Pengembangan Dan Optimasi Formula Self Mikroemulsi Drug Delivery System (SMEDDS) Kurkumin Untuk Meningkatkan Bioavaibilitas

2017 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 99-109
Author(s):  
Ilham Kuncahyo ◽  
Pudiastuti RSP

Kurkumin terbukti memiliki aktivitas sebagai anti-tumor, anti-inflamasi, anti-virus, anti-oksidasi dan anti HIV. Penggunaan kurkumin dalam proses pengobatan jangka panjang memberikan toksisitas yang rendah sehingga secara klinis akan sangat menguntungkan untuk dikembangkan. Kandungan aktif kurkumin yang berasal dari ekstrak tanaman curcuma longa ini mempunyai bioavaiblitas yang sangat rendah. Hal ini berkaitan karena kelarutan kurkumin yang jelek dalam air (11 ng/ml, pH 5,0) sehingga sedikit diserap di saluran pencernaan. Permasalahan ini dapat diatasi dengan membuat sediaan kurkumin dalam bentuk Self Mikroemulsi Drug Delivery System (SMEDDS) Penelitian awal dilakukan skrining terhadap kelarutan kurkumin dengan pembawa berbagai jenis minyak, surfaktan dan kosurfaktan. Hasil skrining dilanjutkan dengan pemilihan formula optimum SMEDDS kurkumin dengan menggunakan metode Simpelx Lattice Design (SLD). Tiga variabel akan memberikan 14 formula SMEDDS kurkumin yang masing-masing formula dilakukan pengujian terhadap karakteristiknya sebagai titik kritis meliputi : % transmitan, waktu emulsifikasi dan drug loading. Hasil masing-masing pengujian dianalisis datanya dengan Design Exspert versi 7 dan dilanjutnya validasi formula optimum dengan uji T dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skrining awal terhadap kurkumin didapatkan kelarutan yang terbesar pada jenis minyak zaitun, surfaktan Tween 80 dan kosurfaktan PEG 400. Ketiga jenis bahan ini dilakukan optimasi dengan SLD memberikan formula optimum komposisi SMEDDS kurkumin dengan komposisi 0,026 minyak zaitun ; 0,0913 Tween 80 dan 0,061 PEG 400.

2020 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 27-34
Author(s):  
Septiana Indratmoko ◽  
Asep Nurrahman ◽  
Axl Aprizal Herawan

Kandungan flavonoid dan tanin pada daun kersen dapat  menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh formulasi nanoemulsi daun kersen (Mutingia calabura.L) terhadap karakteristik nanoemulsi menggunakan teknik Self Nano Emulsifying Drug Delivery System (SNEDDS) dan  pengaruhnya sebagai antibakteri Staphylococcus aureus. Ekstrak etanol daun kersen diformulasi dengan surfaktan, kosurfaktan dan minyak terpilih. Kemudian nanoemulsi ekstrak daun kersen diuji ukuran partikel, potensial zeta, drug loading dan stabilitas nanoemulsi. Nanoemulsi ekstrak etanol daun kersen dapat dihasilkan dengan formula Tween 80, PEG 400 dan VCO perbandingan 6:1:1. Ukuran partikel nanoemulsi 12,4 nm, potensial zeta 30,8 mV, drug loading yaitu 125 mg/ml dan stabil. Nanoemulsi ekstrak daun kersen dapat memberikan aktivitas antibakteri lebih baik daripada ekstrak daun kersen.


