scholarly journals Pengaruh Pemupukan N, P, dan K pada Dua Varietas Benih Kedelai (Glycine Max (L) Merr.) terhadap Kandungan Antosianin dan Hubungannya dengan Vigor Benih

2017 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 117
Author(s):  
Sophia Fitriesa ◽  
Maryati Sari ◽  
M. R. Suhartanto
Keyword(s):  

<em>Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh pemupukan N, P, dan K pada kandungan antosianin dan vigor benih pada dua varietas kedelai untuk mencari korelasi antara mereka. Penelitian ini dilaksanakan Kebun Percobaan Leuwikopo IPB dan Laboratorium Teknologi Benih AGH, IPB pada Februari sampai Juli 2011. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Split Plot. Faktor pertama adalah varietas kedelai (Anjasmoro dan Detam 1).</em> <em>Faktor kedua adalah pemupukan NPK (tanpa pupuk, NPK, NP, NK, dan PK).</em> <em>Pengamatan meliputi pengamatan vegetatif dan produksi benih, kandungan antosianin benih, viabilitas benih, vigor kekuatan tumbuh dan vigor daya simpan benih.</em> <em>Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa  varietas berpengaruh pada kandungan antosianin benih. Varietas Detam 1 menunjukkan kandungan antosianin lebih tinggi dari varietas Anjasmoro. Aplikasi pupuk berpengaruh pada vigor daya simpan dari biji kedelai melalui pengusangan terkontrol. Aplikasi NPK dan pupuk NK memberikan nilai tertinggi untuk vigor daya simpan dari biji (83,33% dan 80,00%) lebih tinggi dari vigor daya simpan terendah yang dihasilkan oleh perlakuan tanpa pemupukan (61,33%). Elektrokonduktivitas tidak terpengaruh oleh pemberian pupuk dan varietas tetapi dipengaruhi oleh interaksi dari keduanya. Korelasi tidak ditemukan antara kandungan antosianin dan vigor benih.</em>

2013 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 33-38 ◽  
Author(s):  
MM Rahman ◽  
MM Rahman ◽  
MM Hossain

An experiment was conducted at the Agronomy Field Laboratory of Bangladesh Agricultural University, Mymensingh during Kharif-II season 2005 to investigate the effect of row spacing and cultivars on the growth and yield of soybean. Three soybean cultivars: (1) Bangladesh Soybean -4 (G- 2), (2) BARI soybean -5 (BS-5) and (3) Shohag (PB-1) and four row spacings, (1) 20 cm, (2) 30 cm, (3) 40 cm and (4) 50 cm were used in the experiment in a split-plot design with row spacing in the main plot and cultivars in the sub-plot. Seeds were sown on 26 July 2005 at specified rows maintaining 5 cm plant to plant distance. The highest seed yield was obtained from 20 cm spacing and yield decreased with increased spacing irrespective of cultivars. Among cultivars the highest yield was given by cultivar BS-5 which was followed by PB-1. It was concluded that the soybean cultivars BS-5 and PB-1 could be selected for sowing in Kharif-II season and should be planted at 20 cm apart rows for achieving higher yield. DOI: http://dx.doi.org/10.3329/agric.v11i1.15239 The Agriculturists 2013; 11(1) 33-38


Vegetalika ◽  
2019 ◽  
Vol 8 (4) ◽  
pp. 276
Author(s):  
Yudha Pratiwi ◽  
Dody Kastono ◽  
Didik Indradewa

