Jurnal Laboratorium Khatulistiwa
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

49
(FIVE YEARS 0)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Poltekkes Kemenkes Pontianak

2597-9531, 2597-9523

2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 5
Author(s):  
Hendra Budi Sungkawa ◽  
Inten Ayu Kusuma

Abstract : Pipetting is one of the most important activities in health laboratory analysis. Knowledge of pipetting must be owned by every health laboratory. Students of health analyst as a candidate of health laboratory who will become medical support service unit is expected to be able to do the pipetting precision and accurately. To get a thorough and accurate results then the results of the analysis must be located within a specifc control area and both in precision and accuracy. Precision and accuracy are responsible for analytical interpretation of test results and testing procedures. The method use in this research is the forward method by 61 people research samples which determined by simple random sampling. While the research design used was observational analytics. Based on the results of the research obtained the level of knowledge of respondents research is 71,38; precision pipetting 99,69% and accuracy pipetting 99,58%. From the data that has been obtained then analyzed statistically using tau kendau test. The result indicates that the level of knowledge and precision has a p=0,640 and correlation coeffcient of -0,044 so that the Ho is accepted, meaning there is no relationship between the level of knowledge and precision meaningful. Meanwhile, the level of knowledge and accuracy of the p=0,574 and correlation coeffcient value is -0,053 so that Ho is accepted, it means there is no relationship between the level of knowledge with accuracy. Abstrak: Pemipetan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam analisa laboratorium kesehatan. Pengetahuan pemipetan harus dimiliki oleh setiap tenaga laboratorium kesehatan. Mahasiswa analis kesehatan sebagai calon tenaga laboratorium kesehatan yang akan menjadi unit pelayanan penunjang medis diharapkan mampu melakukan pemipetan dengan teliti dan akurat. Untuk mendapatkan hasil yang teliti dan akurat maka hasil analisa harus terletak di dalam daerah kontrol tertentu dan baik dalam presisi maupun akurasi. Presisi dan akurasi bertanggung jawab terhadap interpretasi analitik hasil pengujian serta prosedur pengujian. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode forward oleh sampel penelitian sebanyak 61 orang yang ditentukan secara simple random sampling. Sedangkan desain penelitian yang digunakan adalah observasional analitik. Berdasarkan dari hasil penelitian diperoleh nilai tingkat pengetahuan responden penelitian adalah 71,38; presisi pemipetan 99,69% dan akurasi pemipetannya 99,58%. Dari data yang telah didapatkan kemudian dianalisis secara statistik menggunakan uji kendal tau. Untuk tingkat pengetahuan dengan presisi didapatkan hasil nilai p=0,640 dan koefsien korelasi -0,044 sehingga Ho diterima, berarti tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan presisi. Untuk tingkat pengetahuan dengan akurasi nilai p=0,574 dan koefsien korelasi adalah -0,053 sehingga Ho diterima, berarti tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan akurasi.



2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 72
Author(s):  
Fadhil Kurniawan ◽  
Slamet Slamet ◽  
Laila Kamilla

Abstract: Cholesterol is often seen as something that is very scary and associate high levels of cholesterol in the blood with the risk of heart disease. Increasing cholesterol levels are something to avoid because it can endanger health. The purpose of this study was to examine the relationship age, sex, and obesity with total cholesterol levels on teachers SMAN 1 Sei. Raya. The design in this study using Cross-Sectional. The population of this study is all teachers SMAN 1 Sei. Raya took with total sampling method and obtained as many as 46 respondents. From each respondent obtained data onto age, sex, obesity level and measurement of total cholesterol level. Data were analyzed by univariate and bivariate with correlation test for Kendall tau with value ɑ = 0.05. The test result using Kendall tau to analyze the relationship of age, sex, and obesity with total cholesterol showed that there is no relationship between age (p = 0.648), sex (p = 0.418), and obesity (p = 0.542) with total cholesterol levels in teachers SMAN 1 Sei. Raya.Abstrak: Kolesterol sering dilihat sebagai sesuatu yang sangat menakutkan dan tingginya kadar kolesterol dalam darah dikaitan dengan risiko penyakit jantung. Peningkatan kadar kolesterol merupakan hal yang harus dihindari, karena dapat membahayakan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji hubungan antara umur, jenis kelamin dan kegemukan dengan kadar kolesterol total pada guru SMAN 1 Sei. Raya. Desain dalam penelitian ini menggunakan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh guru SMAN 1 Sei. Raya yang diambil dengan metode total sampling dan diperoleh sebanyak 46 orang responden. Dari setiap responden diperoleh data umur, jenis kelamin, tingkat kegemukan dan pengukuran kadar kolesterol total. Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji korelasi Kendall tau dengan nilai ɑ = 0.05. Hasil uji menggunakan kendall tau untuk menganalisis hubungan umur, jenis kelamin, dan kegemukan dengan kadar kolestrol total menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara umur (p = 0.648), jenis kelamin (p = 0.418) dan kegemukan (p = 0.542) dengan kadar kolesterol total pada guru SMAN 1 Sei. Raya.



