Jurnal Sains Farmasi & Klinis
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

248
(FIVE YEARS 126)

H-INDEX

2
(FIVE YEARS 1)

Published By Ikatan Apoteker Indonesia

2442-5435, 2407-7062

2021 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 332
Author(s):  
Hannie Fitriani ◽  
Annisa Fitria ◽  
Isnatin Miladiyah ◽  
Yandi Syukri

Ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza) yang sukar larut dalam air sudah banyak dikaji dan potensial untuk pengobatan berbagai penyakit. Pembuatan Self-Nano Emulsifying System (SNES) merupakan salah satu metode yang mampu meningkatkan kelarutan dan ketersediaan hayati suatu zat aktif obat dengan mencampurkannya ke dalam pembawa yang sesuai. Penelitian bertujuan untuk memformulasi, karakterisasi dan menguji stabilitas SNES ekstrak temulawak. Pembuatan SNES dimulai dari skrining dan optimasi pembawa ekstrak temulawak yang terdiri beberapa minyak, surfaktan dan kosurfaktan. SNES ekstrak temulawak dikarakterisasi meliputi pengukuran transmittan, ukuran partikel, indeks polidispersi (IP), potensial zeta, penentuan stabilitas termodinamika, uji ketahanan dan uji stabilitas dipercepat. Formula optimal SNES ekstrak temulawak adalah kombinasi Labrasol (20%), Tween 20 (60%), dan propilenglikol (20%), dengan drug loading ekstrak temulawak adalah 23%. Nilai parameter karakterisasi yang didapatkan adalah transmittan 100,2 ± 0,0%, ukuran partikel 13,0±1,4 nm dengan IP 0,3 ± 0,1, dan potensial zeta -42,4 ± 0,6 mV. Uji stabilitas termodinamika menunjukkan tidak terjadi pemisahan fase. Uji ketahanan menunjukkan bahwa ukuran partikel stabil selama proses pengenceran. Selain itu, SNES ekstrak temulawak stabil selama uji stabilitas dipercepat selama 3 bulan. Disimpulkan bahwa, SNES ekstrak temulawak menghasilkan sediaan yang stabil dengan drug loading yang tinggi.


2021 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 316
Author(s):  
Taufik Muhammad Fakih ◽  
Salsabilla Wijaya ◽  
Sani Ega Priani

Beberapa produk seperti obat, makanan, dan kosmetika khususnya kolagen dapat berpotensi mengandung turunan babi sehingga diperlukan adanya analisis kehalalan. . Polymerase Chain Reaction (PCR) merupakan metode yang dapat digunakan untuk melakukan analisis sampel secara molekuler. Tujuan dari penelitian ini adalah mendesain kandidat primer dari gen 12S rRNA babi secara in silico. . Metode yang digunakan adalah penelusuran data gen 12S rRNA melalui situs National Center for Biotechnology Information (NCBI), kemudian sekuen gen 12S rRNA dianalisis menggunakan server web Integrated DNA Technologies (IDT) dan MFEprimer-3.1 untuk dilakukan pemilihan kandidat primer terbaik. Kandidat primer terpilih kemudian diidentifikasi menggunakan server web SnapGene Viewer untuk mengamati kemampuan penempelan kandidat primer pada sekuen target. Pada tahap terakhir dilakukan evaluasi kandidat primer menggunakan server web OligoAnalyzer™ Tool agar diperoleh pasangan kandidat primer terbaik yang memenuhi kriteria primer yang baik. Kandidat primer yang terbaik adalah primer forward rRNA-5 (5’ GTACTACTCGCAACTGCCTAAA 3’) dan primer reverse rRNA-6 (5’GCAAGGGTTGGTAAGGTCTATC 3’) karena memenuhi persyaratan primer ideal. . Dengan demikian, kandidat primer tersebut dapat digunakan untuk karakterisasi sampel secara in vitro menggunakan teknik PCR.


2021 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 285
Author(s):  
Widyasari Putranti ◽  
Citra Ariani Edityaningrum ◽  
Endah Prastyaningrum ◽  
Lina Widiyastuti

