scholarly journals ANALISIS PERBANDINGAN MODEL SPRINGATE DAN ALTMAN Z SCORE TERHADAP POTENSI FINANCIAL DISTRESS (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN SEKTOR KOSMETIK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

2017 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 15
Author(s):  
Anggi Meiliawati ◽  
Isharijadi Isharijadi

<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak perbedaan hasil prediksi potensi <em>financial distress</em> antara model Springate dan model Altman Z Score serta untuk mengetahui model dengan tingkat akurasi tertinggi dalam memprediksi potensi <em>financial distress </em>perusahaan sektor kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jenis penelitian yang digunakan didalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif. Populasi yang digunakan adalah seluruh perusahaan sektor kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik pengambilan sampel dengan teknik <em>purposive sampling</em>. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis <em>paired sampel t-test</em>.</p><p>Hasil penelitian ini menunjukan bahwa model Springate dan Altman Z Score terdapat perbedaan signifikan dalam memprediksi potensi <em>financial distress </em>pada perusahaan sektor kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, hal ini dikarenakan penggunaan rasio yang berbeda dalam perhitungan tingkat kesulitan keuangan.  Hasil berikutnya menunjukan bahwa model Springate merupakan model terakurat dalam memprediksi potensi <em>financial distress</em> perusahaan sektor kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan presentase akurasi sebesar 91,66%, dimana tingkat akurasi model Altman hanya sebesar 60,41%, hal ini dikarenakan dalam model Springate menggunakan rasio <em>Earning Before Taxes to Current Liabilities</em> (EBTCL), dimana rasio ini dinilai lebih dominan dalam mencerminkan kondisi perusahaan sektor kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.</p><p> </p><p><br /><em></em></p>

2017 ◽  
Vol 3 (11) ◽  
pp. 900
Author(s):  
Siti Zulaikah ◽  
Nisful Laila

This study aims to find out the comparison between the prediction of financial distress of Islamic Banks in Indonesia and that of Islamic Banks in Malaysia before and after the global crisis 2008 using quantitative method and purposive sampling. The prediction of financial distress was done by using Altman Z-score measuring. The technique used to examine the financial distress is Mann-Whitney, and for those after the crisis were examined using Independent sample T-test. The result of this research shows that there is a significant difference between Islamic banks in Indonesia and those in Malaysia either before or after the global crisis 2008 with 5% significance level. The Islamic banks in Indonesia are in secure zone either before or after the crisis. However, the Islamic banks in Malaysia are in grey areawhich cannot be made sure of the bankruptcy either before or after the crisis.


2021 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 157-163
Author(s):  
Anang Makruf ◽  
Deni Ramdani

Abstract – The aim of the study was to analyze financial distress in cigarette companies list in Indonesia Stock Exchange in 2015-2019 using 3 methods, Altman Z-Score, Zmijewski, and Springate. Purposive sampling is used in this study to determine the sampling technique. The sample used in this study released 4 cigarette companies. Descriptive asalysis with quantitative models was used to analyze data in this research. Altman Z-Score, Zmijewski, and Springate in 2015-2019 PT. HM Sampoerna Tbk, PT. Gudang Garam Tbk, and PT. Wismilak Inti Makmur Tbk is related to safe, but it is needed a company that is estimated to be grey in the Altman Z-Score calculation in 2018, PT. Wismilak Inti Makmur Tbk. The Z-score is at the limit because the companie has a ratio with a lower value in market value of equity  to book value of liabilities   Abstrak – Penelitian ini memiliki bertujuan untuk menganalisis perbandingan kesulitan keuangan dalam perusahaan sun sektor rokok di Indonesia Stock Exchange periode 2015-2019 menggunakan tiga metode. Metode yang digunakan yaitu Altman Z-Score, Zmijewski, dan Springate. Purposive sampling digunakan dalam penelitian ini untuk menentukan teknik pengambilan sampel. Sampel yang digunakan berjumlah 4 perusahaan rokok. Analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif digunakan sebagai teknik analisis data. Dalam penelitian ini menjelaskan financial distress yang dihitung menggunakan metode Altman Z-Score, Zmijewski , dan Springate pada tahun 2015-2019 PT. HM Sampoerna Tbk, PT. Gudang Garam Tbk, dan PT. Wismilak Inti Makmur Tbk mengalami dalam kondisi keuangan yang sehat, namun terdapat perusahaan yang diestimasi rawan kebangkrutan pada perhitungan Altman Z-Score pada  tahun 2018 yaitu PT. Wismilak Inti Makmur Tbk. hal ini dapat terjadi  karena nilai Z-Score PT. Wismilak Inti MakmurTbk  berada pada Z < 1,81 salah satu penyebabnya ialah rendahnya rasio market value of equity terhadap liabilities.


