PEMBANGUNAN SEKOLAH KEWIRAUSAHAN UNTUK MENJADIKAN HIDUP MANDIRI DI DESA CILEUNYI WETAN KABUPATEN BANDUNG

Dharmakarya ◽  
2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 133
Author(s):  
Fatmi Utarie Nasution ◽  
Rafan Darodjat

Corona virus Disease 2019 (Covid-19) merupakan penyakit yang disebabkan oleh Virus Corona atau Severe Acute Respiratory Syndrome Corona virus 2 (SARS-CoV-2) yang dapat menyerang segala usia. Akibat peristiwa pandemi Covid-19 yang belum berakhir, seluruh pemerintah di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, menerapkan kebijakan untuk mencegah dan memutus rantai penularan Covid-19 dengan melakukan pembatasan sosial (social distancing). Kebijakan pembatasan sosial mengharuskan setiap masyarakat untuk tetap berdiam di rumah dan tidak melakukan kegiatan-kegiatan tertentu yang dapat mengundang keramaian, salah satunya adalah kegiatan bekerja dari rumah (work from home) yang berdampak pada aspek sosial, lingkungan, dan ekonomi. Banyak masyarakat di Indonesia salah satunya di desa Cileunyi Wetan umumnya bermata pencaharian buruh pabrik yang di rumahkan dan tidak diberi upah sama sekali, hal tersebut mengakibatkan kelaparan dan kemiskinan, maka dari itu saya melakukan kegiatan pembangunan sekolah kewirausahaan. Pembangunan sekolah kewirausahaan merupakan suatu media penggerak masyarakat di wilayah desa Cileunyi Wetan agar dapat memperoleh ilmu berwirausaha dengan tepat. Sehingga masyarakat dapat menciptakan inovasi produk sandang maupun pangan yang memiliki nilai jual tinggi, memiliki penghasilan, dan menjadikan hidup mandiri. Dalam kegiatan ini metode penelitian yang digunakan adalah metode Pendidikan Masyarakat dengan melakukan penyuluhan mengenai kewirausahaan yang bertujuan menyadarkan masyarakat akan adanya manfaat dari berwirausaha. Serta metode Pelatihan dengan melakukan pelatihan berwirausaha di lingkungan masyarakat Desa Cileunyi Wetan. Hasil dari penelitian ini adalah masyarakat dapat terbuka pemikirannya untuk berwirausaha dan menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam mengolah suatu produk baik sandang maupun pangan. Sekolah kewirausahaan tidak hanya diperuntukkan untuk kaum muda saja namun di peruntukkan untuk siapa saja yang ingin dan mau untuk belajar dalam berwirausaha.

2020 ◽  
Author(s):  
Adnan I. Qureshi ◽  
M. Fareed K. Suri ◽  
Haitao Chu ◽  
Habibullah Khan Suri ◽  
Ayehsa Khan Suri

AbstractMandated social distancing has been globally applied to limit the spread of corona virus disease 2019 (COVID-19) from highly pathogenic severe acute respiratory syndrome (SARS)-associated coronavirus 2 (SARS-CoV-2). The benefit of this community-based intervention in limiting COVID-19 has not been proven nor quantified. We examined the effect of timing of mandated social distancing on the rate of COVID-19 in 119 geographic regions derived from 41 states within United States and 78 countries. We found that highest number of new COVID-19 cases per day per million persons was significantly associated with total number of COVID-19 cases per million persons on the day before mandated social distancing (β=0.66, p<0.0001). Our findings suggest that the initiation of mandated social distancing for each doubling in number of existing COVID-19 cases would result in eventual peak with 58% higher number of COVID-19 infections per day. Subgroup analysis on those regions where the highest number of new COVID-19 cases per day have peaked increased β to .85 (p<0.0001). We demonstrate that initiating mandated social distancing at a 10 times smaller number of COVID-19 cases will reduce the number of daily new COVID-19 cases at peak by 80% highlighting the importance of this community-based intervention.


