Preventia : The Indonesian Journal of Public Health
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

57
(FIVE YEARS 14)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By State University Of Malang (UM)

2528-3006, 2528-2999

2019 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 81
Author(s):  
Agustina Agustina ◽  
Bachtiar Chahyadhi ◽  
Denny Ardyanto

Penyebab langsung kecelakaan sering melibatkan kesalahan manusia, faktor organisasi dan manajemen terlibat dalam insiden di semua industri. Paradigma lama dari teori domino yang menekankan bahwa kecelakaan selalu berakar dari kesalahan manajemen mulai perlahan dirubah. Faktor-faktor manusia seperti perilaku, motivasi, psikologi mulai diperhatikan. Salah satu pendekatan perilaku untuk menerapkan budaya keselamatan dengan safety leadership. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan faktor safety leadership dengan safety performance pada pekerja industri pakan ternak di Sidoarjo. Penelitian ini merupakan suatu penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Metode yang digunakan untuk mengukur faktor safety leadership dengan safety performance yaitu pengisian kuesioner. Populasi dalam penelitian ini ada 150 orang dan sampel yang diperoleh menggunakan teknik simple random sampling sebanyak 108 pekerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan peranan safety leadership dari supervisor dengan safety performance sebesar 0,023. Saran yang bisa diterapkan untuk meningkatkan safety performance dengan menambahkan jobdesk safety leadership kepada supervisor agar memotivasi dan mengarahkan pekerja untuk berpartisipasi dalam program keselamatanperusahaan. Mempromosikan pekerja yang mempunyai karakter gaya kepemimpinanorientasi prestasi menjadi supervisor.


2019 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 63
Author(s):  
Septa Katmawanti ◽  
Supriyadi Supriyadi ◽  
Inung Setyorini

Upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan salah satunya adalah melalui program full day school. Full day school dimulai pada pagi hari hingga sore hari. Waktu yang relatif lama mengharuskan siswi mengikuti segala kegiatan pembelajaran di sekolah yang mengakibatkan aktivitas siswi menjadi padat sehingga berdampak pada kesulitan siswi dalam mengatur waktu istirahat dan pola makannya. Pola makan yang tidak teratur dapat memberikan dampak terhadap status gizi siswi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pola makan dan aktivitas fisik dengan status gizi siswi kelas VII SMP Negeri full day school Kota Malang. Rancangan pada penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasional dengan desain penelitian cross sectional. Sampel yang digunakan sebanyak 100 siswi dengan teknik stratified random sampling. Analisis data menggunakan uji korelasi spearman. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pola makan dengan status gizi siswi dengan dengan p value 0,000 dan koefisien korelasi sebesar 0,406.Juga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan status gizi siswi dengan p value 0,000 dan koefisien korelasi sebesar -0,348.


2019 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 75
Author(s):  
Samsul Arifin ◽  
Abdul Rohim Tualeka
Keyword(s):  

Perawat merupakan profesi yang memiliki tingkat stres yang tinggi. Stres yang tinggi diduga berperan menimbulkan penyakit kardiovakuler. Penelitian ini bertujuan menganalisa hubungan stres kerja dengan risiko penyakit kardiovakuler. Rancangan penelitian cross sectional. Responden adalah seluruh perawat Rumah Sakit Islam Malang sebanyak 84 orang. Uji Chi Square digunakan untuk mengetahui hubungan tingkat stres kerja dengan risiko penyakit kardiovaskuler.Sebagian besar perawat memiliki stres yang tidak normal yaitu sebesar 72,6% atau 61 perawat. Sebagian besar memiliki risiko yang rendah yaitu sebanyak 90,5% atau 76 orang. Jumlah perawat yang memiliki stres tidak normal mempunyai risiko penyakit kardiovakuler yang lebih tinggi yaitu 11,5% dibandingkan perawat yang memiliki stres normal yaitu 4,3%. Hasil uji Chi Square nilai signifikansinya adalah 0,321 artinya lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat stres kerja dengan risiko penyakit kardiovakuler.