Author(s):  
MAGFIRAH ◽  
INDAH KURNIA UTAMI

Objective: Parang romang (Boehmeria virgata) is one of the traditional medicines that are used empirically by Makassar tribal healers, South Sulawesi, as an antitumor drug. This traditional medicine contains secondary metabolites such as alkaloids, flavonoids, tannins, and saponins. However, secondary metabolites of those leaves extract have low solubility in water. Hence, to be formula, self-nanoemulsifying drug delivery system (SNEDDS) is one of the solutions to increase the extract solubility. Methods: The optimization of two formula optimum SNEDDS parang romang leaves (T80PGMZ and T20PGMZ) was using the simple lattice design (SLD) method which will give 28 SNEDDS formula parang romang leaves each of which the formula is tested for its characteristics as a critical point include emulsification time, % transmittance, drug loading, particle size, zeta potential, polydispersity index, and morphology particle. Results: The results of SNEDDS characterization obtained the optimum formula T80PGMZ with emulsification time 12.6 s, % transmittance 92.21%, drug loading 68.21 ppm, particle size 370.26 nm, zeta potential −31.4 mV, polydispersity index of 0.615, and regular particle morphology with spherical chunks at a magnification of 10,000 times with a particle size of 10 μm. Conclusion: SNEDDS of parang romang leaves extracts that used olive oil as oil phase, Tween 80 as a surfactant, and propylene glycol as the cosurfactant provided nanoemulsion with good characteristics.


2015 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 8 ◽  
Author(s):  
Yandi Syukri ◽  
Agung Endro Nugroho ◽  
Ronny Martien ◽  
Endang Lukitaningsih

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan analisis kuantitatif untuk penentuan kadar isolat andrographolide dari tanaman sambiloto (Andrographis paniculata) dan pelarut yang berbeda untuk studi awal untuk pembuatan Self Nanoemulsifying Drug Delivery System (SNEDDS) menggunakan KCKT. Pemisahan menggunakan kolom Sunfire C18 dengan campuran isokratik metanol dan air dengan perbandingan 6: 4, v / v sebagai fase gerak. Metode untuk menentukan isolat andrographolide menunjukkan presisi yang memadai, dengan RSD lebih kecil dari 1%. Akurasi dianalisis dengan menambahkan andrografolid standar, dan didapatkan nilai perolehan kembali yang baik untuk semua konsentrasi yang digunakan. Metode HPLC yang dikembangkan dalam penelitian ini menunjukkan spesifisitas dan selektivitas dengan linearitas dalam rentang kerja dan presisi dan akurasi yang baik, sehingga sangat cocok untuk menentukan kandungan isolat andrografolida. Dibandingkan dengan standar, kemurnian isolat andrografolida adalah 95,74 ± 0,29%. Penelitian awal untuk menentukan kelarutan tertinggi isolat andrographolid adalah dalam fasa minyak Capryol-90 1,226 ± 0,009 mg mL-1, surfaktan tween 80 2,965 ± 0.014 mg mL-1 dan co-surfaktan PEG 400 6,074 ± 0,101 mg mL-1. Dapat disimpulkan, metode ini cocok digunakan untuk penentuan kelarutan dari isolat andrographolide untuk pembuatan SNEDDS.


2018 ◽  
Vol 3 (4) ◽  
pp. 164
Author(s):  
Mardiyanto Mardiyanto ◽  
Najma Annuria Fithri ◽  
Martina Tandry

Mefenamic acid as pain relief drug belongs to the biopharmaceutics classification system (BCS) class II which is practically insoluble in water causing extremely low dissolution in gastrointestinal tract. The self nanoemulsifying drug delivery system (SNEDDS) is a new innovation pharmaceutical dosage form that has effectively known to increase solubilization of hydrophobic drug in polar solvent. In this study the capryol-90 was selected as oil phase in SNEDDS as it showed maximal solubility of mefenamic acid (20 mg/mL). Combination of polysorbate-80 and PEG-400 as a generally regarded as safe (GRAS) excipient were used as surfactant and co-surfactant in SNEDDS due to its high HLB property that can increase mefenamic acid solubility in water. The ternary phase diagram of capryol-90, polysorbate-80, and PEG-400 was constructed in advance to obtain the component concentration of spontaneous nanoemulsion region. Model simplex-lattice-design cooperated in Design-Expert®10 was used to define SNEDDS mefenamic acid formula. Optimized mefenamic acid SNEDDS formula consisted of 20% capryol-90, 31.62% polysorbate-80, and 48.38% PEG-400. Characterization study of Optimized mefenamic acid SNEDDS formula showed improvement of drug content (102.820 ± 4.950)%, emulsification time (421.015 ± 1.290) second, and viscosity (0.927 ± 0.017) mm2/s 30oC. One way ANOVA statistical analysis result of optimal formula SNEDDS (105.210 ± 4.425)% of drug content, commercial generic caplet (0.917 ± 0.094)%, and mefenamic acid powder capsule (10.446 ± 0,333)% gave significant value (sig*) below than 0.05. Optimal formula proved that SNEDDS can significantly increase mefenamic acid dissolution of pH 7.4 (ileum fluid). The optimal formula of mefenamic acid SNEDDS successfully formed an uniformity droplet size (PDI 0.18) with mean size 241.9 nm and  the surface charge has a value of -16.5 mV respectively.