2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 30
Author(s):  
Roji Septian Hardi ◽  
Slamet Slamet ◽  
Laila Kamilla

Abstract:  Dayak onion plants (Eleutherine americana L. Merr) is one of the most common herbaceous plants used by the community as atraditional medicinal plants. Benefts of dayak onion as a medicine for various diseases such as breast cancer, diabetes mellitus, lowering hypertension, anti-inflammatory and lowering cholesterol.. Based on the research, Dayak bulb extract contains compounds such as Flavonoid, Phenol and Tanin are known to have anti-inflammatory activity. This study aims to determine the difference of anti-inflammatory activity of Dayak extract (Eleutherine americana L. Merr) compared with diclofenac sodium to stabilization of red blood cell membrane. This research is quasi experimental using stabilization method of red blood cell membrane. This study used purposive sampling technique with Dayak extract on concentration samples 0.005, 0.01, 0.02, 0.04 and 0.08% with the repetition of 5 times. Red blood cell lysis Inhibition induced by hipotonis solutionis used as an anti-inflammatory activity measurements. Anti-inflammatory activity of the extract is then compared to positive control (diclofenac sodium). The result of anti-inflammatory activity test showed that the dayak extract which has the highest anti-inflammatory activity was on the extract of 0.08% concentration which was 72.74%, while the most effective concentration of Dayak extract was at a Concentration of 0,02% that is equal to 59,58% of Tukey’s statistical results showed that 0.02% concentration did not differ signifcantly or identical with positive control (diclofenac sodium) at 0.01% concentration of 60.39% with a sample signifcance value of 0.757 ≥ α 0.05 which means that the onion dayak has potential as an antiinflammatoryAbstrak: Tanaman bawang dayak (Eleutherine americana L. Merr) merupakan salah satu jenis tanaman herbal semusim yang lazim digunakan oleh masyarakat sebagai tanaman obat tradisional. Manfaat tanaman bawang dayak sebagai obat berbagai jenis penyakit seperti kanker payudara, diabetes mellitus, menurunkan hipertensi, antiinflamasi dan menurunkan kadar kolesterol. Berdasarkan penelitian, ekstrak umbi bawang dayak mengandung senyawa berupa Flavonoid, Fenol dan Tanin yang diketahui memiliki aktivitas antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan aktivitas antiinflamasi ekstrak bawang dayak (Eleutherine americana L. Merr) yang dibandingkan dengan natrium diklofenak terhadap stabilisasi membran sel darah merah. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu dengan menggunakan metode stabilisasi membran sel darah merah. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan sampel ekstrak bawang dayak konsentrasi 0,005, 0,01, 0,02, 0,04 dan 0,08% dengan dilakukan pengulangan sebanyak 5. Penghambatan lisis sel darah merah akibat induksi larutan hipotonis digunakan sebagai ukuran aktivitas antiinflamasi. Aktivitas antiinflamasi dari ekstrak tersebut kemudian dibandingkan dengan kontrol positif (natriun diklofenak). Hasil uji aktivitas antiinflamasi menunjukkan bahwa ekstrak bawang dayak yang memiliki aktivitas antiinflamasi paling tinggi adalah pada ekstrak konsentrasi 0,08% yaitu sebesar 72,74%, sedangkan konsentrasi yang paling efektif dari ekstrak bawang dayak adalah pada konsentrasi 0,02% yaitu sebesar 59,58% dari hasil uji statistik Tukey menunjukkan pada konsentrasi 0,02% tidak berbeda secara bermakna atau identik dengan kontrol positif (natrium diklofenak) pada konsentrasi 0,01% yaitu sebesar 60,39% dengan nilai signifkansi sampel 0,757 ≥ 0,05 ini menunjukkan bahwa bawang dayak memiliki potensi sebagai antiinflamasi.