2019 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 99
Author(s):  
Desi Lustiyani Putri Ndruru ◽  
Herbert Wau ◽  
Putranto Manalu
Keyword(s):  
P Value ◽  

Pembangunan kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, serta kemampuan setiap orang untuk dapat berperilaku hidup sehat untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.Layanan kesehatan yang berkualitas adalah layanan kesehatan yang efisien, sebaliknya layanan kesehatan yang kurang atau tidak bermutu adalah akan membuat layanan organisasi menjadi sangat boros dan mengelurkan biaya yang mahal. Berdasarkan hasil survei awal yang telah dilakukan, data kunjungan ibu bersalin di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sri Ratu Medan dalam 3 tahun terakhir menunjukan angka yang menurun pada tahun 2015 sebanyak 681 ibu bersalin, tahun 2016 sebanyak 573 ibu bersalin, tahun 2017 sebanyak 505 ibu bersalin. Hal ini dikarenakan sudah banyaknya persaingan antar rumah sakit mengenai kualitas pelayanan persalinan yang cukup memberikan kepuasan bagi ibu bersalin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas pelayanan persalinan dengan kepuasan ibu bersalin di RSIA Sri Ratu Medan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien ibu bersalin di RSIA Sri Ratu Medan dengan jumlah sampel 83 orang. Analisis dengan menggunakan uji chi square dengan α<0,05. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai p-value antara bukti fisik (p-value 0,001), kehandalan (p-value 0,000), daya tanggap (p-value 0,001), jaminan (p-value 0,115), perhatian (p-value 0,243) terhadap kepuasan ibu bersalin di RSIA Sri Ratu Medan. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara bukti fisik, kehandalan, daya tanggap terhadap kepuasan ibu bersalin dan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jaminan dan perhatian terhadap kepuasan Ibu Bersalin di RSIA Sri Ratu Medan.


2019 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 93
Author(s):  
Nurnaningsih Herya Ulfah ◽  
Djoko Kustono ◽  
Yoto Yoto ◽  
Lucky Radita Alma ◽  
Silmy Marintan ◽  
...  
Keyword(s):  

Upaya pemberian perlindungan kepada tenaga kerja terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan higiene perseorangan, dan biosecurity di peternakan ayam petelor Desa Bangoan yaitu dengan cara memberikan Alat Pelindung Diri (APD) dan sosialisasi. Pemberian Alat Pelindung Diri (APD) merupakan upaya terakhir yang dilakukan apabila engeneering (upaya rekayasa) dan cara kerja yang aman telah dilaksanakan. Tujuan dari penulisan artikel ini yaitu untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan pekerja di peternakan ayam petelor Desa Bangoan mengenai manajemen pengelolaan risiko dan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). Penelitian ini menggunakan metode penelitian desktiptif analitik yaitu untuk mengetahui gambaran-gambaran mengenai pentingnya penggunaaan Alat Pelindung Diri (APD), higiene perseorangan, dan biosecurity. Hasil yang didapatkan adalah sebanyak 76% pekerja menyatakan “Tidak Setuju” bahwa perusahaan telah melakukan sosialisai tentang Penggunaan Alat Pemadam Kebakaran (APAR) dan sebanyak 52% pekerja menyatakan “Sering” mengalami flu. Kesimpulan yang dapat diambil yaitu pentingnya pemberian perlindungan kepada tenaga kerja seperti pemberian Alat Pelindung Diri (APD) di peternakan ayam petelor Desa Bangoan dan pentingnya mengetahui bahaya-bahaya yang ada di lingkungan kerja, sehingga tidak menimbulkan kecelakaan kerja di peternakan ayam petelor Desa Bangoan.


2019 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 110
Author(s):  
Lucky Radita Alma ◽  
Nurnaningsih Herya Ulfah ◽  
Yudhi Utomo ◽  
Afifah Afifah ◽  
Uciatul Adawiyah ◽  
...  

