HUBUNGAN PENGARUH SOSIAL DAN SPIRITUAL DENGAN TINGKAT PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA NARAPIDANA DI RUTAN SUNGAI PENUH KERINCI JAMBI

2018 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 203
Author(s):  
Aida Yulia

Narkoba merupakan obat-oatan terlarang yang menimbulkan ketergantungan yang sangat merugikan apabila digunakan tanpa pengendalian dan pengawasan. Faktor Pengaruh sosial dan spiritual yang rendah mengakibatkan seseorang beresiko melakukan penyalahgunaan narkoba, adanya faktor pengaruh dari luar dan masalah nilai spiritual yang rendah membuat seseorang melakukan penyalahgunaan narkoba. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat Hubungan Pengaruh Sosial dan Spiritual dengan Tingkat Penyalahgunaan Narkoba pada Narapidana di Rutan Sungai Penuh Kerinci Jambi. Jenis penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Populasi pada penelitian ini berjumlah 52 orang, Sampel pada penelitian ini sebanyak 52 orang dengan teknik total sampling Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner konformitas, kuesioner Daily Spiritul Experience Scale (DSES) dan kuesioner Drug Abuse Screening Test (DAST). Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Juni tahun 2018. Dari hasil penelitian ini, didapatkan (59,6%) responden memiliki pengaruh sosial kurang baik, (61,5%) dengan nilai spiritual rendah dan (57,7%) dengan tingkat penyalahgunaan narkoba berat. Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara pengaruh sosial dengan tingkat penyalahgunaan narkoba pada narapidana di Rutan P value = 0,000 dan adanya hubungan yang bermakna antara spiritual dengan tingkat penyalahgunaan narkoba pada narapidana di Rutan dengan P value = 0,000. Di harapkan pada petugas Polisi Rutan khususnya di Rutan Sungai Penuh Kerinci Jambi untuk meningkatkan kegiatan keagamaan, meningkatkan nilai spiritual dan meningkatkan pengetahuan narapidana terhadap dampak buruk terhadap pengaruh sosial yang tidak baik.

2018 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 114
Author(s):  
Wahdaniah Wahdaniah ◽  
Sri Tumpuk

Abstract: Routine blood examination is the earliest blood test or screening test to determine the diagnosis of an abnormality. Blood easily froze if it is outside the body and can be prevented by the addition of anticoagulants, one of which Ethylene Diamine Tetra Acetate (EDTA). Currently available vacuum tubes containing EDTA anticoagulants in the form of K2EDTA and K3EDTA. K3EDTA is usually a salt that has better stability than other EDTA salts because it shows a pH approaching a blood pH of about 6.4. The purpose of this research is to know the difference of erythrocyte index results include MCH, MCV and MCHC using K3EDTA anticoagulant with K2EDTA. This research is a cross sectional design. This study used venous blood samples mixed with K2EDTA anticoagulant and venous blood mixed with K3EDTA anticoagulants, each of 30 samples. Data were collected and analyzed using paired different test. Based on data analysis that has been done on MCH examination, p value <0,05 then there is a significant difference between samples with K3EDTA anticoagulant with K2EDTA to erythrocyte index value. Then on the examination of MCV and MCHC obtained p value <0.05 then there is no significant difference between samples with K3EDTA anticoagulant with K2EDTA to erythrocyte index value.Abstrak: Pemeriksaan darah rutin merupakan pemeriksaan darah yang paling awal atau screening test untuk mengetahui diagnosis suatu kelainan. Darah mudah membeku jika berada diluar tubuh dan bisa dicegah dengan penambahan antikoagulan, salah satunya Ethylene Diamine Tetra Acetate (EDTA). Dewasa ini telah tersedia tabung vakum yang sudah berisi antikoagulan EDTA dalam bentuk  K2EDTA dan  K3EDTA. K3EDTA  biasanya berupa garam yang mempunyai stabilitas yang lebih baik dari garam EDTA yang lain karena menunjukkan pH yang mendekati pH darah yaitu sekitar 6,4. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil indeks eritrosit meliputi MCH, MCV dan MCHC menggunakan antikoagulan K3EDTA dengan K2EDTA. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain cross sectional. Penelitian ini menggunakan sampel darah vena yang dicampur dengan antikoagulan K2EDTA dan darah vena yang dicampur dengan antikoagulan K3EDTA, masing-masing sebanyak 30 sampel. Data dikumpulkan dan dianalisis menggunakan uji beda berpasangan. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan pada pemeriksaan MCH didapatkan nilai p < 0,05 maka ada perbedaan yang signifikan antara sampel dengan antikoagulan K3EDTA dengan K2EDTA terhadap nilai indeks eritrosit. Kemudian pada pemeriksaan MCV dan MCHC didapatkan nilai p < 0,05 maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara sampel dengan antikoagulan K3EDTA dengan K2EDTA terhadap nilai indeks eritrosit.


