JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI)
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

49
(FIVE YEARS 49)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By STIKES Suaka Insan

2580-7633, 2527-5798

2022 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 132-136
Author(s):  
Mariyana Mariyana

COVID-19 telah dinyatakan sebagai pandemi dunia oleh WHO. Remaja merupakan bagian dari masyarakat yang tidak dapat sepelekan dalam upaya   pencegahan   penularan   penyakt   ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh promosi kesehatan terhadap penerapan protokol kesehatan pada siswa di SMK Bina Banua Banjarmasin. Penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan quasi eksperimen pre-test dan post-test dengan melibatkan kontrol grup. Populasi dalam penelitian ini adalah pelajar kelas X dan XI di SMK Bina Banua Banjarmasin. Sampel penelitian berjumlah 194 orang, yang diambil dengan menggunakan teknik stratified random sampling. Hasil analisis data menggunakan uji independen sample t test, menunjukkan hasil yaitu post-test kelas X t hitung = 5,246 dan kelas XI t hitung = 5,239 dengan nilai p Value =0,000. Hasil ini menunjukkan terdapat perbedaan post-test kelas X dan post-test kelas XI. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh promosi kesehatan terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat yang signifikan pada kelompok eksperimen dengan nilai p value yaitu < 0,005 dan pada kelompok kontrol tidak ada nilai p value karena tidak terdapat perbedaan nilai. Petugas kesehatan diharapkan untuk dapat melakukan promosi kesehatan terkait COVID-19 dengan memanfaatkan berbagai media. Kata kunci: Covid-19, Penerapan protokol kesehatan, Promosi kesehatan DAFTAR PUSTAKA Agus Wibowo.2020.Keputusan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 13 A Tahun 2020 Tentang Perpanjangan Status Keadaan Tertentu Darurat Bencana Wabah Penyakit Akibat Virus Corona Di Indonesia.https://bnpb.go.id/Azwar, S. 2013. Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Budiman, A.R. 2013. Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.Dahlan, M.S. 2010. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel Dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.Dinkes Prov Kalsel.2021. Informasi Terbaru Covid 19 di Kalimantan Selatan 10 April 2021.http://dinkes.kalselprov.go.id/berita/informasi-terbaru-covid-19-di-kalimantan-selatan-10-april-2021.htmlHamdalah,A.2013.Efektifitas Media Cerita Bergambar dan Ular Tangga Dalam Pendidikan Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa SDN 2 Patrang Kabupaten Jember.JurnalPromkes,I(2):118-123.Jember:Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember. http://journal.unair.ac.id/dowload-fullpapers-jupromkesa4369c10e3full.pdfIDAI. 2020. Panduan Ikatan Dokter Anak Indonesia Mengenai COVID-19.IDAI. 2020. Anjuran Ikatan Dokter Anak Indonesia Menjelang Akhir Masa Tanggap Darurat COVID-19Ihsanuddin. (2020). Jokowi: Kerja dari Rumah, Belajar dari Rumah, Ibadah di Rumah Perlu Digencarkan Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Jokowi: Kerja dari Rumah, Belajar dari Rumah, Ibadah di Rumah Perlu Digencarkan”,https://nasional.kompas.com/read/2020/03.Kompas.https://nasional.kompas.com/read/2020/03/16/15454571/jokowi-kerja-dari-rumah-belajar-dari-rumah-ibadah-di-rumah-perlu-digencarkaKPPPA RI. 2020. Panduan Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) Dalam Pandemi Covid-19Malik, D., & Muhammad, A. r. (2020). Anies Tutup Lokasi Wisata di Jakarta, Wisatawan Pindah ke Puncak Bogor. Vivanews. https://www.vivanews.com/berita/nasional/40497-anies-tutup-lokasi-wisata-di-jakarta-wisatawan-pindah-ke-puncak-bogor?medium=autonextMorawska, L., & Cao, J. 2020, ‘Airborne transmission of SARS-CoV-2: the world should face the reality’, Environment International, 105730Qian, H., & Zheng, X. (2018). Ventilation control for airborne transmission of human exhaled bio-aerosols in buildings. Journal of Thoracic Disease, 10(Suppl 19), S2295–S2304. https://doi.org/10.21037/jtd.2018.01.24Wawan, A dan Dewi M. 2010. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia Dilengkapi Contoh Kuesioner. Nuha Medika, YogyakartaWHO.(2021).Indonesia:WHO Coronavirus Disease (COVID-19).https://covid19.who.int/region/searo/country/id


2022 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 127-131
Author(s):  
Dian Purnama Sari

