NILAI ANKLE BRACHIAL INDEX PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 SESUDAH MELAKUKAN BUERGER ALLEN EXERCISE DI PUSKESMAS WILAYAH KECAMATAN NGANJUK

2018 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Supriyadi . ◽  
Nurul Makiyah ◽  
Novita Kurnia Sari

<p><em>Buerger Allen Exercise</em> mampu meningkatkan pemakaian glukosa oleh otot yang aktif sehingga glukosa dalam darah dapat menurun, dapat membantu mencegah terjadinya penyakit arteri perifer, serta meningkatkan aliran darah ke arteri dan berefek positif pada metabolisme glukosa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai <em>ankle brachial index</em>pada penderita diabetes melitus tipe 2setelah melakukan <em>Buerger Allen exercise</em>. Jenis penelitian ini adalah <em>quasy-experiment </em>dengan<em> pre-post test design with control group</em><em>.</em> Jumlah sampel 60 penderita diabetes melitus tipe 2 dengan <em>purposive sampling</em>, dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Responden kelompok perlakuan diberikan intervensi <em>Buerger Allen exercise</em> sebanyak 12 kali  selama 15 hari.Penelitian dilakukan di wilayah Puskesmas Kecamatan Nganjuk.Data hasilpengukuran nilai <em>ankle brachial index</em>berupa ratio dan diuji statistik dengan <em>Paired Samples Test</em>. Didapatkan <em>p value</em> 0.001 untuk kelompok perlakuan (<em>p value</em>&lt; 0.05) yang menunjukkan bahwa adanya perubahan bermakna secara statistik nilai <em>ankle brachial index</em> sesudah melakukan <em>Buerger Allen exercise</em>. Dapat disimpulkan bahwa nilai <em>ankle brachial index</em>pada penderita diabetes melitus tipe 2 meningkat sesudah melakukan <em>Buerger Allen exercise</em>.</p><p> </p><p> <strong>Kata kunci :penderita diabetes melitus tipe2, <em>Buerger Allen Exercise, Ankle brachial index</em></strong></p><p> </p>

2018 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Supriyadi . ◽  
Nurul Makiyah ◽  
Novita Kurnia Sari

Buerger Allen Exercise mampu meningkatkan pemakaian glukosa oleh otot yang aktif sehingga glukosa dalam darah dapat menurun, dapat membantu mencegah terjadinya penyakit arteri perifer, serta meningkatkan aliran darah ke arteri dan berefek positif pada metabolisme glukosa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai ankle brachial indexpada penderita diabetes melitus tipe 2setelah melakukan Buerger Allen exercise. Jenis penelitian ini adalah quasy-experiment dengan pre-post test design with control group. Jumlah sampel 60 penderita diabetes melitus tipe 2 dengan purposive sampling, dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Responden kelompok perlakuan diberikan intervensi Buerger Allen exercise sebanyak 12 kali selama 15 hari.Penelitian dilakukan di wilayah Puskesmas Kecamatan Nganjuk. Data hasil pengukuran nilai ankle brachial indexberupa ratio dan diuji statistik dengan Paired Samples Test. Didapatkan p value 0.001 untuk kelompok perlakuan (p value< 0.05) yang menunjukkan bahwa adanya perubahan bermakna secara statistik nilai ankle brachial index sesudah melakukan Buerger Allen exercise. Dapat disimpulkan bahwa nilai ankle brachial indexpada penderita diabetes melitus tipe 2 meningkat sesudah melakukan Buerger Allen exercise.


2019 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Indhit Tri Utami

<p>Diabetes Melitus (DM) menyebabkan komplikasi yang dapat melibatkan vaskuler dan persarafan seperti oklusi arteri perifer dan neuropati.Penentuan sirkulasi perifer melalui pengukuran <em>Ankle Brachial Index</em> (ABI) merupakan metode invasif untuk memeriksa sirkulasi arteri perifer dan sebagai skrining terhadap adanya penyakit arteri oklusi perifer.Sementara itu, IpTT merupakan metode baru untuk mendeteksi penderita diabetes yang kehilangan sensasi kaki dan sebagai informasi untuk skrining adanya neuropati diabetes.Metode ini mudah, aman, cepat, dan mudah di lakukan dan diajarkan.Penelitian ini bertujuan untuk menilai apakah intervensi senam kaki  dapat mempengaruhi <em>Ankle Brachial Index</em> (ABI) dan Nilai <em>Ipswich Touch Test (IpTT)</em> pada pasien DM Tipe 2. Rancangan penelitian menggunakan <em>quasi ekspreriment pre post test design with control group</em>. Pengambilan data menggunakan <em>purposive sampling</em>.Sampel pada penelitian ini terbagi menjadi kelompok intervensi (n = 18) dan kelompok kontrol (n = 18). Berdasarakan uji GLM - RM terdapat peningkatan nilai ABI  dan IpTT pada kelompok intervensi sepanjang periode <em>follow up</em> (<em>pre test, post test I</em>, dan <em>post test II</em>). Dengan <em>p value</em> 0,000. Senam kaki diabetes dapat direkomendasikan sebagai intervensi mandiri keperawatan sebagai upaya pencegahan komplikasi gangguan vaskuler dan persarafan.</p>


