scholarly journals Hubungan Antara Dukungan Suami Dengan Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil Di Puskesmas Turi

2019 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 94
Author(s):  
Kustini Kustini

Kelas ibu hamil merupakan sarana belajar kelompok yang membahas tentang kehamilan, persalinan, nifas, perawatan bayi dan lain-lain, namun pada pemanfaatan kelas ibu hamil masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui factor – factor yang mempengaruhi pelaksanaan kelas ibu hamil dipuskesmas Turi  kabupaten Lamongan tahun 2019  Desain penelitian survei sampel ini adalah cross sectional menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jumlah sampel 110 ibu hamil secara systematic random sampling. Analisis data meliputi análisis univariat, bivariat (chi-square) dan multivariat (poisson regresi). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada pengaruh antara dukungan suami p-value : 0,00 <  α 0,05 dengan partisipasi ibu mengikuti pelaksanaan kelas ibu hamil,. Upaya peningkatan dukungan suami untuk mengikuti pelaksanaan kelas ibu hamil dengan meningkatan pengetahun suami serta meningkatkan semua komponen pendukung pelaksanaan kelas ibu hamil di Kota Lamongan.  Kata kunci : Dukungan Suami, pelaksanaan kelas ibu hamil

Author(s):  
Rini Mayasari Rini Mayasari

ABSTRACT Breast cancer on the mark with the growth or uncontrolled growth of cells that are excessive. Factors affecting the incidence of breast cancer include maternal age, marital status, family history, hormone use, radiation, manarche, and obesity. The purpose of this study was to determine the relationship between Age and Marital Status of Mother with Breast Cancer incidence in the Installation Surgeon General Hospital Dr. Mohammad Hoesin Palembang in 2012. The study design was analytical descriptive with the approach in which the independent variables Cross Sectional Age Mother and Status Perkawianan and dependent variables in breast cancer incidence collected at the same time. The study population was all women who develop breast cancer in the Installation General Hospital Surgery Center Dr. Mohammad Hoesin Palembang in 2012 and samples taken by systematic random sampling with a sample of 130 respondents. The results of univariate analysis of data showed that respondents had breast cancer with a percentage of total 58 (44.61%) while respondents who had not had breast cancer totaled 72 by the percentage (63.39%). Respondents by Age Mothers who are at risk amounted to 34 by the percentage (26.15%) while respondents with Age Mothers who are not at risk amounted to 96 by the percentage (73.85%). Respondents by Marital Status is married and the mother who totaled 69 by the percentage (53.07%) and Marital Status with the status of unmarried women totaled 61 by the percentage (46.03%). Of Chi-Square test results found no significant relationship between Age Mothers with Breast Cancer event in which the p value = 0.007, no significant relationship between Marital Status in Breast Cancer event in which the p value = 0.030. Based on the results of the study, researchers suggest counseling efforts, medical knowledge and improve the quality of health services in order to reduce the incidence of breast cancer..   ABSTRAK Kanker payudara di tandai dengan pertumbuhan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel yang berlebihan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian kanker payudara antara lain umur ibu, status perkawinan, riwayat keluarga, penggunaan hormon, radiasi, manarche, dan obesitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Umur Ibu dan Status Perkawinan dengan kejadian Kanker Payudara di Instalasi Bedah Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2012. Desain Penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional dimana variabel independen Umur Ibu dan Status Perkawianan dan variabel dependen kejadian kanker payudara dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan. Populasi penelitian ini adalah semua ibu yang menderita kanker payudara di Instalasi Bedah Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2012 dan sampel di ambil secara systematic random sampling dengan jumlah sampel 130 responden. Hasil analisis univariat data menunjukan responden yang mengalami Kanker Payudara berjumlah 58 dengan persentase sebesar (44,61%) sedangkan responden yang tidak mengalami Kanker Payudara berjumlah 72 dengan persentase (63,39%). Responden dengan Umur Ibu yang beresiko berjumlah 34 dengan persentase (26,15%) sedangkan responden dengan Umur Ibu yang tidak beresiko berjumlah 96 dengan persentase (73,85%). Responden dengan Status Perkawinan ibu yang berstatus kawin berjumlah 69 dengan persentase (53,07%) dan Status Perkawinan ibu yang berstatus tidak kawin berjumlah 61 dengan persentase (46,03%). Dari hasil uji Chi-Square didapatkan ada hubungan bermakna antara Umur Ibu dengan kejadian Kanker Payudara dimana p Value = 0,007, ada hubungan bermakna antara Status Perkawinan dengan kejadian Kanker Payudara dimana p Value = 0,030. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan upaya-upaya penyuluhan, pengetahuan tenaga medis dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan guna menurunkan angka kejadian kanker payudara.


