scholarly journals FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN STUNTINPADA BALITA USIA 24-59 BULAN DI PUSKESMAS CIBUNGBULAN KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018

PROMOTOR ◽  
2019 ◽  
Vol 2 (4) ◽  
pp. 285
Author(s):  
Nurgina . ◽  
Eny Dwi Mawati ◽  
Ichayuen Avianty

<p>Stunting adalah pertumbuhan linier yang terhambat dan merupakan hasil dari ketidakcukupan gizi dalam jangka waktu lama. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor faktor yang mempengaruhi kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di Puskesmas Cibungbulang tahun 2018. Desain penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional. Populasi pada penelitian ini adalah<br />balita usia 24-59 bulan dengan sampel berjumlah 100 balita yang didapat dengan cara simple random sampling. Penelitian ini dilakuakan pada bulan september 2018. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran tinggi badan, wawancara kuesioner dan kuesioner food recall 24 jam.<br />Analisis data dilakukan dengan uji chi-square.Hasil penelitian menunjukkan proporsi balita yang stunting sebesar 43% dan balita yang status gizi TB/U normal sebesar 67%. Analisis uji statistik menunjukkan adanya hubungan antara asupan energi (p-value: 0,002), asupan protein (p-value<br />0,003), dan praktik kebersihan (p-value 0,001) dengan kejadian stunting pada balita. Penelitian ini menyarankan agar Puskesmas bisa memberikan penyuluhan secara rutin terutama mengenai pengetahuan gizi dan pola asuh anak yang baik, selain itu menyarankan agar keluarga terutama ibu dapat memberikan asupan gizi yang adekuat sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya stunting<br />pada balita.</p>

2017 ◽  
Vol 1 (4) ◽  
pp. 275
Author(s):  
Arini Rahmatika Sari ◽  
Lailatul Muniroh

Introduction: Work Fatigue is the common condition experienced by most worker but if this condition occured continously, it will affect of the worker’s health condition. Work fatigue can be affected by several factors, some of which are energy intake and nutritional status. Objective: The aim of this research was to analyze the correlation between the adequacy of energy intake and nutritional status with the level of work fatigue. Methods: This study was an analytic observational, used cross sectional study with 33 sample from 48 workers of cocoa powder production PT. Multi Aneka Pangan Nusantara Surabaya selected by simple random sampling. Data were collected by food recall 2X24 hours for energy intake, measuring weight and height for nutritional stastus and Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) questionnaire for the level of fatigue. Data were analyzed by ranks spearman correlation test. Results: Most of workers were <25 years old (42.4%), the adequacy of energy intake were deficit (66.7%), the nutritional status were normal (54.5%), and the work fatigue were moderate (63.6%). The result of this research showed that there were corellation between the adequacy of energy intake (p-value=0.001) and nutritional status (p-value=0.018) with the level of work fatigue. Conclussion: In conclusion, lower energy intake and high BMI would increase the level of fatigue.ABSTRAKPendahuluan: Kelelahan kerja menjadi keadaan umum yang dialami hampir semua tenaga kerja, namun jika hal ini terjadi secara terus menerus dapat mempengaruhi kondisi kesehatan pekerja. Kelelahan kerja dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, beberapa diantaranya yaitu asupan energi dan status gizi pekerja.Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan kecukupan asupan energi dan status gizi dengan tingkat kelelahan kerja pekerja.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik menggunakan desain cross sectional dengan sampel sebesar 33 pekerja dari 48 pekerja bagian produksi cocoa powder PT. Multi Aneka Pangan Nusantara Surabaya yang dipilih menggunakan metode simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan food recall 2X24 hours untuk asupan energi, pengukuran berat badan dan tinggi badan untuk status gizi, serta kuesioner Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) untuk tingkat kelelahan kerja. Analisis data menggunakan uji statistik ranks spearman. Hasil: Sebagian pekerja besar responden berusia <25 tahun (42,4%), kecukupan asupan energi yang tergolong kurang (66,7%), status gizi normal (54,5%), dan tingkat kelelahan kerja yang tergolong sedang (63,6%). Terdapat hubungan antara kecukupan asupan energi (p=0,001) dan status gizi (p=0,018) dengan tingkat kelelahan kerja pekerja.Kesimpulan:. Semakin kurang asupan energi dan semakin tinggi IMT maka akan semakin tinggi tingkat kelelahan kerja pada pekerja.


