scholarly journals PENGARUH MUSCLE ENERGY TECHNIQUE DAN STRAIN COUNTERSTRAIN TERHADAP NYERI TENGKUK PADA PENDERITA MYOFACIALIS UPPER TRAPEZIUS

2020 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 32
Author(s):  
Siti Muthiah ◽  
Hasbiah Hasbiah ◽  
Nurul Fajriah

Myofacial pain upper trapezius adalah suatu kondisi nyeri otot pada upper trapezius yang ditandai adanya taut band pada serabut otot dan bila ditekan akan timbul nyeri hebat bahkan kadang-kadang menyebar dalam pola tertentu.Telah dilakukan penelitian di Poli Fisioterapi Rumah Sakit Umum Daya Kota Makassar selama 2 (dua) bulan yakni bulan Agustus – September 2013 untuk melihat  pengaruh muscle energy technique dan strain counterstrain terhadap nyeri tengkuk pada penderita myofacialis upper trapezius.  Sebuah penelitian quasi-experiment dengan desain pre-post test two group design.Sampel dalam penelitian ini sebanyak 20 orang yang ditarik dengan menggunakan teknik purposive sampling. Dari 20 orang sampel tersebut kemudian dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama diberikan muscle  energy technique dan kelompok kedu diberikan strain conterstrain, masing-masing diuji dengan uji t-perpasangan. Kemudian kedua kelompok perlakuan dibandingkan dengan uji t-tidak perpasanga.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok  muscle energy technique terjadi penurunan nyeri sebesar 2,56 dan kelompok strain conterstrain terjadi penuruna sebesar 1,87. Pada uji t- tidak berpasangan di dapat nilai p=0,521 (p>0,05).Kesimpulan bahwa tidak ad beda pengaruh yang bermakna antara muscle energy technique dengan strain counterstrain  terhadap penurunan nyeri tengkuk pada penderita myofacialis upper trapezius. Kata kunci : muscle energy technique, strain conterstrain, myofacialis upper trapezius, nyeri.

2018 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 17
Author(s):  
Darwis Durahim ◽  
Fahrul Islam

Penguluran atau kontraksi yang berlebihan dan berulang yang berlangsung dalam waktu lama menyebabkan otot mengalami spasme yang akhirnya menyebabkan nyeri hingga keterbatasan gerak sendi leher/cervical.Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh pemberian microwave diathermy dengan ultrasound pada penerapan muscle energy Technique  terhadap perubahan nyeri akibat spasme otot upper trapezius Penelitian ini adalah quasy eksperimen menggunakan pretest-posttest two group design. Populasi penelitian adalah semua pasien nyeri leher (cervical syndrome) yang berkunjung di Poliklinik Fisioterapi Rumah Sakit Umum Daerah Salewangan Maros selama penelitian berlangsung. Sampel penelitian pasien nyeri leher yang berkunjung di poliklinik Fisioterapi Rumah Sakit Umum Daerah Salewangang Maros yang diperoleh dengan teknik purposive sampling sehingga jumlah sampel 20 orang yang dibagi atas dua kelompok.Hasil penelitian diperoleh adanya perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah pemberian microwave diathermy dan muscle energy technique dengan selisih rata-rata nilai aktualitas nyeri 2.73 + 0.40 cm dengan hasil uji wilcoxon p=0.005 < α= 0.05. Sedangkan pada intervensi ultrasound dan muscle energy technique diperoleh selisih rata-rata nilai aktualitas nyeri 2.96 + 0.56 cm dengan hasil uji wilcoxon p= 0.005 < α= 0.05. Pada uji Mann-Whitney tidak diperoleh adanya perbedaan yang signifikan diantara kedua perlakuan, dimana selisih nilai rata-rata VAS 0.2 cm  dengan p= 0.40 > α= 0.05.Kesimpulan penelitian ini adalah ada perubahan aktualitas nyeri sebelum dan sesudah pemberian microwave diathermy dan muscle energy technique serta ultrasound dan muscle energy technique pada pasien nyeri leher. Tidak ada perbedaan perubahan aktualitas nyeri diantara kedua kelompok perlakuan. Kata Kunci : Microwave diathermy, Ultrasound, muscle energy technique,  Nyeri leher


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Tatiana Siregar ◽  
Nelly Febriani

