scholarly journals FAKTOR RISIKO EKSTERNAL KEJADIAN PHLEBITIS PADA PEMASANGAN KATETER INTRAVENA PERIFER: STUDI DOKUMENTASI

Author(s):  
Ester Jois Maragani ◽  
Fourini Marethalia ◽  
Laura Margareth ◽  
Ni Gusti Ayu Eka ◽  
Gracia Aktri M. Manihuruk

Intravenous insertion therapy given for a long time can cause complications such as phlebitis. Phlebitis is an inflammatory reaction in the veins along with signs of pain, redness, swelling, heat, and hardening at the puncture site and along the vein. One main factor that influence the incidence of phlebitis are external factors such as inappropriate intravenous (IV) catheters, length of catheter insertion, location of the catheter, pH and fluid osmolarity and internal factors include age, sex and comorbidities. External factors are factors that can be modified according to the authority of the nurse, so that the modification can reduce the incidence of phlebitis in the hospital. The aim of this study was to identify the external risk factors for phlebitis on peripheral intravenous catheter insertion in the inpatient room of a private Indonesian hospital. This research method was descriptive quantitative. Samples based on population, obtained from the Slovin formula were 95 medical records of inpatients with purposive sampling technique. Data collection obtained from medical record documents, included in the observation sheet. This study showed that more than half of the patients with intravenous catheters had the incidence of phlebitis (53%). Patients who experienced the incidence of phlebitis used an intravenous catheter size of 24G (88,89%), the location was in the metacarpal (56,33%), used hipotonic fluid (81,25%) and had an intravenous catheter inserted for more or equal to three days (63,41%). It is important to be able to increase the knowledge and skills of nurses, especially regarding the standard procedure for infusion and treatment as well as external factors that influence the occurrence of phlebitis. Keywords: Intravenous therap;, Phlebitis; Eksternal factors AbstrakTerapi pemasangan intravena yang diberikan dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan komplikasi seperti adanya kejadian phlebitis. Phlebitis adalah reaksi peradangan pada pembuluh darah vena beserta dengan tanda-tanda nyeri, kemerahan, bengkak, panas, serta pengerasan pada daerah tusukan dan sepanjang pembuluh darah vena. Salah satu faktor utama yang memengaruhi kejadian phlebitis adalah faktor eksternal seperti ukuran kateter intravena/IV yang tidak sesuai, lama pemasangan kateter IV, lokasi pemasangan kateter IV, pH dan osmolaritas cairan. Faktor lainnya yaitu faktor internal seperti usia, jenis kelamin dan penyakit penyerta. Faktor eksternal merupakan faktor yang dapat di modifikasi sesuai kewenangan perawat, sehingga dapat menurunkan angka kejadia phlebitis di rumah sakit.  Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor risiko eksternal kejadian phlebitis pada pemasangan kateter intravena perifer di ruang rawat inap di satu rumah sakit swasta Indonesia. Metode penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Sampel berdasarkan populasi, yang didapatkan dari rumus Slovin adalah 95 rekam medis pasien rawat inap dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data yang didapatkan dari dokumen rekam medis di masukkan dalam lembar observasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa lebih separuh pasien yang terpasang kateter intravena mengalami kejadian phlebitis (53%). Pasien yang mengalami kejadian phlebitis tersebut menggunakan ukuran kateter intravena 24G (88,89%), lokasi pada metacarpal (56,33%), menggunakan jenis cairan hipotonik (81,25%) serta terpasang kateter intravena lebih atau sama dengan tiga hari (63,41%). Penting untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat khususnya tentang standar prosedur pemasangan infus dan perawatannya serta faktor eksternal yang memengaruhi terjadinya phlebitis.

2016 ◽  
Vol 19 (3) ◽  
pp. 138-142 ◽  
Author(s):  
Kelly Decker ◽  
Sharyn Ireland ◽  
Lorna O'Sullivan ◽  
Sue Boucher ◽  
Lauren Kite ◽  
...  

2018 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 153
Author(s):  
Andini Santoso ◽  
Mazarina Devi ◽  
Agung Kurniawan