Abstrak  Efek samping penggunaan KB suntik tiga bulan sudah menjadi perbincangan yang menarik dikalangan akseptor dan para petugas kesehatan. Survey pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada Bidan Praktik Swasta (BPS) Ibu Hj. Norhidayati pada April 2021 mennjukkan jumlah akseptor KB aktif sebanyak 150 orang dengan jumlah akseptor suntik 3 bulan (Depo Medroksi Progesteron Asetat) sebanyak 60 akseptor. Hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan 10 akseptor suntik 3 bulan menunjukkan bahwa ibu mengalami efek samping suntik 3 bulan, 1 orang mengalami pusing (10%), pola haid terganggu (amenorea) 4 orang (40%), perdarahan ( bercak) 2 orang (20%) dan sebanyak 3 orang (30%) mengalami peningkatan berat badan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk menggambarkan efek samping dari penggunaan KB. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah akseptor yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan di BPS Hj. Norhidayati Banjarmasin, dari bulan Maret – April 2021 dengan jumlah populasi 60 akseptor. Sampel yang menjadi subjek penelitian sebanyak 60 orang yang menggunakan KB suntik selama 3 bulan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah akseptor KB yang menggunakan suntik 3 bulan menunjukkan efek samping penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan adalah gangguan pola menstruasi 47 orang (78%), perdarahan 29 orang (48%), penambahan berat badan 36 (60%), gangguan sakit kepala 22 orang (37%), yang mengalami perut kembung, nyeri 20 orang (33%) dan yang mengalami tekanan darah tinggi sebanyak 31 orang (52%). Efek samping penggunaan KB suntik 3 bulan masih dan akan dirasakan oleh akseptor KB 3 bulan. Petugas kesehatan, teruatama bidan diharapkan dapat memberikan informasi atau pendidikan kesehatan mengenai efek samping ini kepada pengguna KB suntik di BPS atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Kata kunci: Akseptor KB suntik, bidan praktik swasta   Daftar Pustaka Arikunto,S. 2002. prosedur Penelitian Edisi Revisi V. jakarta : Rine Cipta                 . 2006. prosedur Penelitian Edisi Revisi V. jakarta : Rine Cipta.BKKBN. 2004.  Kontrasepsi suntik.Jakarta. (online). Availabe: (http://www.bkkbn.go.Com//id, di akses pada tanggal 11 maret 2021.Dinkes. 2009 .Definisi Akseptor KB. Availableonline: http://www.dinkes.com.tanggalakses akses 11 Maret 2021Everett, S.  2008. Buku Saku Kontrasepsi dan Kesehatan seksual Refruduktif. Jakarta : EGCHandayani,S.2010. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Rihana.Harnawatiajh. 2009.KB suntik.available online; http://www.BukuKB.google.com, diakses tanggal 20 februari 2021.Hartanto,H. 2004. Keluwarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.                . 2003. Keluwarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.Hidayat,A.A.A 2009.Metode Penelitian Kebidanan dan Teknis Analisis Data.               . 2010. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknis Analisis Data. Jakarta ; Salemba Medika.|Kadilaju, Karangnonko, Klaten. KTI.DIII Kebidanan. Poltekes Surakarta. Jakarta: EGC.Kristiyani,A.2006. faktor-faktor yang Berhubungan dengan Akseptor KB Memilih Kontrasepsi Suntik di Puskesmas Pembantu tanggal akses 18 februari 2021.Saifudin, A. B. 2006. Buku                Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.Soekanto,S.2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirodiharjo.Suratun,dkk.2008. Pelayanan Keluwarga Berencana & Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :Trans Info Media.


2022 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 121-126
Author(s):  
Yerika Elok Novembriany
Keyword(s):  

