FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 24-59 BULAN DI DESA BANTARGADUNG KABUPATEN SUKABUMI TAHUN 2019
<p>Indonesia masuk kedalam negara ketiga dengan prevalensi <em>stunting </em>tertinggi di regional Asia Tenggara. Kabupaten Sukabumi merupakan daerah dengan kasus <em>stunting </em>yang tinggi dengan prevalensi 37,6%. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian <em>stunting </em>pada balita usia 24-59 bulan di Desa Bantargadung Kabupaten Sukabumi tahun 2019. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain <em>cross sectional</em>, populasi sebanyak 506 balita dengan sampel sebanyak 83 orang. Teknik sampling menggunakan <em>simple random sampling</em>. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner dan lembar <em>food recall </em>24 jam. Analisis data dilakukan dengan uji <em>chi-square</em>.</p><p>Hasil penelitian menunjukkan persentase responden yang stunting sebesar 38,6%. Analisis uji statistik menunjukkan adanya hubungan bermakna antara asupan energi (<em>p-value </em>0,001), ASI eksklusif (<em>p-value </em>0,001), MP-ASI (<em>p-value </em>0,039), praktik kebersihan dan sanitasi (<em>p-value </em>0,017), dan status ekonomi keluarga (<em>p-value </em>0,027) dengan kejadian <em>stunting </em>pada balita. Bagi pemerintah disarankan agar dapat berperan aktif khususnya bagi petugas kesehatan untuk menanggulangi kejadian <em>stunting </em>pada balita. Selain itu, diharapkan untuk masyarakat terutama ibu balita menerapkan pola makan gizi seimbang sehingga risiko <em>stunting </em>dapat berkurang.</p>