Abstract: Snacks are holding an important role in providing energy and nutrients intake among school-aged children. Snacks at school that is health less well-guaranteed will potentially bring some effects, which are poisoning, indigestion, and in a long time causing malnutrition. Knowledge enhancement in healthy snacks around children can be done through the health education by using nutritional counseling methods. Nutrition counseling methods in this research were given through the minicard media that is flashcard media that has been modified its size to 12 cm x 10 cm. This research aims to determine students’ knowledge in healthy snacks in SDN 02 Mulyoagung, and also created minicard as a counseling media. This research is a quantitative research by using pre-experiment in one group pre-test post-test model. The sample totals are 30 students, whose are 16 students in V grade and 14 students in IV grade that obtained by purposive sampling technique. Data collection that was used is a questionnaire and data analysis which utilized a sample test of nonparametric 2 methods related to Wilcoxon. The results obtained Sig. (2-tailed) of 0,000 which means less than α (0.025). The average value is increased on post-test after giving intervention in nutritional counseling by using minicard media, so it can be concluded that counseling with the minicard media can improve students’ knowledge in healthy snacks in SDN 02 Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.Keywords: Minicard Media, Knowledge, Healthy Snacks, Elementary StudentsAbstrak: Makanan jajanan memegang peranan yang cukup penting dalam memberikan asupan energi dan zat gizi lain bagi anak-anak usia sekolah. Peningkatan pengetahuan tentang jajanan sehat pada anak dapat dilakukan melalui pendidikan kesehatan dengan metode penyuluhan gizi. Metode penyuluhan gizi pada penelitian ini diberikan melalui media minicard, yaitu media flashcard yang telah dimodifikasi ukurannya menjadi 12 cm × 10 cm. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan siswa mengenai jajanan sehat di SDN 02 Mulyoagung, serta menciptakan media penyuluhan minicard. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan pre experiment dengan model one grup pre-test post-test. Sampel berjumlah 30 siswa 16 siswa kelas V dan 14 siswa kelas IV yang diperoleh dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan analisis data menggunakan metode nonparametrik uji 2 sampel berhubungan Wilcoxon. Hasil penelitian didapatkan Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 yang berarti kurang dari α (0,025). Terjadi peningkatan rata-rata nilai pengetahuan pada ¬post-test setelah diberikan intervensi berupa penyuluhan gizi dengan minicard, sehingga dapat disimpulkan bahwa penyuluhan menggunakan media minicard efektif dalam meningkatkan pengetahuan siswa tentang jajanan sehat di SDN 02 Mulyoagung Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Setelah diadakannya penyuluhan ini diharapkan siswa dapat mengingat informasi yang telah diberikan sehingga mengurangi paparan anak sekolah terhadap makanan jajanan yang tidak sehat dan tidak aman.Kata Kunci: Media Minicard, Pengetahuan, Jajanan Sehat, Siswa Sekolah Dasar


2019 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 40
Author(s):  
Putri Dewi Ambarwati ◽  
Sambodo Sriadi Pinilih ◽  
Retna Tri Astuti

masalah yang banyak dialami oleh usia dewasa awal yaitu harus membuat keputusan mengenai karir, pernikahan, stres pekerjaan & keluarga, ansietas, dan depresi. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya stres yaitu faktor internal dan eksternal, faktor eksternal terdiri dari keadaan fisik, konfik, emosional, dan perilaku. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan pekerjaan, lingkungan masyarakat, lingkungan keluarga, masalah ekonomi, dan masalah hukum. Beban stres yang dirasa berat dapat memicu seseorang untuk berperilaku negatif, seperti merokok, alkohol, tawuran, seks bebas bahkan penyalahgunaan napza. Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik mahasiswa tingkat akhir dan mengetahui tingkat stres pada mahasiswa tingkat akhir di Universitas Muhammadiyah Magelang. Penelitian ini menggunakan desain deskritif kualitatif dengan pendekatan cross sectional dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, sampel sebanyak 101 mahasiswa. Instrument yang digunakan adalah kuesioner. Hasil penelitan menunjukkan bahwa rata-rata usia mahasiswa 22,01 tahun. Rata-rata masa studi untuk program Diploma III (D3) adalah 6,00 semester, untuk program Sarjana (S1) rata-ratanya adalah 8,05 semester. Tingkat stres pada mahasiswa menunjukkan stres ringan sebanyak 35,6%, stres sedang 57.4 %, dan stres berat sebanyak 6,9 %. Tingkat stres tertinggi dialami oleh jenis kelamin perempuan dengan hasil stres sedang 33,6 %, dan tingkat stres berat 4,0%. Gambaran tingkat stres pada mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Magelang menunjukkan stres sedang sebanyak 33,6 %. Kata Kunci: Mahasiswa, Stres THE DESCRIPTION OF STRES LEVELS INCOLLEGE STUDENT ATMUHAMMADIYAH UNIVERSITY MAGELANG ABSTRACTThe problem that many experienced by the early adult age is having to make decisions about career, marriage, job & family stres, anxiety, and depression. Factors that because stres are internal and external factors, external factors consist of physical condition, conflicts, emotional, and behavior. While external factors consist of physical environment, work environment, community environment, family environment, economic problems, and legal issues. Heavily burdened stres can trigger a person to behave negatively, such as smoking, alcohol, brawl, free sex and even drug abuse. This study aims to determine the characteristics of college student and know the level of stres in the college student at the university of muhammadiyah magelang. This research used descriptive qualitative design with cross sectional approach with sampling technique using purposive sampling, 101 college student samples. Instrument used is a questionnaire. Indicated that the average age of college student was 22.01 years. The average duration of program for Diploma III (D3) was 6,00 semesters. For the undergraduate program (S1) the average was 8.05 semesters. The college student stres level showed a mild stres of 35.6 %, moderate stres 57.4 %, and severe stres as many as 6.9 %. The highest level of stres experienced by female with moderate stres 33.6 %, and Severe stres 4.0 %. Description of stres level in college student at Muhammadiyah University of Magelang shows moderate stres as much as 33.6%. Keywords: College student, stres


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document