah kadar salinitas: N0= kontrol, 1,17 dS/m, 2,34 dS/m, dan 3,51 dS/m. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis varian dilanjutkan dengan uji jarak Duncan Multiple Range Test(DMRT) dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dua varietas kedelai mampu bertahan pada kadar salin 1,17 dS/m pengukuran variabel: tinggi tanaman, luas perakaran, luas daun, klorofil a, bobot segar tajuk, bobot kering tajuk, panjang akar pada varietas Malika, bobot segar akar, bobot kering akar, laju pertumbuhan nisbi tajuk dan akar, laju asimilasi bersih, jumlah polong pertanaman dan jumlah biji pertanaman. Dua varietas kedelai menunjukkan penurunan hasil pada pemberian kadar salin 3,51 dS/m. Penurunan hasil pada varietas kedelai Malika adalah 23% jumlah polong pertanaman, 31% jumlah biji pertanaman, 39% berat kering biji , dan 20% berat 100 biji. Sedangkan pada varietas Grobogan adalah 18% jumlah polong pertanaman, 17% jumlah biji pertanaman, 26% berat kering biji , dan 11% berat 100 biji.

Agriculture ◽  
2020 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
Author(s):  
Ningsih Riani Kurnia ◽  
Jon Yawahar ◽  
Dwi Fitriani ◽  
Suryadi Suryadi ◽  
Fiana Podesta

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh masukan energi jumlah panas dengan dosis pupuk fosfor terhadap hasil tanaman kedelai (Glycine max L. Merril). Penelitian ini telah laksanakan pada bulan Juli-Oktober 2019 di Jl. Danau Raya No.59, Panorama, Singaran Pati, Kota Bengkulu, Bengkulu dengan ketinggian + 24 m dpl. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap disusun dengan factorial(RAL-F) dengan dua faktor, dimana faktor 1 adalah masukan energi jumlah panas (E) E1= 1030-1050 SP, E2 = 1130-1150 SP, E3= 1230-1250 SP, E3= 1330-1350 SP. Faktor 2 adalah dosis pupuk fosfor (P)   P1= 75 kg/ha, P2= 150 kg/ha, P3= 225 kg/ha masing-masing perlakuan diulang 3 kali. Hasil data dianalisis menggunakan Analisis Sidik Ragam (ANOVA) dan apabila berbeda nyata dilakukan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) taraf 0,5%. Hasil perlakuan masukan energi jumlah panas menunjukan berbeda sangat nyata terhadap peubah berat basah tanaman, berat biji, dan menunjukan berbeda nyata terhadap peubah berat kering tanaman, berat polong. Sedangkan perlakuan masukan energi jumlah panas dan dosis pupuk fosfor terjadi interaksi pada peubah tinggi tanaman, jumlah daun dan berat biji. Kata kunci : Masukan Energi Jumlah Panas, Dosis Pupuk Fosfor.


Agriculture ◽  
2020 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
Author(s):  
Susanti Kesumawati ◽  
Eva Oktavidiati

Di Provinsi Bengkulu peningkatan hasil produksi kedelai disebabkan karena adanya pertambahan luas lahan, akan tetapi hasil produksinya masih belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan di provinsi itu sendiri. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi zpt alam dan sintetik terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai (Glycine max) L.Merril). Penelitian ini dilakukan di Jl. Danau Raya No.59, Panorama, Singaran Pati, Kota Bengkulu pada ketinggian 24 ± mdpl menggunakan Rancangan Acak Lengkap faktorial dengan 2 faktor. Faktor pertama pemberian Auksin Alami (A): A1 25 ml, A2 50 ml, A3 75 ml. Faktor kedua adalah auksin sintetik (B): B0 (Kontrol) B1 (1 ml) B2 (1,5 mon l) dan B3 (2 ml), masing-masing perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali. Analisis data menggunakan Analysis of Variance Analysis (ANOVA). Hasil yang berbeda diikuti oleh Duncan Multiple Range Test (DMRT) level 5%.               Hasil perlakuan auksin alami berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah daun 14 HST, bobot basah tanaman, bobot kering tanaman, bobot 100 biji kadar air kedelai 14% sedangkan pengaruh signifikan terjadi pada tinggi tanaman 56 HST, jumlah Jumlah cabang 28 HST, jumlah cabang 42 HST kedelai (Glycine max L. Merril). Sedangkan pemberian auksin sintetik berpengaruh nyata terhadap panjang akar dan berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 14 HST kedelai (Glycine max L. Merril). Dalam penelitian ini, tujuan interaksi antara auksin alam dan auksin sintetik terjadi pada panjang akar tanaman kedelai. Kata kunci: Kedelai, auksin alam, auksin sintetik.


