scholarly journals Integrated Methodology for Physical and Economic Assessment of Coastal Interventions Impacts

2021 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
pp. 22-43
Author(s):  
M. Lima ◽  
C. Coelho

Due to economic, environmental, and social interest of coastal areas, together with their erosion problems, different coastal management strategies can be considered, with different physical (shoreline evolution) and economic (net present value, ratio benefit-cost, break-even point) consequences and impacts. Therefore, this work presents an integrated methodology that aims to compare and discuss the most promising coastal intervention scenarios to mitigate erosion problems and climate change effects, considering costs and benefits related to each intervention. The proposed methodology takes a step forward in assessing the coastal erosion mitigation strategies, incorporating three well-defined and sequential stages: shoreline evolution in a medium-term perspective; structures pre-design; and a cost-benefit assessment. To show the relevance of the methodology, a hypothetic case study and several intervention scenarios were assessed. In order to mitigate costal erosion two different situations were analyzed: the reference scenario and the intervention scenarios. 34 intervention scenarios were proposed and evaluated to mitigate the erosion verified. Depending on the parameter considered (reduce erosion areas, protect the full extension of urban waterfronts, improve the economic performance of the intervention by increasing the net present value, the benefit-cost ratio or decreasing the break-even time), best results are obtained for different scenarios. The definition of the best option for coastal erosion mitigation is complex and depends on the main goal defined for the intervention. In conclusion, costs and benefits analysis are demanded and it is considered that the proposed methodology allows choosing better physical and economic options for future coastal interventions, helping decision-making processes related to coastal management.

2017 ◽  
Vol 13 (3) ◽  
pp. 240
Author(s):  
Novdin M Sianturi

Abstrak: Pengelolaan sampah di Kota Pematangsiantar masih bertumpu pada pendekatan akhir (kumpul-angkut-buang), dengan tingkat pelayanan yang rendah, sehingga untuk meningkatkan pelayanan sampah, perlu dilakukan pemilahan di tempat penampungan sementara (TPS). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sistem pengelolaan sampah dengan melakukan pemilihan di TPS dapat meningkatkan pelayanan aset persampahan sampai tahun  2015 secara teknis operasional dan dari aspek keuangan. Analisa teknis operasional aset pengelolaan sampah mulai dari pewadahan, pengumpulan dan pengangkutan sedangkan analisa keuangan dan analisa kelayakan menggunakan Net Present Value, Internal Rate of Return, Benefit/Cost Ratio, dan Payback Period. Dari hasil analisa tersebut diperoleh suatu sistem pengelolaan sampah dengan pemilihan di TPS berdasarkan zona pelayanan dengan skala prioritas secara bertahap daritahun 2013-2017, dapat meningkatkan cakupan pelayanan sampah eksisting rata-rata 6,69 %, cakupan pelayanan TPS eksisting rata-rata 8,29 %, dan cakupan pelayanan truk pengangkut sampah eksisting rata-rata 12,03 %. Investasinya layak, diperoleh Net Cashflow pada tahun 2020 sebesar Rp 1.720.242.284,-, NPV suku bunga 15 % bernilai positif, IRR > MARR 15 %,  B/C Ratio > 1, dan PP 4,7 tahun, lebih pendek dari periode investasi 10 tahun. Dari Metode penelitian ini maka pengumpulan data, observasi lapangan dan pengukuran contoh timbulan sampah dengan sampel 4 TPS perumahan yang terlayani pengangkutan.


Author(s):  
Wahyu Setiawan ◽  
Atikah Nurhayati ◽  
Titin Herawati ◽  
Asep Agus Handaka

Gill net is one of the fishing gear used by Jatigede Reservoir fisherman. The purpose of this research is to analyzed the feasibility of fish catching business with gill net in Jatigede Reservoir. This research was conducted by used data collection method (observation, questioner, literature study) and method of data analysis (feasibility business analysis). The benefits of this research is expected to be informations and references for the research who will expand a fishing business with gill net at Jatigede Reservoir. The result of feasibility of fish catching business with gill net at Jatigede Reservoir is profit value Rp. 70.890.000, Break Event Point price and production (all species of fish) Rp. 4.154/kg and 2.136kg in a year, Benefit Cost Ratio 3,37, Payback Period 2 months and Net Present Value >1 Rp. 52.820.243, the fish catching business using gill net at Jatigede Reservoir is feasible to be developed.