2020 ◽  
Vol 7 (8) ◽  
Author(s):  
Aswasulasikin Aswasulasikin

Pemerintah Indonesia berusaha terus memutus rantai persebaran Corona Virus Disease (COVID-19) dengan membuat berbagai kebijakan, diantaranya pembatasan sosial berskala besar (PSBB), social distancing, physical distancing, layanan perkantoran dan aktifitas pendidikan dilakukan dari rumah dengan pemberlakuan work from home (WFH). Oleh karena itu aktifitas pembelajaran dilaksanakan melalui pola daring dengan memanfaatkan berbagai platform yang disediakan oleh dalam jaringan internet. Penelitian ini bertujuan untuk menggali informasi terkait respons mahasiswa terkait dengan aktifitas pembelajaran daring yang sudah dilaksanakan selama kurang lebih 3 bulan dengan menggunakan angket respons yang disebar kemahasiswa secara acak. Data yang diperoleh menunjukan bahwa aktivitas daring yang dilaksanakan menjenuhkan dan membosankan, sehingga dihapkan para dosen lebih kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan media yang digunakan agar proses pembelajaran lebih menyenangkan. Daring dengan menggunakan berbagai fitur canggih tidak bisa menggantikan peran dosen melalui perkulaiahan tatap muka, karena lebih memberikan motivasi dan semangat kepada mahasiswa untuk belajar dari pada mengikuti kuliah melalui pola daring (online).


2021 ◽  
Author(s):  
desna rura sarapang

The emergence of a new virus in the global world at the end of 2019, namely Corona Virus Disease 2019, brought tremendous excitement to all inhabitants of the earth. The emergence of this virus brings tremendous concern and fear to the world because the spread of this virus is quite fast, even the most frightening is that the risk of death of people exposed to this virus is very large. Indonesia itself, cannot avoid the impact of this Covid-19 case. As a form of efforts to prevent and minimize transmission of the virus, the Indonesian government has issued a social distancing / physical distancing recommendation. This situation also causes the interaction between communities to be very limited. This situation seems to be able to eliminate hospitality among the community. This paper aims to emphasize the importance of maintaining the value of Christian hospitality in society amid the Covid-19 pandemic.


2021 ◽  
Author(s):  
Dewi Yermawati Enjhela

Abstrak Kemunculan virus baru di dunia global pada akhir tahun 2019 yakni Corona Virus Disease 2019, membawa kegemparan yang luar biasa bagi seluruh penduduk bumi. Kemunculan virus ini membawa kekhawatiran serta ketakutan yang luar biasa bagi dunia karena penyebaran virus ini terbilang sangat cepat bahkan yang paling menakutkan ialah resiko kematian orang yang terpapar virus ini sangatlah besar. Indonesia sendiri, tidak dapat menghindari imbas kasus Covid-19 ini. Sebagai bentuk upaya pencegahan dan peminimalisiran penularan virus tersebut, maka pemerintah Indonesia mengeluarkan anjuran social distancing/physical distancing. Keadaan ini juga kemudian menjadikan interaksi antar masyarakat menjadi sangat terbatas. Keadaan ini agaknya mampu menghilangkan hospitalitas diantara masyrakat. Tulisan ini bertujuan untuk menekankan tentang pentingnya tetap memelihara nilai hospitalitas Kristen dalam masyarakat ditengah pandemi Covid-19.


2021 ◽  
Author(s):  
Welsi Sakke'

