PERBEDAAN KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA RUANG SEBELUM DAN SESUDAH PELATIHAN MANAJEMEN BANGSAL

2019 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 79-84
Author(s):  
Priyanto Priyanto ◽  
Sakbani Sakbani

Kemampuan manajerial kepala ruang merupakan kemampuan untuk memimpin, mengelola, menggerakkan dan mengarahkan bawahan agar mencapai tujuan bersama dalam organisasi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kemampuan manajerial kepala ruang di RSUD Kabupaten Temanggung dengan intervensi pelatihan manajemen. Penelitian ini menggunakan desain pre eksperimental dengan pendekatan one group pre post test. Populasi penelitian adalah kepala ruang dan staf perawat di RSUD Kabupaten Temanggung, dengan jumlah sampel 15 responden kepala ruang.Hasil penelitian menggunakan uji wilcoxon signed rank test (α =5%) menunjukkan perbedaan yang bermakna antara kemampuan manajerial kepala ruang sebelum dan sesudah pelatihan manajemen bangsal (p value = 0,001). Pelatihan manajemen bangsal dapat meningkatkan kemampuan manajerial kepala ruang. Perlu dilakukan tindak lanjut pelatihan tentang kemampuan manajerial kepala ruang berupa implementasi hasil pelatihan.   Kata kunci : Kemampuan manajerial kepala ruang, pelatihan manajemen bangsal.   DIFFERENCE OF MANAGERIAL CAPABILITIES IN THE ROOM BEFORE AND AFTER AFTER BANGSAL MANAGEMENT TRAINING . ABSTRACT Managerial capability of head nurses is the ability to lead in mobilizing and directing subordinates to achieve common goals in an organization. The study aimed to determine the managerial capability of head nurses at Temanggung General Hospital with  the managerial intervention. This study used pre experimental design with one group pre post test. The study population were the head nurses at Temanggung general hospital, the number  of samples of head nurses were 15 samples. The results of the Wilcoxon signed rank test (α = 5%) show significant differences between managerial capability of head nurses before and after the training of ward management (p value = 0.001). The training of ward management  can improve the head nurses’ managerial capability. It is necessary to follow up the training of the head nurses managerial capability in the form of the implementation of training result.   Keywords: Managerial capability of head nurses, the training of ward management

Author(s):  
Dyno Aryo Christanto ◽  
N. Adiputra ◽  
S. Indra Lesmana ◽  
Dw P. Sutjana ◽  
Made Muliarta ◽  
...  

Introduction: Generally, core stability exercise as a training program is needed in almost kind of sport including paddle, analysis of movement in any kind of paddle sport such as kayak, canoe, or even rowing have been showed that the activity of core stability muscles are really needed. Purpose: purpose of this research is to know the effectivity of core stability exercise replenishment to increase sculling speed in paddle training program. Methods: This research is experimental with treatment by subject design project, involving 15 paddle athletes which divided into two groups and consists of II periods which are, Period I and Period II. In the 1st period, the athletes were given extra core stability exercise along with their normal paddling routine mean while in the 2nd period, the athletes only doing their normal paddling routine. Each period do the trial in 6 weeks, so this reseach took 12 weeks. In 1st period, the subjects were given extra core stability training 3 times a week along with their normal paddling routine where as subjects in period II only do their normal paddling routine. Results: The used of parametric paired t test is to know the difference of sculling speed before and after the trials were given. To period I pre test value is 3.80 ± 0.26 meters/second while the post test value is 4.06 ± 0.41 meters/second and the value 0.001 (p<0.05)mean while the 2nd period use Wilcoxon signed rank test to know the difference of sculling speed between before and after the trial were given resulting pre test value 3.80 ± 0.22 meters/second and post test value 3.91 ± 0.27 meters/second while the p value is 0.004 (p<0.05). After 12 weeks of sculling speed test between both period using Wilcoxon signed rank test and resulting obvions with period I value 0.26 ± 0.20 meters/second and period II value is 0.11 ± 0.12 meters/second along with p value 0.001 (p<0.05). Conclusion: Therefore, based on the result of my research test, we can concluded that the addition of core stability exercise in paddle training program is more effective to increase sculling speed.