Abstrak   Proses kehamilan dan persalinan adalah proses yang fisiologis yang dialami oleh hampir semua wanita, begitu pula masa nifas. Program nasional masa nifas merupakan salah satu upaya pemerintah untuk melakukan deteksi dini infeksi dan komplikasi yang mungkin terjadi dengan cara melakukan kunjungan sebanyak empat kali selama periode masa nifas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi kebijakan nasional kunjungan nifas di praktik mandiri bidan (PMB) Hj. Norhidayati Metode yang digunakan yaitu deskriptif analitik, menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu nifas yang bersalin di PMB Hj. Norhidayati, Sampel penelitian 53 orang, Teknik pengambilan sampel acsidental. Penelitian dilakukan di PMB Hj. Norhidayati pada bulan Januari –Mei 2021. Hasil penelitian menunjukkan Bidan melakukan kunjungan nifas I (6-8 jam PP) dan kunjungan nifas ke II (6 hari PP) kepada semua ibu yang bersalin di PMB Hj. Norhidayati. Kunjungan nifas ke III (2 minggu PP) dilakukan kepada sebagian besar pasien yaitu yaitu sebanyak 48 pasien (90,57%), sedangkan kunjungan nifas ke IV (6 minggu PP) dilakukan kepada 41 orang pasien (77,36%) yang bersalin di PMB Hj. Norhidayati. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Bidan telah mengimplementasikan kebijakan nasional kunjungan masa nifas dengan baik. Namun, terdapat beberapa kendala antara lain keterbatasan waktu dan medan yang sulit ditempuh.  Kata kunci: Bidan, Kebijakan nasional, Kunjungan nifas Daftar RujukanBahiyatun. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas Normal. EGC: Jakarta.Baumali, A. 2009. Pemenuhan Zat Gizi Ibu Nifas dan Budaya Se’l pada Masyarakat Suku Timor Dawan di Kecamatan Molo Selatan Kab upat en    Timor    Ten gah Selatan. Tesis tidak diterbitkan. Yogyakarta: Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Gajah Mada.Blaxter, L. Hughter, C. & Thigt, M. 2001. How to Re-Search; Seluk Beluk Melakukan Riset. Edisi Kedua. PT. Indeks Kelompok Gramedia: Jakarta.Campbell, K. 2010. PostPartum Doulas: Motivation and Perceptions of Practice, (online), (http//www. elsevier.com/midw), diakses 1 April 2021Mochtar, R. 2002. Sinopsis Obstetri. EGC: Jakarta.Padminingrum, D., Widiyanti, E. 2005. Da sar- Dasa r     K omun ikas i ; (Modul Pembelajaran). UNS: Surakarta. Prawirohardjo, S. 2007. Ilmu Kebidanan. FKUI: Jakarta.Saifudin, A.B. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta.Saleha. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Salemba Medika: Jakarta.Wiknjosastro, H. 2007. Ilmu Kebidanan. Penerbit Yayasan Bina PustakaSarwono Prawirohardjo: Jakarta. Yin, R.K. 2006. Studi Kasus Desain dan Metode. Divisi Buku Perguruan Tinggi. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.


2022 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 116-120
Author(s):  
Sixtia Kusumawati

ABSTRAK   Pemberian ASI pada bayi sangat penting terutama dalam periode awal kehidupan. Akan tetapi, praktek dalam pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif belum mencapai target yang diharapkan. Keberhasilan ASI eksklusif dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah faktor dukungan dari tenaga kesehatan termasuk Bidan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan sikap dan dukungan tenaga kesehatan dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Penelitian ini menggunakan metode penelitian untuk studi korelasi dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi umur 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Berangas. Sampel penelitian 78 orang. Teknik pengambilan sampel, yaitu accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan 53 orang (67,95%) diantaranya memiliki sikap positif terhadap pemberian ASI eksklusif, 61 orang (78,2 %) diantaranya mendapat dukungan yang baik dari tenaga kesehatan dan 40 orang (62,82%) berhasil memberikan ASI eksklusif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sikap Ibu dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif dengan nilai p sebesar 0,004. Hal ini berarti bahwa semakin positif sikap, maka tingkat keberhasilan dalam pemberian ASI eksklusif juga akan meningkat. Terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan tenaga kesehatan dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif dengan nilai p sebesar 0,007. Hal ini berarti, semakin baik dukungan yang diberikan oleh tenaga kesehatan, maka keberhasilan pemberian ASI eksklusif juga kan meningkat. Keywords: ASI eksklusif, Dukungan Tenaga Kesehatan, Sikap DAFTAR PUSTAKA Argaheni, N. B., Putri, N. R., Yani, D. P., Prihartini, S. D., Muzayyaroh, M., Agussafutri, W. D., Azizah, N., Anggraini, D. D., Saragih, H. S., & Haslan, H. (2021). Konsep Dasar Kebidanan. Yayasan Kita Menulis.Azwar, S. (2013). Sikap Manusia dan Pengukurannya. Pusat Belajar Offset.Handayani, N. S. (2017). TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA MADUREJO PRAMBANAN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.Jannah, I. (2021). PENATALAKSANAAN PRODUKSI ASI TIDAK LANCARPADA IBU NIFAS POST SC DI BPM SITI HOTIJAH S. ST,. M. M Kes. Bd. Stikes Ngudia Husada Madura.Kementerian Kesehatan RI. (2017). Profil Kesehatan Indonesia 2017 (Vol. 1227, Issue July). https://doi.org/10.1002/qjKlikdokter. (2016). Jumlah ASI dan Cara Meningkatkannya. https://www.klikdokter.com/tanya-dokter/read/2808627/jumlah-asi-dan-cara-meningkatkannyaKurniyati, E. M., Sarti, S., & Irawati, B. (2021). Pengaruh Inisiasi Menyusui Dini Terhadap Perubahan Suhu Tubuh Bayi Baru Lahir. Journal Of Health Science (Jurnal Ilmu Kesehatan), 6(1), 32–35.Proverawati Atikah, R. E. (2010). Kapita selekta ASI dan menyusui (Cetakan I,). Nuha Medika.Rahmiyati Ria, Widyasih Hesty, Y. S. M. (2019). PENGARUH E-BOOKLET TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III [Poltekkes Kemenkes Yogyakarta]. http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/id/eprint/2194Septikasari, M. (2018). Peran Bidan dalam ASI Eksklusif di Kabupaten Cilacap. Jurnal Aisyah: Jurnal Ilmu Kesehatan, 3(2), 109–114.Soekidjo Notoatmodjo. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan (Edition Ce). Penerbit Rineka Cipta : JAKARTA., 2010.