2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 37-46
Author(s):  
Muhamad Handoyo Sahumena ◽  
Suryani Suryani ◽  
Neni Rahmadani

Mefenamic acid is a non-steroidal anti-inflammatory drug (NSAID) which has analgesic, anti-inflammatory and antipyretic effects. Mefenamic acid works by inhibiting prostaglandin synthesis as an inflammatory mediator. Mefenamic acid has low drug solubility and a long process of dissolution in the body which greatly affects the speed of absorption and bioavailability of the drug. In this study, mefenamic acid nanoemulsion formulation was carried out through a Self-Nanoemulsifying Drug Delivery System (SNEDDS) delivery system. SNEDDS is a drug delivery method through isotropic oil extraction, surfactants, cosurfactans and drug that form oil in water (m/a) emulsions which when in contact with the water phase in the digestive tract wiil from a nanoemulsion that occurs spontaneously so that the drug dissolves with a particle size small so as to increase the effective surface area for absorption. The purpose of the study was to determine the ratio of surfactant and cosurfactant composition to the optimum formula of SNEDDS of mefenamic acid with VCO as an oil phase. The SNEDDS formula was obtained by mixing the surfactants tween 80 and span 80, cosurfactant PEG 400 and VCO as the oil phase using the characterization of determining the optimum formula, namely emulsion formation, transmittance and emulsification time. The composition of the optimum formula of SNEDDS of mefenamic acid is 1 mL VCO; 1 mL PEG 400; 6 mL tween 80; 1 mL span 80. Optimum formula showed clear emulsion results, with transmittance values of 89,04% and emulsification time under 1 minute. In this study produced the optimum formula SNEDDS the met the criteria based on droplet size parameters of 153,5 nm, potential zeta value of 8,2 mV and showed good stability.


2020 ◽  
Vol 7 (3) ◽  
pp. 180
Author(s):  
Yandi Syukri ◽  
Bambang Hernawan Nugroho ◽  
Istanti Istanti

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan optimasi formulasi asam mefenamat yang sukar larut dalam air dalam bentuk sediaan Self-Nano Emulsifying Drug Delivery System (SNEDDS) menggunakan D-optimal mixture design. Skrining awal dilakukan untuk menentukan fase minyak, surfaktan dan ko-surfaktan yang akan digunakan untuk pembuatan diagram fase terner. D-optimal mixture design digunakan untuk mengoptimasi SNEDDS asam mefenamat dengan memilih komposisi SNEDDS sebagai faktor independent dan karakterisasi SNEDDS sebagai respons. Karakterisasi SNEDDS pada formula optimal meliputi transmitan, ukuran partikel, polidispersity index (PDI) dan zeta potensial. Asam oleat, Tween 80, dan polietilenglikol (PEG) 400 merupakan fase minyak, surfaktan, dan ko-surfaktan yang terpilih karena memiliki kemampuan paling tinggi dalam melarutkan asam mefenamat. Hasil optimasi menunjukkan bahwa formula optimal diperoleh pada komposisi 10% asam oleat, 80% Tween 80 dan 10% PEG 400. SNEDDS asam mefenamat tersebut menghasilkan nanoemulsi dengan transmitan 88,5%, ukuran partikel 190,03 ± 1,18 nm, PDI 0,469 ± 0,03, dan zeta potensial -44,1 ± 1,69 mV. Studi ini menyimpulkan bahwa D-optimal mixture design dapat digunakan untuk mengoptimasi dan formulasi SNEDDS asam mefenamat yang sukar larut dalam air.