2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 26
Author(s):  
Parlindungan Nasution ◽  
Sugito Sugito ◽  
Kuswiyanto Kuswiyanto

Abstract: Sambiloto is plant one of the natural resources that be come important to used as medicine. Sambiloto effcacy had been known since long time ago. Based on it’s pharmacological properties, Sambiloto leaves provide antidiarrheal activity against bacteria that causing diarehea in humans especially Eacherichia coli and Shigella dysentriae bacteria. The main content of Sambiloto leaves are diterpenoid lactones (andrographolide), paniculides, farnesols and flavonoids. The purpose of this research was to study the effect of the methanol extract concentration of Sambiloto leaves toward the sensitivity of Escherichia coli and Shigella dysentriae bacteria by using diffusion method. Research design using quasi experimental research. Sample used were leaf extract of Sambiloto with concentration of 100%, 75%, 50% and 25% with six times repetition. Data was collected and analyzed by using Spearman analysis. Based on the reseach fnding, the measurement of inhibition zone on Escherichia coli bacteria test found that the average value were 14.67 mm at 100% concentration, 13.67 mm at 75% concentration, 12.17 mm at concentration 50% and 10.00 mm at 25% concentration. While Shigella dysentriae bacteria test obtained that average value were 14.33 mm at 100% concentration, 13.33 mm at 75% concentration, 11.17 at concentration 50% and 9.33 mm at 25% concentration. The data were analyzed by Spearman test and the result was (p = 0,000 <0.01). It showed that there was inhibition zone effect of Sambiloto leaves extract on bacterial sensitivity of Escherichia coli and Shigella dysentriae by using diffusion method. It was concluded that the Sambiloto leaves extract is antibacterial.Abstrak: Tanaman Sambiloto merupakan salah satu bahan alam yang semakin banyak peminatnya untuk dijadikan obat. Khasiat Sambiloto sebenarnya sudah dikenal sejak zaman dahulu. Berdasarkan sifat farmakologinya, daun Sambiloto memberikan aktivitas antidiare terhadap bakteri yang menyebabkan diare pada manusia khususnya bakteri Escherichia coli dan Shigella dysentriae. Kandungan utama dari daun Sambiloto adalah diterpenoide lactones (andrographolide), paniculides, farnesols dan flavonoid. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh konsentrasi ekstrak metanol daun sambiloto terhadap sensitivitas bakteri Escherichia coli dan Shigella dysentriae dengan metode difusi. Desain Penelitian ini berbentuk penelitian eksperimental semu. Sampel yang digunakan adalah ekstrak daun sambiloto dengan konsentrasi 100%, 75%, 50% dan 25% dengan pengulangan sebanyak enam kali. Data dikumpulkandan dianalisis dengan analisis Spearman. Berdasarkan hasil penelitian pengukuran zona hambat pada uji bakteri Escherichia coli didapatkan nilai rata-rata 14.67 mm pada konsentrasi 100%, nilai rata-rata 13.67 mm pada konsentrasi 75%, nilai rata-rata 12.17 mm pada konsentrasi 50% dan nilai rata-rata 10.00 mm pada konsentrasi 25%. Sedangkan uji bakteri Shigella dysentriae didapatkan nilai rata-rata 14.33 mm pada konsentrasi 100%, nilai rata-rata 13.33 mm pada konsentrasi 75%, nilai rata-rata 11.17 pada konsentrasi 50% dan nilai rata-rata 9.33 mm pada konsentrasi 25%. Data dianalisis dengan uji Spearman didapatkan hasil (p = 0,000 < 0.01), menunjukan bahwa terdapat pengaruh zona hambat ekstrak daun sambiloto terhadap sensitivitas bakteri Escherichia coli dan Shigella dysentriae dengan menggunakan metode difusi. Dapat disimpulkan bahawa ekstrak daun sambiloto bersifat antibakteri.