2022 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 112-115
Author(s):  
Sri Norlina

Persalinan merupakan salah satu masa yang cukup berat bagi ibu. Proses persalinan layaknya sebuah pertaruhan hidup dan mati seorang ibu. Rasa cemas, panik, dan takut yang melanda dapat mengganggu proses persalinan, meningkatkan rasa nyeri, otot-otot menjadi tegang dan ibu menjadi cepat lelah serta persalinan menjadi lama. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Banyak anggapan yang menyatakan bahwa komunikasi terapeutik dapat membantu Ibu menjalani proses persalinan dengan lebih baik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan komunikasi terapeutik bidan dengan kecemasan ibu bersalin di Puskesmas Berangas Kabupaten Barito Kuala pada Tahun 2021. Metode penelitian deskriptif korelatif dengan pendekatan Cross sectional adalah metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu bersalin yang datang ke Puskesmas. Sampel penelitian 42 orang, diambil menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian dilakukan di Puskesmas Berangas Kab. Barito Kuala pada bulan Januari – Maret 2021. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar bidan melaksanakan komunikasi terapeutik dengan kategori cukup yaitu 50 %, sebagian besar responden mengalami kecemasan dengan tingkat sedang yaitu sebesar 61,9%. Hasil uji korelasi Kendall Tau diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar  -0,439 dengan nilai ρ sebesar 0,0006 (ρ value < 0,05), Penelitian ini menunjukkan ada hubungan komunikasi terapeutik dengan kecemasan ibu bersalin. Penelitian ini menyimpulkan bahwa komunikasi terapeutik membantu mengatasi kecemasan pada ibu bersalin, dan sangat direkomendasikan diberikan kepada ibu bersalin selama proses persalinan.  Kata kunci: Kecemasan ibu bersalin, Komunikasi, Terapeutik.   DAFTAR PUSTAKACristina Lia, dkk. (2003). Komunikasi Kebidanan.Jakarta:EGCDepkes RI, 2000, Alat Bantu Pembinaan Bidan di Desa dalam menunjang Kemitraan  pertolongan persalinan Dukun Paraji dan Bidan di Desa Jawa Barat. Depkes RI, 2001, Komunikasi Efektif, JakartaDepkes RI, 2002, Standar Profesi Kebidanan, Jakarta.Depkes RI, 2010, Standar pelayanan Kebidanan, Jakarta. Kotler, Philip, 2002, Manajemen Pemasaran, Edisi milenium diterjemahkan oleh Hendra Teguh, Ronny A, Rusli, dan Benyamin Molan,  Jakarta: Prenhalindo.Lusa. (2009). Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi. [online]. Tersedia di : www.lusa.web.idMaryunani Ani. (2016). Managemen Kebidanan Terlengkap. Jakarta : CV. Trans Info MediaNotoatmodjo, 2005, Promosi kesehatan, Teori dan aplikasi, Jakarta, Rineka Cipta.Saefudin  AB, 2002, Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga Cetakan ke  7  Yayasan  Bina  Pustaka  Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.Singgih  G,2006,  Psikologi  praktis:  Anak,  Remaja  dan Keluarga, Jakarta, Gunung Mulia.Siti Fatmawati. (2010). Komunikasi Keperawatan Plus Materi Komunikasi Terapeutik. Yogyakarta : Nuha MedikaTjiptono,2000, Strategi Pemasaran, Edisi 2, cetakan ketiga, Yogyakarta: AndiTrisiani, D. (2016). Hubungan Kecemasan Ibu Hamil terhadap Kejadian Preeklampsia.Jurnal Ilmiah Bidan, 1(3), 14-18.Walyani Siwi Elisabet Pe. Komunikasi dan Konseling dalam Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press; 2015


2021 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 105-111
Author(s):  
Siprianus Salmon Seda ◽  
Bernadeta Trihandini ◽  
Luckyta Ibna Permana