Author(s):  
Wahyu Ida Muliana Wahyu Ida Muliana

ABSTRACT Hyperemesis Gravidarum marked excessive nausea and vomiting in pregnant women at a young age. WHO estimates that 536,000 women died from direct complications of pregnancy and childbirth. One complication of pregnancy is Hyperemesis Gravidarum. Hyperemesis Gravidarum in the world has been estimated to occur in 1-2% of pregnant. According to data from the Medical Record of Dr. Mohammad Hoesin Palembang Hospital, the incidence of Hyperemesis Gravidarum in 2011 there were 72 people of 661 pregnant women. The purpose of this reseach was to determine the relationship between maternal age and parity with Hyperemesis Gravidarum in Dr. Mohammad Hoesin Palembang Hospital 2011. The Design of this reseach used Cross Sectional by analytic approach survey. The population of this reseach are all of mother who gestational ≤ 16 weeks (four months) in the Installation of Obstetrics and Gynecology, Dr. Mohammad Hoesin Palembang Hospital in January to December of 2011 with the sample of 661 people which taken by systematic random sampling and the reseach was conducted from 17 April to 24 April 2012.  Each variable that was observed in tests using Chi-Square test with a (0.05).  The results of this study showed that 5.9% of mothers with hyperemesis gravidarum, 21.8% of mothers with high risk age, and 30.0% primigravida. Chi-Square test showed no significant relationship between age (p value = 0.000) and parity (p value = 0.000) with the incidence of hyperemesis gravidarum. Expected to the Hospital to be implemented properly instructed how to provide counseling to pregnant women about pregnancy and childbirth, as well as provide confidence that the nausea and vomiting is a symptom of physiology in pregnancy.   ABSTRAK Hiperemesis Gravidarum ditandai mual dan muntah yang berlebihan terjadi pada ibu hamil di usia muda. WHO memperkirakan 536.000 perempuan meninggal dunia akibat langsung dari komplikasi kehamilan dan persalinan. Salah satu komplikasi kehamilan adalah Hiperemesis Gravidarum. Insiden Hiperemesis Gravidarum di dunia telah diperkirakan terjadi pada 1-2% wanita hamil. Menurut data dari Medical Record Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang, angka kejadian Hiperemesis Gravidarum pada tahun 2011 terdapat 72 orang dari 661 ibu hamil. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara umur dan paritas ibu dengan kejadian Hiperemesis Gravidarum pada ibu di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2011. Desain Penelitian ini menggunakan survei analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi penelitian ini adalah dengan umur kehamilan ≤ 16 minggu (4 bulan) yang pernah dirawat inap di Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang pada bulan Januari-Desember tahun 2011 dengan jumlah sample 661 orang yang diambil secara systematic Random Sampling (secara acak sistematis) dan penelitian ini dilakukan dari tanggal 17 April sampai dengan 24 April 2012. Masing-masing variabel yang diteliti di uji dengan menggunakan uji Chi-Square dengan a (0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 5,9% ibu mengalami hiperemesis gravidarum, 21,8% ibu dengan umur resiko tinggi, dan 30,0% ibu primigravida. Uji Chi-Square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara umur (p value = 0,000) dan paritas (p value = 0,000) dengan kejadian hiperemesis gravidarum. Diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak Rumah Sakit agar dilaksanakan penyuluhan dengan cara memberikan konseling terhadap ibu hamil tentang kehamilan dan persalinan, serta memberikan keyakinan bahwa mual muntah merupakan gejala fisiologi pada kehamilan.