2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 8
Author(s):  
Mutmainah Kartini ◽  
Ratih Indrawati ◽  
Suwono Suwono

Abstract: Water is one of the important components in human life. The results of observations by researcher, the Wonodadi Hamlet  RT 07 / RW 10 people using dig well water as clean water source. The dig well water used contains high Fe content, so the people adds PAC and alum (Aluminum Sulfate) before using water to reduce Fe content. The purpose of this research was to analyze the difference of Fe content in dug well water in Wonodadi Hamlet RT 07 / RW 10 which was PAC (Poly Aluminum Chloride) added with alum (Aluminum Sulfate) added. The research design used was quasi experimental research because it did not use the actual research design. The samples were dig well water treated by PAC 100 mg and alum 150 mg adds in every 1000 ml sample. The number of samples in this reserch was determined by replication formula, 16 samples of dig well water were PAC added and 16 samples of dig well water were alum added so that 32 samples were obtained. Samples of dig well water were taken at Wonodadi Hamlet RT 07 / RW 10. Analysis of Fe content in this research using AAS (Atomic Absorbtion Spectrophotometer) method. The average of Fe content in the dig well water added by PAC was 0,9513 ppm. The average of Fe content in dig well water which was added by alum was 1,6735 ppm. Hypothesis in this research is alternative hypothesis (Ha) that there is difference of Fe content on dig well water in Wonodadi Hamlet RT 07 / RW 10 which PAC added with alum added. The result of computerized data processing through Paired T-Test obtained value p = 0,000 (p <0,05). Based on these results, Ha is received means that there is a difference in Fe content dig well water in Wonodadi Hamlet RT 07 / RW 10 which was PAC added with alum added.Abstrak: Air merupakan salah satu komponen penting dalam kehidupan manusia. Hasil observasi yang dilakukan peneliti, masyarakat Dusun Wonodadi RT 07 / RW 10 menggunakan air sumur gali sebagai sumber air bersih. Air sumur gali yang digunakan mengandung kadar Fe tinggi, sehingga masyarakat tersebut menambahkan PAC dan tawas (Aluminium Sulfat) sebelum menggunakan air untuk menurunkan kadar Fe. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa perbedaan kadar Fe pada air sumur gali di Dusun Wonodadi RT 07 / RW 10 yang diberi PAC (Poly Aluminium Chloride) dengan yang diberi tawas (Aluminium Sulfat). Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian quasi eksperimen karena tidak menggunakan rancangan penelitian yang sebenarnya. Sampel penelitian berupa air sumur gali yang diberi perlakuan dengan menambahkan PAC 100 mg dan tawas 150 mg pada setiap 1000 ml sampel. Jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus replikasi, 16 sampel air sumur gali diberi PAC dan 16 sampel air sumur gali diberi tawas sehingga didapat 32 sampel. Sampel air sumur gali diambil di Dusun Wonodadi RT 07 / RW 10. Analisa penentuan kadar Fe dalam penelitian ini menggunakan metode AAS (Atomic Absorbtion Spectrophotometer). Rata-rata kadar Fe pada air sumur gali yang ditambahkan PAC adalah 0,9513 ppm. Rata-rata kadar Fe pada air sumur gali yang ditambahkan tawas adalah 1,6735 ppm. Hipotesis pada penelitian ini adalah hipotesis alternatif (Ha) yaitu ada perbedaan kadar Fe pada air sumur gali di Dusun Wonodadi RT 07 / RW 10 yang diberi PAC dengan yang diberi tawas. Hasil pengolahan data secara komputerisasi melalui uji Paired T-Test diperoleh nilai p = 0,000 ( p < 0,05). Berdasarkan hasil tersebut, Ha diterima artinya ada perbedaan kadar Fe pada air sumur gali di Dusun Wonodadi RT 07 / RW 10 yang diberi PAC dengan yang diberi tawas.