1982 ◽  
Vol 7 (4) ◽  
pp. 363-371 ◽  
Author(s):  
Harvey A. Skinner

2017 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 135-143
Author(s):  
Oki Fitriani ◽  
Sarah Handayani ◽  
Nur Asiah

Determinants of Drug Abuse Among Adolescents in 24 Senior High School Jakarta  Introduction. The number of drug abuse in adolescents has increased dramatically. Survey conducted in2006 and 2009 shows pattern that drug abuse risk in big city is higher rather than in small city. It is alsoidentified that the risk level of drug abuse in adolescents is different from one to another. The differencesare caused by several factors. This study aims to determine some factors believed to have associationwith the risk of drug abuse in adolescents in 24 Senior High School, Jakarta.Methods. This study is a quantitative analytical research using cross sectional design. Location of thestudy was in 24 Senior High School, Jakarta. Research was conducted during March – August 2016.Population of this study was all student grade 10 and 11 in 24 Senior High School, Jakarta which is 350students. Variable dependent in this study is drug abuse risk and independent variables are individual,drug and environment characteristic. Sampling was chosen using proportional stratified randomsampling. The total sample was 91 people. Data analysis was using uni variate and bivariate analysis.Resulst. The results showed from 8 variables, only 6 variables that have relationship with the risk of drugabuse in teenagers / students. Those variables are drug factors; availability (p value = 0.000 PR = 2,595% CI 1566-3909), and the ease of getting drugs (p value = 0,009 PR = 1,7 95% CI 1114-2437),individual factors; gender (p value = 0,000 PR = 2,6 95% CI 0626-4218), and knowledge (p value =0048 PR = 1,5 95% CI 0966-2340), environmental factors; family (p value = 0.003 PR = 1,8 95% CI1174-2739), and friends (association) (p value = 0,000 PR = 2,4 95% CI 1512-3647).Conclusions. Variables that have relationship with the risk of drug abuse are drug factors (availability,the ease of getting drugs) individual factors (gender, knowladge) and environment factors (family, friend)


2021 ◽  
Author(s):  
Nelson Budin Sana ◽  
Siti Norul Huda Sheikh Abdullah ◽  
Tengku Siti Meriam Tengku Wook ◽  
Lam Meng Chun ◽  
Rozmi Ismail ◽  
...  

2000 ◽  
Author(s):  
Steve Martino ◽  
Carlos M. Grilo ◽  
Dwain C. Fehon

2006 ◽  
Author(s):  
Luis E. Bedregal ◽  
Linda Carter Sobell ◽  
Mark B. Sobell ◽  
Edward Simco

2010 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
Author(s):  
Bartolomé Pérez Gálvez ◽  
Lorena García Fernández ◽  
Mª Pura De Vicente Manzanaro ◽  
Maria Angustias Oliveras Valenzuela ◽  
Manuel Lahoz Lafuente

Objetivo: Este estudio evalúa las propiedades psicométricas de dos versiones abreviadas de la Drug Abuse Screening Test (DAST-10 y DAST-20) en una población adulta española.Metodología: Se administró la adaptación española del DAST, en sus versiones abreviadas de 20 y 10 ítems, a doscientos cincuenta y nueve sujetos (121 adictos a sustancias y 138 controles sanos). Analizamos las propiedades psicométricas de ambos instrumentos, utilizando criterios DSM-IV TR como patrón de referencia.Resultados: Ambas versiones registraron una alta consistencia interna (α = 0,93 y α = 0,89, para DAST-20 y DAST-10, respectivamente. El análisis factorial exploratorio extrajo cinco factores en el DAST-20, justificando el 74,12% de la varianza, y dos componentes en el DAST-10 que explicaron el 62,18% de ésta. Los puntos de corte > 5/6 (DAST-20) y ≥ 3 (DAST-10) evidenciaron un elevado grado de concordancia con loscriterios DSM-IV TR (κDAST-20 = 0,96 y κDAST-10 = 0,91), clasificando correctamente al 98,07% y 95,36% de los sujetos, respectivamente.Conclusiones: Los resultados obtenidos evidencian que tanto el DAST-10 como el DAST-20 son instrumentos válidos y fiables para detectar el abuso de drogas entre adultos.AbstractObjective: To evaluate psychometric properties of both brief DAST versions (DAST-10 and DAST-20) in Spanish adult population.Methods: 259 (121 drug users and 138 healthy controls) were explored. Both brief 10 and 20 items Spanish adapted DAST rating scales were administrated by skilled personnel. Psychometric properties of those questionnaires were analized using DSM-IV TR criteria as gold standard.Results: Both DAST versions registered a high internal reliability (α = .93 and α = .89 for DAST-20 and DAST-10, respectively). The exploratory factor analysis extracted five factors in the DAST 20, justifying 74.12 % of variance, and two components in the DAST-10 that explained 62.18% of this. Cut-off points ≥ 5/6 (DAST-20) and ≥ 3 (DAST-10) evidenced a high agreement with DSM-IV TR diagnosis (κDAST-20 = .96 y κDAST-10 = .91), correctly classifying the 98.07 % and 95.36 % of the subjects, respectively.Conclusion: In this study results show that both DAST-10 and DAST- 20 might be considered valid and reliable instruments in drug abuse detection in adult population.


2015 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Lap Po Lam ◽  
Wing Cheong Leung ◽  
Patrick Ip ◽  
Chun Bong Chow ◽  
Mei Fung Chan ◽  
...  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document