2017 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
pp. 53
Author(s):  
Herwinda Husnawati ◽  
Syamsul Arifin ◽  
Ida Yuliana

Abstract: Based on data from Banjarmasin Department of Health in 2015, the highest diarrhea incident which is 1.056 cases, occurs at Puskesmas Kuin Raya Banjarmasin. There is an imbalance between diarrhea incident and visitation to sanitation clinic. Many factors are influencing someone’s behavior while knowledge is one of those. This research aimed to discover the correlation between education and sanitation clinic utilization on a mother of acute diarrhea toddlers at Puskesmas Kuin Raya Banjarmasin. This was an analytic observational study with cross sectional design. The samples were 50 mothers chosen by systematic random sampling method. The analysis was conducted by chi-square test. The result portrayed 12% of high education, 22% of fair education and 66% of low education. Meanwhile, there were 64% non-utilization and 36% utilization of sanitation clinic. The correlation p-value was 0,000 (p<0,05). In conclusion,  there is a correlation between education and sanitation clinic utilization on a mother of acute diarrhea toddlers at Puskesmas Kuin Raya Banjarmasin. Keywords: acute diarrhea, sanitation clinic utilization, education Abstrak: Data Dinas Kesehatan Kotamadya Banjarmasin tahun 2015 didapatkan angka kejadian diare tertinggi sebanyak 1,056 kasus di Puskesmas Kuin Raya Banjarmasin. Terdapat kesenjangan antara angka kejadian diare dengan jumlah kunjungan ke klinik sanitasi. Banyak faktor yang mempengaruhi pemanfaatan klinik sanitasi, salah satunya adalah pengetahuan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan pemanfaatan klinik sanitasi pada ibu bayi dan balita penderita diare akut di Puskesmas Kuin Raya Banjarmasin. Metode penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 50 responden dengan teknik systematic random sampling. Analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian adalah 12% mempunyai pengetahuan tinggi, 22% berpengetahuan cukup dan 66% berpengetahuan rendah. Sementara itu, untuk pemanfaatan klinik sanitasi didapatkan hasil tidak memanfaatkan klinik sanitasi 64% dan memanfaatkan 36%. Nilai korelasi p = 0,000 (p< 0,05). Kesimpulan penelitian ini terdapat hubungan pengetahuan dengan pemanfaatan klinik sanitasi pada ibu bayi dan balita penderita diare akut di Puskesmas Kuin Raya Banjarmasin. Kata-kata kunci: diare akut, pemanfaatan klinik sanitasi, pengetahuan


2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 104-111
Author(s):  
Fahmi Hafid ◽  
Yayuk Eka Cahyani ◽  
Ansar Ansar

Kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas pada remaja merupakan faktor risiko penyakit diabetes, kardiovaskular, dan kanker. Hal ini disebabkan karena terjadinya penimbunan lemak pada jaringan adiposa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dan konsumsi makanan cepat saji (fast foods) dengan komposisi lemak tubuh pada remaja di SMA Karuna Dipa Palu. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 74 orang yang diambil menggunakan teknik systematic random sampling. Data komposisi lemak tubuh diketahui melalui pengukuran menggunakan alat BIA (Bioelectrical Impedance Analysis) merk KERN, data aktivitas fisik didapatkan melalui pengisian kuesioner aktivitas fisik selama seminggu terakhir, dan data konsumsi makanan cepat saji (fast foods) sebulan terakhir didapatkan melalui pengisian formulir FFQ (Food Frequency Questionnaire). Analisis data menggunakan uji chi square dengan nilai α=0,05. Hasil penelitian menunjukkan 29,7% remaja memiliki komposisi lemak tubuh yang tinggi. Persentase remaja yang tergolong inaktif sebesar 73,0%, dan 59,5% remaja sering mengkonsumsi makanan cepat saji (fast foods). Remaja tergolong inaktif beraktivitas fisik yang memiliki komposisi lemak tubuh yang tinggi sebesar 35,2% (p-value = 0,161; α>0,05). Dan persentase remaja yang sering mengkonsumsi fast foods memiliki komposisi lemak tubuh yang tinggi sebesar 36,4% (p-value = 0,210; α>0,05). Kesimpulan pada penelitian ini yaitu tidak ada hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dan konsumsi makanan cepat saji (fast foods) dengan komposisi lemak tubuh pada remaja.