2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 53
Author(s):  
Ester Novelia ◽  
Ratih Indrawati ◽  
Linda Triana

Abstract: Bamboo shoot has a good nutritional value but bamboo shoot contains HCN (cyanide acid) which is a toxic compound in a form of taxiphylin glycoside in various gradients. The right bamboo shoots processing before it is been consumed is necessary, so that the bamboo shoot is safe to be consumed. One of the bamboo shoot processing that can decrease the cyanide acid level is fermentation using salt solution. The aim of this research is to fnd out about the difference on cyanide acid level on bamboo shoot before and after fermentation using salt solution 2%, 3%, 4%, and 5% for 7 days. The research design used is quasy experimental using purposive sampling with 25 samples.The determination method of cyanide acid level used was ion selective electrode. This method is based on the measurement of electrical voltage contained in destilat with ion exchange substance solid form in electrode surface made from the mixture of silver compounds inorganic conductive which is soluble in water. Based on the research the average cyanide acid level before fermentation was 96.27 mg/kg, after fermentation using salt solution 2% was 18,86 mg/kg, after fermentation using salt solution 3% was 10,71 mg/kg, after fermentation using salt solution 4% was 3,41 mg/kg and after fermentation using salt solution5% was 0,67 mg/kg. From the anava test performed, the result was p = 0,000 (p<0,005) which means there is signifcant difference of cyanide acid level on bamboo shoot before and after fermentation using salt solution 2%, 3%, 4%, and 5% for 7 days.Abstrak: Rebung memiliki nilai gizi yang cukup baik akan tetapi rebung bambu mengandung HCN (asam sianida) yang merupakan senyawa beracun dalam bentuk glikosida taxiphylin dengan tingkat yang beragam. Pengolahan rebung yang tepat sebelum dikonsumsi sangat diperlukan agar rebung aman untuk dikonsumsi. Salah satu cara pengolahan rebung yang dapat menurunkan kadar asam sianida adalah fermentasi menggunakan larutan garam.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kadar asam sianida pada rebung sebelum dan sesudah difermentasi dengan larutan garam 2%, 3%, 4%, 5% selama 7 hari. Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu menggunakan purposive sampling sebanyak 25 sampel. Metode penetapan kadar asam sianida menggunakan elektroda selektif ion. Metode ini didasarkan kepada pengukuran tegangan listrik yang dihasilkan akibat terjadinya proses pertukaran anion/kation antara ion sianida yang ada dalam destilat dengan zat penukar ion bentuk padat pada permukaan elektroda yang terbuat dari campuran senyawa-senyawa perak anorganik konduktif yang bersifat sukar larut dalam air.Berdasarkan hasil penelitian rata-rata kadar asam sianida sebelum difermentasi adalah 96.27 mg/kg, sesudah difermentasi dengan larutan garam 2% adalah 18,86 mg/kg, sesudah difermentasi dengan larutan garam 3% adalah 10,71 mg/kg, sesudah difermentasi dengan larutan garam 4% adalah 3,41 mg/kg dan sesudah difermentasi dengan larutan garam 5% adalah 0,67 mg/kg. Dari uji anava didapatkan hasil p = 0,000 ( p < 0,005) berarti terdapat perbedaan kadar asam sianida pada rebung sebelum dan sesudah difermentasi dengan larutan garam 2%, 3%, 4%, 5% selama 7 hari.