ABSTRAK. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan infeksi akut yang melibatkan organ saluran pernafasan bagian atas dan saluran pernafasan bagian bawah. Asap rokok dapat meningkatkan frekuensi terjadinya ISPA pada balita, dimana balita yang terpapar asap rokok berisiko lebih sering mengalami ISPA dibandingkan dengan balita yang tidak terpapar asap rokok. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan perilaku merokok orang terdekat dengan kejadian ISPA pada balita yang berobat di Puskesmas Cempaka Besar Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan design Cross Sectional, pengumpulan data melalui survey, dengan teknik Consecutive Sampling berjumlah 57 responden yang merupakan orang terdekat yang membawa balita berobat. Analisis data menggunakan uji Chi-square. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa responden yang merokok dan balita yang menderita ISPA ringan 46,5%, ISPA sedang 44,2%, dan tidak menderita ISPA 9,3%. Responden yang tidak merokok dan balita yang menderita ISPA ringan 28,6%, ISPA sedang 21,4%, dan tidak menderita ISPA 50%. Nilai p-value yaitu 0,004 lebih kecil dari taraf signifikan 0,05. Kesimpulan dari penelitian ini terdapat hubungan perilaku merokok orang terdekat dengan kejadian ISPA pada balita yang berobat di Puskesmas Cempaka Banjarmasin. Penelitian ini menyarankan agar perawat lebih intensif lagi memberikan penyuluhan kepada keluarga atau masyarakat  mengenai bahaya merokok juga berpengaruh terhadap kesehatan balita termasuk ISPA pada balita.  Kata Kunci:  Balita, ISPA, Perilaku Merokok.   Daftar Pustaka Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin (2018) Data ISPA pada Balita. Filcano, Rahmyatul (2013). Hubungan Lingkungan Dalam Rumah Terhadap ISPA Pada Balita Di Kelurahan Ciputat Kota Tangerang Selatan. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah Jakarta. Diakses tanggal 23 oktober 2018 dari http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/24284 Firmansyah, A. (2009). Hubungan Antara Dukungan Orang Tua dan Iklan Rokok Dengan Perilaku Merokok Pada Siswa Laki-laki Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali. Universitas Muhammadiyah, Surakarta Jurnal. Diakses tanggal 23 oktober 2018 dari http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/6417 KEMENKES RI. (2016). Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut. Jakarta: Katalog Kemenkes RI. Di akses pada tanggal 22 oktober dari:http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/lainlain/Data%20dan%20Informasi%20Kesehatan%20Profil%20Kesehatan%20Indonesia%202016%20-%20%20smaller%20size%20-%20web.pdf Kusumaningrum, Astrid Puspa Dewi. (2018). Hubungan Pemberian ASI Eksklusif, Berat Badan Lahir Dan Paparan Rokok Dengan Kejadian ISPA Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Banyudono 1. Diakses tanggal 10 Maret 2019 dari http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/66528.  Marhamah, A., & Arsin, A. W. (2012). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian ISPA Pada Anak Balita Di Desa Bontongan Kabupaten Enrekang. Diakses tanggal 24 oktober 2018 dari http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/4602 Muttaqin, A. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika. Proverawati, A., & Rahmawati, E. (2012). Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Yogyakarta: Nuha Medika.  Puskesmas Cempaka Banjarmasin. 2019. Sumber data Primer. Rayahu, Irma. (2018). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit ISPA Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Soropia Kabupaten Konawe. Diakses tanggal 11 Maret.2019.dari http://ojs.uho.ac.id/index.php/JIMKESMAS/article/download/5333/3966. RISKESDAS, Riset Kesehatan Dasar . (2013). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Kesehatan Depkes RI. Diakses pada tanggal 18 Oktober  2018, dari: http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf Riyanto, R., & Kusumawati, A. (2017). Pengaruh asap rokok terhadap frekuensi terjadinya penyakit ISPA pada balita di puskesmas Kedung Banteng Banyumas. Diakses tanggal 29 oktober 2018 dari http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/medisains/article/view/1614/0 Sugihartono, S., Rahmatullah, P., & Nurjazuli, N. (2012). Analisis faktor risiko kejadian pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Sidorejo Kota Pagar Alam. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia. Diakses tanggal 2 November 2018 dari https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jkli/article/view/4145. Sulaiman, M Reza. (2014). "Terpapar Residu Asap Rokok Ayahnya, Bayi Ini Meninggal Kena Pneumonia", dalam koran Detik, 24 Maret Jakarta. Widodo, P.Y. (2014). Hubungan Perilaku Keluarga Terhadap Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA). STIKES Bhamada Slawi, Tegal. Diakses tanggal 10 Maret 2019 dari http://ojs.stikesbhamada.ac.id/ojs/index.php/jitk/article/view/106 Wong, D. L. (2008). dkk. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik : Jakarta: EGC. World Health Organization WHO. (2007). Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut yang Cenderung Menjadi Epidemi dan Pandemi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Alih bahasa. Jenewa: World Health Organization. Diakses tanggal 7 november 2018 dari http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/69707/14/WHO_CDS_EPR_2007.6_ind.pdf


