scholarly journals Pencegahan Catheter Associated Urinary Tractus Infection Melalui Catheter Maintenance

Author(s):  
Waluyo Waluyo ◽  
Kusnanto Kusnanto ◽  
Yanis Kartini

Catheter associated urinary tractus infection is a urinary tract infection due to urinary catheter placement that lasts more than two days. Catheter associated urinary tractus infection can be prevented by applying infection prevention practices based on proven evidence. Catheter maintenance are some of the measures to prevent the infection. Nurse compliance with catheter care and catheter maintenance is very important in preventing catheter associated urinary tractus infection. The aims of this study was to determine the increase in prevention of catheter associated urinary tractus infection by training catheter maintenance. This research was an experimental using a one-group pre-post test design. The study population consisted of inpatient nurses by 51 nurses and 116 patients with permanent urinary catheters. The technique of sampling used total sampling. Data analysis performed with a Wilcoxon signed rank test test. The result of wilcoxon test showed the p value of signature of 0.00 so that there was an influence between training on catheter maintenance on increasing the prevention of catheter associated urinary tractus infection. The result of training catheter maintenance was to increase nurse compliance in preventing catheter associated urinary tractus infection. Keywords: catheter maintenance; urinary tractus infection ABSTRAK Catheter Associated Urinary Tractus Infection merupakan infeksi saluran kemih akibat pemasangan kateter urin yang menetap lebih dari dua hari. Catheter associated urinary tractus infection dapat dicegah dengan cara menerapkan praktik pencegahan infeksi berdasarkan bukti yang sudah teruji. Catheter maintenance merupakan sebagian dari beberapa tindakan untuk mencegah infeksi tersebut. Kepatuhan perawat terhadap pelaksanaan catheter maintenance sangat penting dalam mencegah catheter associated urinary tractus infection ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan pencegahan catheter associated urinary tractus infection dengan pelatihan catheter maintenance. Penelitian ini merupakan quasi eksperiment dengan menggunakan rancangan one-group pre-post test design. Populasi penelitian ini perawat ruang rawat inap sebesar 51 perawat dan 116 pasien yang terpasang kateter urin menetap. Tehnik sampling yang digunakan adalah total sampling. Analisis data dilakukan dengan uji statistik Wilcoxon signed rank test dengan hasil p value signifikansi 0,00 sehingga ada ada pengaruh antara pelatihan tentang catheter maintenance terhadap peningkatan pencegahan catheter associated urinary tractus infection. Hasil dalam penelitian ini adalah pelatihan catheter maintenance meningkatkan kepatuhan perawat dalam pencegahan catheter associated urinary tractus infection. Kata kunci: catheter maintenance; urinary tractus infection

2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 43
Author(s):  
Jaoharo Feralisa ◽  
Widiharti Widiharti

Gejala insomnia sering terjadi pada lansia, bahkan hampir setengah dari jumlah lansia mengalami kesulitan memulai tidur dalam mempertahankan tidurnya. Tujuan penelitian ini untuk Menganalisis Perbedaan Kejadian Insomnia Pada Lansia Sebelum dan Sesudah Dilakukan Terapi Air Hangat Pada Kaki Di Dusun Bukabu Sumenep. penelitian yang digunakan adalah Pra Eksperimen, dengan jenis penelitian One Grup Pre-Post Test Design. Populasinya adalah semua lansia yang mengalami insomnia. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dan pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil penelitian kemudian dianalisis menggunakan Uji Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil penelitian analisis menunjukkan bahwa hampir setengahnya tingkat insomnia sebelum diberikan terapi air hangat adalah sedang sebanyak 38 lansia (48%), sebagian besar tingkat insomnia lansia sesudah dilakukan terapi air hangat adalah ringan 42 lansia (53%). Hasil analisis perbedaan tingkat insomnia sebelum dan sesudah dilakukan terapi air hangat diperoleh nilai p value (0,000) < (0,05) yang berarti Ho ditolak Ha diterima. Terapi air hangat dapat digunakan sebagai alternativ untuk mengurangi insomnia lansia.