2019 ◽  
Vol 17 (1) ◽  
Author(s):  
Monika Sawitri Prihatini ◽  
Ririn Probowati ◽  
Evita Dwi Ayu Mentari

Globalisasi telah membentukparadigma berpikirkaum perempuan untuk menuntut persamaan hak antara perempuan dan laki-laki. Banyak ibu yang bekerja sebagai wanita karier, sehingga banyak ibu yang menganti ASI dengan susu Formula. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh promosi kesehatan terhadapself efficacy ibu bekerjadi PT Mufasufu Sejati Jaya Lestari MPS Ploso. Desain penelitian pra eksperiment one group pre test and post test. Populasi dan sampel ibu bekerja yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan pada tanggal 6 Mei s/d 6 Juni 2018 sebanyak 30 respondenmenggunakanTotal Sampling.Pengumpulan data dilakukan 4 kali kunjungan.Variabel independen promosi kesehatan, variabel dependen self efficacy ibu bekerja dalam pemberian ASI, Uji analitik mengunakan Wilcoxon Signed Rank Test, α : 0.05. Hasil sebelum pemberian pendidikan kesehatan ibu memiliki self efficacy sedang(46,7%)dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan mengunakan modul,self efficacy tinggi (63,3%). Didapatkan bahwa p value : 0,000 < 0,05 artinya ada pengaruh Self Eficacy ibu bekerja dalam pemberian ASI  dengan model promosi kesehatan pada bayi usia 0 – 6 bulan di PT Mufasufu Sejati Jaya Lestari MPS Ploso. Model promosi kesehatan menggunakan modul dapat meningkatkan self efficacy ibu bekerja. Modul yang digunakan dilengkapi dengan gambar dan bahasa yang mudah dipahami. Diharapkan ibu dapat mempelajari dan membagikan pengetahuannya kepada orang lain dan bagi tenaga kesehatan dapat dijadikan acuan dalam memberikan pendidikan kesehatan bagi masyarakat.


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 43
Author(s):  
Jaoharo Feralisa ◽  
Widiharti Widiharti

Gejala insomnia sering terjadi pada lansia, bahkan hampir setengah dari jumlah lansia mengalami kesulitan memulai tidur dalam mempertahankan tidurnya. Tujuan penelitian ini untuk Menganalisis Perbedaan Kejadian Insomnia Pada Lansia Sebelum dan Sesudah Dilakukan Terapi Air Hangat Pada Kaki Di Dusun Bukabu Sumenep. penelitian yang digunakan adalah Pra Eksperimen, dengan jenis penelitian One Grup Pre-Post Test Design. Populasinya adalah semua lansia yang mengalami insomnia. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dan pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil penelitian kemudian dianalisis menggunakan Uji Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil penelitian analisis menunjukkan bahwa hampir setengahnya tingkat insomnia sebelum diberikan terapi air hangat adalah sedang sebanyak 38 lansia (48%), sebagian besar tingkat insomnia lansia sesudah dilakukan terapi air hangat adalah ringan 42 lansia (53%). Hasil analisis perbedaan tingkat insomnia sebelum dan sesudah dilakukan terapi air hangat diperoleh nilai p value (0,000) < (0,05) yang berarti Ho ditolak Ha diterima. Terapi air hangat dapat digunakan sebagai alternativ untuk mengurangi insomnia lansia.