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 125-134
Author(s):  
Septiana Indratmoko Indratmoko

Ekstrak daun sirsak (Annona Muricata) memilki kandungan senyawa metabolit sekunder yang bersifat sebagai antibakteri diantaranya yaitu flavonoid, alkaloid, tanin dan saponin. Pemanfaatan ekstrak daun sirsak diformulasikan dalam sediaan SNEDDS untuk meningkatkan kelarutan sehingga tercapai efek terapi yang maksimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui formula optimum SNEDDS ekstrak daun sirsak berserta uji sifat fisik dan efektivitasnya terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Penggunaan nanoemulsi dioptimalkan dengan menggunakan Simplex Lattice Design sehingga didapatkan perbandingan formulasi terbaik (tween 80) 6 : (PEG 400) 1 : (Minyak terpilih) 1 dengan nilai desirability 0,987 dengan drug loading ekstrak sebesar 25 mg/mL. Parameter uji sifat fisik SNEDDS diperoleh pengamatan stabilitas sediaan stabil, nilai transmitan 97,7%, emulsification time 3 menit dan pH sebesar 6. Uji aktivitas antibakteri sediaan SNEDDS ekstrak daun sirsak memiliki daya hambat lebih besar daripada ekstrak daun sirsak murni. Hasi uji efektivitas antibakteri dianalisis dengan paired sample t-test memiliki signifikasi < 0,05 sehingga ada perbedaan antar kelompok.


Author(s):  
Maya Uzia Beandrade

<p>Jinten hitam (<em>Nigella sativa</em>) mengandung senyawa timokuinon yang berefek sebagai imunostimulan. Ekstrak jinten hitam dikembangkan menjadi SNEDDS (<em>Self-nanoemulsifying Drug Delivery System</em>) karena masalah kelarutan. Penelitian dilakukan untuk mengetahui karakteristik SNEDDS ekstrak jinten hitam yang meliputi viskositas, ukuran tetesan nanoemulsi, <em>extract loading</em>, dan stabilitas. Pengujian aktivitas imunostimulan SNEDDS meliputi rasio sel makrofag dan indeks fagositosis.</p><p>SNEDDS ekstrak jinten hitam dioptimasi dengan metode <em>Simplex Lattice Design</em> menggunakan <em>Design Expert 7.1.5., </em>selanjutnya SNEDDS optimal diuji ukuran tetesan nanoemulsi dan zeta potensial, viskositas, serta uji stabilitas. Uji aktivitas imunostimulan dilakukan dengan metode <em>biolatex assay</em> terhadap tikus <em>Sprague Dawley</em> sebanyak 5 tikus/kelompok selama 15 hari dengan pemberian satu kali sehari yaitu kontrol positif (ekstrak meniran 7,2 mg/tikus), kelompok perlakuan yaitu ekstrak jinten hitam dengan dosis 200 mg/kgBB serta SNEDDS ekstrak jinten hitam (200 mg/kgBB), kelompok plasebo berupa formula SNEDDS tanpa ekstrak jinten hitam, dan kontrol normal, selanjutnya dihitung rasio dan indeks fagositosis makrofag.</p>SNEDDS ekstrak jinten hitam optimal mengandung 15% minyak ikan hiu cucut botol, 67,344% surfaktan (10,102% croduret 50 ss dan 57,242% tween 80), 17,656% PEG 400 sebagai ko-surfaktan dengan hasil ukuran tetesan nanoemulsi 16,3 nm, PI sebesar 0,202, zeta potensial -43,5 mV, dan viskositas antara 234,69 – 255,71 cP. Hasil <em>extract loading</em> sistem SNEDDS mencapai 600 mg ekstrak/g sistem. SNEDDS stabil setelah penyimpanan selama 90 hari pada suhu kamar dan uji <em>freeze-thawing</em>. SNEDDS ekstrak jinten hitam dengan dosis 200 mg/kgBB dapat meningkatkan rasio sel makrofag dan indeks fagositosis dibandingkan dengan ekstrak jinten tanpa formulasi (P&lt;0,05).


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document