2019 ◽  
Vol 8 (4) ◽  
pp. 378
Author(s):  
Dina Puti Kartika ◽  
I Dewa Gde Mayun Permana ◽  
Komang Ayu Nocianitri

This study aims to determine the effect of soursop juice on the characteristics of edamame yogurt and to determine the optimal concentration of soursop juice to produce edamame yogurt with the best characteristics. This study used a Randomized Block Design (RBD) with the treatment of soursop fruit juice concentration consisting of 5 levels, namely 0%, 5%, 10%, 15% and 20%. Each treatment was repeated 3 times, resulted in 15 experimental units. The data were analyzed by the Analysis of Variance (ANOVA) and if the treatment significantly affected the variables, the Duncan Multiple Range Test (DMRT) was performed. The results showed that the concentration of soursop juice significantly affected total LAB, total acid, pH, antioxidant activity, viscosity, sensory hedonic test on texture and sensory scoring test on texture and taste. The edamame yogurt with 15% soursop juice had the best characteristics with the following characteristics: total LAB 1.01 x 1011 CFU/ml, total acid 0.86%, viscosity 310 cP, antioxidant activity 35.47%, pH 3.72 and the sensory properties of neutral scents, neutral appearance, a rather thick texture, a rather like taste, a slightly sour taste and a rather like overall reception. Keywords: edamame yogurt, soursop juice, antioxidant activity


2018 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 82-92
Author(s):  
Ardiyaningsih Puji Lestari ◽  
Sosiawan Nusifera ◽  
Akmal Akmal

Lahan pertanaman kedelai di Provinsi Jambi umumnya berupa tanah podsolik merah kuning yang kering dan rendah unsur hara sehingga kurang cocok untuk tanaman kedelai. Dilihat dari kondisi yang ada, maka perlu dilakukan intensifikasi lahan diantaranya melalui pemupukan. Pemupukan dengan menggunakan pupuk organik fermentasi padat merupakan solusi yang ditawarkan. Alasan penggunaan pupuk organik fermentasi padat karena merupakan pemanfaatan limbah, ramah lingkungan dan dapat digunakan sebagai subtitutor pupuk anorganik. Pelaksanaan penelitian dilakukan di lokasi Teaching and Research Farm Fakultas Pertanian Universitas Jambi, Mendalo Indah Kabupaten Muaro Jambi. Benih kedelai yang dipakai adalah Varietas Anjasmoro, Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 1 faktor yaitu pupuk organik fermentasi padat dengan 5 taraf, yaitu : F0 = 0, F1 = 5 ton/ha, F2 = 10 ton/ha, F3 = 15 ton/ha dan F4 = 20 ton/ha. Ukuran petak percobaan 3 m x 2 m dengan jarak tanam 30 cm x 20 cm. Peubah yang diamati dalam penelitian ini terdiri atas tinggi tanaman, jumlah bintil, jumlah bintil efektif, , bobot kering akar, bobot kering tajuk, Jumlah cabang primer, jumlah polong, jumlah polong berisi, bobot 100 biji dan hasil. Untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap variabel yang diamati, maka data dianalisis secara statistik dengan menggunakan sidik ragam, dan untuk melihat perbedaan antar perlakuan digunakan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test) pada taraf α = 5%. Data penunjang dari penelitian ini meliputi analisis N,P,K dan pH tanah sebelum penelitian serta data suhu, kelembaban dan curah hujan selama percobaan. Melalui penelitian ini didapat (1) Tanaman kedelai memberikan respon yang positif terhadap pemberian pupuk organik fermentasi padat, (2) dosis kompos yang efektif terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai.adalah 10 ton ha-1 dan (3). Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengkayaan bahan ajar serta memberikan informasi bagi peningkatan program pengoptimalan pemanfaatan lahan kering marginal di Indonesia umumnya dan lahan kering marginal di Provinsi Jambi khususnya.


2018 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 11
Author(s):  
Eko Wahono ◽  
Munifatul Izzati ◽  
Sarjana Parman