2018 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 26-30
Author(s):  
Bahari Yan Syah ◽  
Dwi Budi P ◽  
Khodijah Khodijah

Fraktur adalah gangguan struktur tulang yang terjadi sehingga mengalami kerusakan. Tindakan pembedahan pada fraktur ekstremitas yaitu Open Reduction Interna Fixation (ORIF), yang mengakibatkan nyeri pada pasien. Terapi non farmakologi yang digunakan untuk menurunkan tingkat nyeri dengan terapi murotal Al Quran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh murotal Al Quran terhadap penurunan tingkat nyeri pada pasien post orif ekstremitas di RSUD Soesilo Slawi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, desain penelitian menggunakan metode eksperimen semu (quasy experimental) dengan pendekatan Pre and Post Test Without Control. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu non probability sampling dengan jenis accidental sampling dan besar sampel yang diambil 10 orang. Instrument penelitian data menggunakan kuesioner intensitas nyeri. Hasil analisis data menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test menunjukkan nilai p-value (0,000) < α (0,05) yang menandakan Ho ditolak dan Ha diterima atau terdapat pengaruh pemberian terapi murotal Al Quran terhadap penurunan tingkat nyeri pada pasien post orif di RSUD Soesilo Slawi. Terapi murotal Al Quran dapat diaplikasikan sebagai intervensi pemberian asuhan keperawatan pada pasien post orif agar menurunkan tingkat nyeri.


2017 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 26-31
Author(s):  
Totok Hernawan ◽  
Fahrun Nur Rosyid

Masalah kesehatan yang terjadi pada lansia umumnya adalah penurunan fungsi organ yang memicu terjadinya berbagai penyakit degeneratif termasuk hipertensi. Penyakit degeneratif pada lansia jika tidak ditangani dengan baik maka menurunkan kualitas hidup lansia. Hipertensi merupakan suatu gejala penyakit degeneratif kardiovaskuler yang paling banyak di alami oleh lansia dan belum dapat diketahui dengan pasti penyebabnya. Penatalaksanaan hipertensi pada lansia selain dengan farmakologi dapat pula dilakukan dengan non farmakologi seperti senam hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senam hipertensi lansia terhadap penurunan tekanan darah lansia dengan hipertensi di Panti Wredha Darma Bhakti Kelurahan Pajang Surakarta. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan preexperiment design One Group Pre test-post test. Pengumpulan data menggunakan Sphygmomanometer air raksa, sedangkan analisis data menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil dari penelitian ini adalah tekanan darah sebelum pemberian intervensi sebagian besar adalah prehypertension (39%), tekanan darah setelah pemberian intervensi senam hipertensi sebagian besar adalah normal (56%), danterdapat pengaruh senam hipertensi terhadap tekanan darah lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Pajang Surakarta (p-value = 0,001).


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 152-161
Author(s):  
Vellyza Colin ◽  
Buyung Keraman ◽  
Dwi Rolita

ABSTRAK Masa pubertas yaitu bagian dari proses perkembangan dengan adanya kematangan organ seksual dan kemampuan bereproduksi, yang ditandai dengan terjadinya menstruasi pertama (menarche). Menstruasi adalah perubahan secara fisiologis pada perempuan. Dysmenorrhea adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi. Beberapa perempuan mengalami sakit dan kram saat haid berlangsung. Rasa sakit biasanya terjadi di perut bagian bawah. Secara umum penanganan nyeri dismenore terbagi dalam dua kategori yaitu pendekatan farmakologis dan non farmakologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kompres air hangat terhadap penurunan intensitas nyeri dysmenorrhea pada remaja putri di SMA Negeri 10 Kota Bengkulu. Rancangan penelitian ini adalah Pra-Eksperiment dengan desain One-Group Pre-Post Test Design, menggunakan Accidental sampling dengan jumlah sampel 30 responden. Alat yang digunakan adalah kuesioner lembar karakteristik responden dan Numeric Rating Scale (NRS) untuk mengetahui intensitas nyeri. Analisis data menggunakan wilcoxon signed-rank test.  Hasil penelitian ini terdapat pengaruh pemberian kompres air hangat terhadap penurunan intensitas nyeri dysmenorrhea pada remaja putri di SMA Negeri 10 Kota Bengkulu diperoleh nilai Z = -4.801 dengan p-value=0,000<0,05 yang berarti signifikan. Diharapkan bagi sekolah dan siswi melakukan kompres air hangat sebagai salah satu alternatif terapi non farmakologis untuk mengurangi nyeri dysmenorrhea. Kata Kunci: Kompres Air Hangat, Nyeri Dysmenorrhea, Remaja Putri