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 152-161
Author(s):  
Vellyza Colin ◽  
Buyung Keraman ◽  
Dwi Rolita

ABSTRAK Masa pubertas yaitu bagian dari proses perkembangan dengan adanya kematangan organ seksual dan kemampuan bereproduksi, yang ditandai dengan terjadinya menstruasi pertama (menarche). Menstruasi adalah perubahan secara fisiologis pada perempuan. Dysmenorrhea adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi. Beberapa perempuan mengalami sakit dan kram saat haid berlangsung. Rasa sakit biasanya terjadi di perut bagian bawah. Secara umum penanganan nyeri dismenore terbagi dalam dua kategori yaitu pendekatan farmakologis dan non farmakologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kompres air hangat terhadap penurunan intensitas nyeri dysmenorrhea pada remaja putri di SMA Negeri 10 Kota Bengkulu. Rancangan penelitian ini adalah Pra-Eksperiment dengan desain One-Group Pre-Post Test Design, menggunakan Accidental sampling dengan jumlah sampel 30 responden. Alat yang digunakan adalah kuesioner lembar karakteristik responden dan Numeric Rating Scale (NRS) untuk mengetahui intensitas nyeri. Analisis data menggunakan wilcoxon signed-rank test.  Hasil penelitian ini terdapat pengaruh pemberian kompres air hangat terhadap penurunan intensitas nyeri dysmenorrhea pada remaja putri di SMA Negeri 10 Kota Bengkulu diperoleh nilai Z = -4.801 dengan p-value=0,000<0,05 yang berarti signifikan. Diharapkan bagi sekolah dan siswi melakukan kompres air hangat sebagai salah satu alternatif terapi non farmakologis untuk mengurangi nyeri dysmenorrhea. Kata Kunci: Kompres Air Hangat, Nyeri Dysmenorrhea, Remaja Putri


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 112-120
Author(s):  
Devi Listiana ◽  
Yulita Elvira Silviani

ABSTRACT Splint Dressing (Fixation) is a general treatment of extremity trauma or immobilization from the site of trauma such as splinting (spalk) to maintain the position of broken bones so as not to move and prevent contamination and complications. Formulation of problem in this study was whether there is Effect of Splint Dressing (Fixation) Training to Knowledge Students of Nursing at STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu. The aims of this study was to determine Effect of Splint Dressing (Fixation) Training to Knowledge Students of Nursing at STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu. This study used pre-eksperiment with one group pre-test post-test design. Population in this study were students of Nursing during 2020 with the amount of 126 students. Data analysis in this study used univariate and bivariate with Uji Wilcoxon Signed Rank Test.The results of this study showed: based on Wilcoxon Signed Rank Test obtained knowledge before treatment and after treatment were -8,347 with value of Asymp. Sig (p)=0,000. Because value of p-value=0,000


2017 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Ferawato Ferawati

ABSTRAKReumatoid Artritis (RA) merupakan penyakit muscoloskelektal yang sering terjadi pada usia lanjut. Gangguan pada system muscoloskelektal yang ditandai dengan munculnya nyeri sendi dan kekakuan yang mengakibatkan penurunan kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Dampak dari Reumatoid Artritis dapat menimbulkan beberapa keluhan dan dapat menyebabkan kelumpuhan. Untuk menganalisis efektifitas kompres jahe merah hangat dan kompres serai hangat terhadap penurunan intensitas nyeri artitris remauthoid pada lanjut usia.Metode Penelitian: Jenis penelitian adalah quasy experimental dengan two group pre – post test design. Subjek adalah sebagian lansia yang penderita Arthritis Remathoid di Desa Sumberagung Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro. Subjek dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok I (n=15) diberi perlakuan kompres jahe hangat dan II (n=15) diberi perlakuan kompres serai hangat. Analisis yang digunakan uji Mann Whitney U Test dan Wilcoxon Signed Ranks Test dengan ingkat kemaknaan α = 0,05.Hasil uji Wilcoxon Signed Rank Test, didapat keduanya mempunyai nilai kemaknaan yaitu ρ value = 0,000. Nilai ρ = 0,031 pada kelompok kompres serai hangat dan kelompok kompres jahe merah ρ value = 0,165. Hasil uji Mann Withney U Test pada Post perlakuan kedua terapi diperoleh selisih nilai nyeri pada kompres jahe ρ= 0,003 dan selisih nilai nyeri kompres serai ρ value = 0,001.Penggunaan kompres jahe merah lebih efektif dibandingkan dengan kompres serai terhadap penurunan intensitas nyeri arthritis remathoid. Kata Kunci: usia lanjut, Reumatoid Artritis (RA), jahe merah, serai, perbedaan efektifitas.    ABSTRACTReumatoid Artritis (RA) is a musculoskeletal which frequently occurs in the elderly. The disorders in the musculoskeletal system are noted by the occurrence of pain in the joints and stiffness which reduces the physiological abilities or life quality of the elderly. The disease causes many such complaints and  consequences of the disease rheumatoid arthritis may experience paralysis. The aims of this study is to analyze the effect of warm red ginger compress therapy and warm lemongrass compress therapy against of  Decreased pain intensity in  the elderly  with  artitris remauthoid. The study was Queasy experimental with two group pre – post test design. Subjects were some elderly people with Arthritis Remathoid in Sumberagung Village, Dander Sub District, Bojonegoro District. Subjects were divided into two groups: group I (n-15) with warm ginger compress therapy, and II (n=15) with warm lemongrass compress therapy. The analyses used in this study were the Mann Whitney U Test and Wilcoxon Signed Ranks Test with α of 0.05. Results of Wilcoxon Signed Rank Test obtained Both have meaning p value of  0.000. ρ value = 0,031 in a warm lemongrass compress therapy group and obtained of warm ginger compress therapy group ρ value = 0,165. The results of Mann Withney U Test on Post treatment second therapy, obtained difference of warm ginger compress therapy with ρ value= 0,003 and difference of warm lemongrass compress therapy with ρ value = 0,001.The use of warm ginger compresses therapy are more effective than a warm lemongrass compress therapy against decreased pain intensity in  the elderly  with  artitris remauthoid.  Keywords: elderly, artitris remauthoid, red ginger, lemongrass, differences in effectiveness