Produksi kedelai di Indonesia mengalami penurunan karena kondisi cuaca yang tidak menentu, maka perlu dilakukan penanaman kedelai yang toleran terhadap cekaman kekeringan untuk mengatasi permasalahan ini. Kedelai melakukan adaptasi cekaman kekeringan dengan cara mengakumulasi prolin untuk melindungi sel dari kerusakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat ketersediaan air terhadap pertumbuhan dan kandungan prolin pada tanaman kedelai varietas Wilis dan Grobogan. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Gombel Lama dan di Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Tumbuhan Jurusan Biologi FSM Undip. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial, 2 faktor yaitu tingkat ketersediaan air dan varietas dengan 6 perlakuan dan 3 pengulangan. Analisis data menggunakan Analisis of Variance (Anova) dilanjutkan uji beda nyata Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf signifikasi 95%. Parameter yang diamati adalah kandungan Prolin dan pertumbuhan (tinggi tanaman, berat basah dan kering tajuk, berat basah dan kering akar). Hasil penelitian menunjukkan tingkat ketersediaan air berpengaruh terhadap kandungan prolin dan pertumbuhan. Ketersediaan air terendah menghasilkan kandungan prolin tertinggi, yaitu pada varietas Grobogan sebesar 2,15 µmol/gr dan Wilis 2,30 µmol/gr. Varietas tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan prolin dan pertumbuhan tanaman kedelai, tetapi berpengaruh signifikan terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun trifoliat. Varietas Grobogan lebih unggul terhadap cekaman kekeringan dibandingkan Wilis dilihat dari tinggi tanaman dan jumlah daun trifoliat.Kata kunci :  prolin, ketersediaan air, kedelai, Glycine max


Menara Ilmu ◽  
2021 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
Author(s):  
A. Haitami ◽  
Elfi Indrawanis ◽  
Chairil Ezward ◽  
Wahyudi Wahyudi

Penelitian di lakukan untuk mengetahui tampilan agronomi pertumbuhan dan produksi beberapa varietas kedelai (Glycine max L.) di tanah ultisol Kabupaten Kuantan Singingi. Penanaman kedelai pada tanah ultisol merupakan salah satu upaya peningkatan produksi tanaman kedelai pada lahan kering. Luas lahan ultisol di kabupaten Kuantan Singingi yang berpotensi dalam meningkatkan produksi kedelai dan penggunaan benih kedelai varietas unggul. Penelitian dilaksanakan di Kebun BBU Sentajo Kecamatan Sentajo Kabupaten Kuantan Singingi selama 4 bulan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) yang terdiri dari 6 taraf perlakuan dan 3 kelompok, sehingga didapatkan 18 unit satuan percobaan. Enam Tampilan Varietas adalah Derap 1, Anjasmoro, Detap 1, Dering 1, Grobogan dan Dega 1. Hasil penelitian diuji secara statistik dengan menggunakan program SAS versi 9.0. Memberikan pengaruh nyata. Berdasarkan hasil uji lanjut dengan Uji Lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5 %, maka pada paremeter persentase tumbuh varietas kedelai, tinggi tanaman umur 14, 28 dan 42 HST, umur muncul bunga, berat 100 biji, dan jumlah polong berpengaruh nyata, sedangkan parameter berat polong dan berat biji tidak berpengaruh nyata.


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 52-59
Author(s):  
Murtinah Murtinah ◽  
Eny Fuskhah ◽  
Adriani Darmawati

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penggunaan jenis pupuk kandang dan berbagai konsentrasi plant growth promoting rhizobacteria (PGPR) terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai hitam (Glycine max L. Merill). Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap pola faktorial. Faktor pertama adalah jenis pupuk kandang (tanpa pupuk, pupuk kandang ayam dan pupuk kandang kambing) dan faktor kedua adalah konsentrasi PGPR (PGPR komersial 5 ml/l air, 0 ml/l air, 5 ml/l air, 12,5 ml/l air, dan 20 ml/l air). Parameter pertumbuhan yang diamati meliputi tinggi tanaman dan jumlah daun. Parameter produksi yang diamati yaitu jumlah polong, berat polong dan bobot 100 biji. Data dianalisis dengan analisis ragam dan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan (Duncan’s Multiple Range Test). Hasil penelitian menunjukkan jenis pupuk kandang mampu meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah polong, berat polong dan bobot 100 biji. Peningkatan konsentrasi PGPR hanya meningkatkan tinggi tanaman. Tidak menunjukkan adanya interaksi antara jenis pupuk kandang dan konsentrasi PGPR dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi kedelai hitam. Kata kunci : pupuk kandang ayam, pupuk kandang kambing, PGPR, kedelai hitam


2019 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 184
Author(s):  
Ririn Nur Fitriani ◽  
Susilo Budiyanto ◽  
Sukarjo Sukarjo
Keyword(s):  