2017 ◽  
Vol 1 (4) ◽  
pp. 275
Author(s):  
Arini Rahmatika Sari ◽  
Lailatul Muniroh

Introduction: Work Fatigue is the common condition experienced by most worker but if this condition occured continously, it will affect of the worker’s health condition. Work fatigue can be affected by several factors, some of which are energy intake and nutritional status. Objective: The aim of this research was to analyze the correlation between the adequacy of energy intake and nutritional status with the level of work fatigue. Methods: This study was an analytic observational, used cross sectional study with 33 sample from 48 workers of cocoa powder production PT. Multi Aneka Pangan Nusantara Surabaya selected by simple random sampling. Data were collected by food recall 2X24 hours for energy intake, measuring weight and height for nutritional stastus and Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) questionnaire for the level of fatigue. Data were analyzed by ranks spearman correlation test. Results: Most of workers were <25 years old (42.4%), the adequacy of energy intake were deficit (66.7%), the nutritional status were normal (54.5%), and the work fatigue were moderate (63.6%). The result of this research showed that there were corellation between the adequacy of energy intake (p-value=0.001) and nutritional status (p-value=0.018) with the level of work fatigue. Conclussion: In conclusion, lower energy intake and high BMI would increase the level of fatigue.ABSTRAKPendahuluan: Kelelahan kerja menjadi keadaan umum yang dialami hampir semua tenaga kerja, namun jika hal ini terjadi secara terus menerus dapat mempengaruhi kondisi kesehatan pekerja. Kelelahan kerja dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, beberapa diantaranya yaitu asupan energi dan status gizi pekerja.Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan kecukupan asupan energi dan status gizi dengan tingkat kelelahan kerja pekerja.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik menggunakan desain cross sectional dengan sampel sebesar 33 pekerja dari 48 pekerja bagian produksi cocoa powder PT. Multi Aneka Pangan Nusantara Surabaya yang dipilih menggunakan metode simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan food recall 2X24 hours untuk asupan energi, pengukuran berat badan dan tinggi badan untuk status gizi, serta kuesioner Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) untuk tingkat kelelahan kerja. Analisis data menggunakan uji statistik ranks spearman. Hasil: Sebagian pekerja besar responden berusia <25 tahun (42,4%), kecukupan asupan energi yang tergolong kurang (66,7%), status gizi normal (54,5%), dan tingkat kelelahan kerja yang tergolong sedang (63,6%). Terdapat hubungan antara kecukupan asupan energi (p=0,001) dan status gizi (p=0,018) dengan tingkat kelelahan kerja pekerja.Kesimpulan:. Semakin kurang asupan energi dan semakin tinggi IMT maka akan semakin tinggi tingkat kelelahan kerja pada pekerja.


2018 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
Author(s):  
SAVIRA RAHMADIAN ◽  
FITRI FITRI ◽  
YULIANA ARSIL