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 1-8
Author(s):  
Vinko Satrio Pekerti ◽  
Lenni Yovita

Penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan salah satu model prediksi kebangkrutan bernama Altman Z-Score, khususnya model yang dapat digunakan untuk mengukur financial distress dari perusahaan-perusahaan non-manufaktur (Z”-Score), pada perusahaan-perusahaan yang masuk di dalam Indeks Saham Agrikultur di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang digunakan di dalam penelitian ini berjumlah delapan perusahaan dengan menggunakan purposive sampling method. Laporan keuangan tahunan perusahaan dari tahun 2010 sampai 2017 merupakan jenis data sekunder yang digunakan di penelitian ini.Analisa deskriptif kuantitatif digunakan untuk mendiskusikan hasil perhitungan Z”-Score masing-masing perusahaan sampel di setiap tahun observasinya. Diharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran dan solusi bagi pihak manajemen perusahaan untuk memperbaiki kondisi keuangan di perusahaan yang dikelolanya. Di sisi lain, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi para investor sebagai salah satu alat pengambilan keputusan untuk menempatkan dana investasinya pada perusahaan yang tepat.Kata Kunci: Altman Z-Score; Kebangkrutan; Investasi


2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 55
Author(s):  
Agustina Nilasari

                                                     ABSTRACTThis research intends to examine the effect of insurance company financial ratios, namely solvency margin ratio, risk based capital, firm size, inflation and exchange rate on the estimated financial distress of life insurance companies. As well as general public listed on the Indonesia Stock Exchange from 2015 to 2019. This research is important considering that there have been cases of default by insurance companies. The research information in this research is secondary data obtained in the annual report which is sourced from BEI website and insurance company websites. The sample technique in this research is a purposive sampling technique, there are 35 samples that meet the standards to become samples. Insurance companies experiencing financial distress are determined based on the non-manufacturing Altman Z-score method. Multiple linear regression is the research technique chosen by researchers. This research results in the conclusion that only the firm size variable has an influence on financial distress estimates. The independent variables are able to explain the financial distress variable as much as 32.8%, the deficiency as much as 67.2%, which illustrates the variables that cannot be taken into account in the analysis of this study.                                                 ABSTRAKRiset ini bermaksud untuk menelaah pengaruh rasio keuangan perusahaan asuransi yakni solvency margin ratio (SMR), risk based capital (RBC), ukuran perusahaan (UK), inflasi (INF) serta nilai tukar (NT) terhadap perkiraan timbulnya keadaan financial distress perusahaan asuransi jiwa serta umum yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia dari rentang waktu 2015 sampai 2019. Penelitian ini penting mengingat adanya kasus gagal bayar perusahaan asuransi. Informasi penelitian di dalam riset ini merupakan data sekunder yang didapatkan pada annual report yang bersumber dari website BEI serta website perusahaan asuransi. Teknik sampel di dalam riset ini merupakan teknik purposive sampling, terdapat 35 sampel yang memenuhi standar untuk menjadi sampel. Perusahaan asuransi yang mengalami financial distress ditentukan berdasarkan metode Altman Z-score non manufaktur. Regresi linier berganda menjadi teknik penelitian yang dipilih oleh peneliti. Riset ini menghasilkan kesimpulan bahwa hanya variabel ukuran perusahaan (UK) yang ada pengaruh terhadap perkiraan financial distress. Variabel bebas mampu memaparkan variabel financial distress sebanyak 32,8%, kekurangan sebanyak 67,2% digambarkan variabel yang tidak dapat diperhitungkan di dalam analisis penelitian ini.


2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 45-62
Author(s):  
Marisa Fitriani ◽  
Nurul Huda

Abstrak: Analisis Prediksi Financial Distress Dengan Metode Springate (S-Score) Pada PT Garuda Indonesia Tbk Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besarnya prediksi financial distress dan potensi kebangkrutan pada PT Garuda Indonesia Tbk. Jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi yang digunakan adalah laporan keuangan PT Garuda Indonesia Tbk yang diakses melalui website www.idx.co.id dalam bentuk laporan neraca (posisi keuangan) dan laba rugi selama delapan tahun terakhir yaitu tahun 2011-2018. Teknik sampling yang digunakan yaitu teknik purposive sampling dengan memperoleh sampel selama tujuh tahun terakhir yaitu tahun 2012-2018. Teknik analisis yang digunakan yaitu metode Sprigate Score (S-score) yang menggunakan empat rasio yaitu rasio modal kerja terhadap total aset (X1), rasio laba sebelum bunga dan pajak terhadap total aset (X2), rasio laba sebelum pajak terhadap total liabilitas (X3), dan rasio penjualan terdapap total aset (X4) serta menggunakan uji t-test one sample. Hasil penelitian ini diperoleh nilai thitung lebih kecil dari pada ttabel (-3.628<1.943). sehingga hipotesis Ho yang berbunyi yaitu:   Sprigate Score (S-Score) pada PT Garuda Indonesia Tbk kurang dari 0.862 dari yang diharapkan diterima yang artinya bahwa PT Garuda Indonesia, Tbk dikategorikan dalam kondisi financial distress dan berpotensi mengalami kebangkrutan selama tujuh tahun terakhir yaitu dari tahun 2012-2018.Kata Kunci: Financial Distress, Kebangkrutan, Springate Score.