Pandemi Covid -19 mengejutkan dunia global pada akhir tahun 2019. Penyebaran Corona Virus disease 2019 (Covid-19) yang sangat cepat mengakibatkan kekhawatiran di seluruh dunia termasuk Indonesia karena pada tanggal 19 Maret 2020 sudah ada 309 kasus positif yang terus bertambah. Kebijakan Social distancing/physical distancing digalangkan pemerintah untuk meminimalisir perkembangan Covid-19. Masyarakat Indonesia menerima anjuran tersebut tetapi ada juga beberapa reaksi seperti panic buying, persekusi terhadap tenaga kesehatan yang diperkirakan terjangkit Covid-19. Pemimpin tidak boleh kehilangan empati sikap hospitalitas kepemimpinan di setiap masa kehidupan terutama dalam situasi pandemi seperti saat ini. Kata hospitalitas sendiri dapat diartikan sebagai keramah-tamahan, hospitalitas adalah bahasa Latin yang berasal dari akar kata hospes yang berarti “tuan rumah” atau pun “orang asing”. Melalui kata hospes ditemukan kata hospital yang juga berarti “ruang tamu”, “penginapan” yang pastinya menyiaratkan keramah-tamahan serta sambutan hangat. Pemimpin dan kepemimpinan adalah dua hal yang berbeda. Pemimpin adalah orangnya, yaitu seseorang yang melakukan fungsi memimpin. Sementara kepemimpinan adalah suatu hubungan sosial di mana seseorang atau kelompok tertentu, yang tidak lain adalah pemimpin, dibiarkan memengaruhi orang lain ke arah perubahan untuk mencapai sasaran bersama.


2021 ◽  
Author(s):  
Dewi meylinta

Corona virus disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit menular yang disebabkan olehcorona virus, yang menjadi krisis kesehatan dunia karena penyebarannya yang sangat cepat(WHO, 2020). COVID-19 mulai terjadi pada bulan Desember 2019, wabah virus ini pertama kaliterjadi di kota Wuhan di Provinsi Hubei Tengah Cina (Holshue et al, 2020). Pada tanggal 11Januari Cina mengumumkan kematian COVID-19 pertamanya. Covid-19 telah menyebar keberbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Merebaknya wabah ini pun meningkatkan jumlahkasus positif terjangkit Covid-19. Akibatnya, di seluruh dunia termasuk Indonesia mengalamidampak krisis kesehatan dan ekonomi.Kondisi pandemi Covid-19 menyebabkan sebagian besar orang merasa khawatir atau takut yangberlebihan dan berpikir yang tidak masuk akal. Tidak jarang mereka memiliki kecurigaan danprasangka pada orang yang memiliki tanda-tanda penderita Covid-19. Hal tersebut semakinmembuat orang semakin berusaha mencari berita mengenai Covid-19, dan tidak dapat memilahberita yang akurat sehingga memunculkan kecemasan. Keadaan demikian membuat seseorangmengalami stress. Stres dan kecemasan adalah reaksi terhadap situasi yang mengancam dan takterduga seperti dalam wabah pandemi koronavirus. Sehingga mengalami sulit tidur, sakit kepala,dan gangguan fisik lainnya. Inilah yang disebut kondisi stress."Kebijakan belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan ibadah di rumah terus digencarkan untukmengurangi penyebaran Covid-19," demikian disampaikan Presiden Joko Widodo. (Kompas, 6Maret 2020). Kebijakan tersebut diambil dalam kondisi darurat pandemi Covid-19 yang jumlahkasusnya terus bertambah. Sehingga untuk mengurangi potensi penyebaran Covid-19 kebijakantersebut tepat, meski dalam perjalanannya menimbulkan masalah baru bagi kalangan masyarakat,baik pelajar, pekerja/karyawan, dan seluruh rakyat, oleh karena seluruh kegiatan harus dilakukan di rumah, yang dikenal dengan istilah Work From Home (WFH) dan menerapkan socialdistancing. Hal tersebut semakin memicu terjadinya stress pada masyarakat


Author(s):  
Gabriel B. Iwasokun

The corona virus disease, otherwise known as COVID-19, is an extremely communicable and pathogenic viral infection caused by severe acute respiratory syndrome corona virus 2 (SARS-CoV-2), which emerged in Wuhan, China in December 2019 and has spread to almost all the countries in the world. The transmission of the virus is through touching of the nose, eyes, or mouth by a finger that has been contaminated through droplets on a surface when a carrier sneezes or coughs. Since the existing fingerprint devices are predominantly contact based, it implies that they can aid in the transmission of the virus. This paper discusses the application of fingerprint devices in notable places with high rate of COVID-19 infection as well as the threats to fingerprint technologies and the countermeasures. The need to change focus and orientation towards contactless biometric technologies as sure solution to the fear and animosity expressed towards contact-based fingerprint technology is also expatiated.