2017 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
pp. 38
Author(s):  
Rama Dwi Aryandi ◽  
Ari Sandhyavitri ◽  
Reni Suryanita

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pelayanan simpang berdasarkan data lalu lintas simpang tersebut apakah derajat jenuhnya sudah melewati ambang batas DS = 0,75, jika nilai DS>0,75, akan dikaji penerapan beberapa alternatif penanganan untuk meningkatkan tingkat pelayanan simpang, untuk kemudian dipilih lagi alternatif terbaik untuk jangka pendek, menengah dan panjang. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode traffic counting, sedangkan untuk pengkajian alternatif penanganan simpang secara teknik menggunakan metode MKJI 1997, secara ekonomi menggunakan metode LAPI ITB, analisa nilai waktu dengan nilai waktu hasil penelitian Dirjen Bina Marga dan analisa biaya investasi dengan analisa Benefit Cost Ratio dan Net Present Value.  Dari tiga alternatif manajemen lalu lintas yang diajukan, hanya alternatif ke-3 yaitu kombinasi peniadaan hambatan samping, pelarangan belok kiri dan optimasi traffic light  yang menghasilkan nilai DS<0,75 untuk kondisi eksisting, sedangkan untuk tahun 2020 nilai DS-nya adalah 0,79 untuk Hari Selasa dan 0,83 untuk Hari Rabu. Sedangkan dengan alternatif pembangunan flyover, untuk jangka pendek atau 5 tahun nilai BCR dan NPV-nya 1,25 dan 48,9 milyar rupiah, tahun ke-10  2,29 dan 256,4 milyar rupiah, serta tahun ke-15 3,35 dan 472,19 milyar rupiah, sehingga dapat disimpulkan bahwa pembangunan flyover adalah solusi penanganan terbaik untuk menignkatkan kinerja Simpang Pasar Pagi Arengka.


2019 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
Author(s):  
Syaiful Anwar ◽  
Narmiana Narmiana

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi dan analisis yang digunakan dalam pengembangan usaha amplang ikan di Kota Tarakan. Jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengusaha amplang yang ada di kota Tarakan baik terdaftar di dinas yang terkait maupun tidak. Adapun populasi penelitian ini berjmlah 14 orang dengan pengambilan sampel menggunakan teknik sampel  jenuh atau teknik sampel sensus dimana semua populasi dijadikan sampel, dan data penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder.  Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kelayakan finansial dilihat dari BCR (Benefit Cost of Ratio) sebesar 1.03, NPV (Net Present Value) sebesar 172.927.700,60, FRR (Financial Rate of Return) sebesar 98,51%, PBP (Pay Back Period) sebesar 1,02 dan BEP (Break Even Point) dasar harga unit sebanyk 15,000 bungkus dan dasar harga penjualan sebesar Rp18.000.000. Berdasarkan kriteria kelayakan yang telah ditentukan dapat dikatakan bahwa UKM amplang ikan di Kota Tarakan layak untuk di operasionalkan. Sedangkan tahapan analisis yang dilakukan yaitu dengan melihat kondisi internal dan eksternal perusahaan dengan cara analisis situasi dengan kata lain yaitu analisis SWOT, dengan melalui tahapan IFE (Internal Faktor Evaluation), EFE (Eksternal Faktor Evaluation), diagram SWOT dan Matriks SWOT. Hasil analisis data menunjukkan bahwa strategi yang digunakan yaitu strategi Agresif atau strategi SO (strength-Opportunity).


2016 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
Author(s):  
Dessy Putri Andini

Kondisi perekonomian yang sangat sulit saat ini menuntut sebuah unit bisnis untuk bisa menciptakan sebuah unit bisnis yang prospektif dan menguntungkan dalam jangka pendek dan jangka panjang sebagai tempat untuk melakukan investasi. Pemikiran yang kedua adalah dengan modal yang pas – pasan, produk yang diproduksi harus dapat diterima oleh pasar sehingga memunculkan permintaan pasar dan dapat memberikan keuntungan bagi bisnis kita. Oleh karena itu, kita perlu untuk melakukan studi kelayakan sebuah unit bisnis agar mampu bersaing di dunia bisnis.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan usaha waralaba “PANGESTU” dengan menggunakan metode Payback Period, metode Benefit Cost Ratio (BCR), metode Net Present Value (NPV) yaitu metode yang menghitung selisih nilai dengan penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang dan metode Internal Rate of Return (IRR) yaitu untuk mencari tingkat bunga. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode PP diperoleh hasil, yaitu 2 tahun 2 bulan, lebih cepat dari umur ekonomis usaha selama 5 tahun. BCR memiliki nilai lebih dari 1 yang menunjukkan bahwa usaha ini layak untuk diusahakan. NPV bernilai positif, yaitu Rp. 1.099.768.059. IRR bernilai 85,95% lebih besar dari tingkat bunga yang telah ditetapkan yaitu 15%. Sehingga jika usaha ini diwaralabakan pasti banyak yang akan membeli usaha ini.