Latar belakang: Kondisi sasaran pencapaian Indonesia Sehat 2015 dari program MDG’s yang belum tercapai, sehingga dilanjutkan dengan program SDGs menjadikan Indonesia harus banyak berperan dalam semua kegiatan khsusnya di bidang kesehatan. Proses pencapaian cakupan program kesehatan sangat dipengaruhi oleh Health education yang dilakukan petugas kesehatan kepada warga, kesehatan masyarakat. Tujuan: Penelitain ini bertujuan untuk mengetahui perubahan perilaku hidup bersih sehat yang  dilaksanakan warga setelah diberikan intervesi health education.  Metode: Metode penelitian dilaksanakan secara quasi experiment pre dan post test.  Teknik mengambil sampel secara purposive Sampling pada 30 reponden kelompook intervensi dan 26 responden kelompok kontrol. Analisa data dilakukan secara paired t test. Hasil: Hasil di dapat ada perbedaan yang bermakna antara pengetahuan dan perubahan perilaku hidup bersih sehat repsonden sebelum dan sesudah diberi penyuluhan p value = 0,000. Saran: Diharapkan pemerintah setempat menggerakkan petugas kesehatan bersama-sama dengan warga melakukan perilaku hidup bersih sehat dalam kehidupan sehari-hari dengan memfasilitasi  sarana penunjang untuk menjalankan perilaku hidup bersih sehat, dengan maksimal pada warga. Kata kunci: Health eduation,  Perilaku Hidup Bersih Sehat


2021 ◽  
Vol 11 (22) ◽  
pp. 110-118
Author(s):  
Admin ◽  
Yuli Suryanti

Pendidikan kesehatan merupakan cara penyampaian informasi kesehatan yang mudah diterima oleh ibu hamil dengan berbagai media yang digunakan. Masalah emosional yang terjadi pada kehamilan trimester III adalah perasaan cemas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan metode cemarah dan leaflet terhadap tingkat kecemasan ibu hamil trimester III. Penelitian Quasi Experiment dengan pre-test dan post-test group sebanyak 48 responden dengan teknik Purposive Sampling. Instrumen yang digunakan untuk mengukur skala kecemasan Taylor Manifest Anxiety  Scale (TMAS). Analisis data menggunakan Paired T test dan Independen T test. Hasil penelitian di dapatkan ada perbedaan tingkat kecemasan ibu hamil trimester III sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan menggunakan metode ceramah dan leaflet dengan nilai p =0,000. Pendidikan kesehatan yang diberikan pada ibu hamil saat melakukan pelayanan antenatal terbukti mampu meningkatkan pengetahuan ibu hamil terhadap kehamilannya. Leaflet sangat efektif untuk menyampaikan pesan singkat dan padat media ini juga mudah dibawa dan disebarluaskan karena ukurannya lebih ringkas dan jumlah yang dibawa lebih banyak dari pada poster.


Akademika ◽  
2020 ◽  
Vol 9 (01) ◽  
pp. 85-95
Author(s):  
Marini Agustin ◽  
Irna Nursanti

Menopause merupakan suatu fase yang akan dialami oleh setiap perempuan yang biasanya terjadi diatas umur 40 tahun. Perempuan dikatakan menopause bila siklus menstruasinya telah berhenti selama 1 tahun.  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Efek Paket Harmonis terhadap pengelolaan diri perempuan menopause dalam mengatasi perubahan masa menopause  di kota bogor. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode quasi experiment dengan menggunakan pendekatan pre-post test with control. Pengumpulan data dilakukan secara kuantitatif. Besar sampel 60 responden, yang terdiri dari 30 kelompok intervensi dan 30 kelompok kontrol, yang diambil dengan teknik purposive sampling. Hasil analisis bivariat pada pengelolaan diri (pemantauan diri, pengendalian diri, penghargaan diri)  didapatkan P Value = 0,0000 (P Value < α = 0,005), hasil ini membuktikan bahwa “Paket Harmonis” berpengaruh pada peningkatan pengelolaan diri perempuan menopause kelompok intervensi dalam mengatasi permasalahan masa menopause. Pada kelompok kontrol tidak menunjukkan perubahan yang bermakna dalam  pengelolaan diri perempuan menopause, didapatkan nilai pemantauan diri p Value = 0,234,  pengendalian diri p Value =0,848  dan penghargaan diri p Value = 0,095 dapat disimpulkan pada kelompok kontrol nilai p Value > 0.05 artinya tidak ada perbedaan yang bermakna pada kelompok kontrol. Saran dari peneliti agar penelitian ini dapat dijadikan data dasar untuk dilakukan penelitian lebih lanjut agar dapat memberikan manfaat yang lebih besar pada perempuan menopause.  


2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 121-126
Author(s):  
Riri Nuraeni ◽  
Mohammad Rizki Akbar ◽  
Cice Tresnasari

Lanjut usia merupakan proses alami pada individu berusia 60 tahun ke atas. Proses penuaan pada lansia menyebabkan berbagai perubahan pada tubuh sehingga diperlukan upaya meningkatkan kebugaran dengan berolahraga. Tujuan penelitian mengetahui pengaruh senam terhadap tingkat kebugaran fisik pada lansia. Dilakukan penelitian Quasi experiment dengan pre test dan post test two group design. Menggunakan teknik purposive sampling pada bulan Mei–Juli 2018 di Posbindu Kabupaten Majalengka. Diperoleh 80 orang tiap-tiap kelompok 40 orang. Penilaian tingkat kebugaran dilakukan sebanyak dua kali pada kelompok lansia rutin senam melakukan senam 12 kali dalam satu bulan dan kelompok lansia tidak rutin senam, penilaian menggunakan uji jalan 6 menit. Hasil jarak yang ditempuh dikonversi menjadi VO2maks dan dikategorikan berdasar atas tingkat kebugaran. Analisis data menggunakan Uji Wilcoxon dan Uji McNemar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senam lansia dapat meningkatkan nilai VO2maks lebih tinggi pada kelompok lansia rutin senam 3,1 mL/kg/menit dibanding dengan kelompok lansia tidak rutin senam 1,95 mL/kg/menit. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna secara signifikan antara lansia rutin senam  dan  lansia  tidak  rutin  senam  (p<0,05).  Simpulan  terdapat pengaruh senam lansia terhadap tingkat kebugaran fisik pada lansia.