Author(s):  
Renny Aditya ◽  
Samuel Tobing ◽  
Mitfahul Jannah

Abstract Objective: to investigate the relationship between education level and occupation of pregnant women with MCH handbook utilization at the Pekauman Public Health Center of Banjarmasin in July–August 2018. Methods: the method that was used is analytical observational research with cross-sectional design. The number of research sample is 50 people with systematic random sampling techniques, and data were analyzed by chi-square statistical tests. Results: the majority of respondents were34 pregnant women (68%) with low education level, and36 pregnant women (72%) were unemployed. There were 36 pregnant women (72%) with ineffective MCH handbook utilization. The statistical result between education level of pregnant women with MCH handbook utilization is p-value = 0.005 (p < 0.05) and between occupation of pregnant woman with MCHhandbook utilization is  p-value =  0.001 (p <0.05). Conclusion: there a significant relationship of education leveland occupation of pregnant women with MCH handbook utilization at the Pekauman Public Health Center of Banjarmasin in July-August 2018. Keywords: level ofeducation, occupation, MCH handbook   Abstrak Tujuan: untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dan pekerjaan Ibu hamil dengan pemanfaatan buku KIA di Puskesmas Pekauman Banjarmasin Periode Juli–Agustus 2018 Metode: metode yang digunakan adalah observasional analitik dengan desain cross sectional. Besar sampel penelitian adalah 50 orang dengan teknik pengambilan systematic random sampling dan datadianalisis dengan uji statistik chi square Hasil: sebagian besar responden adalah 34 ibu hamil (68%) dengan tingkat pendidikan rendah dan 36 ibu hamil (72%) yang tidak bekerja. Terdapat 36 ibu hamil (72%) dengan pemanfaatan buku KIA yang tidak efektif. Hasil uji statistik antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan penggunaan buku KIA adalah p value = 0.005 (p < 0.05) dan antara pekerjaan ibu hamil dengan pemanfaatan buku KIA adalah p value = 0.001 (p < 0.05). Kesimpulan: terdapat hubungan yang bermakana tingkat pendidikan dan pekerjaan ibu hamil dengan pemanfaatan buku KIA di Puskesmas Pekauman Banjarmasin periode Juli–Agustus 2018 Kata kunci: tingkatpendidikan, pekerjaan, buku KIA


2018 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
pp. 21-27
Author(s):  
Heryanti Heryanti

Abortus Inkomplit adalah sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri dan masih ada yang tertinggal. Menurut data medical record Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang (RSMP), angka kejadian abortus inkomplit dalam tiga tahun terakhir mengalami peningkatan. Pada tahun 2015 tercatat jumlah kasus abortus inkomplit sebanyak 252 kasus dari 3.910 ibu hamil. Tahun 2016 tercatat jumlah kasus abortus inkomplit sebanyak 178 kasus dari 3041 ibu hamil. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan umur dan paritas ibu hamil dengan kejadian abortus inkomplit di RSMP tahun 2017. Penelitian menggunakan survey analitik dan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh ibu hamil di Instalasi Rawat Inap Kebidanan RSMP tahun 2017 sebanyak 2.681 dan sampel 348 dengan menggunakan teknik pengambilan sampel Systematic Random Sampling. Dari analisa univariat menunjukkan responden abortus inkomplit sebanyak 123 responden (35,3%) sedangkan responden yang memiliki umur resiko tinggi sebanyak 150 responden (43,1%) sedangkan responden yang memiliki paritas tinggi sebanyak 130 responden (37,4%). Dari hasil uji statistik Chi-Square untuk variabel umur ibu didapatkan p value 0,000≤ α (0,05) berarti ada hubungan antara umur ibu dengan kejadian abortus inkomplit, variabel paritas didapatkan p value 0,000 ≤ α (0,05) berarti ada hubungan antara paritas ibu dengan kejadian abortus inkomplit. Kesimpulan penelitian ada hubungan yang bermakna antara umur dan paritas ibu hamil dengan kejadian abortus inkomplit di RSMP tahun 2017. Diharapkan pihak Rumah Sakit agar meningkatkan pemeriksaan ibu hamil yang merupakan kunci preventif guna pengurangan kejadian abortus inkomplit.