2021 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 98-104
Author(s):  
Jenny Saherna ◽  
Dessy Hadrianti ◽  
Misdayanti Misdayanti

ABSTRAKPasien pasca operasi katarak, perlu tahu bagaimana cara perawatan luka pasca operasi yang benar, agarmeminimalisir terjadinya resiko infeksi. Perawatan luka harus sesuai teknik aseptik untuk mengurangimikroorganisme sebagai salah satu faktor penyebab infeksi luka. Khususnya pada pasien dengan riwayatpenyakit diabetes mellitus, mereka membutuhkan pengetahuan dan keterampilan dalam merawat luka,dikarenakan memiliki gula darah yang rentan meningkat disetiap waktunya. Masalah ini menjadi salah satufaktor penghambat proses penyembuhan luka. Penelitian ini mengunakan metode kuantitatif dengan desainpre-eksperimen one group pretest–post test menggunakan nonprobablity sampling metode purposivesampling jumlah sampel 30 responden. Hasil penelitian menggunakan uji statistik Wilcoxon yangmenunjukan bahwa signifikan (p), sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (α), yaitu (p < α), artinya terdapatefektivitas yang signifikan antara health education pada pasien diabetes melitus terhadap pencegahan risikoinfeksi pasca operasi katarak. Penelitian ini menunjukkan bahwa perlu adanya kesadaran perawat untukmemberikan health education pasca operasi katarak pada pasien dan terlebih lagi, khususnya kepada pasiendengan riwayat penyakit diabetes melitus. Pihak rumah sakit perlu memasukan tindakan ini kedalam SOPpelayanan pasca operasi katarak agar bisa dijadikan tugas mutlak yang wajib dikerjakan, supaya terbinasaling kerjasama dalam meminimalisir kejadian infeksi luka, kecacatan dan mampu meningkatkan kualitashidup serta mengurangi biaya pasien untuk berobat ke rumah sakit. Kata Kunci: Health education, Pencegahan Risiko Infeksi, Diabetes Melitus, Perawatan Luka Operasi Katarak.   Daftar Rujukan Beyene, A. M., Eshetie, A., Tadesse, Y., & Getnet, M. G. (2021). Time to recovery from cataract and its predictors among eye cataract patients treated with cataract surgery: A retrospective cohort study in Ethiopia. Annals of Medicine and Surgery, 65(102275), 1–5. https://doi.org/10.1016/j.amsu.2021.102275 Chiu, T. H. T., Chang, C. C., Lin, C. L., & Lin, M. N. (2021). A Vegetarian Diet Is Associated with a Lower Risk of Cataract, Particularly Among Individuals with Overweight: A Prospective Study. Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics, 121(4), 669-677.e1. https://doi.org/10.1016/j.jand.2020.11.003 Chua, S. Y. L., Luben, R. N., Hayat, S., Broadway, D. C., Khaw, K. T., Warwick, A., Britten, A., Day, A. C., Strouthidis, N., Patel, P. J., Khaw, P. T., Foster, P. J., & Khawaja, A. P. (2021). Alcohol Consumption and Incident Cataract Surgery in Two Large UK Cohorts. Ophthalmology, 128(6), 837–847. https://doi.org/10.1016/j.ophtha.2021.02.007 Dede Achmad Basofi, Wilson, M. A. (2016). Hubungan Jenis Kelamin, Pekerjaan Dan Status Pernikahan Dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Operasi Katarak Di Rumah Sakit Yarsi Pontianak. Dewanti Widya Astari, S. R. (2021). STRATEGI PENANGANAN ASUHAN KEPERAWATAN TERKAIT ENDOFTALMITIS: A LITERATURE REVIEW. Jurnal Ilmiah Permas, 11(4), 705– 718. Dian Sukma Dewi Arimbi, Lita, R. L. I. (2020). Pengaruh Health education terhadap Motivasi Mengontrol Kadar Gula Darah pada Pasien DM Tipe II. Jurnal Keperawatan Abdurrab, 4(1), 66–76. Febri Nadyati, Rani Himayani, Giska Tri Putri, M. Y. (2019). Hubungan Durasi Menderita Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Kejadaian Katarak di RSUD DR.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung. ESSENTIAL:Essence of Scientific Medical Journal, 17(1), 1–4. Gülşen, M., & Akansel, N. (2020). Effects of Discharge Education and Telephone Followup on Cataract Patients’ Activities According to the Model of Living. Journal of Perianesthesia Nursing, 35(1), 67–74. https://doi.org/10.1016/j.jopan.2019.04.010 Harun, H. M., Abdullah, Z., & Salmah, U. (2020). Pengaruh Diabetes, Hipertensi, Merokok dengan Kejadian Katarak di Balai Kesehatan Mata Makassar. Jurnal Kesehatan Vokasional, 5(1), 45. https://doi.org/10.22146/jkesvo.52528 Jeong, I. S., & Lee, E. J. (2021). Current Status and Associated Factors of Annual Eye Examination Among People with Type 2 Diabetes Mellitus: Using the 7th National Health and Nutrition Examination Survey. Asian Nursing Research, 15(4), 239–246. https://doi.org/10.1016/j.anr.2021.07.003 Maryati Tombokan, sukma saini, Masdiana AR, M. R. N. A. (2017). HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI DALAM MENGONTROL KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAMPANG KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR. Jurnal Media Keperawatan, 08(02), 39–45. Qurrat, D., & Silvia, M. (2018). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Keluarga Dengan Perawatan Post Operasi Katarak Di Poli Mata Rsud Pariaman. Jurnal Kesehatan Medika Saintika, 09(2), 108–113. Rahani Ayu Amalia, Dwi Utari Widyastuti, P. (2019). PENGETAHUAN DAN KEPATUHAN KLIEN TENTANG PERAWATAN POST OPERASI KATARAK. Jurnal Keperawatan, XII(2), 115–120. Sitompul, R. (2015). Perawatan Lensa Kontak untuk Mencegah Komplikasi Ratna Sitompul. EJournal Kedokteran Indonesia, 3(1), 77–85. https://doi.org/10.23886/ejki.3.4811. Thompson, J., & Lakhani, N. (2015). Cataracts. Primary Care - Clinics in Office Practice, 42(3), 409–423. https://doi.org/10.1016/j.pop.2015.05.012 Torabi, H., Sadraei, M., Jadidi, K., & Alishiri, A. A. (2019). Choroidal thickness changes following cataract surgery in patients with type 2 diabetes mellitus. Journal of Current Ophthalmology, 31(1), 49–54. https://doi.org/10.1016/j.joco.2018.07.004