2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 61-70
Author(s):  
Ni Made Suarti

Diabetes melitus (DM) adalah penyakit multisistem kronis yang berhubungan dengan produksi normal insulin, insulin terganggu, atau keduanya. Penyakit ini  membutuhkan perawatan berkelanjutan sehingga membutuhkan pengelolaan diri klien dan dukungan untuk mencegah komplikasi jangka panjang, salah satunya adalah dengan senam diabetes. Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment dengan post test only non equivalent control group. Sampel penelitian adalah 38 orang untuk masing-masing kelompok kontrol dan kelompok intervensi, diambil dengan purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan penurunan kadar gula darah antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol 3 minggu setelah penelitian (p value 0.000 <0.05 dan minggu ke 6 setelah penelitian (p value 0.000 <0.5) dibandingkan kadar gula darah awal. Senam diabetes  yang teratur penting dilakukan untuk mengendalikan kadar gula darah selain tetap mengkonsumsi obat hypoglikemik oral dan makan sesuai dengan yang telah diprogramkan.


2018 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 141-147
Author(s):  
Erni Tri Indarti ◽  
Hendri Palupi

Diabetes Melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Senam kaki merupakan latihan yang dilakukan bagi penderita DM atau bukan penderita untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki (Soebagio, 2011). Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui Senam Kaki Lebih Efektif Meningkatkan Sirkulasi Darah Ke Kaki Dibanding Penurunan Kadar Glukosa Pada Penderita Diabetes Mellitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Rejoso. Penelitian ini merupakan  jenis penelitian Pra – Experiment dengan One Pre-Post Test Design. Penelitian ini dilakukan tanggal 20 Juli – 20 Agustus 2018 di Wilayah kerja Puskesmas Rejoso. Sampel dalam penelitian ini penderita Diabetes Mellitus yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 30 orang. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Video Senam Kaki, Stetoskop Merk Onemed, Spygnomanometer Merk Onemed, Glukotest Merk EasyTooth. Analisis bivariat untuk mengetahui perbedaan Nilai ABPI dan Gula darah responden sebelum dan sesudah dilakukan intevensi dengan uji Wilcoxon.  Berdasarkan hasil uji wilcoxon didapatkan p-value  nilai ABPI 0,000 ≤ α(0,05) dan p-value gula darah 0,006 ≤ α(0,05), sehingga Ha diterima dan ada pengaruh senam kaki terhadap perubahan nilai ABPI dan gula darah pada penderita diabetes mellitus, hal ini berarti ada pengaruh senam kaki terhadap Sirkulasi Darah Ke Kaki pada penderita diabetes mellitus dengan rata-rata penurunan nilai ABPI 0,124 dan rata-rata penurunan gula darah sebesar 11,37. Kata Kunci : Senam Kaki, Diabetes Mellitus, Gula Darah, Sirkulasi Darah ke kaki


2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 45-53
Author(s):  
Ida Yatun Khomsah ◽  
Yani Sofiani ◽  
Diana Irawati

Neuropati merupakan salah satu komplikasi kronis yang terjadi pada pasien Diabetes Melitus. Kondisi hiperglikemia yang tidak dikelola dengan baik dalam waktu yang cukup lama membuat pasien Diabetes Melitus rentan terhadap komplikasi kronis yang menyebabkan angka morbiditas cukup tinggi. Home Exercise menjadi salah satu intervensi yang dapat mencegah terjadinya gangguan vaskularisasi perifer pada pasien Diabetes Melitus. Penelitin ini bertujuan untuk mengidentifikasi Efektivitas Home Exercise Terhadap Nilai Ankle Brachial Index (ABI) dan Skor Sensitivitas Kaki Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. Desain penelitian dengan rancangan quasi eksperiment pre dan post test design with control group dengan 18 responden kelompok intervensi yang diberikan intervensi Home Exercise dan 18 responden kelompok kontrol yang tidak diberikan intervensi Home Exercise. Hasil menunjukkan bahwa nilai Ankle Brachial Index (ABI) dan Skor Sensitivitas Kaki sesudah dilakukan intervensi mengalami peningkatan Ankle Brachial Index (ABI) dengan nilai rata-rata awal 0.817 setelah intervensi menjadi 0.917 dan Skor Sensitivitas Kaki dengan nilai rata-rata awal 8.00 setelah intervensi menjadi 10.33. Kesimpulan, ada pengaruh Home Exercise terhadap nilai Ankle Brachial Index (ABI) dan Skor Sensitivitas Kaki sesudah dilakukan intervensi. Intervensi ini dapat direkomendasikan sebagai salah satu terapi alternatif sebagai pencegahan komplikasi penyakit arteri perifer.