2019 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 72
Author(s):  
Yuliani Putri Pratiwi ◽  
Mitra Mitra ◽  
Erna Marni

Difteri dapat menyebabkan kematian karena menyerang saluran pernapasan dengan menimbulkan sesak  napas. Difteri dapat dicegah melalui pemberian imunisasi vaksin DT. Cakupan imunisasi DT di Kota Pekanbaru masih rendah yaitu 73,89%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan pemberian imunisasi vaksin difteri tetanus (DT) di Wilayah Kerja Puskesmas Lima Puluh Kota Pekanbaru. Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan desain cross sectional menggunakan teknik sampling systematic random sampling dengan menyebarkan kueioner sebanyak 193 kueisioner kepada ibu yang memiliki anak kelas 1 SD, analisis data menggunakan uji ­chi-square. Proporsi imunisasi vaksin DT yaitu 79,8%, sebagian besar ibu memiliki pengetahuan baik sebanyak 63,2% dan sikap positif sebanyak 75,1%. Hasil bivariat didapatkan adanya hubungan pengetahuan dengan pemberian imunisasi vaksin DT (p value: 0,008) dan tidak terdapat hubungan sikap dengan pemberian imunisasi vaksin DT (Pvalue: 0,455). Untuk itu, kepada tenaga kesehatan disarankan memberikan penyuluhan kesehatan tentang manfaat imunisasi vaksin DT, kandungan, waktu, dan durasi pemberian vaksin DT kepada ibu yang memiliki anak usia sekolah untuk meningkatkan status kelengkapan imunisasi.


2021 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 47
Author(s):  
Wendi Bayu Utomo

<p>Kecacingan adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing perut yang ditularkan melalui tanah. Cacing ini dapat menyebabkan menurunnya kondisi kesehatan, gizi, kecerdasan dan produktivitas penderitanya. Sehingga secara ekonomi banyak menyebabkan kerugian, karena banyak kehilangan karbohidrat dan protein serta kehilangan darah, sehingga menurunkan kualitas sumber daya manusia.</p><p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sanitasi lingkungan dan personal hygiene anak dengan kejadian kecacingan pada murid sekolah dasar di Kelurahan Way Mengaku. Penelitian menggunakan rancangan <em>cross sectional, </em>dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2017. Populasi penelitian adalah seluruh siswa sekolah dasar (kelas III dan IV). Sampel sebanyak 203 anak, dipilih dengan teknik <em>systematic random sampling</em>. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi. Pemeriksaan parasit cacing dilakukan secara mikroskopis dengan metode apung Data dianalisis secara univariat dengan frekuensi dan proporsi, serta bivariat (menggunakan uji <em>chi-square</em> α = 0,05).</p>Hasil penelitian mendapatkan bahwa proporsi kecacingan pada siswa sekolah dasar di Kelurahan Way Mengaku sebesar 25,1%. Kecacingan berhubungan signifikan dengan kepemilkan jamban (p-value&lt;0,05), jenis lantai rumah (p-value&lt;0,05), kepemilikan sumber air bersih (p-value&lt;0,05), kebiasaan memakai alas kaki (p-value&lt;0,05), kebiasaan mencuci tangan (p-value&lt;0,05), dan kebiasaan memotong kuku (p-value&lt;0,05). Perlu upaya peningkatan pengetahuan siswa sekolah tentang penyakit kecacingan dan pencegahannya. Peran orang tua dan guru sangat dibutuhkan dalam upaya menurunkan angka kecacingan.