Pola konsumsi vegetarian memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, namun pola konsumsi ini juga memiliki resiko defisiensi beberapa zat gizi diantaranya zat besi. Wanita vegetarian, lebih beresiko untuk mengalami anemia karena pola konsumsi vegetarian tidak mengkonsumsi protein hewani. Keterbatasan mengkonsumsi produk hewani ini yang dapat menyebabkan wanita vegetarian ini mudah terkena anemia. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pola konsumsi dan asupan zat besi (Fe) dengan kejadian anemia pada wanita vegetarian usia produktif di Pekanbaru. Jenis penelitian yang dilakukan yaitu cross-sectional study. Data yang diambil berupa data primer dan data sekunder. Data primer berupa identitas responden yang diperoleh melalui kuesioner, pola konsumsi baik berupa jenis dan bahan makanan diperoleh melalui Food Frequency Questionaire, asupan zat besi diperoleh melalui Food Recall 1x24 jam, dan data kadar Hemoglobin diperoleh melalui pengambilan darah kapiler menggunakan alat Easy Touch GCHb. Sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan Indonesia Vegetarian Society (IVS) berupa nama, umur dan alamat anggota. Data dianalisa secara univariat dan bivariat. Pada penelitian ini menggunakan teknik Simple Random Sampling dengan jumlah sampel 51 responden. Penelitian ini dilakukan 2 tahap yaitu survey pendahuluan pada bulan Oktober 2014 dan penelitian lanjutan dilakukan pada bulan April-Juni 2015. Tempat Penelitian Sekretariat Indonesia Vegetarian Society (IVS) Pekanbaru dan Pusdiklat Bumi Suci Maitreya Pekanbaru. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pola konsumsi dengan kejadian anemia, p value =0,921 (p > 0,05). Sedangkan asupan zat besi memiliki hubungan signifikan dengan kejadian anemia, p value= 0,001 (p < 0,005). Sebaiknya IVS mengadakan konseling dan penyuluhan pada wanita vegetarian agar asupan zat besi wanita vegetarian cukup dan yang terhindar dari anemia.


PROMOTOR ◽  
2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 145
Author(s):  
Hana Ilmi Khoiriyah ◽  
Fenti Dewi Pertiwi ◽  
Tika Noor Prastia

<p>Indonesia masuk kedalam negara ketiga dengan prevalensi <em>stunting </em>tertinggi di regional Asia Tenggara. Kabupaten Sukabumi merupakan daerah dengan kasus <em>stunting </em>yang tinggi dengan prevalensi 37,6%. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian <em>stunting </em>pada balita usia 24-59 bulan di Desa Bantargadung Kabupaten Sukabumi tahun 2019. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain <em>cross sectional</em>, populasi sebanyak 506 balita dengan sampel sebanyak 83 orang. Teknik sampling menggunakan <em>simple random sampling</em>. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner dan lembar <em>food recall </em>24 jam. Analisis data dilakukan dengan uji <em>chi-square</em>.</p><p>Hasil penelitian menunjukkan persentase responden yang stunting sebesar 38,6%. Analisis uji statistik menunjukkan adanya hubungan bermakna antara asupan energi (<em>p-value </em>0,001), ASI eksklusif (<em>p-value </em>0,001), MP-ASI (<em>p-value </em>0,039), praktik kebersihan dan sanitasi (<em>p-value </em>0,017), dan status ekonomi keluarga (<em>p-value </em>0,027) dengan kejadian <em>stunting </em>pada balita. Bagi pemerintah disarankan agar dapat berperan aktif khususnya bagi petugas kesehatan untuk menanggulangi kejadian <em>stunting </em>pada balita. Selain itu, diharapkan untuk masyarakat terutama ibu balita menerapkan pola makan gizi seimbang sehingga risiko <em>stunting </em>dapat berkurang.</p>


2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 92-99
Author(s):  
Aminah Aatinaa Adhyatma

Deteksi dini kanker serviks salah satunya melalui pemeriksaan Pap Smear, sebagai pemeriksaan sitologi untuk melihat adanya keganasan pada epitel serviks/ porsio. Salah satu masalah pelaksanaan Pap Smear umunya masih disebabkan karena masih rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan penduduk Indonesia mengenai pemeriksaan Pap Smear. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) dengan motivasi melakukan pemeriksaan Pap Smear di Desa Jetis Wilayah Kerja Puskesmas Jimbaran Tahun 2012. Desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik secara Cross Sectional pada wanita usia subur usia 35-40 tahun di Desa Jetis sebanyak 87 responden diambil dengan teknik Simple Random Sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner serta analisis data dengan menggunakan uji korelasi KendallTau (τ).Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan responden tentang Pap Smear kurang yaitu sebesar 62,1% sedangkan motivasi responden untuk melakukan pemeriksaan pap smear sebagian besar rendah yaitu sebesar 86,2%. Ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan wanita usia subur dengan motivasi melakukan pemeriksaan pap smear (p value <0,05) dan nilai τ = 0,281 memiliki makna ada hubungan arah positif, hal ini berarti perubahan pengetahuan yang baik akan mempengaruhi motivasi yang tinggi untuk melakukan pemeriksaan pap smear.