2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 76
Author(s):  
Mardiana Mardiana ◽  
Etiek Nurhayati ◽  
Supriyanto Supriyanto

Abstract: Cengkodok leaves (Melastoma malabtahricum L.) is one of plant that has usefulness like medicine and has the potential to be researched. One of the usefulness of treating skin diseases caused by Trichophyton rubrum fungus. The research aims to determine the defference of juice and boiled of cengkodok leaves (Melastoma malabathricum L.) in inhibiting the growth of Trichophyton rubrum fungus. Each treatment of juice and stew has concentrations of 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%,70%, 80%, 90%, 100%. The research method is a quasi experiment, sampling technique by purposive sampling, and use method of solid dilution using PDA (Potato Dextrose Agar) with 3 replications. The results of the research on the juiced treatment that concentration of 10% have an average growth 261 CFU. The higher concentration of antifungi ingredients then the number of fungal colonies growth decreases until concentration of 100% have an average growth 12 CFU. The 10% concentration boiled treatment there was an average growth of 205 CFU and the number of fungal colonies growth decreases at concentration of 100% have an average growth 1 CFU. Effective concentration of cengkodok leaves juiced (Melastoma malabathricum L.) starts from concentration of 60% with inhibiting Trichophyton rubrum growth fungus 52,77% and boiled start from concentration 50% with percentage of inhibiting 59,41%. The data obtained were analyzed statistically using independent t test obtained p value (Sig. 2 tailed) 0.116 > 0.05. The results showed no difference between the juice and boiled of Cengkodok leaves (Melastoma malabathricum L.) in inhibiting Trichophyton rubrum fungus.Abstrak: Daun cengkodok (Melastoma malabathricum L.) merupakan tumbuhan berkhasiat obat, salah satu khasiatnya yakni mengobati penyakit kulit yang diakibatkan oleh Jamur Trichophyton rubrum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan perasan dan rebusan daun cengkodok (Melastoma malabathricum L.) dalam menghambat pertumbuhan jamur Trichophyton rubrum. Masing-masing perlakuan memiliki konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%,70%, 80%, 90%, 100%. Metode penelitian ini adalah Quasi Experiment, teknik pengambilan sampel dengan cara purposive sampling, dan menggunakan metode dilusi padat menggunakan media PDA (Potato Dextrose Agar) dengan 3 replikasi. Hasil penelitian pada perlakuan perasan konsentrasi 10% terdapat rata-rata pertumbuhan jumlah koloni jamur yakni 261 CFU. Semakin tinggi konsentrasi bahan antifungi maka jumlah pertumbuhan koloni jamur semakin berkurang hingga pada konsentrasi 100% terdapat rata-rata jumlah koloni jamur yakni 12 CFU. Pada perlakuan rebusan konsentrasi 10% terdapat rata-rata pertumbuhan jumlah koloni jamur yakni 205 CFU dan semakin berkurang jumlah pertumbuhan koloni jamur pada konsentrasi 100% sebesar 1 CFU. Konsentrasi efektif perasan daun cengkodok (Melastoma malabathricum L.) dimulai dari konsentrasi 60% dengan hambatan pertumbuhan jamur Trichophyton rubrum sebesar 52.77% dan rebusan dimulai dari konsentrasi 50% dengan persentase hambatan 59.41%. Dianalisis statistik menggunakan uji independent t test didapatkan hasil p value (Sig. 2 tailed) 0.116 > 0.05 yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan antara perasan dan rebusan daun cengkodok (Melastoma malabathricum L.) dalam menghambat jamur Trichophyton rubrum.



2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 37
Author(s):  
Leona Putria Oktema ◽  
Supriyanto Supriyanto ◽  
Sutriswanto Sutriswanto

