scholarly journals PENGARUH DOSIS PUPUK NPK MAJEMUK DAN PGPR (PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA) TERHADAP BOBOT BASAH DAN KADAR KLOROFIL DAUN TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.)

2017 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
Author(s):  
Rosyida Rosyida ◽  
Ary Susatyo Nugroho

Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) ialah kelompok mikroorganisme tanah yang menguntungkan bagi kesuburan tanah dan tanaman. Mikroorganisme yang hidup di daerah perakaran tersebut memiliki 3 peran utama bagi tanaman yaitu : 1) sebagai biofertilizer, 2) sebagai biostimulan, dan 3) sebagai bioprotektan. Penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan efek suplementasi PGPR dalam dosis pemberian pupuk majemuk NPK terhadap bobot basah dan kadar klorofil daun pada tanaman pakchoy (Brassica rapa L.). Perlakuan pada penelitian ini meliputi 5 taraf perlakuan, yaitu: variasi kombinasi dosis pupuk majemuk NPK dan PGPR: NPK 100% (A0P0), NPK 75% + PGPR 25% (A1P1), NPK 50% + PGPR 50% (A2P2), NPK 25% + PGPR 75% (A3P3), PGPR 100% (A4P4). Masing – masing perlakuan diulang 5 kali. Desain percobaan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), hasil percobaan dianalisis dengan ANOVA (P < 0,05), dilanjutkan dengan uji Duncan. Berdasarkan hasil percobaan, disimpulkan bahwa bahwa ada pengaruh yang nyata pada suplementasi PGPR dalam dosis pupuk majemuk NPK pada parameter bobot basah dan kadar klorofil daun tanaman pakchoy. Bobot basah tertinggi ditunjukkan pada tanaman pakchoy yang diberi perlakuan NPK 25% + PGPR 75% (A3P3), sedangkan pada tanaman yang diberi perlakuan NPK 75% + PGPR 25% (A1P1) mampu mengakumulasi kadar klorofil tertinggi diantara daun tanaman lainnya. Kata Kunci: Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR), Pupuk, NPK, Pakchoy

2021 ◽  
Vol 17 (1) ◽  
pp. 19-24
Author(s):  
Rachmat Rachmat ◽  
Sendi Bororing ◽  
Ramli Ramli ◽  
Abd. Azis H.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian plant growth promoting rhizobacteria (PGPR) akar bambu pada pertumbuhan dan produksi tanaman pakcoy (Brassica rapa L.). Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode yang digunakan dalam kajian ini yakni Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan, sehingga terdapat 12 plot. Dalam pelaksanaan kajian 1 plot terdapat  25 tanaman total tanaman untuk keseluruhan adalah 300 tanaman. Pengamatan dilakukan untuk memperoleh data yang akan dianalisis. Pengambilan data dilakukan 1 minggu setelah tanaman diberikan PGPR akar bambu dengan cara mengukur pertumbuhan tanaman dengan menggunakan alat ukur berupa mistar. Pengambilan data dilakukan pada saat tanaman berumur 7, 14, 21, dan 28 (HST), dilakukan sesuai dengan parameter yang diteliti, yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, dan berat basah. rata-rata tinggi tanaman pakcoy mengalami peningkatan pada umur 7, 14, 21 dan 28 hari setelah tanam. rata-rata jumlah daun pakcoy yang diamati mengalami peningkatan pada umur 7, 14, 21 dan, 28 hari setelah tanam. rata-rata berat basah tanaman pakcoy umur 45 hari setelah tanam tidak mengalami perubahan.