Author(s):  
Rianti Fifriani ◽  
Perdana Wahyu Santosa

Bankruptcy prediction is needed to assess the prospect of going concern and sustainability of the corporations in the future. This study aims to predict the bankruptcy of corporates with the Altman Z-Score Modification model in the telecommunications industry in Indonesia. The data used are the financial statements of the telecommunications industry that listing on the Indonesia Stock Exchange for the period 2011-2015. Samples for this study uses purposive sampling according to company criteria. The results of the study using the Altman Z-score modification method found two potentially bankrupt companies, namely Bakrie Telecom, Tbk, and Smartfren, Tbk. While Indosat, Tbk, and XL Axiata, Tbk have high financial distress potential due to liquidity and profitability problems that tend to weaken. Meanwhile, Telkom Indonesia, Tbk, and Infracom Inovisi financial concessions are relatively healthy and have the right business expectations


2020 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 151
Author(s):  
Axel Giovanni ◽  
Devi Wahyu Utami ◽  
Thesya Yuzevin

Financial distress merupakan suatu kondisi di mana sebuah perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Adanya fenomena perusahaan yang ter-delisting dari Bursa Efek Indonesia menjadi dasar untuk mengkaji ulang model prediksi kesulitan keuangan yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti secara empiris mengenai pengaruh leverage dan profitabilitas dalam memprediksi financial distress. Sampel penelitian  diperoleh dengan menggunakan metode purposive sampling. Sampel penelitian yang memenuhi kriteria sebanyak 40 perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016-2018. Dalam penelitian ini, pengelompokkan perusahaan yang mengalami financial distress menggunakan model Altman Z-score. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi logistik. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik dengan tingkat signifikansi 5%, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa leverage memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap prediksi financial distress serta profitabilitas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap prediksi financial distress. Penelitian selanjutnya diharapkan mempertimbangkan aspek makroekonomi dalam memprediksi kondisi financial distress perusahaan.


Author(s):  
Nelmida Nelmida

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan potensi financial distress Bank Umum Syariah di Indonesia. Populasi penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah yang terdaftar pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kecuali Bank Pembangunan Daerah Syariah. Teknik sampling yang digunakan adalah dengan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 11 Bank mum Syariah dengan periode penelitian dari tahun 2015 sampai 2018. Model analisis yang digunakan untuk menditeksi potensi financial distress adalah model Z Score Altman yang dimodeifikasi untuk perusahaan non manufacture yang tidak terdaftar pada pasar modal. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh 10 (sepuluh) Bank Umum Syariah yaitu PT. Bank BNI Syariah, PT. Bank Syariah Mandiri, PT. Bank Mega Syariah, PT. Bank Maybank Syariah Indonesia, PT. Bank Victoria Syariah, PT. Bank BRI Syariah, TBK, PT. Bank Panin Dubai Syariah, TBK, PT. Bank Syariah Bukopin, PT. Bank BCA Syariah, dan PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah dengan kondisi sehat atau berada pada area Safe Zone, sedangkan 1(satu) Bank Umum Syariah PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk dengan kondisi kurang sehat atau berada pada area Grey Zone


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 53-67
Author(s):  
Endah Tri Wahyuningtyas ◽  
Dian Permata Sari

Perkembangan ekonomi yang tidak stabil memberikan ancaman bagi perusahaan mengalami financial distress bahkan kebangkrutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis prediksi kebangkrutan perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. Model yang digunakan dalam penelitian ini yaitu rasio-rasio Altman Z-Score sebagai alat untuk melihat seberapa besar potensi kebangkrutan perusahaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang digunakan sebanyak 42 perusahaan sub sektor perdagangan besar dan eceran yang terdaftar di BEI periode tahun 2012 sampai dengan 2016 dengan teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa selama periode pengamatan, perusahaan perdagangan besar yang memiliki kecenderungan mengalami kondisi financial distress adalah PT. Bintang Mitra Semestaraya, Tbk (BMSR), PT. Kobexindo Tractors, Tbk (KOBX), PT. Perdana Bangun Pusaka, Tbk (KONI) PT. Lautan Luas, Tbk (LTLS) sedangkan pada perusahaan perdagangan eceran tidak ada perusahaan yang berpotensi mengalami kondisi financial distress.


2021 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 112-120
Author(s):  
Ade Elza Surachman

Pandemi covid-19 menimbulkan dampak yang besar terhadap perkenomian. Penelitian ini memiliki tujuan untuk melakukan prediksi kesulitan keuangan pada Perusahaan Sub Sektor Transprotasi di Bursa Efek Indonesia tahun 2019-2020. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Sampel yang digunakan dengan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan Sub Sektor Transportasi di Bursa Efek Indonesia di tahun 2019 yang berada di zona aman adalah BIRD, zona abu-abu adalah SMDR, TMAS, dan WEHA. Selanjutnya, zona berbahaya adalah ASSA, BLTA, BPTR, dan TAXI. Sedangkan, pada tahun 2020 perusahaan yang berada di zona aman adalah BIRD, zona abu-abu adalah SMDR, dan zona berbahaya adalah ASSA, BLTA, BPTR, TAXI, TMAS, dan WEHA. Kata Kunci : Financial Distress, Altman Z Score.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document