2019 ◽  
Author(s):  
Yusama Hia

perawat dengan dokter merupakan salah satu elemen penting dari praktik kolaborasi dalam pelayanan kesehatan. Komunikasi yang terjalin baik antara dokter dan perawat diharapkan dapat menjadi sarana untuk menyampaikan hal - hal penting, menjalin diskusi, memutuskan secara bersama-sama serta dapat meminimalkan hambatan-hambatan yang ada dalam pemberian perawatan kepada pasien. Model teknik komunikasi SBAR (Situation Background Assessment Recommendation) membantu perawat untuk mengorganisasi cara berfikir, mengorganisasi informasi, dapat memudahkan penyampaian pesan serta berdiskusi saat berkomunikasi dengan dokter. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah penerapan komunikasi SBAR dapat meningkatkan kemampuan perawat dalam berkomunikasi lisan dengan dokter. Rancangan penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan pre-post test with control group. Jumlah sampel sebanyak 18 peserta pada kelompok intervensi dan 18 peserta pada kelompok kontrol yang diambil dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol tidak terjadi peningkatan yang signifikan pada kemampuan pearwat dalam berkomunikasi dengan dokter ditunjukkan dengan p value 0,430 ,sedangkan pada kelompok intervensi ada peningkatan yang signifikan setelah diberikan intervensi dengan nilai p value 0,000. Penelitian ini menemukan bahwa penerapan komunikasi SBAR dapat meningkatkan kemampuan perawat dalam berkomunikasi dengan dokter


2018 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
pp. 17
Author(s):  
Made Aditya Prawira Arthawan ◽  
Nila Wahyuni ◽  
I Gusti Ayu Artini

ABSTRACT               Pain is most commonly caused by myofascial pain syndrome, myofascial pain syndrome pain can affect the flexibility of the joints that will cause a decrease range of motion neck joint. The purpose of this study was to determine the comparison between muscle energy technique and infrared with contract relax stretching and infrared in increasing the range of motion neck joint on online game players with myofascial pain syndrome upper trapezius muscle in Denpasar. This research is an experimental research with pre and post test design group control design. The sample is an online game player of 22 people divided into two groups. Group 1 was given intervention of muscle energy technique and infrared, while group 2 was given contract relax stretching and infrared intervention. Result of hypothesis test with paired t-test, group 1 got difference average 6,36 ± 0,62 (p = 0,000) while group 2 got difference mean 5,00 ± 0,357 (p = 0,000). Differential test of improvement after group 1 and group 2 treatment using independent sample t-test showed that group 1 increase was higher than group 2 and this result was significantly different p = 0,019 (p <0,05) Keywords:  Range of motion neck joint, myofascial pain syndrome, contract relax stretching, infrared


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 105-109
Author(s):  
Nikmah Jalilah Ritonga ◽  
Hani Amaliah Majidah ◽  
Riris Sitorus ◽  
Diah Evawanna Anuhgera ◽  
Kardina Hayati ◽  
...  

Durasi lama menyusui bayi berbeda-beda sesuai dengan pola hisap bayi. Jika kegiatan menyusui berlangsung terlalu lama (lebih dari setengah jam) atau terlalu pendek (kurang dari 4 menit), hal ini menunjukkan kemungkinan adanya masalah pada perlekatan antara bayi dan puting susu ibu. Frekuensi menyusu pada bayi akan sangat mempengaruhi fisik dan emosional bayi yang mana dengan frekuensi dan durasi menyusu akan meningkatkan kondisi yang tenang kepada bayi dan berat badan bayi akan bertambah. Upaya untuk menawarkan meningkatkan kondisi yang tenang dan berat badan bayi salah satunya yaitu pijat bayi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pijat bayi terhadap durasi menyusu pada bayi. Rancangan pada penelitian yaitu Quasi-Experiment dengan desain one grup pre dan post test design. Pengambilan sampel ini dengan teknik purposive sampling. Jumlah sampel 10 responden. Dari hasil analisis uji bivariat menggunakan uji paired simple t Test, didapatkan nilai yang signifikan yaitu (p value: 0.000), sehingga p<0.005, dapat disimpulkan terdapat pengaruh pijat bayi terhadap durasi menyusu pada bayi. Oleh karena itu, diharapkan kepada tenaga kesehatan untuk mengaplikasikan pijat bayi ini sebagai metode untuk meningkatkan durasi menyusui.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document