Abstract:  Pare plants have social value and wide use in public health service, such as traditional medicine to cure some kind of disease including skin disease type. Pare has an antifungal effect because it contains saponins, triterpenoids, and alkaloids. Candida albicans is a species that causes Candidiasis disease. The purpose of this research is to know the difference of juice and stew o pare (Momordica charantia L) in inhibiting the growth of Candida albicans. This research method is a quasi experiment. The samples of pare came from the Parit Haji Husein II Gang Karya IX. The samples in this research were 25 samples of juice consisting of 5 replications and 25 samples of stew consisting of 5 replications with each concentration of 60%, 70%, 80%, 90%, and 100%. The method used is the diffusion of the disc. Data analysis using Kruskal-Wallis Test. The result of Kruskal-Wallis test shows that there is a signifcant difference between the juice and stew of the pare inhibiting the growth of Candida albicans where the juice has p value (0,009)<0,05 and the p value (0,000)<(0,05). Positive control using fluconazole with 20 mm inhibit zone. It can be concluded there is a signifcant difference between juice and stew of pare (Momordica charantia L) in inhibiting the growth of Candida albicans.Abstrak:  Tanaman pare mempunyai nilai sosial dan kegunaan yang luas dalam pelayanan kesehatan masyarakat, diantaranya sebagai bahan obat tradisional untuk menyembuhkan beberapa jenis penyakit termasuk jenis peyakit kulit. Buah pare memiliki efek antifungi karena mengandung saponin, triterpenoid, dan alkaloid. Candida albicans adalah spesies yang menyebabkan penyakit Kandidiasis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan perasan dan rebusan buah pare (Momordica charantia L) dalam menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans. Metode penelitian ini adalah eksperimen semu. Sampel buah pare berasal dari Parit Haji Husein 2 Gang Karya IX. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 25 sampel perasan yang terdiri dari 5 replikasi dan 25 sampel rebusan yang terdiri 5 replikasi dengan masing-masing konsentrasi 60%, 70%, 80%, 90% dan 100%. Metode yang digunakan adalah difusi cakram. Analisa data menggunakan Kruskal-Wallis Test. Hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan terdapat perbedaan yang signifkan antara perasan dan rebusan buah pare dalam menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans dimana perasan memiliki nilai p value (0,009) < 0,05 dan rebusan nilai p value (0,000) < ɑ (0,05). Kontrol positif menggunakan fluconazole dengan luas zona hambat sebesar 20 mm. Dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifkan antara perasan dan rebusan buah pare (Momordica charantia L) dalam menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans.



2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 21
Author(s):  
Hidayatussalihin Hidayatussalihin ◽  
Etiek Nurhayati ◽  
Edy Suwandi

Abstract: International Commite for Standarization in Hematology (ICSH) recommends hemoglobin examination using Cyanmethemoglobin method. Examination of Hb Cyanmethemoglobin using sahli pipette in sampling. The Sampling method flow through the hose. The use of glass pipets do not have high accuracy and precission for less than volumes 1 ml, so in small fluid displacement less than 1000 (microliter) using micropipet or commonly known as automatic pipette. The aim of this research was to know the precision value between sampling using the sahli pipette and mikropipet on examination of hemoglobin value of Cyanmethemoglobin method accepted or not on standard Clinical Laboratoty Improvement Amendments (CLIA) and to analyze the difference of precision between sampling using pipette sahli and micropipette on examination of hemoglobin Cyanmethemoglobin method. The design of this study was descriptive anlytic. This research using EDTA blood examination with the number of 36 test samples. Preliminary period expression used 60 test samples. The hemoglobin examination using Cyanmethemoglobin method by spectrophotometry. Based on the results of the research, the value of % CV of sahli’s pipet is 4.60% and the value % CV of micropipet is 2.02%. and the value %CV The maximum recommended by the CLIA can be received from the sahli and mikropipet pipette that is <7%. he data obtained were statistically analyze by using Willcoxon Test and the result P 0.000 <0.05. The conclution of this research was found a signifcant difference between Sahli pipette and micropipette.Abstrak: International Commette for Standarization in Hematology (ICSH) merekomendasikan pemeriksaan hemoglobin dengan menggunakan metode Cyanmethemoglobin. Pemeriksaan Hb Cyanmethemoglobin menggunakan pipet sahli dalam pengambilan sampel. Pengambilan sampel dengan cara dihisap melalui selang. Penggunaan pipet gelas tidak mempunyai akurasi dan presisi yang tinggi untuk volume kurang dari 1 ml, sehingga pemindahan cairan dengan volume kecil kurang dari 1000 (microliter) orang cenderung menggunakan mikropipet atau biasa juga dikenal dengan pipet otomatis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai presisi antara pemipetan sampel menggunakan pipet sahli dan mikropipet pada pemeriksaan kadar hemoglobin metode Cyanmethemoglobin diterima atau tidak pada standar Standar Clinical Laboratoty Improvement Amendments (CLIA) dan menganalisis perbedaan presisi antara pemipetan sampel menggunakan pipet sahli dengan pemipetan sampel menggunakan mikropipet pada pemeriksaan kadar hemoglobin metode Cyanmethemoglobin. Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik. Penelitian ini menggunakan bahan pemeriksaan berupa darah EDTA dengan jumlah 36 sampel uji. Ditahapan periode pendahuluan digunakan sebanyak 60 sampel uji. Metode pemeriksaan hemoglobin menggunakan metode Cyanmethemoglobin secara fotometri. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh nilai %CV pipet sahli sebesar 4,60% dan nilai %CV mikropipet sebesar 2,02%. Nilai %CVmaksismum yang di rekomendasikan oleh CLIA dapat diterima dari pipet sahli dan mikropipet yaitu <7%. Data yang diperoleh diolah secara statistik menggunakan uji Willcoxon didapatkan hasil P 0.000<0.05. Sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan signifkan antara pipet sahli dan mikropipet.