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 96
Author(s):  
Marice Oktavia Hutagalung ◽  
Joni Haryanto ◽  
Rista Fauziningtyas

Pendahuluan: Disabilitas merupakan masalah yang paling umum dihadapi oleh lansia. Hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia, sehingga dibutuhkan perawatan dari keluarga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberdayaan keluarga terhadap self-efficacy dan kualitas hidup lansia.Metode: Rancangan penelitian ini adalah penelitian Quasy Experimental dengan menggunakan data kuantitatif. Sampel sejumlah 39 responden yang berkunjung di Puskesmas Oebobo Kota Kupang Nusa Tenggara Timur dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data diperoleh dari kuesioner General self efficacy scale (GSES) dan kualitas hidup lansia menggunakan WHOQOL – BREF. Analisis dengan menggunakan uji statistik wilcoxon test dan mann- whitney.Hasil: Hasil uji wilcoxon signed rank test menunjukkan adanya pengaruh pemberdayaan keluarga terhadap kualitas hidup lansia sebelum dan sesudah intervensi dengan nilai p = 0,034 atau ≤ 0,05. Uji mann whitney post-test kelompok perlakuan dan kelompok kontrol menunjukka terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai post-test kecemasan kelompok perlakuan dibandingkan kelompok kontrol dengan nilai p = 0,000 atau p ≤ 0,05.Kesimpulan: Terdapat hubungan yang positif pada pemberdayaan keluarga dalam meningkatkan self efficacy dan kualitas hidup lansia. Semakin baik pola peran keluarga maka semakin baik tingkat self efficacy dan kualitas hidup lansia. Perawat komunitas dapat memberikan edukasi atau penyuluhan tentang pemberdayaan keluarga dalam ikutserta perawatan pada lansia untuk meningkatkan kualitas hidup lansia.


2019 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
Author(s):  
Sefti Rompas ◽  
Lenny Gannika

Abstract : The Aromatherapy of orange (Citrus) is one of the relaxation measures to reduce dismenore, also improves mood and reduces anger. Limeone is one of the ingredients of The orange aromatherapy’s oil which can inhibit the prostaglandin so it can reduce dismenore. The purpose of this study is to know The Influence of Orange’s aromatherapy against dismenore in Sam Ratulangi University’s Nursing Students, Manado. Design of this study is using a pre-experimental one-group-pre-test-post-test-design. Sampel of this study consisted of 26 respondents with the sampling method using a non probability sampling with saturation sampling technique. The results of this study using the Wilcoxon Signed Rank Test at a significance level of 95%, obtained that the value ρ - 0,000, value is smaller than the significant value of 0.05. Conclution in this study there is influence of Orange’s aromatherapy (Citrus) on decrease dismenore in Sam Ratulangi University’s Nursing Students, ManadoKeywords: Aromatherapy,Lemon,DismenoreAbstrak : Aromaterapi lemon (Citrus) merupakan salah satu relaksasi untuk menurunkan nyeri menstruasi. Aromaterapi lemon juga meningkatkan mood dan mengurangi rasa marah. Limeone merupakan salah satu kandungan minyak aromaterapi lemon yang dapat menghambat sistem kerja prostaglandin sehingga dapat mengurangi nyeri. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh Aromaterapi Lemon (Citrus) terhadap Penurunan Nyeri Menstruasi pada mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Rancangan Menggunakan pre eksperimen one-group-pre-test-post-test-design. Sampel terdiri dari 26 responden dengan metode pengambilan sampel menggunakan pendekatan non probability sampling dengan teknik saturation sampling. Hasil menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test pada tingkat kemaknaan 95%, didapatkan nilai ρ – Value 0,000 lebih kecil dari nilai signifikan 0,05. Kesimpulan ada pengaruh aromaterapi lemon (Citrus) terhadap Penurunan nyeri menstruasi pada mahasiswi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.Kata Kunci : Aromaterapi, lemon, Nyeri Menstruasi


Author(s):  
Dyno Aryo Christanto ◽  
N. Adiputra ◽  
S. Indra Lesmana ◽  
Dw P. Sutjana ◽  
Made Muliarta ◽  
...  