Pengembangan formulasi ekstrak daun Salam (Syzygium polyanthum W.) sebagai antihiperlipidemia yang mampu hancur cepat setelah diletakkan di atas lidah sangat diperlukan untuk mempercepat onset obat dan memberikan kenyamanan terutama pada pasien hiperlipidemia usia lanjut yang sulit menelan obat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui komposisi perbandingan superdisintegrants crospovidone dan croscarmellose sodium yang mampu menghasilkan sifat fisik Fast Disintegrating Tablet (FDT) yang optimum. Pembuatan FDT menggunakan metode granulasi basah dengan variasi konsentrasi crospovidone dan croscarmellose sodium dalam rentang 2%-5%. Hasil uji sifat fisik FDT dianalisis menggunakan metode Simplex Lattice Design (SLD) program Design Expert 10.1.). Kombinasi kedua superdisintegrants dapat mempengaruhi respon sifat fisik yaitu mampu menurunkan kekerasan, waktu disintegrasi, waktu pembasahan dan meningkatkan kerapuhan FDT ekstrak daun salam. Formula optimum didapat pada kombinasi crospovidone dan croscarmellose sodium dengan perbandingan 25 mg : 10 mg dalam setiap 500 mg tablet. Formula optimum tersebut memiliki kekerasan 4,21 kg, kerapuhan 0,52%, waktu pembasahan 106,65 detik, dan waktu hancur 55,73 detik. Hasil analisis dengan one sample t-test menunjukkan persamaan SLD valid digunakan untuk menyusun formula yang memberikan parameter-parameter optimum FDT.


2021 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 228
Author(s):  
Andita Eltivitasari ◽  
Subagus Wahyuono ◽  
Puji Astuti

Keberadaan jamur endofit di alam sangat melimpah dan mudah ditemukan pada jaringan tanaman antara lain pada akar, batang, daun, bunga atau biji. Endofit berkoloni di area antar dan intra-sel dari jaringan tanaman tanpa efek merugikan pada tanaman tersebut. Jamur endofit mempunyai kemampuan memproduksi senyawa bioaktif yang dapat sama atau berbeda dari tumbuhan inangnya dan mempunyai efek farmakologis.  Arthrinium sp. merupakan contoh jenis jamur endofit yang keberadaannya melimpah. Arthrinium sp. diketahui mempunyai kandungan metabolit sekunder yang potensial untuk dikembangkan. Senyawa golongan terpenoid, alkaloid, fenolik dan beberapa golongan lain ditemukan dalam jamur endofit Arthrinium sp. Senyawa yang dihasilkan oleh Arthrinium sp. dilaporkan menunjukkan aktivitas biologis yang beragam yaitu sebagai antimikroba, antioksidan, antikanker dan aktivitas yang lainnya. Tulisan ini merangkum pengetahuan, studi dan laporan mengenai jamur endofit Arthrinium sp., kajian aktivitas biologi serta metabolit sekunder yang dihasilkan yang berpotensi dikembangkan sebagai penemuan obat baru yang berasal dari alam.


2021 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 309
Author(s):  
Hansen Nasif ◽  
Yelly Oktavia Sari ◽  
Zikra Rahmadriza

Penyimpanan obat menjadi faktor penting dalam pengelolaan obat di Puskesmas, karena dengan penyimpanan yang benar akan lebih mudah dan efektif untuk menjamin kualitas dan mutu obat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran secara sistematis dan akurat mengenai penyimpanan obat di Puskesmas kota Padang Provinsi Sumatera Barat. Penelitian ini dilakukan pada 11  puskesmas di 11 Kecamatan di Kota Padang. Pengambilan data melalui daftar tilik tentang aspek penyimpanan obat di puskesmas yang meliputi persyaratan gudang penyimpanan obat dengan 11 aspek yang dinilai, pengaturan penyimpanan obat dengan 7 aspek yang dinilai  dan tata cara penyusunan obat dengan 8 aspek yang dinilai.  Masih terdapat beberapa masalah yang ditemui di lapangan seperti, ruang gudang penyimpanan obat yang belum sesuai standar, dan penempatan  obat di gudang langsung di lantai saja dan tidak diatas pallet. Namun secara umum, hasil  penelitian ini menunjukkan  bahwa penyimpanan obat, pengaturan penyimpanan obat, dan tata cara penyusunan obat di 11 puskesmas pada semua kecamatan di kota Padang dikategorikan baik dengan hasil secara berurutan 86,36%; 91,81% dan 93,18%. 


2021 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 258
Author(s):  
Albert Salim ◽  
Maria Pramesthi Sabrina Evananda ◽  
Aizar Vesa Prasetyo ◽  
I Gusti Made Gde Surya Chandra Trapika

Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV), baik tipe 1 yang tersebar ke seluruh dunia maupun tipe 2 yang terisolasi di Afrika, masih menjadi tantangan di bidang kesehatan dunia termasuk Indonesia. Angka HIV yang tinggi ini penting untuk ditangani karena bahaya komplikasi yang mengintai. Penatalaksanaan dan terapi HIV yang ada saat ini dengan penggunaan antiretroviral memiliki keterbatasan dilihat dari efek terapi dan efek samping yang ditimbulkan. Pengembangan dan penemuan modalitas terapi yang memiliki potensi efek terapi yang lebih optimal merupakan suatu tantangan yang terus diupayakan dalam penanganan HIV ini. Salah satunya adalah pengembangan imunoterapi berbasis sel dendritik. Literature review ini ditulis secara sistematis mengenai laporan studi terkait hal di atas dari berbagai sumber termasuk Google Scholar, PubMed, Research Gate untuk menguraikan potensi sel dendritik sebagai imunomodulator pada penderita HIV-1. Modalitas imunoterapi ini dikonstruksi dalam bentuk vaksin berbasis sel dendritik, sel yang berperan pada patogenesis HIV, yang diadministrasikan secara intradermal. Vaksin yang diberikan akan menstimulasi respon imun dan dapat digunakan tidak saja sebagai upaya terapi pada penderita tapi berpotensi digunakan sebagai pencegahan.