2021 ◽  
Vol 13 (3) ◽  
pp. 553-562
Author(s):  
Siti Nur Hasina ◽  
Ima Nadatien ◽  
Iis Noventi ◽  
Tata Mahyuvi

Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer merupakan komplikasi dan diagnosa keperawatan yang sering terjadi pada pasien Diabetes Mellitus. Perawatan pasien dengan ketidakefektifan perfusi perifer pada kaki berdampak pada fisik, kualitas hidup, biaya untuk perawatan, dan menjadi beban bagi pembiayaan sosial negara. Latihan Buerger allen exercise mempunyai indikator berupa perbaikan dan penigkatan pada nilai ABI (Ankle Brachial Index) yang mencakup dalam perbaikan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh buerger allen exercise terhadap ketidakefektifan perfusi jaringan perifer pada pasien diabetes mellitus. Desain penelitian ini menggunakan Quasy Experimental dengan rancangan Pre test and post test with control group. Populasi pada penelitian ini adalah semua penderita DM. pengambilan sampel menggunakan cara purposive sampling. Jumlah responden pada penelitian ini sebesar 54 dengan pembagian 27 kelompok intervensi dan 27 kelompok kontrol. Intervensi Buerger Allen Exercise dilakukan selama 6 hari sebanyak 6 sesi perhari dengan durasi 15 menit persesinya. Analisa data pada penelitian menggunakan uji t paired dan uji t independent. Hasil penelitian ini didapatkan nilai rata-rata ABI sebelum diberikan intervensi didapatkan rata-rata nilai ABI pada kelompok intervensi 0.78 (obstruksi ringan) dan pada kelompok kontrol 0.75 (obstruksi ringan) dengan  p value = 0,693 berarti tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai ABI pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Dan sesudah diberikan intervensi didapatkan nilai rata-rata didapatkan rata-rata nilai ABI pada kelompok intervensi 0.99 (normal) dan pada kelompok kontrol 0.70 (obstruksi ringan) dengan p value < 0.05 yang artinya terdapat perbedaan signifikan nilai ABI sebelum dan sesudah diberikan intervensi buerger allen exercise pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Sehingga Buerger Allen Exercise berpengaruh baik terhadap nilai ABI sebagai indikator keefektifan perfusi jaringan perifer pada pederita Diabetes Mellitus.


2019 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
pp. 47
Author(s):  
Wahyuningsih Safitri ◽  
Rahajeng Putriningrum

Pencegahan penting dilakukan oleh penderita diabetes melitus agar tidak terjadi komplikasi dan kematian. Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh penderita dengan mengontrol kadar gula darah tetap stabil dan tidak melebihi batas normal yaitu dengan terapi relaksasi progresif. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi relaksasi progresif terhadap kadar gula darah pasien diabetes mellitus tipe 2. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan quasi eksperimen dengan rancangan one group pre and post test design. Populasinya adalah seluruh pasien, diambil sampel 18 responden dengan teknik purposive sampling. Analisis dengan uji paired simple t test. Hasil penelitian menunjukkan kadar gula darah sebelum perlakuan didapatkan rata-rata sebesar 173,07 mg/dL; Hasil pengukuran kadar gula darah sesudah perlakuan didapatkan data rata-rata sebesar 161,68 mg/dL. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh signifikan terapi relaksasi progresif terhadap kadar gula darah penderita diabetes mellitus tipe 2 (p-value = 0,001).


2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Indhit Tri Utami

Diabetes Melitus (DM) menyebabkan komplikasi yang dapat melibatkan vaskuler dan persarafan seperti oklusi arteri perifer dan neuropati. Penentuan sirkulasi perifer melalui pengukuran Ankle Brachial Index (ABI) merupakan metode invasif untuk memeriksa sirkulasi arteri perifer dan sebagai skrining terhadap adanya penyakit arteri oklusi perifer. Sementara itu, IpTT merupakan metode baru untuk mendeteksi penderita diabetes yang kehilangan sensasi kaki dan sebagai informasi untuk skrining adanya neuropati diabetes. Metode ini mudah, aman, cepat, dan mudah di lakukan dan diajarkan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai apakah intervensi senam kaki  dapat mempengaruhi Ankle Brachial Index (ABI) dan Nilai Ipswich Touch Test (IpTT) pada pasien DM Tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Tejoagung Kota Metro, Lampung. Pengambilan data menggunakan purposive sampling. Sampel pada penelitian ini terbagi menjadi kelompok intervensi (n = 18) dan kelompok kontrol (n = 18). Berdasarakan uji GLM - RM terdapat peningkatan nilai ABI  dan IpTT pada kelompok intervensi sepanjang periode follow up (pre test, post test I, dan post test II).  dengan p value 0,000. Senam kaki diabetes dapat direkomendasikan sebagai intervensi mandiri keperawatan sebagai upaya pencegahan komplikasi gangguan vaskuler dan persarafan Kata kunci: Diabetes Melitus, Senam Kaki Diabetes, ABI, IpTT