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Basok Buhari ◽  
Susi Widiawati ◽  
Anggi Ellijayanti

Latar Belakang: Praktik klinik merupakan proses pembelajaran di rumah sakit yang bertujuan untuk mengenal lebih awal bagi mahasiswa mengaplikasikan ilmu yang didapat untuk mengenal proses keperawatan. Lingkungan klinik rumah sakit merupakan satu-satunya sumber kecemasan terbesar bagi kalangan mahasiswa keperawatan Praktik klinik ini akan menimbulkan kecemasan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran preceptor dan pengetahuan mahasiswa dengan kecemasan mahasiswa terhadap pembelajaran praktik klinik dirumah sakit. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Subjek yang diteliti adalah mahasiswa keperawatan yang praktik klinik di RSUD Raden Mattaher Jambi. Penelitian ini telah dilakukan pada Tanggal 16 s/d 20 Juli Tahun 2019 dengan 6 Ruang Rawat Inap. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan simple random sampling sebanyak 43 responden. Metode pengambilan data dengan menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa. Penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat. Hasil: Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa terdapat 28 (65,1%) responden menyatakan peran preceptor baik, 25 (58,1%) responden memiliki pengetahuan yang baik dan 27 (62,8%) responden memiliki tingkat kecemasan normal terhadap pembelajaran praktik klinik di RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2019. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa hubungan pengetahuan mahasiswa dengan kecemasan mahasiswa terhadap pembelajaran praktik klinik di RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2019 (P-Value= 0,000). Saran: Diharapkan RSUD Raden Mattaher Jambi melakukan pelatihan secara berkala bagi preceptor. Penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi Rumah Sakit terkait peran preceptor dan pengetahuan mahasiswa yang dapat mempengaruhi kecemasan mahasiswa saat melakukan praktik klinik di Rumah Sakit. Kata Kunci: Pengetahuan Mahasiswa Keperawatan, Kecemasan, Peran Preceptor


2019 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
Author(s):  
Ria Wulandari ◽  
Sari Puspita

Latar belakang: Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang menjadi masalah serius saat ini. Hipertensi dikategorikan sebagai the silent disease atau the silent killer karena penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi atau tidak mengetahui sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Insiden hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia. Tujuan: untuk mengetahui hubungan Pengetahuan, Dukungan Keluarga, dan Peran Petugas Kesehatan dengan Kepatuhan Penderita Hipertensi dalam menjalani pengobatan di Puskesmas. Metode: Jenis penelitian ini menggunakan metode survey analilitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 65 orang dengan menggunakan tehnik simple random sampling. Hasil: Dari hasil analisa diperoleh bahwa ada hubungan pengetahuan (p-value 0,00), dukungan keluarga (p-value 0,00), peran petugas kesehatan (p-value 0,00), dengan dengan Kepatuhan Penderita Hipertensi dalam menjalani pengobatan. Saran: Disarankan dapat menjadi bahan masukan bagi Puskesmas untuk melakukan promosi kesehatan dengan penyuluhan tentang faktor-faktor resiko dan upaya pencegahan hipertensi yang dapat dilakukan masyarakat dan mengatur strategi untuk penanganan hipertensi dengan mengaktifkan kader PTM dengan melakukan screening sejak dini. Kata kunci    : Hipertensi, Pengetahuan, Dukungan Keluarga, Peran Petugas.