2021 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 264
Author(s):  
Aziz Priadiatna ◽  
Ika Yuni Astuti ◽  
Retno Wahyuningrum

Diabetes melitus (DM) adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah. Selain pengobatan menggunakan obat-obat antidiabetik, masyarakat banyak yang menggunakan bahan alam, khususnya tanaman untuk mengobati penyakit DM. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kadar gula darah sewaktu (GDS) dan HbA1c pada pasien DM tipe 2 yang mendapat terapi jamu saintifik (JS) di klinik saintifikasi jamu WKJ Kabupaten Tegal dengan pasien DM tipe 2 yang mendapat terapi antidiabetik oral di puskesmas pada tahun 2020. Rancangan penelitian adalah eksperimental dengan teknik consecutive sampling menggunakan subjek uji yang memenuhi kriteria. Subjek uji penelitian ini adalah 19 pasien dengan terapi antidiabetik oral (ADO) dari Puskesmas dan 9 pasien dengan terapi jamu saintifik dari Klinik WKJ. Uji independent t-test digunakan untuk membandingkan rata-rata GDS dan kadar HbA1c pada kedua kelompok, dengan nilai signifikansi p < 0,05. Kuesioner digunakan untuk mengukur tingkat kepatuhan minum obat. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata nilai GDS pasien terapi antidiabetik oral (ADO) dan jamu saintifik (JS) setelah terapi berturut-turut adalah 282,95 mg/dL dan 267,56 mg/dL. Rata-rata HbA1c pasien terapi ADO dan JS setelah terapi berturut-turut adalah 9,83% dan 10,11%. Kadar GDS dan HbA1c setelah terapi pada kelompok pasien dengan terapi ADO tidak berbeda bermakna dengan kelompok pasien dengan terapi JS. Berdasarkan pengukuran analisis tingkat kepatuhan, diketahui tidak terdapat hubungan antara tingkat kepatuhan pasien terhadap kadar GDS dan HbA1c pasien


2021 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 242
Author(s):  
Febrina Aulia Dewi ◽  
Iyan Sopyan ◽  
Taofik Rusdiana

Ko-amorf adalah suatu sistem multikomponen padat yang mengandung zat aktif dan molekul dengan berat molekul rendah lainnya (koformer) yang dapat berupa eksipien atau zat aktif yang relevan secara farmakologis. Formulasi ko-amorf yang dibuat dengan metode preparasi dan jenis koformer yang berbeda dapat menghasilkan perbedaan yang signifikan dalam stabilitas fisik dan profil disolusi suatu bentuk ko-amorf. Tujuan penulisan dari artikel review ini adalah untuk menggali informasi lebih dalam tentang sistem ko-amorf, klasifikasi ko-amorf, karakterisasi ko-amorf serta pengaruh jenis koformer dan metode preparasi ko-amorf terhadap pembentukan ko-amorf. Artikel review ini disusun dengan literature search melalui PubMed, MDPI dan Science Direct dengan memasukkan kata kunci co-amorphous, co-amorphous formulations, co-amorphous stabilizers, co-amorphous drug formulations. Dari review ini ditemukan terdapat beberapa jenis koformer yang dapat digunakan untuk pembentukan ko-amorf yaitu dapat berupa zat aktif yang relevan secara farmakologis dan eksipien seperti diantaranya yaitu asam amino, asam karboksilat, asam tanat, quercetin, sakarin dan nikotinamid. Dan untuk metode preparasi ko-amorf yang dapat digunakan diantaranya yaitu ball milling, cryomilling, melt quenching/ quench cooling, hot melt extrusion, solvent evaporation, spray drying, freeze drying hingga teknologi seperti supercritical antisolvent dan microwave technique. Keberhasilan pembentukan ko-amorf ditentukan diantaranya oleh pemilihan jenis koformer yang melibatkan berbagai sifat yang perlu dipertimbangkan, seperti Tg, potensial ikatan hidrogen, ketercampuran/ miscibility, atau perilaku kristalisasi. Sifat zat aktif dan eksipien seperti stabilitas termal, suhu leleh dan kecenderungan kristalisasi zat aktif dan eksipien, menjadi faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan metode preparasi ko-amorf.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document