Tempat penampungan sampah terpadu reduce reuse recycle (TPST 3R) Mulyoagung Bersatu Dau merupakan salah satu diantara TPS yang ada di Kabupaten Malang. Setiap harinya TPS tersebut menampung berbagai macam sampah dari masyarakat di sekitar Kecamatan Dau sebelum diangkut ke TPA. Kegiatan pengelolaan sampah yang dilakukan pekeja, pengumpulan dan pemilahan sampah, mempunyai potensi terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja terlebih pelaksanaan K3 belum dilakukan sesuai standar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran risiko bahaya pada pekerja di TPST 3R Mulyoagung Bersatu Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif observasiional. Responden penelitian sebanyak 36 orang. Hasil dari penelitian ini, sebanyak 58% pekerja menyatakan bahaya yang “Sering” terjadi pada pekerja adalah tergores dan terjatuh. Sebesar 58% pekerja menyatakan “Sering” mengalami diare dan gangguan gastroinstestinal. Diperlukan upaya pencegahan dan penanggulangan terhadap bahaya ditempat kerja misalkan dengan praktik kerja yang aman, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai standart dan praktik higiene perorangan untuk mencegah terjadinya penularan penyakit bawaan sampah.


2019 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 116
Author(s):  
Rara W Gayatri ◽  
Hartati E Wardani ◽  
Septa Katmawanti

Menurut hasil riskesdas 2013, di Indonesia terdapat 0,6 % penduduk usia 15 tahun ke atas atau sekitar 1 juta orang yang sebenarnya merasakan gejala DM dalam sebulan terakhir namun belum dipastikan apakah menderita diabetes atau tidak (Kemenkes, 2014). Selain itu menurut Riskesdas 2013, terdapat sejumlah lebih dari 8 juta orang penderita diabetes mellitus yang belum terdiagnosis (Depkes RI, 2014). Usaha deteksi dini perlu untuk ditegakkan baik yang dilakukan menggunakan identifikasi faktor resiko beserta gejala dan tandanya maupun melalui pemeriksaan fisik berupa pengkuran kadar gula darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan hasil deteksi dini penyakit DM menggunakan aplikasi android ‘DM Personal Screening” dengan pemeriksaan kadar gula darah acak pengunjung Puskesmas Janti Kota Malang. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian korelatif dengan desain potong lintang (cross-sectional) dan dilakukan di Puskesmas Janti Kota Malang. Metode sampling yang digunakan merupakan metode purposive sampling dengan jumlah sampel minumum 30 pengunjung. Variable yang diukur adalah hasil deteksi dini menggunakan aplikasi android “DM Personal Screening” dengan kadar gula darah acak. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan Glukometer merek Easy Touch. Analisa data dilakukan dengan analisis statistic univariat dan bivariate. Hasil pengukuran menunjukan hubungan kadar gula darah acak dengan hasil pengkuran DM personal screening adalah p value = 0,277. Kesimpuan adalah tidak ada hubungan yang signifikan antara hasil pengukuran menggunakan pemeriksaan KGDA dengan DM personal screening (p value – 0,277).


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Alfreda Dinayu Purbantari ◽  
Roesdiyanto Roesdiyanto ◽  
Nurnaningsih Herya Ulfah

