Photography in Indonesian Archaeology of the 19th to the Early 20th Century | Fotografi dalam Arkeologi Indonesia pada Abad ke-19 sampai Awal Abad ke-20 Masehi
In Dutch East India, photographic documentation for antiquities was as up-to-date as in Europe that was developed in the last half of the 19th century. Photography became a tool for archaeological surveys which resulted in thousands of enormous resources. In this paper, the historical background regarding how these old photographs were collected and how the material circulated within archaeological activities will be elaborated. The timeline studied is limited to pre-independence Indonesia with the subject mostly focused on Hindu-Buddhist remains. The method used is literature review of both relevant new publications as well as significant old publications. Its turns out that photographic surveys of archaeology in Indonesia during the colonial period developed from early archaeological activities into systematic institutional programs. The qualities of photography were appreciated in miscellaneous application and offered substantial benefits. Photography became a documentation medium, publication complementary, archive, and object representation and substitution. This historical background of photography in the context of Indonesian archaeology marks the significant value of these photographs so that it can be the foundation of preservation for the future. Di Hindia Belanda, dokumentasi fotografis pada tinggalan purbakala sangat mutakhir sebagaimana di Eropa yang dikembangkan sejak paruh terakhir abad ke-19 M. Fotografi menjadi perangkat untuk survei arkeologi yang menghasilkan ribuan sumber daya. Dalam tulisan ini, latar belakang sejarah terkait pengumpulan foto lama tersebut serta penggunaannya dalam berbagai aktifitas arkeologi akan dijabarkan. Lini masa yang dikaji dibatasi pada Indonesia pra-kemerdekaan dengan subjek yang berfokus pada tinggalan Hindu-Buddhis. Metode yang digunakan adalah kajian pustaka, baik terbitan terbaru yang relevan maupun terbitan lama yang penting. Ternyata survei fotografi pada arkeologi Indonesia selama periode kolonial berkembang sejak aktifitas arkeologis yang masih dini hingga menjadi program institusi yang sistematis. Kualitas fotografi juga diapresiasi dalam beragam penerapan serta menawarkan manfaat yang substansial, Fotografi menjadi media dokumentasi, pelengkap publikasi, arsip, serta representasi dan substitusi objek. Latar belakang sejarah fotografi dalam konteks arkeologi Indonesia semacam ini menjadikan nilai penting dari foto-foto tersebut sehingga dapat dijadikan fondasi dalam pelestarian untuk masa depan.