Introduction: Generally, core stability exercise as a training program is needed in almost kind of sport including paddle, analysis of movement in any kind of paddle sport such as kayak, canoe, or even rowing have been showed that the activity of core stability muscles are really needed. Purpose: purpose of this research is to know the effectivity of core stability exercise replenishment to increase sculling speed in paddle training program. Methods: This research is experimental with treatment by subject design project, involving 15 paddle athletes which divided into two groups and consists of II periods which are, Period I and Period II. In the 1st period, the athletes were given extra core stability exercise along with their normal paddling routine mean while in the 2nd period, the athletes only doing their normal paddling routine. Each period do the trial in 6 weeks, so this reseach took 12 weeks. In 1st period, the subjects were given extra core stability training 3 times a week along with their normal paddling routine where as subjects in period II only do their normal paddling routine. Results: The used of parametric paired t test is to know the difference of sculling speed before and after the trials were given. To period I pre test value is 3.80 ± 0.26 meters/second while the post test value is 4.06 ± 0.41 meters/second and the value 0.001 (p<0.05)mean while the 2nd period use Wilcoxon signed rank test to know the difference of sculling speed between before and after the trial were given resulting pre test value 3.80 ± 0.22 meters/second and post test value 3.91 ± 0.27 meters/second while the p value is 0.004 (p<0.05). After 12 weeks of sculling speed test between both period using Wilcoxon signed rank test and resulting obvions with period I value 0.26 ± 0.20 meters/second and period II value is 0.11 ± 0.12 meters/second along with p value 0.001 (p<0.05). Conclusion: Therefore, based on the result of my research test, we can concluded that the addition of core stability exercise in paddle training program is more effective to increase sculling speed.


2019 ◽  
Vol 17 (1) ◽  
Author(s):  
Monika Sawitri Prihatini ◽  
Ririn Probowati ◽  
Evita Dwi Ayu Mentari

Globalisasi telah membentukparadigma berpikirkaum perempuan untuk menuntut persamaan hak antara perempuan dan laki-laki. Banyak ibu yang bekerja sebagai wanita karier, sehingga banyak ibu yang menganti ASI dengan susu Formula. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh promosi kesehatan terhadapself efficacy ibu bekerjadi PT Mufasufu Sejati Jaya Lestari MPS Ploso. Desain penelitian pra eksperiment one group pre test and post test. Populasi dan sampel ibu bekerja yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan pada tanggal 6 Mei s/d 6 Juni 2018 sebanyak 30 respondenmenggunakanTotal Sampling.Pengumpulan data dilakukan 4 kali kunjungan.Variabel independen promosi kesehatan, variabel dependen self efficacy ibu bekerja dalam pemberian ASI, Uji analitik mengunakan Wilcoxon Signed Rank Test, α : 0.05. Hasil sebelum pemberian pendidikan kesehatan ibu memiliki self efficacy sedang(46,7%)dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan mengunakan modul,self efficacy tinggi (63,3%). Didapatkan bahwa p value : 0,000 < 0,05 artinya ada pengaruh Self Eficacy ibu bekerja dalam pemberian ASI  dengan model promosi kesehatan pada bayi usia 0 – 6 bulan di PT Mufasufu Sejati Jaya Lestari MPS Ploso. Model promosi kesehatan menggunakan modul dapat meningkatkan self efficacy ibu bekerja. Modul yang digunakan dilengkapi dengan gambar dan bahasa yang mudah dipahami. Diharapkan ibu dapat mempelajari dan membagikan pengetahuannya kepada orang lain dan bagi tenaga kesehatan dapat dijadikan acuan dalam memberikan pendidikan kesehatan bagi masyarakat.