Penelitian mengenai ”Perbandingan hasil pengukuran perakaran lima kultivar kedelai (Glycine max L.) dengan metode berbeda” dilakukan di rumah plastik di Kebun Tridharma Banguntapan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, sedangkan analisis pertumbuhan tanaman dilakukan di Laboratorium Manajemen Produksi Tanaman Sub Laboratorium Ilmu Tanaman dan Ekologi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Penelitian berlangsung dari bulan Maret-Agustus 2018. Penelitian dilakukan dengan tujuan mempelajari sifat perakaran pada kondisi berbeda (cukup air dan kekeringan) dan membandingkan hasil pengukuran parameter perakaran dengan metode berbeda (manual dan area meter). Rancangan lingkungan yang dipakai berupa split plot dengan dua faktor yang diuji coba yaitu perlakuan kekeringan sebagai faktor pertama dan kultivar sebagai faktor kedua. Perlakuan kekeringan terdiri dari 2 aras yaitu cukup air dengan disiram 1 hari sekali dan kekeringan dengan disiram 3 hari sekali. Kultivar yang digunakan terdiri dari 5 macam kultivar kedelai, yaitu kultivar Anjasmoro, Burangrang, Demas 1, Dering 1, dan Devon 1. Data yang diperoleh kemudian dilakukan analisis varians (ANNOVA) dan apabila terdapat beda nyata, dilakukan uji lanjut Honest Significant Difference (Beda Nyata Jujur) Tukey 5 %. Pada metode penelitian ini sifat perakaran dalam kondisi kekeringan cenderung mengalami penurunan yang signifikan. Pengukuran perakaran kedelai dengan metode berbeda menunjukkan bahwa pengukuran secara manual memberikan nilai panjang akar total, volume akar, dan luas permukaan akar yang lebih besar.


2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 118-129
Author(s):  
Berliana Palmasari ◽  
Nurbaiti Amir ◽  
Bobby Merlan Bangun

Kedelai merupakan tanaman potensial yang perlu dikembangkan, karena memiliki peluang pasar yang besar di Sumatera Selatan belum banyak dibudidayakan dan produksinya pun masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendapatkan varietas dan dosis pupuk solid yang berpengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai (Glycine max (L) Merrill). Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design). Faktor yang Pertama (Petak Utama) Varietas Kedelai (V) yaitu V1 = Wilis; V2 = Tanggamus dan V3 = Anjasmoro sedangkan Faktor kedua (Anak Petak) Pupuk Solid (S) yaitu S1 = 15 ton ha-1; S2 = 30 ton ha-1 dan S3 = 45 ton ha-1. Penelitian ini telah dilaksanakan pada lahan petani di Kelurahan Sukajadi, Kecamatan Talang Kelapa Banyuasin, pada bulan September sampai Desember 2020. Hasil analisis keragaman (Anova) bahwa perlakuan varietas dan pupuk solid maupun interaksinya berpengaruh nyata sampai sangat nyata terhadap semua peubah yang diamati. Varietas Anjasmoro memberikan hasil terbaik pertumbuhan tanaman kedelai dengan tinggi tanaman tertinggi (64,32 cm), jumlah cabang produktif terbanyak (9,67 cabang), sedangkan varietas Wilis memberikan hasil terbaik produksi tanaman kedelai dengan berat biji per tanaman terbaik (84,11 g), berat biji per petak terbaik (683,67 g), pupuk solid dengan dosis 30 ton ha-1 memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai. Interaksi antara varietas Wilis dan pupuk solid dosis 30 ton ha-1 memberikan hasil terbaik terhadap produksi tanaman kedelai sebesar 783,00 g/petak atau setara dengan 2,08 ton ha-1.


2020 ◽  
Vol 21 (2) ◽  
pp. 8
Author(s):  
Arif Wicaksono Aji ◽  
Sartono Joko Santosa ◽  
Siswadi Siswadi

Penelitian ini berjudul Kajian Macam Jarak Tanam Terhadap Intesitas Penyakit Bercak Daun Pada Tiga Macam Varietas Kedelai (Glycine max L. Merrill) dengan tujuan untuk mengkaji macam jarak tanam terhadap intensitas penyakit bercak daun Cercospora Sojina pada tiga varietas kedelai (Glycine max L. Merrill) yang dilaksanakan mulai tanggal 14 April 2019 sampai 13 Juli 2019, di Dusun Ngalang-ngalangan, Desa Senting, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, dengan  ketinggian tempat 200m (dpl). Penelitian ini menggunakan metode Perancangan Dasar Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) faktorial yang disusun secara Split plot yang terdiri dari 2 faktor perlakuan dengan 9 kombinasi perlakuan yang masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Adapun kombinasi perlakuan sebagai berikut : V1J1, V1J2, V1J3, V2J1, V2J2, V2J3, V3J1, V3J2, V3J3, V menunjukan macam varietas kedelai dan J menjelaskan macam jarak tanam. Data hasil penelitian ini dianalisis dengan uji BNT ( Beda Nyata Terkecil ) pada taraf 5 %, adapun hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) Gejala serangan penyakit bercak daun tampak merata pada varietas Anjasmoro, gejala serangan penyakit mulai muncul pada umur 3 minggu setelah tanam pada varietas Grobogan. (2) Perlakuan tiga macam varietas dan jarak tanam tidak berpengaruh terhadap intensitas penyakit bercak daun. (3) Perlakuan Jarak tanam 30 x 40 cm dengan varietas Grobogan (V1J3) memberikan hasil tertingi pada jumlah polong dengan rata – rata 88,00, berat polong dengan rata – rata berat 60,11 gram, jumlah biji dengan rata – rata 143,56, dan pada berat biji dengan rata – rata berat 16,95 gram.