Abstract: Tuberculosis (TB) is a contagious disease that is still the world's attention, Until now, there is not a single country that is free of TB (Kemenkes 2011). Public Health Center (puskesmas) Janti is a puskesmas where the number of TB BTA+ sufferers increases every year while the number of treatment success rate at Puskesmas Janti decreases every year. In 2013 is 96%, in 2014 is 87,50% and in 2015 is 85,37%. Increasing the number of patients and decreasing the number of success rates of treatment indicates that the utilization of health services is less. This study aims to find out the relationship of Education, Health Service Access and Family Support with Health Service Utilization of BTA+ Pulmonary TB Patients at Public Health Center (puskesmas) Janti Malang. The design of this study is quantitative correlation with samples of all patients with TB Paru + BTA who are still doing treatment at Puskesmas Janti in September 2016 until April 2017. The analysis used correlation test and logistic regression test with cross sectional approach. The results of the research analysis found that there is a significant relationship between education, access to health services and family support together with the utilization of health services of patients Tb Paru BTA+. Based on the results of determination coefficient R2 (Nagelkerke) of 0.619, this means that education (X1), access to health services (X2), and family support (X3) has contributed 61.9% to the utilization of health services of patients with TB Paru BTA+ at Puskesmas Janti.Keywords: education, access, family support, health service utilizationAbstrak: Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang masih menjadi perhatian dunia, hingga saat ini, belum ada satu negara pun yang bebas TB (Kemenkes 2011). Puskesmas Janti adalah satu puskesmas yang berada di Kota Malang dengan jumlah pasien TB Paru BTA+ yang paling tinggi dan meningkat setiap tahun diantara puskesmas yang lain di Kota Malang, sedangkan jumlah angka keberhasilan pengobatan di Puskesmas Janti mengalami penurunan setiap tahun. Tahun 2013 sebesar 96%, pada tahun 2014 sebesar 87,50% dan pada tahun 2015 sebesar 85,37%. Peningkatan jumlah penderita dan penurunan jumlah angka keberhasilan pengobatan menunjukkan bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan kurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Pendidikan, Akses Pelayanan Kesehatan dan Dukungan Keluarga dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Penderita TB Paru BTA+ di Puskesmas Janti Kota Malang. Rancangan penelitian ini adalah kuantitatif korelasional dengan sampel seluruh penderita TB Paru BTA+ yang masih melakukan pengobatan di Puskesmas Janti pada bulan September 2016 sampai dengan April 2017. Analisis menggunakan uji korelasi dan uji regresi logistik dengan pendekatan cross sectional. Hasil analisis penelitian di dapatkan ada hubungan yang dignifikan antara pendidikan, akses pelayanan kesehatan dan dukungan keluarga secara bersama-sama dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan penderita Tb Paru BTA+. Berdasarkan hasil koefisien determinasi R2 (Nagelkerke) sebesar 0,619, hal ini berarti bahwa pendidikan (X1), akses pelayanan kesehatan (X2), dan dukungan keluarga (X3) memiliki kontribusi sebesar 61,9% terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan penderita TB Paru BTA+ di Puskesmas Janti.Kata Kunci:    pendidikan, akses pelayanan kesehatan, dukungan keluarga, pemanfaatan pelayanan kesehatan penderita TB Paru BTA+


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 51
Author(s):  
Prasita Ayu Widyaningtyas

Abstract: Baby growth can be hampered if only given breast milk without getting breast milk supplementary food (MPASI) after the age of 6 months, because nutrients are not fulfilled for growth and development. However, if MPASI is given early it can cause negative problems in infants such as allergies and digestive disorders. One of the causes of malnutrition is due to the lack of knowledge of mothers about giving complementary feeding to infants. So that the mother provides complementary feeding at an earlier age and the type of food that is not suitable for the baby's age. This study aims to determine the differences in knowledge about complementary foods in mothers with underweight children aged 6-24 months before and after getting counseling in Mudung Village, Kepohbaru Bojonegoro Subdistrict. This study uses the pre-experimental method with the type of research using the one group pre test post test design. The sample in this study used a total sampling of 13 people. The data collection method used is a knowledge questionnaire. Data analysis was done by paired t test. Based on the results of the statistical test with paired t test obtained p value of (0.047) where the value of p value <0.05. Based on the results of the study it can be concluded that there is a significant difference between mother's knowledge about MP ASI to children aged 6-24 months before and after getting counseling. It is expected that mothers can apply complementary feeding behavior to infants aged 6-24 months correctly and accordingly in order to improve the nutritional status of infants and follow-up health workers to further improve health counseling to further improve health counseling about complementary foods.Keyword: counseling,complementary feeding, knowledgeAbstrak: Pertumbuhan bayi dapat terhambat apabila hanya diberi Air Susu Ibu (ASI) saja tanpa mendapat Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) setelah berusia 6 bulan, karena tidak terpenuhinya zat gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan. Namun, apabila MPASI diberikan secara dini dapat menimbulkan masalah negatif pada bayi seperti alergi dan gangguan pencernaan. Salah satu penyebab masalah gizi kurang karena tingkat pengetahuan ibu yang kurang tentang pemberian MPASI pada bayi. Sehingga ibu memberikan MPASI pada usia lebih dini dan jenis makanan MPASI yang tidak sesuai dengan usia bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan tentang makanan pendamping asi pada ibu dengan balita gizi kurang usia 6-24 bulan sebelum dan sesudah mendapatkan penyuluhan di Desa Mudung Kecamatan Kepohbaru Bojonegoro. Penelitian ini menggunakan metode pre-eksperimental dengan jenis penelitian menggunakan rancangan one grup pre test post test. Sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling sebanyak 13 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner pengetahuan. Analisis data dilakukan dengan paired t test. Berdasarkan hasil dari uji statistik dengan paires t test diperoleh p value sebesar (0.047) dimana nilai p value < 0,05. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang MP ASI kepada balita usia 6-24 bulan sebelum dan sesudah mendapatkan penyuluhan. Diharapkan ibu dapat menerapkan perilaku pemberian makanan pendamping ASI pada bayi umur 6-24 bulan secara benar dan sesuai agar meningkatkan status gizi bayi serta tindak lanjut petugas kesehatan untuk lebih meningkatkan penyuluhan kesehatan untuk lebih meningkatkan penyuluhan kesehatan tentang makanan pendamping ASI. Kata Kunci : Penyuluhan, MP ASI, Pengetahuan