2021 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 89-97
Author(s):  
Rabiyatul Adawiah ◽  
Yurida Olviani ◽  
Sukarlan Sukarlan

Pasien yang akan mengalami tindakan Phacoemulsifikasisering mengalami kecemasan karena kurangnya informasi yang diberikan. Pemberian infromasi ini diperoleh dari edukasi yang dilakukan oleh perawat sebelum tindakan phacoemulsifikasidilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi pre-phacoemulsifikasiterhadap kecemasan pasien katarak di Rumah Sakit Islam Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan desain pre-eksperimen dengan menggunakan rancangan one group pretest posttest design. Populasi adalah semua pasien pre-operasi phacoemulsifikasidi Poliklinik Mata pada tanggal 21 November sampai dengan 21 Desember 2020 dengan tekhnik accidental sampling berjumlah 20 orang. Analisis data menggunakan wilcoxon signed rank test. Hasil Penelitian menunjukkan penurunan kecemasan dari kecemasan sedang menjadi kecemasan ringan sebelum ke sesudah diberikan edukasi dengan nilai ρ = 0,000. Penelitian ini menyarankan agar perawat sebaiknya melakukan edukasi pre-phacoemulsifikasikepada pasien katarak menggunakan SOP yang telah dientukan oleh rumah sakit.  Kata Kunci: Edukasi,Katarak, Kecemasan Daftar Rujukan Anggreny, L.O (2018) Hubungan Sumber Akses Informasi Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Klien Pre Operasi Katarak di Rumah Sakit Mata Smec Balikpapan. Jurnal Nerspedia. Volume 2. Nomor 1. Edisi April 2019 Bruce, J (2015). Lecture Notes Oftalmologi. Alih bahasa: dr. Asri Dwi Rachmawati. Jakarta: Erlangga Evans, D. C (2013). Alleviating Anxiety and Preventing Panic Attacks in the Surgical Patient.” AORN Journal Volume 97. Nomor 3. Edisi 2013 Hawari, D (2015). Manajemen Stres Cemas Dan Depresi Hypnosis. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Mansjoer, A. (2014). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. Jakarta: Media Aesculapius McEwen & Wills, (2011). Dasar Teori Keperawatan. Jakarta: EGC Ping, G (2012). A Preoperative Education Intervention to Reduce Anxiety and Improve Recovery Among Chinese Cardiac Patients: A Randomised Controlled Trial. Thesis, University of Nottingham Pirhonen, Silvennoinen, and Sillence, (2014). Patient Education as an Information System, Healthcare Tool and Interaction. Information System Education Journal, Volume 25 Nomor 4. Edisi 2014 Potter & Perry, (2014). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Prektik. Edisi 4. Volume 2. Alih Bahasa: Renata Komalasari, dkk. Jakarta: EGC Riskesdas (2013). Laporan Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.   Riskesdas (2018). Laporan Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Smeltzer, S. (2012). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC Stuart, G, W (2012). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Tauqir, (2012) Knowledge of patients’ visual experience during cataract surgery: a survey of eye doctors in Karachi, Pakistan. BMC Ophthalmology. Volume 12. Nomor 55. Edisi 2012 Wahyuningtyas, S. P. (2016). “Hubungan Tingkat Pengetahuan Tindakan Phacoemulsifikasi Dengan Kecemasan Pada Pasien Katarak Di Rumah Sakit Mata Solo‟. skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta World Health Organization, (2018). Prevention of Blindness Program, Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 1-7. Hyperlink "http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/infodatin-hipertensi.pdf. Diakses pada tanggal 01 April 2021.