  Penelitian bertujuan untuk mengkaji respon pertumbuhan tanaman kedelai, produksi dan kualitas kedelai pada tanah yang tercemar logam nikel yang diberi biokompos.Penelitian dilakukan di Rumah Kasa dan Laboratorium Terpadu BALINGTAN (Balai Penelitian Lingkungan Pertanian) Pati, Jawa Tengah dari bulan November 2018 – Februari 2019. Rancangan dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap pola faktorial 5 x 3 dengan 3 ulangan.Faktor pertama yaitu perlakuan konsentrasi cemarannikel (Ni) 0, 25, 50, 75, 100 ppm dan faktor kedua yaitu perlakuan dosis biokompos 0 ton/ha, 3,5 ton/ha dan 7ton/ha. Data dianalisis dengan analisis ragam dan dilanjutkan dengan uji berganda Duncan (Duncan’s Multiple Range Test). Hasil penelitian menunjukkanbahwa pada tanah yang diberi biokompos kurang dari 7 ton/ha dan semua tingkat cemaran menunjukkan penurunan pertumbuhandan produksi kedelai. Tanah yang diberi biokompos 7 ton/ha pada perlakuan konsentrasi cemaran nikel 25 ppm menghasilkan produksi kedelai (jumlah polong isi) setara atau sama dengan tanah tanpa cemaran nikel. Konsentrasi nikel dalam biji kedelai pada tanah yang tercemar nikel 25 ppm dengan diberi biokompos 7 ton/ha masih berada diatas ambang batas yang diijinkan. Kata kunci: kedelai, cemarannikel, biokompos


2019 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 1
Author(s):  
La Mudi ◽  
Andi Bahrun ◽  
Gusti Ayu Kade Sutariati

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari efektivitas bio-priming benih menggunakan campuaran rizobakter indigenous untuk meningkatkan kualitas fisiologis benih kedelai. Penelitian telah dilakukan pada Bulan November 2014 sampai dengan Januari 2015 di Laboratorium Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) factor tunggal yang terdiri dari delapan perlakuan yaitu: control (tanpa perlakuan rizobakter), bio-priming menggunakan Bacillus sp. CKD061, bio-priming menggunakan P. fluorescens PG01, bio-priming menggunakan Serratia sp. CMN175,  bio-priming menggunakan campuran Bacillus sp. CKD061 + P. fluorescens PG01, bio-priming menggunakan campuran Bacillus sp. CKD061 + Serratia sp. CMN175, bio-priming menggunakan campuran P. fluorescens PG01 + Serratia sp. CMN175 dan bio-priming menggunakan campuran Bacillus sp. CKD061 + P. fluorescens PG01 + Serratia sp. CMN175. Setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali sehingga seluruhnya terdiri dari 24 unit percobaan. Data hasil penelitian dianalisis ragam dengan uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil pengamatan pengujian fisiologis benih menunjukkan bahwa bio-priming menggunakan campuran Bacillus sp. CKD061 + P. fluorescens PG01 meningkatkan kualitas fisiologis benih. Bio-priming benih menggunakan campuran Bacillus sp. CKD061 + P. fluorescens PG01 memberikan hasil yang lebih baik dalam meningkatkan viabilitas dan vigor benih kedelai.Keywords: Bacillus sp. CKD061 + P. fluorescens PG01, bio-priming benih, campuran  rizobakter, kualitas fisiologis benih, rizobakter Indigenous, 


2018 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
Author(s):  
Afiati Bahrawi ◽  
La Karimuna ◽  
Muhidin Muhidin

ABSTRACKThe purpose of this research was to study the effectiveness of various formulations rhizobacteria as bioherbicide in soybean. This research was conducted at the Agrotechnology Laboratory Unit Agronomy and Field Laboratory, Faculty of Agriculture Halu Oleo university, Kendari from March to June 2016.This research was arranged on randomized complete block design (CBD), which consisted of seven treatments that are P0 (Control), P1 (Bacillus sp. A05 + water), P2 (Bacillus sp. A05 + talc), P3 (Bacillus sp. A05 + husk charcoal powder), P4 (P. aeruginosa A08 + water), P5 (P. aeruginosa A08 + talc), P6 (P. aeruginosa A08 + husk charcoal powder). The treatments was repeated three times so that there were 21 experimental units. Weed vegetation were analyzed using quadratic metode, quadrant size used was 1x1 m2, observations were made one time when the soybean was 21 HST. The soybean data were analyzed using of analysis variance followed by Duncan's Multiple Range Test if the treatments was significant. The results showed that treatment of formulations rhizobacteria P6 namely P. aeruginosa A08 in the husk charcoal powder carrier formulation was the best among all 5 other formulations, that could be seen in the weeds vegetation analysis data results, showed that P. aeruginosa A08 in the husk charcoal powder carrier formulation could suppress the growth of Cleome rutidosperma D.C and Cyperus rotundus L. which was the dominant weeds in soybean. Husk charcoal powder was able to improve the suitability of rhizobacteria P. aeruginosa A08 as bioherbisida in the field so that they could worked more effectively as bioherbisida than other treatments. Keywords: Bioherbicides, formulation rhizobacteria, Glycine max (L.) Merrill


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document