2021 ◽  
Author(s):  
Luthfi abdurrahman

Saat ini keadaan Indonesia mengalami kondisi tidak baik yang disebabkan oleh virus Covid-19 yang berasal dari Wuhan Cina. (WHO, 2020) menyatakan bahwa virus ini penularannya sangat cepat dan dapat menyebabkan kematian. Virus ini menyerang infeksi saluran pernapasan seperti batuk dan pilek namun sifatnya lebih mematikan. Berdasarkan data (Worldometer, 2020) Coronavirus Casses menyatakan 2.176.744 Pasien yang terpapar virus ini dan beberapa meninggal dunia sehingga wabah penyebaran virus ini disebut dengan pandemi Covid-19 dunia. Penyebaran virus ini bisa ditempat umum atau kerumunan, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat mengatakan penyebaran virus ini melalui kontak fisik seperti berjabat tangan maka dianjurkan agar mencuci tangan dengan benar dan baik sesuai langkah serta menggunakan masker jika keluar rumah untuk pencegahan penyebaran Corona Virus. Akibat dari pandemi Covid-19 membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan baru demi menghentikan pemencaran Covid-19 yaitu mengimplementasikan ajakan masyarakat untuk melaksanakan Physical Distancing atau memberi jarak dengan orang lain sejauh satu meter dan menghindari kerumunan dan berbagai acara pertemuan yang menimbulkan perkumpulan (Covid-19, 2020). Selain itu pemerintah menerapkan kebijakan untuk Dirumah Saja seperti kerja dirumah atau Work From Home (WFH) dan kegiatan apapun yang berhubungan dengan perkumpulan atau pertemuan ditiadakan dan diganti dengan media online. (Kemendikbud, 2020) mengeluarkan Surat Edaran tentang Pembelajaran secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Covid-19. Pembelajaran daring di Indonesia sebenarnya sudah diterapkan oleh beberapa pendidik sebelum pemberlakuan social distancing oleh pemerintah. Namun istilah pembelajaran daring semakin populer setelah social distancing. Pembelajaran daring yang diterapkan lebih cenderung pada bentuk penugasan via aplikasi. Siswa diberikan tugas- tugas untuk diselesaikan kemudian dikoreksi oleh guru sebagai bentuk penilaian dan diberikan komentar sebagai bentuk evaluasi (Syarifudin, 2020). Minat memiliki banyak efek positif pada proses dan hasil pembelajaran (Krapp, 2002), tingkat minat yang tinggi akan menyebabkan tingkat perhatian dan tingkat kesiapan siswa terlibat dalam objek pembelajaran sehingga menimbulkan kemungkinan keberhasilan dalam pembelajaran (Krapp, 1999).


2021 ◽  
Author(s):  
desna rura sarapang

Kemunculan virus baru di dunia global pada akhir tahun 2019 yakni Corona Virus Disease 2019, membawa kegemparan yang luar biasa bagi seluruh penduduk bumi. Kemunculan virus ini membawa kekhawatiran serta ketakutan yang luar biasa bagi dunia karena penyebaran virus ini terbilang sangat cepat bahkan yang paling menakutkan ialah resiko kematian orang yang terpapar virus ini sangatlah besar. Indonesia sendiri, tidak dapat menghindari imbas kasus Covid-19 ini. Sebagai bentuk upaya pencegahan dan peminimalisiran penularan virus tersebut, maka pemerintah Indonesia mengeluarkan anjuran social distancing/physical distancing. Keadaan ini juga kemudian menjadikan interaksi antar masyarakat menjadi sangat terbatas. Keadaan ini agaknya mampu menghilangkan hospitalitas diantara masyrakat. Tulisan ini bertujuan untuk menekankan tentang pentingnya tetap memelihara nilai hospitalitas Kristen dalam masyarakat ditengah pandemi Covid-19.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document