2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 61-66
Author(s):  
Sitti Safiatus Riskijah ◽  
Susapto ◽  
Suselo Utoyo

Proyek Pembangunan Perumahan X yang dibangun diatas lahan seluas 267.303,9 m2 memerlukan perencanaan site plan yang baik dan memenuhi peraturan yang berlaku untuk meningkatkan keuntungan perusahaan. Investasi terhadap perumahan memerlukan biaya yang banyak dan waktu yang lama, oleh karena itu diperlukan analisis kelayakan finansial guna mengetahui apakah investasi pembangunan Perumahan X ini layak atau tidak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi site plan eksisting, merencanakan 2 alternatif site plan, mengetahui kelayakan finansial dari 3 site plan yang ditinjau, dan memilih site plan yang terbaik secara finansial.Data yang diperlukan adalah site plan kondisi existing. basic design rumah, Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Harga Satuan Dasar Kota Batu tahun 2017, biaya lahan, dan biaya perijinan. Analisis site plan eksisting berdasarkan PERMENPERA No. 11 tahun 2008, PERDA Kota Batu No. 7 tahun 2011, dan PERWALI Kota Batu No. 43 tahun 2017. Analisis kelayakan finansial menggunakan parameter Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), dan Internal Rate of Return (IRR).Hasil penelitian menunjukkan bahwa site plan A, B, dan C sudah cukup memenuhi persyaratan yang berlaku. Kelayakan finansial dengan konsep site plan A, B, dan C sudah memenuhi kriteria kelayakan dengan parameter PP < periode investasi dengan nilai masing-masing sebesar 5,37 tahun, 5,22 tahun, dan 5,42 tahun, NPV > 0 dengan nilai masing-masing sebesar Rp 58.614.912.810, Rp 77.882.006.896, dan Rp 52.343.746.589, dan BCR > 1 dengan nilai masing-masing sebesar 1,058, 1,075, dan 1,052, sedangankan dengan parameter IRR hanya site plan B yang layak yaitu dengan nilai masing-masing sebesar 27,004%, 32,801% > MARR (30%), dan 24,322%. Ratio). Dengan demikian Site Plan B merupkan site plan yang terbaik secara finansial.


2012 ◽  
Vol 35 (3) ◽  
pp. 208 ◽  
Author(s):  
Lukas Yowel Sonbait ◽  
Krishna Agung Santosa ◽  
Panjono (Panjono)

<p>Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi program pengembangan sapi potong gaduhan melalui kelompok Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3), yang merupakan sebuah lembaga mandiri berbasis masyarakat di Manokwari, Papua Barat, ditinjau dari pendapatan peternak dari usaha sapi potong, penyerapan tenaga kerja dan kenaikan populasi sapi potong. Survei dilakukan terhadap seluruh peserta program gaduhan sebanyak 55 peternak yang berlangsung sejak bulan Agustus sampai Oktober 2010. Net present value (NPV), benefit cost ratio (BCR) dan internal rate return (IRR) dihitung dari kondisi sebelum dan setelah mengikuti program. Nilai NPV meningkat sebesar 64,40% dari Rp. 18.251.432,00 menjadi Rp. 28.338.774,00. Nilai BCR dan IRR berturut-turut adalah 21,35 dan 50%. Rerata pendapatan diperoleh sebesar Rp. 5.212.500,00 per tahun. Kenaikan populasi sapi potong secara alami adalah sebesar 27,05% per tahun. Program gaduhan mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja sebesar 12,27%. Analisis regresi menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap waktu pengembalian oleh peternak adalah angka mortalitas (P&lt;0,01), pengalaman beternak (P&lt;0,05) dan calving interval (P&lt;0,01). Kesimpulan yang diperoleh adalah program sapi potong gaduhan memberikan manfaat dalam hal peningkatan populasi, penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan terhadap peternak di Manokwari, Papua Barat.</p><p>(Kata kunci: Program gaduhan sapi potong, Evaluasi program)<br /><br /></p>


2019 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 50
Author(s):  
Khalid Darda ◽  
Idiannor Mahyudin ◽  
Emmy Sri Mahreda ◽  
Indira Fitriliyani