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 15
Author(s):  
Rachma Purwanti

Posyandu cadres are the main actor of UKBM. "Prevention of Stunting with Nutritional Improvement on the 1000 days of life (GASTIZI 1000)” program has purpose to increase the posyandu cadre capasity at Ngarap-arap Village. This research aims to analyze the effectivity of GASTIZI 1000 program  to improve the capacity of the posyandu cadres. This research uses a quasi experimental approach with one group pre test-post test design.  This research was conducted during July – August 2018. Topics presenting in the GASTIZI 1000 program are about Stunting and the nutritional improvement at the 1000 days of life. Subjects are chosen by the total sampling method (All of posyandu cadre at Ngarap-arap village that are willingness to join the GASTIZI 1000 program), 22 people from 6 Hamlet in Ngarap-arap village. Characteristic and cadre knowledge were collected by pre test-post test questionnaire. Skill of cadre to monitor the nutritional status of children was collected by observation and interview. Data were compiled by SPSS software. Then analyzed by univariate and bivariate test with related samples wilcoxon signed rank test. The results showed the averaged  score of cadres knowledge before the GASTIZI 1000 program is 51,8 and after program is 61,5. Bivariate test shows an increased in cadres knowledge after program (p = 0,001). Conclusions, there was an increased in knowledge and skills of cadres about stunting and nutrition during 1000 days of life after following the program. Kader Posyandu merupakan penggerak utama Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM). Program “Cegah Stunting dengan Perbaikan Gizi pada 1000 HPK (GASTIZI 1000)” bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dari kader Posyandu di Desa Ngarap-arap. Penelitian bertujuan untuk menganalisis efektifitas Program GASTIZI 1000 dalam meningkatkan kapasitas kader posyandu. Penelitian berdesain quasi experimental, dengan rancangan one group pre test-post test design.  Penelitian dilakukan selama bulan Juli – Agustus 2018. Topik yang disampaikan dalam program GASTIZI 1000 yaitu mengenai Stunting dan pentingnya gizi pada periode 1000 HPK. Subjek dipilih dengan metode total sampling yaitu seluruh kader posyandu di Desa Ngarap-arap yang bersedia mengikuti program GASTIZI 1000 HPK sebanyak 22 orang. Pengumpulan data karakteristik dan pengetahuan kader dilakukan dengan instrumen kuesioner pre test-post test. Data keterampilan kader dalam pemantauan status gizi stunting pada balita dikumpulkan dengan observasi dan wawancara terhadap subjek. Data diolah dengan software SPSS. Selanjutnya data dianalisis dengan uji univariat dan bivariat dengan related samples wilcoxon signed rank test. Hasil penelitian menunjukkan terdapatnya peningkatan pengetahuan kader setelah diberikan program GASTIZI 1000 (p=0,001). Kesimpulan, terdapat peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader mengenai stunting dan gizi 1000 HPK setelah mengikuti program GASTIZI.


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 30-34
Author(s):  
Wahidah

Penyakit hipertensi merupakan masalah kesehatan yang mengakibatkan penyakit  jantung  dan  stroke  otak. Salah  satu  terapi       yang digunakan untuk menurunkan  tekanan  darah  adalah  terapi  tomat  karena  kaya  akan likopein, kalium, dan bioflavonoid. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Jus Tomat Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Usia 35-45 Tahun Di Desa Kempo Kecamatan Kempo Kabupaten Dompu Tahun 2019. Penelitian ini menggunakan One Group Pre Test-Post Test Design. Populasi penelitian ini sejumlah 44 penderita. Teknik pengambilan sampel dengan teknik Purposive Sampling sebanyak 32 orang dan menggunakan Uji Wilcoxon Signed Rank Test. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan spigmomanometer jarum, stetoskop, dan lembar observasi. Hasil analisa jus tomat diperoleh nilai sig ρV hari Pertama = 0,014<α 0,05, artinya ada pengaruh pemberian terapi jus tomat terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi. Hasil analisa jus tomat diperoleh nilai sig ρV hari Kedua = 0,000<α 0,05, artinya ada pengaruh pemberian terapi jus tomat terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi. Hasil analisa jus tomat diperoleh nilai sig ρV hari Ketiga = 0,003<α 0,05, artinya ada pengaruh pemberian terapi jus tomat terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi. Dan hasil analisa jus tomat diperoleh nilai sig ρV hari Keempat = 0,000<α 0,05, artinya ada pengaruh pemberian jus tomat terhadap perubahan tekanan darah pada usia 35-45 tahun di Desa Kempo Kecamatan Kempo Kabupaten Dompu Tahun 2019. Kesimpulan dalam penelitian ini ada signifikasi perubahan tekanan darah sebelum dan sesudah pemberian jus tomat pada penderita hipertensi pada usia 35-45 tahun di Desa Kempo Kecamatan Kempo Kabupaten Dompu tahun 2019


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document