2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 49
Author(s):  
Eka Aprilianti Aprilianti ◽  
Maulidiyah Salim ◽  
Sri Tumpuk

Abstract:  The lesser galangar rhizome is the root of stay that is branched off and attached to root tuber. Rhizome lesser galangar partly located on the ground. The active ingredient in rhizome lesser galangar are flavonoids are used as an antifungi and can cure diseases by the fungus Candida albicans. The purpose of this research is to know the effect of lesser galangar rhizome extract concentration (Kaempferia galanga L.) to the growth of Candida albicans fungus with dilution method. The research method is experimental. The sample used is the concentration of kencur rhizome extract consisting of 1%, 2%, 3%, 4%, 5%, 6%, 7%, 8%, 9%, 10%. Result of research from 10 concentrations of lesser galangar rhizome with dilution method can know the lowest of bacteria colonies that is concentration 4%, 5%, 6%, 7%, 8%, 9%, 10% that is 0 colony with 100% percentage while number of colony The highest bacteria is 1% concentration of 85 colonies with the percentage of 20.56%. At 4% concentration is the effective concentration of rhizome extract lesser galangar, because it can be a minimum concentration that provides a very strong inhibition of growth. Spearman’s analysis, obtained value  (p = 0,00 <0,05) then Ha accepted, mean there is influence of rhizome extract concentration (Kaempferia galanga L.) to growth of Candida albicans fungi. Abstrak: Rimpang kencur merupakan akar tinggal yang bercabang halus dan menempel pada umbi akar. Rimpang kencur sebagian lagi terletak di atas tanah. Zat aktif dalam rimpang kencur yaiu flavonoid yang digunakan sebagai anti jamur dan dapat menyembuhkan penyakit oleh jamur Candida albicans. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak rimpang kencur (Kaempferia galanga L.) terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans dengan metode dilusi. Metode penelitian berbentuk eksperimental semu. Sampel yang digunakan adalah konsentrasi ekstrak rimpang kencur yang terdiri dari 1%, 2%, 3%, 4%, 5%, 6%, 7%, 8%, 9%, 10%. Hasil penelitian dari 10 konsentrasi rimpang kencur dengan metode dilusi dapat diketahui jumlah koloni bakteri yang terendah yaitu konsentrasi 4%, 5%, 6%, 7%, 8%, 9%, 10% yaitu sebesar 0 koloni dengan persentase 100% sedangkan jumlah koloni bakteri tertinggi yaitu konsentrasi 1% sebesar 85 koloni dengan persentase 20,56%. Pada konsentrasi 4% merupakan konsentrasi efektif ekstrak rimpang kencur, karena dapat merupakan konsentrasi minimum yang memberikan daya hambat pertumbuhan yang sangat kuat. Analisis Spearman’s, didapatkan nilai (p = 0,00 < 0,05) maka Ha diterima, berarti terdapat pengaruh kon



Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document