Author(s):  
R. W. Yaklich ◽  
E. L. Vigil ◽  
W. P. Wergin

The legume seed coat is the site of sucrose unloading and the metabolism of imported ureides and synthesis of amino acids for the developing embryo. The cell types directly responsible for these functions in the seed coat are not known. We recently described a convex layer of tissue on the inside surface of the soybean (Glycine max L. Merr.) seed coat that was termed “antipit” because it was in direct opposition to the concave pit on the abaxial surface of the cotyledon. Cone cells of the antipit contained numerous hypertrophied Golgi apparatus and laminated rough endoplasmic reticulum common to actively secreting cells. The initial report by Dzikowski (1936) described the morphology of the pit and antipit in G. max and found these structures in only 68 of the 169 seed accessions examined.


2017 ◽  
Vol 2 (02) ◽  
pp. 204-218
Author(s):  
Hendra Saputra ◽  
Intan Sari ◽  
Muhammad Arfah
Keyword(s):  

Penelitian tentang pengaruh pemberian Pupuk organik cair (POC) asal limbah tumbuhan terhadap serapan hara N dan P serta produksi tanaman kedelai (Glycine max (L) Merrill) di lahan gambut telah dilaksanakan di kampus II Unisi Fakultas Pertanian Jl. Lintas Propinsi Parit 01, Desa Pulau Palas, Kecamatan Tembilahan Hulu, Kabupaten Indragiri Hilir Propinsi Riau. Dimulai dari bulan Agustus sampai bulan Oktober 2013. Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan POC asal limbah tumbuhan yang terbaik untuk serapan hara N dan P serta produksi tanaman kedelai di lahan gambut. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktor tunggal dengan 7 perlakuan dan 4 ulangan, 2 tanaman dijadikan sampel. Perlakuan dosis POC limbah tanaman pisang dan POC limbah sayur kol yang diberikan yaitu 0 L/Ha, 200 L/Ha, 400 L/Ha dan 600 L/Ha. Parameter pengamatan yaitu : serapan hara N dan P pada fase awal generatif, tinggi tanaman, jumlah bintil akar, polong hampa, produksi perplot, berat 100 biji dan brangkasan kering. Data pengamatan dianalisis dengan sidik ragam (ANOVA) dan dilanjutkan dengan Uji Lanjut Tukey HSD pada taraf 5%. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa pemberian POC asal limbah tumbuhan tidak berpengaruh nyata terhadap serapan hara N dan P, tinggi tanaman, jumlah bintil akar, polong hampa, brangkasan kering tetapi berpengaruh nyata terhadap produksi perplot dan berat 100 biji.


2018 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 96
Author(s):  
Siti Wahyuni ◽  
Umi Trisnaningsih ◽  
Meilina Prasetyo
Keyword(s):  

1970 ◽  
pp. 09
Author(s):  
K. SANKAR GANESH ◽  
P. SUNDARAMOORTHY

Heavy metals are one of the most important pollutants released to the aquatic environment by the various industrial activities. The use of these wastewater for irrigation results accumulation of heavy metals in soil and plants. So, the present investigation deals with the various concentrations (0, 5, 10, 25, 50, 100, 200 and 300 mg/l) of copper and zinc on germination studies of soybean. The different concentrations of copper and zinc were used for germination studies. The seedlings were allowed to grow upto seven days. The studied morphological traits increased at 5 mg/l concentration and these parameters are gradually decreased with the increase of copper and zinc concentrations.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document