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 36
Author(s):  
Dhian Kartikasari ◽  
Desi Ariwinanti ◽  
Anindya Hapsari

Abstract: Adolescence is characterized by growth, development, and the emergence of opportunities to face reproductive health problems. Reproductive health problems that often arise are risky sexual behavior, pregnancy outside marriage, early marriage, abortion and sexually transmitted diseases such as HIV and AIDS. The results of the 2017 IDHS KRR show that knowledge of adolescent reproductive health in Indonesia is still low. This study aims to describe the reproductive health knowledge of adolescents in Wisnuwardhana Vocational School, Malang City. The number of samples was 44 students of Malang Wisnuwardhana Vocational School students who were taken by quota sampling. This type of research is descriptive research. The instrument used was a questionnaire to find out general respondents' data and questions about adolescent reproductive health. The results showed the number of respondents who had good knowledge was 9.1%, moderate knowledge was 81.1%, and knowledge was less than 9.1%. The average results of respondents' knowledge seen from gender factors have the results of male respondents having a higher average value of 8.8 than female respondents who have an average value of 8.1.Keywords: Knowledge, Reproductive Health, AdolescentsAbstrak: Masa remaja ditandai oleh pertumbuhan, perkembangan, dan munculnya kesempatan-kesempatan menghadapi masalah kesehatan reproduksi. Masalah kesehatan reproduksi yang sering timbul adalah perilaku seks berisiko, kehamilan di luar pernikahan, pernikahan dini, aborsi dan penyakit menular seksual seperti HIV dan AIDS. Hasil SDKI KRR tahun 2017 menunjukkan bahwa pengetahuan kesehatan reproduksi remaja di Indonesia masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja di SMK Wisnuwardhana Kota Malang. Jumlah sampel sebanyak 44 orang siswa siswi SMK Wisnuwardhana Kota Malang yang diambil dengan cara quota sampling. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner untuk mengetahui data umum responden dan pertanyaan tentang kesehatan reproduksi remaja. Hasil penelitian menunjukkan jumlah responden yang berpengetahuan baik sebesar 9,1%, pengetahuan sedang sebesar 81,1%, dan berpengatahuan kurang sebsesar 9,1%. Hasil rata-rata pengetahuan responden yang dilihat dari faktor jenis kelamin memiliki hasil responden laki-laki lebih memiliki nilai rata-rata yang tinggi yaitu 8,8 daripada responden perempuan yang memiliki nilai rata-rata 8,1.Kata kunci: Pengetahuan, Kesehatan Reproduksi, Remaja


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document