The purpose of this study was to identify the business problems of cultivating striped snakeheads (Channa striata Bloch) in embedded net cages, analyze the feasibility of the business of cultivating striped snakeheads in net cages and identify the assumptions/perspectives of the impacts of striped snakehead farming in embedded net cages on environmental aspects. This study was survey research. Location determination in Bangkau Village, Kandangan Subdistrict was done purposively because this area was a center for cultivating striped snakeheads in Hulu Sungai Selatan Regency. The collection of respondent data in this village was carried out in a census of 20 people from the whole population of cultivated striped snakeheads in embedded net cages. The identification of problems that occurred in the business of cultivating striped snakeheads in embedded net cages was done by descriptive analysis in the field. The analysis used was the calculation analyze business feasibility used the analysis of Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net BCR) and Internal Rate Return (IRR), while to know the effect on environmental aspects, it was done by identifying and analyzing the description of population rescue. The results showed that the farmers’ problems were the lack of availability of seeds, the fluctuations in the selling price of fish and domestic fish, which could be attacked by scabies. The business of cultivating striped snakeheads in embedded net cages in Bangkau Village, Kandangan Subdistrict, Hulu Sungai Selatan Regency was feasible to be carried out in accordance with the results of analysis namely Net Present Value 4,943,337, Net Benefit Cost Ratio (Net BCR) 2.29 and Internal Rate Return (IRR ) amounting to 51.53%. This effort influences the assumption of rescuing striped snakehead fish populations from this cultivation is 48.75%.


2019 ◽  
Vol 19 (2) ◽  
pp. 61-70
Author(s):  
Pandi Aditiya ◽  
Ahmad Herison ◽  
Ika Kustiani ◽  
Amril Ma’ruf Siregar

The increasing demand for port services at the Panjang port causes high levels of ship queues. The solution to overcome this problem is to build a new port. However, this new port construction project has not yet conducted a feasibility study. The purpose of this study is to assess the feasibility of port development in the Panjang district of Bandar Lampung in terms of investment or financial aspects. The methods are Benefit-Cost Ratio, Net Present Value, Payback Period, and Internal Rate of Return. The results of the feasibility study of the most profitable investment are in the seventh scenario, the Net Present Value (NPV) of Rp. 463,292,122,605.34, the BCR result of 1.2959, the IRR yield of 12.11% and the Payback Period (PP) occur in the year to thirty-seventh with an economic age of 60 years. The conclusion is that the construction of a new port can be a solution to overcome the overload of Panjang port.


FLORESTA ◽  
2014 ◽  
Vol 44 (1) ◽  
pp. 143 ◽  
Author(s):  
Aylson Costa Oliveira ◽  
Thiago Taglialegna Salles ◽  
Bárbara Luísa Corradi Pereira ◽  
Angélica De Cássia Oliveira Carneiro ◽  
Camila Soares Braga ◽  
...  

O objetivo deste trabalho foi analisar a viabilidade econômica da produção de carvão vegetal em dois sistemas produtivos: oito fornos de superfície acoplados a uma fornalha para queima de gases e dez fornos do tipo “rabo-quente” sem sistema de queima de gases. Para análise econômica, definiu-se uma produção anual média igual a 1.571 metros cúbicos de carvão (mdc) e horizonte de planejamento de 12 anos, sendo propostos 2 cenários. No primeiro cenário, após a colheita da madeira, realiza-se o plantio de uma nova floresta, permanecendo o custo da madeira constante em todo o planejamento; no segundo cenário, após a colheita, considerou-se a condução da brotação, reduzindo os custos na 2ª rotação e consequentemente os custos da madeira. A análise econômica foi realizada através da determinação dos seguintes indicadores: Valor Presente Líquido (VPL), Valor Anual Equivalente (VAE), Razão Benefício/Custo (B/C) e Lucratividade. Os indicadores calculados demonstraram a viabilidade dos dois sistemas produtivos avaliados em ambos os cenários propostos, porém o sistema fornos-fornalha apresentou melhores valores para os indicadores. Conclui-se que a produção de carvão vegetal nos sistemas avaliados foram viáveis economicamente, com o sistema fornos-fornalha gerando maior lucro ao produtor de carvão.Palavras-chave: Fornos de alvenaria; análise determinística; valor presente líquido. Abstract Economic viability of charcoal production in two production systems. The objective of this study was to analyze the economic viability of charcoal production in two conversion technologies: eight surface kilns coupled to a furnace for burning gases (kilns-furnace system) and ten "rabo-quente" or traditional charcoal kilns without burning gases system. An average annual production of 1571 cubic meters of charcoal (mdc) was used to perform the economic analysis. A planning horizon of 12 years and two scenarios were proposed. In the first scenario, after harvesting the wood, the planting of a new forest was performed, and the cost of wood remained constant throughout the planning horizon. In the second scenario, after the harvest, the conduction of shooting was considered, which reduced costs in the second rotation and consequently the cost of wood. The economic analysis was performed by determining the following indicators: Net Present Value (NPV), Equivalent Annual Value (EAV) and Benefit - Cost Reason (B/C). Calculated indicators demonstrated the viability of producing charcoal in the two production systems in both scenarios proposed, but kilns-furnace system presented better values. As conclusion, production of charcoal in the evaluated systems were economically viable. Kilns-furnace system was able to generate more profit to charcoal producer.Keywords: Kilns; deterministic analysis; net present value.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document