2020 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 79
Author(s):  
Kezia Sisilia Sagay ◽  
Parluhutan Siahaan ◽  
Susan Mambu

ABSTRAKSawi hijau (Brassica rapa L. var. Tosakan ) adalah salah satu komoditi sayuran yang sudah banyak dibudidayakan. Kebutuhan masyarakat terhadap sawi hijau semakin meningkat sehingga dari permintaan konsumen sawi hijau layak dikembangkan. Faktor penting dalam budidaya tanaman yang menunjang keberhasilan produksi sawi hijau yaitu pemupukan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji respon pertumbuhan tanaman sawi hijau (Brassica rapa L. var. Tosakan ) akibat pemberian PGPR (Plant Growth-romoting Rhizobacteria) yang dikombinasikan dengan pupuk kompos maupun NPK. Penelitian ini terdiri atas lima perlakuan yang diulangi sebanyak lima kali: P0 (tanah kebun sebagai kontrol), P1 (tanah kebun ditambah pemberian PGPR), P2 (tanah kebun, kompos ditambah pemberian PGPR), P3 (tanah kebun ditambah pupuk NPK dengan pemberian PGPR), P4 (tanah kebun ditambah NPK). Hasil penelitian menunjukan bahwa PGPR dapat meningkatkan pertumbuhan sawi hijau yang lebih baik dibandingkan dengan kontrol. Kombinasi PGPR yang memberikan hasil terbaik adalah perlakuan  PGPR yang dikombinasikan dengan pupuk NPK.Kata kunci: Sawi hijau; PGPR; Pupuk kompos; Pupuk NPK. ABSTRACTGreen mustard (Brassica rapa L. var. Tosakan) is a vegetable commodity that has been widely cultivated. Community needs for green mustard are increasing, so that the demand for green mustard consumers is worth developed. An important factor in crop cultivation that supports the success of mustard greens production is fertilization. Study aims to examine the growth response of green mustard plants (Brassica rapa L. var. Tosakan) due to the administration of PGPR (Plant Growth-romoting Rhizobacteria) combined with compost or NPK fertilizer. This study consisted of five treatments that were repeated five times: P0 (farmland as a control), P1 (garden land plus PGPR application), P2 (garden land, compost plus PGPR application), P3 (garden land plus NPK fertilizer with granting PGPR), P4 (garden land plus NPK). The results of the study showed that PGPR could generally increase the growth of green mustard better than controls. The combination of PGPR that provided the best results was the PGPR and NPK fertilizer combination.Keywords: Green mustard, PGPR, Compost fertilizer, NPK fertilizer.


2020 ◽  
Vol 21 (1) ◽  
pp. 14-19
Author(s):  
Praptiningsih Gamawati Adinurani ◽  
Sri Rahayu ◽  
Nurul Fima Zahroh

Mikroba Bacillus subtilis merupakan agen pengendali hayati mempunyai kelebihan sebagai Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) yaitu dapat berfungsi sebagai biofertilizer, biostimulan, biodekomposer dan bioprotektan. Tujuan penelitian mengetahui potensi B. subtilis dalam merombak bahan organik sebagai usaha meningkatkan ketersediaan bahan organik tanah yang semakin menurun. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi dengan berbagai  bahan organik sebagai petak utama (B0 = tanpa bahan organik, B1 = kotoran ayam,  B2 = kotoran kambing, B3 = kotoran sapi) dan aplikasi B.subtilis sebagai anak petak (A0 = 0 cc/L, A1 = 5cc/L, A2 = 10 cc/L, Pengamatan meliputi variabel tinggi tanaman, indeks luas daun, jumlah buah per tanaman, berat buah per tanaman, dan bahan organik tanah. Data pengamatan  dianalisis ragam  menggunakan  Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 25 dan dilanjutkan dengan uji Duncan untuk mengetahui signifikansi perbedaan antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat interaksi antara bahan organik kotoran ternak dan konsentrasi B. subtilis terhadap semua variabel pengamatan. Potensi B. subtilis sangat baik dalam mendekomposisi bahan organik yang ditunjukkan dengan peningkatan bahan organik, dan hasil terbaik pada kotoran  sapi (B3) dan konsentrasi B. subtilis 15 mL/L masing-masing sebesar 46.47 % dan 34.76 %. Variabel pertumbuhan tidak berbeda nyata kecuali tinggi tanaman dengan pertambahan tinggi paling banyak pada pemberian kotoran kambing sebesar 170.69 %.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document