Author(s):  
Indra Agussamad ◽  
Maya Sari

Perawat merupakan petugas kesehatan dengan presentasi terbesar dan memegang peranan penting dalam pemberian pelayanan kesehatan.WHO (2013) mencatat, dari 39,47 juta petugas kesehatan di seluruh dunia, 66,7%-nya adalah perawat. Di Indonesia, perawat juga merupakan bagian terbesar dari tenaga kesehatan yang bertugas di rumah sakit yaitu sekitar 47,08% dan paling banyak berinteraksi dengan pasien. Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional study dengan jumlah sampel 72 perawat dengan menggunakan teknik simple random sampling,dan penelitian ini secara univariat dan bivariat dengan Chy-Square yang disajikan dalam bentuk tabel. Hasil menunjukkan bahwa terdapat adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan, pengawasan, motivasi, sikap dan ketersediaan alat terhadap kepatuhan perawat rawat inap dalam menggunakan alat pelindung diri dengan(p-value< 0,05).


2021 ◽  
Vol 6 (12) ◽  
pp. 6073
Author(s):  
Atni Primanadini ◽  
Cast Torizellia ◽  
Lisa Setia

Coronavirus Disease-2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia yang disebabkan oleh virus Sars Cov-2. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengetahuan dan perilaku gerakan mencuci tangan, menjaga jarak dan memakai masker terhadap angka kejadian Covid-19. Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional yaitu peneliti melakukan pengukuran variabel pada satu waktu tertentu yang bertujuan untuk mengetahui korelasi antara variabel. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Desa Indrasari yang berjumlah 5444 orang, sampel sebanyak 400 responden dengan tehnik pengambilan sampel Simple Random Sampling. Hasil analisis uji Chi-Square menunjukkan ada pengaruh yang antara pengetahuan (p-value= 0,000, OR=0,18) dan perilaku (p-value=0,000, OR=0,29) gerakan 3M terhadap angka kejadian Covid-19. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara pengetahuan dan perilaku gerakan 3M (mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak terhadap angka kejadian Covid-19


2015 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
Author(s):  
I Gusti Bagus Magitojaya ◽  
Jehosua S. V. Sinolungan ◽  
Lydia David

Abstract: Nowadays, phenomeneon of juvenile delinquency has been spreading widely. Particularly to students, they usually perform juvenile delinquency that would harm themselves and finally trouble their minds due to consquences they are going to face. This study aimed to investigate the comparison of anxiety levels among students who performed juvenile delinquency. This was an analytical observational study with a cross sectional design. Subjects were 86 students of Swadharma Mopugad High School and Swadharma Werdhi Agung Senior High School obtained by using simple random sampling. Data were analyzed by using T independent test with α=0.005. The T independent test showed a t value of 0.457 and a p value of 0.649 (> 0.005) which indicated that there was no significant difference of anxiety levels among students who performed juvenile delinquency in both high schools. Conclusion: There was no significant difference between anxiety levels of students who performed juvenile delinquency in Swadharma Mopugad Senior High School and Swadharma Werdhi Agung Senior High School.Keywords: juvenile delinquency, anxietyAbstrak: Fenomena kenakalan remaja makin meluas dewasa ini. Hal ini tentunya dapat menimbulkan kecemasan pada siswa yang melakukannya mengingat sanksi yang bisa diperoleh akibat perbuatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kecemasan siswa yang melakukan perilaku kenakalan remaja. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan potong lintang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu simple random sampling. Subyek penelitian ialah siswa kelas XI SMA Swadharma Mopugad dan siswa kelas XI SMA Swadharma Werdhi Agung dengan jumlah total 86 siswa. Data dianalisis dengan uji T Independent (α = 0,005). Hasil uji T Independent mendapatkan nilai t sebesar 0,457, p = 0,649, yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan tingkat kecemasan pada siswa yang melakukan kenakalan remaja di SMA Swadharma Mopugad dan SMA Swadharma Werdhi Agung. Simpulan: Tidak terdapat perbedaan tingkat kecemasan yang bermakna pada siswa yang melakukan kenakalan remaja di SMA Swadharma Mopugad dan SMA Swadharma Werdhi Agung.Kata kunci: kenakalan remaja, kecemasan


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document