2015 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
Author(s):  
Ayu Anissa Bahri ◽  
Afriwardi Afriwardi ◽  
Yusrawati Yusrawati

Abstrak Nyeri haid (dismenore) dilaporkan sebagai keluhan ginekologis paling umum dan paling sering menyebabkan ketidakhadiran seseorang remaja ataupun dewasa dari kerja, sekolah ataupun aktivitas lainnya. Salah satu cara yang sangat efektif untuk mencegah dismenore ini adalah melakukan aktivitas olahraga. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara kebiasaan olahraga dengan dismenore pada mahasiswi. Desain studi analitik ini adalah cross sectional study. Populasi adalah seluruh mahasiswi pre-klinik program studi pendidikan dokter FakultasKedokteran Universitas Andalas tahun ajaran 2012-2013. Jumlah sampel sebanyak 96 orang yang diambil secara systematic random sampling . Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer (kuisoner berisi kebiasaan olahraga dan dismenore) dan data sekunder (data mahasiswi pre-klinik). Pada penelitian ini didapatkan bahwa 82,3% responden mengalami dismenore. Paling banyak diantaranya mengalami dismenore ringan (42,7%). Pada penelitian ini juga didapatkan bahwa pada umumnya responden tidak melakukan olahraga (42,7%). Hasil ujistatistik dengan menggunakan chi-square didapatkan nilai p value = 0,117 (p > 0,05). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan olahraga dengan dismenore pada mahasiswi pre-klinik program studi pendidikan dokter Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.Kata kunci: dismenore, dismenore primer, kebiasaan olahraga, olahraga,Abstract Menstrual pain (dysmenorrhea) is reported as the most common gynecological complain and the most frequent cause of teenager or adult absence from school, work, or other activities. One of the ways to prevent the dysmenorrhea is by doing exercise or sport activities. The objective of this study was to evaluate the relationship of exercise habit and dysmenorrhea in female. This research was an analytical study by using cross sectional design. The population of this study were all female preclinical students of Medical Faculty Andalas University in academicyear 2012-2013. There are 96 subject in this study that is derived by using Systematic Random Sampling. This study used primary data (a questionnaire concerning exercise habit and dysmenorrhea) and secondary data (female preclinical students data.) The results of this study showed that there are 82,3% respondents suffered from dysmenorrhea, most of them were the mild type of dysmenorrhea (42,7%), and most of the respondents are not used to do exercise as a habit (42,7%). The result of statistical test by using chi-square showed the p-value is equal to 0,117(p>0,05). Based on that result, it can be concluded that there is no any significant relation between the exercise habit and dysmenorrhea in female preclinical students of Keywords:  dysmenorrhea, primary dysmenorrhea, exercise habit, exercise


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 199-202
Author(s):  
Irmawati Irmawati ◽  
Lidia Fitri ◽  
Afritayeni Afritayeni

Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 mengalami peningkatan pada remaja berusia 15-19 tahun, dimana remaja laki-laki (4,5%) dan remaja perempuan (0,7%) pernah melakukan seks pranikah. Hasil penelitian Kementerian Komunikasi dan Informatika tahun 2014, pada usia 10-19 tahun dengan populasi 43,5 juta didapatkan hasil 52% menemukan konten pornografi melalui iklan/ situs yang tidak mencurigakan dan 14% mengakses situs porno secara sukarela. Berdasarkan survei awal di SMP A Pekanbaru terhadap 10 orang pelajar didapatkan hasil 7 dari 10 mereka sudah berpacaran, sering berpegangan tangan dan berpelukan dengan lawan jenis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan keterpaparan media massa dan peran orangtua terhadap perilaku seksual pada remaja di SMP A Pekanbaru tahun 2017. Jenis penelitian yaitu analitik kuantitatif, dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel yaitu stratified random sampling sebanyak 158 responden. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil adanya hubungan antara keterpaparan media massa dan perilaku seksual dengan  p value 0,000 < 0,05 dan tidak adanya hubungan antara peran orangtua dan perilaku seksual dengan p value 0,759 > 0,05. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden terpapar media massa (82,3%) dan mayoritas orangtua berperan (91,1%) serta sebagian besar responden beresiko terhadap perilaku seksual (27,8%). Sebaiknya pihak sekolah bekerjasama dengan instansi kesehatan untuk memberikan penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi dan bekerjasama dengan BKKBN untuk membuat suatu program Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R).


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document