2017 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 26
Author(s):  
Totok Hernawan ◽  
Fahrun Nur Rosyid

Masalah kesehatan yang terjadi pada lansia umumnya adalah penurunan fungsi organ yang memicu terjadinya berbagai penyakit degeneratif termasuk hipertensi. Penyakit degeneratif pada lansia jika tidak ditangani dengan baik maka menurunkan kualitas hidup lansia. Hipertensi merupakan suatu gejala penyakit degeneratif kardiovaskuler yang paling banyak di alami oleh lansia dan belum dapat diketahui dengan pasti penyebabnya. Penatalaksanaan hipertensi pada lansia selain dengan farmakologi dapat pula dilakukan dengan non farmakologi seperti senam hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senam hipertensi lansia terhadap penurunan tekanan darah lansia dengan hipertensi di Panti Wredha Darma Bhakti Kelurahan Pajang Surakarta. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan preexperiment design One Group Pre test-post test. Pengumpulan data menggunakan Sphygmomanometer air raksa, sedangkan analisis data menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil dari penelitian ini adalah tekanan darah sebelum pemberian intervensi sebagian besar adalah prehypertension (39%), tekanan darah setelah pemberian intervensi senam hipertensi sebagian besar adalah normal (56%), danterdapat pengaruh senam hipertensi terhadap tekanan darah lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Pajang Surakarta (p-value = 0,001).


Author(s):  
Waluyo Waluyo ◽  
Kusnanto Kusnanto ◽  
Yanis Kartini

Catheter associated urinary tractus infection is a urinary tract infection due to urinary catheter placement that lasts more than two days. Catheter associated urinary tractus infection can be prevented by applying infection prevention practices based on proven evidence. Catheter maintenance are some of the measures to prevent the infection. Nurse compliance with catheter care and catheter maintenance is very important in preventing catheter associated urinary tractus infection. The aims of this study was to determine the increase in prevention of catheter associated urinary tractus infection by training catheter maintenance. This research was an experimental using a one-group pre-post test design. The study population consisted of inpatient nurses by 51 nurses and 116 patients with permanent urinary catheters. The technique of sampling used total sampling. Data analysis performed with a Wilcoxon signed rank test test. The result of wilcoxon test showed the p value of signature of 0.00 so that there was an influence between training on catheter maintenance on increasing the prevention of catheter associated urinary tractus infection. The result of training catheter maintenance was to increase nurse compliance in preventing catheter associated urinary tractus infection. Keywords: catheter maintenance; urinary tractus infection ABSTRAK Catheter Associated Urinary Tractus Infection merupakan infeksi saluran kemih akibat pemasangan kateter urin yang menetap lebih dari dua hari. Catheter associated urinary tractus infection dapat dicegah dengan cara menerapkan praktik pencegahan infeksi berdasarkan bukti yang sudah teruji. Catheter maintenance merupakan sebagian dari beberapa tindakan untuk mencegah infeksi tersebut. Kepatuhan perawat terhadap pelaksanaan catheter maintenance sangat penting dalam mencegah catheter associated urinary tractus infection ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan pencegahan catheter associated urinary tractus infection dengan pelatihan catheter maintenance. Penelitian ini merupakan quasi eksperiment dengan menggunakan rancangan one-group pre-post test design. Populasi penelitian ini perawat ruang rawat inap sebesar 51 perawat dan 116 pasien yang terpasang kateter urin menetap. Tehnik sampling yang digunakan adalah total sampling. Analisis data dilakukan dengan uji statistik Wilcoxon signed rank test dengan hasil p value signifikansi 0,00 sehingga ada ada pengaruh antara pelatihan tentang catheter maintenance terhadap peningkatan pencegahan catheter associated urinary tractus infection. Hasil dalam penelitian ini adalah pelatihan catheter maintenance meningkatkan kepatuhan perawat dalam pencegahan catheter associated urinary tractus infection. Kata kunci: catheter maintenance; urinary tractus infection