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 76-82
Author(s):  
Anastasia Maratning ◽  
Latifah Azmiyah ◽  
Oktovin Oktovin ◽  
Warjiman Warjiman

Stroke saat ini harus dipandang sebagai kedaruratan medis selain serangan jantung. Stoke menjadi salah satu penyebab kecacatan nomorsatu dan kematian nomor tiga di dunia. Penanganan awal stroke yang cepat dan tepat dapat mengurangi angka kematian dan resikokecacatan. Pengetahuan keluarga tentang stroke sangat diperlukan sehingga berpengaruh terhadap penanganan cepat stroke. Kurangnyapengetahuan keluarga tentang stroke yang menjadi salah satu penyebab tingginya jumlah pasien yang penanganannya telah melewatimasa golden periode sehingga mempengaruhi tingkat keparahan stroke. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaranpengetahuan keluarga tentang faktor resiko dan gejala awal stroke di RSUD. H. Boejasin Pelaihari. Jenis penelitian deskriptif kuantitatif.Populasi yang digunakan adalah keluarga pasien stroke diruang stroke dengan sampel 30 responden. Teknik sampling yang digunakanpurposive sampling. Instrumen berupa kuesioner tentang tingkat pengetahuan keluarga pasien. Hasil penelitian menunjukkan tingkatpengetahuan keluarga tentang faktor resiko yang dapat menyebabkan stroke dengan katagori baik sebesar 13,33%, katagori cukup33,33%, dan katagori kurang 53,34%. Sedangkan tingkat pengetahuan keluarga tentang gejala-gejala awal stroke dengan katagori baiksebesar 43,33%, katagori cukup 50% dan dengan katagori kurang 6,67%. Tingkat pengetahuan keluarga tentang faktor resiko penyebabstroke diperoleh hasil dengan katagori kurang dan tingkat pengetahuan keluarga tentang gejala awal stroke di RSUD. H. BoejasinPelaihari diperoleh hasil dengan kategori cukup. Penelitian ini menyimpulkan pengetahuan keluarga tentang faktor resiko dan gejalaawal stroke di RSUD. H. Boejasin Pelaihari yang masih kurang.Kata Kunci: Keluarga, Pengetahuan keluarga, Stroke.


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 83-88
Author(s):  
Lucia Andi Chrismilasari ◽  
Septi Machelia C.N ◽  
Ferra Handieni

Pelaksanaan timbang terima belum optimal karena seringkali tidak selalu dilakukan sesuai dengan Standar OperasionalProsedur yang telah ditetapkan rumah sakit, terlebih apabila tanpa kehadiran kepala ruangan. Tidak adanya peran yangbaik dari seorang kepala ruang sebagai seorang pimpinan akan menghambat kelancaran pelaksanaan timbang terima.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan kepemimpinan kepala ruangan dengan pelaksanaan timbangterima oleh perawat di ruang rawat inap RSUD Tamiang Layang. Penelitian ini adalah penelitian analitik denganpendekatan cross sectional. Populasi adalah seluruh perawat pelaksana di Ruang rawat Inap RSUD Tamiang Layang 75orang. Sampel berjumlah 43 dengan teknik pengambilan simple random sampling. Analisis data melalui uji SpearmanRank dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala ruangan sebagianbesar sudah dengan kategori baik yaitu sebanyak 30 orang (69,8%) dan timbang terima terlaksana dengan baik sebanyak32 orang (74,4%). Ada hubungan antara kepemimpinan kepala ruangan dengan pelaksaaan timbang terima di RSUDTamiyang Layang (p = 0,000 < α 0,05, r = 0,891). Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada hubungan antarakepemimpinan kepala ruangan dengan pelaksaaan timbang terima di RSUD Tamiyang Layang. Pihak rumah sakithendaknya menghimbau kepala ruangan agar dapat lebih aktif mengikuti pelaksanaan timbang terima pasienKata Kunci: kepemimpinan, kepala ruangan, timbang terima, rawat inap


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document