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 100-108
Author(s):  
Ermeisi Er Unja ◽  
Elly Nurachmah ◽  
Syafwani Syafwani

Latar Belakang:Angka prevalensi hipertensi di Kalimantan Selatan yang meningkat dari tahun sebelumnya memberikan kekhawatiran tersendiri. Tercatat penderita hipertensi di Kota Banjarmasin pada tahun 2018 dengan kasus baru pada usia >60 Tahun berjumlah 6.992 kasus. Gaya hidup  seperti diet hipertensi yang salah menjadi salah satu faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh promosi kesehatan dengan pendekatan Family Centered Nursing dalam kemandirian keluarga mengelola diet Hipertensi pada Lansia. Metode: Penelitian ini menggunakan Desain Quasy Experimental dengan Control Group Pre-Post Test Design. Sampel sebanyak 40 orang dipilih secara purposive sampling yang terbagi dalam  kelompok intervensi dan kelompok control. Kegiatan Health Promotion dilakukan sebanyak empat kali kunjungan per minggu. Penelitian dilakukan pada wilayah Sungai Jingah Banjarmasin Hasil: Didapatkan hasil bahwa karakteristik responden, usia kisaran 19-40 tahun, pendidikan SMA (80%) dan mayoritas responden sudah bekerja (55%).  Terjadi peningkatan rerata pengetahuan 32,91, sikap 37,5, dan perilaku 38.5 pada kelompok setelah intervensi dilakukan, Sedangkan kelompok control tidak mengalami perubahan. Nilai  p value > 0,05 sehingga terdapat pengaruh Promosi kesehatan berbasis Family Centered Nursing terhadap kemandirian keluarga dalam memodifikasi diet hipertensi. Kesimpulan : Pelaksanaan Health Promotion dengan pendekatan keluarga dapat dijadikan salah satu metode alternatif yang dapat dikembangkan untuk pelaksanaan edukasi keperawatan dimasyarakat.   Kata Kunci: Health Promotion, Keluarga, Diet Hipertensi


2018 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 131-140
Author(s):  
Hirdes Harlan Yuanto ◽  
Abu Bakar ◽  
Puji Astuti

Ankle Brachial Index (ABI) merupakan salah satu pemeriksaan dini pada untuk mengetahui insufisiensi arteri sebagai salah satu komplikasi dari diabetes mellitus. Dimana insufisiensi arteri merupakan keadaan pembuluh darah yang berkurang aliran darah yang berakibat iskemia jaringan. Selain itu pada pasien dengan diabetes mellitus juga dapat timbul permasalahan stress sebagai dampak dari penyakit menahun yang dialami. Salah satu metode penatalaksanaan kedua kondisi diatas adalah kombinasi senam kaki diabetic dengan aroma terapi. Penelitian ini bertujuan menganalis pengaruh kombinasi senam kaki dan aromaterapi terhadap ankle brachial index dan tingkat stres pada penderita diabetes mellitus. Penelitian ini menggunakan desain pre and post test group design with control group. Populasi penelitian ini pasien di wilayah kerja Puskesmas Jajag . Tehnik sampling purposive sampling dengan besar sampel 32 orang. Alat pengumpulan data kuesioner dan observasi, dianalisa dengan uji wilcoxon. Keputusan diambil dengan membandingkan nilai probabilitas p value < 0.05. Hasil penelitian menunjukkan uji Wilcoxon ada pengaruh senam kaki dan aromaterapi terhadap nilai ABI dengan p value 0.004 dan ada pengaruh senam kaki dan aromaterapi terhadap tingkat stress dengan p value 0.001. Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien DM untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian  kaki.  Senam   kaki dapat memperbaiki sirkulasi darah dan mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki. Sementara itu Aroma terapi dengan menggunakan minyak essensial yang dinilai dapat membantu mengurangi bahkan mengatasi gangguan psikologis dan gangguan rasa nyaman seperti cemas, stress, depresi, dan sebagainya Untuk meningkatkan nilai abi maka diharapkan pasien untuk rutin melakukan senam kaki diabetic. Sementara itu untuk meningkatkan relaksasi dan menurunkan tingkat stress, pasien diabetes mellitus dapat melakukan aktifitas aroma terapi. Kata kunci: ABI, tingkat stress, DM


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document