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Himawan Yusuf

ABSTRACT: Modification of threshold exemption from import duties was tested whether changing consumer preferences in shopping from abroad. This study uses a paired test with the initial hypothesis that there is no difference in the daily average value of imports before and after the policy is applied. The research data is only from the Customs offices which have services for shipment items (32 offices) on October 1, 2019, to March 2, 2020. Descriptive statistical results show that the average was USD135,065, then dropped to USD127,430. Based on the results, both the Paired Sample T Test and The Wilcoxon Signed Rank Test obtained a p-value of 0,000, meaning that the initial hypothesis was rejected. The adoption of this policy has changed the preferences of consumers shopping from abroad. The Government's aim to reduce the trade balance deficit and protect domestic businesses appears to be successful, however, if there are no substitute goods available in the country, the import will only move from importing consignment goods to general imports. The novelty is the variable of import duty on shopping preferences is not widely used. The limitation of this study only measures changes in spending preferences, do not in state revenue.Keywords: shopping preference, consignment, tax exemption, difference test ABSTRAK:Perubahan kebijakan batas pembebasan terhadap bea masuk dan pajak atas impor barang kiriman diuji apakah merubah preferensi konsumen dalam berbelanja barang yang dikirim langsung dari luar negeri melalui mekanisme impor barang kiriman. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif melalui uji berpasangan dengan hipotesis awal tidak adanya perbedaan nilai rerata impor harian baik sebelum maupun setelah kebijakan berlaku. Data penelitian hanya kantor-kantor Bea Cukai yang memiliki pelayanan atas barang kiriman (32 kantor) pada 1 Oktober 2019 sampai dengan 2 Maret 2020. Hasil statistik deskriptif menunjukkan bahwa rerata harian impor sebelum kebijakan tersebut berlaku sebesar USD135.065, kemudian turun menjadi USD127.430. Berdasarkan pengujian, baik pada Paired Sampel T Test maupun pada Wilcoxon Signed Rank Test diperoleh nilai p sebesar 0.000 (hipotesis awal ditolak). Hal ini berarti penerapan kebijakan tersebut telah merubah preferensi belanja dari luar negeri melalui impor barang kiriman. Tujuan Pemerintah untuk mengurangi defisit neraca perdagangan dan melindungi usaha dalam negeri tampaknya berhasil, namun apabila belum tersedia barang subtitusi di dalam negeri, importasi tersebut hanya akan berpindah dari impor barang kiriman menjadi impor umum. Keterbaruan pada penelitian ini adalah variabel bea masuk pada preferensi belanja belum banyak digunakan. Keterbatasan penelitian ini hanya mengukur perubahan preferensi belanja, tidak mengukur perubahan penerimaan negara.Kata Kunci: preferensi belanja, impor barang kiriman, pembebasan pajak, uji beda


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 112-120
Author(s):  
Devi Listiana ◽  
Yulita Elvira Silviani

ABSTRACT Splint Dressing (Fixation) is a general treatment of extremity trauma or immobilization from the site of trauma such as splinting (spalk) to maintain the position of broken bones so as not to move and prevent contamination and complications. Formulation of problem in this study was whether there is Effect of Splint Dressing (Fixation) Training to Knowledge Students of Nursing at STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu. The aims of this study was to determine Effect of Splint Dressing (Fixation) Training to Knowledge Students of Nursing at STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu. This study used pre-eksperiment with one group pre-test post-test design. Population in this study were students of Nursing during 2020 with the amount of 126 students. Data analysis in this study used univariate and bivariate with Uji Wilcoxon Signed Rank Test.The results of this study showed: based on Wilcoxon Signed Rank Test obtained knowledge before treatment and after treatment were -8,347 with value of Asymp. Sig (p)=0,000. Because value of p-value=0,000


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document