scholarly journals PERBANDINGAN KECEMASAN SISWA YANG MELAKUKAN PERILAKU KENAKALAN REMAJA DI SMA SWADHARMA MOPUGAD DAN SMA SWADHARMA WERDHI AGUNG KECAMATAN DUMOGA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

2015 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
Author(s):  
I Gusti Bagus Magitojaya ◽  
Jehosua S. V. Sinolungan ◽  
Lydia David

Abstract: Nowadays, phenomeneon of juvenile delinquency has been spreading widely. Particularly to students, they usually perform juvenile delinquency that would harm themselves and finally trouble their minds due to consquences they are going to face. This study aimed to investigate the comparison of anxiety levels among students who performed juvenile delinquency. This was an analytical observational study with a cross sectional design. Subjects were 86 students of Swadharma Mopugad High School and Swadharma Werdhi Agung Senior High School obtained by using simple random sampling. Data were analyzed by using T independent test with α=0.005. The T independent test showed a t value of 0.457 and a p value of 0.649 (> 0.005) which indicated that there was no significant difference of anxiety levels among students who performed juvenile delinquency in both high schools. Conclusion: There was no significant difference between anxiety levels of students who performed juvenile delinquency in Swadharma Mopugad Senior High School and Swadharma Werdhi Agung Senior High School.Keywords: juvenile delinquency, anxietyAbstrak: Fenomena kenakalan remaja makin meluas dewasa ini. Hal ini tentunya dapat menimbulkan kecemasan pada siswa yang melakukannya mengingat sanksi yang bisa diperoleh akibat perbuatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kecemasan siswa yang melakukan perilaku kenakalan remaja. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan potong lintang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu simple random sampling. Subyek penelitian ialah siswa kelas XI SMA Swadharma Mopugad dan siswa kelas XI SMA Swadharma Werdhi Agung dengan jumlah total 86 siswa. Data dianalisis dengan uji T Independent (α = 0,005). Hasil uji T Independent mendapatkan nilai t sebesar 0,457, p = 0,649, yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan tingkat kecemasan pada siswa yang melakukan kenakalan remaja di SMA Swadharma Mopugad dan SMA Swadharma Werdhi Agung. Simpulan: Tidak terdapat perbedaan tingkat kecemasan yang bermakna pada siswa yang melakukan kenakalan remaja di SMA Swadharma Mopugad dan SMA Swadharma Werdhi Agung.Kata kunci: kenakalan remaja, kecemasan

2018 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
Author(s):  
Ni’matul Ulya ◽  
Pedvin Ratna Meikawati ◽  
Putri Andanawarih

Salah satu prinsip dasar PAUD memberikan rangsangan pendidikan mencakup semua aspek perkembangan anak termasuk perkembangan kemandirian anak.Salah satu hal penting dalam perkembangan anak umur 3-5 tahun adalah perkembangan sikap sosialnya.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan tingkat sosialisasi anak prasekolah (3-5 tahun) yang mengikuti PAUD dan tidak mengikuti PAUD.Penelitian menggunakan desain penelitian deskriptif komparatif dengan pendekatan cross sectional. Populasinya adalah 164 anak usia prasekolah (3-5 tahun) di Kelurahan Medono Kota Pekalongan. Teknik pengambilan sampel dengan simple random sampling untuk 40 anak prasekolah yang mengikuti PAUD dan quota sampling untuk 40 anak prasekolah yang tidak mengikuti PAUD. Analisis univariat menggunakan tabel distribusi frekuensi dari setiap variabel, sedangkan analisis bivariat menggunakan uji statistik kruskal wallis untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen.Hasil penelitian tingkat kemandirian anak yang mengikuti PAUD sebagian besar dalam kategori sedang (62,5 %) dan tidak mengikuti PAUD sebagian besar dalam kategori sedang (82,5 %) dan kurang (10 %). Melalui uji independent kruskal wallis didapatkan p value = 0,000 < α (0,05), sehingga disimpulkan ada perbedaan yang signifikan tingkat sosialisasi anak prasekolah yang mengikuti PAUD dan tidak mengikuti PAUD.Kata Kunci : Kemandirian, Anak Prasekolah, PAUDOne of the basic principles of early childhood education provides educational stimulation covering all aspects of child development including the development of child self-reliance. One important thing in the development of children aged 3-5 years is the development of social attitudes. The purpose of this study to determine the difference in the level of socialization of preschoolers (3-5 years ) who follow PAUD and do not follow PAUD.The research used descriptive comparative research design with cross sectional approach. The population is 164 preschoolers (3-5 years old) in Medono Urban Pekalongan City. Sampling technique with simple random sampling for 40 preschool children who follow PAUD and quota sampling for 40 preschool children who do not follow PAUD. The univariate analysis used the frequency distribution table of each variable, while the bivariate analysis used a crucial wallist statistic test to test the comparative hypothesis of two independent samples.The results of the research on the independence level of children following the early childhood education were mostly in the medium category (62.5%) and did not follow the PAUD mostly in the medium category (82.5%) and less (10%). Through independent test kruskal wallis obtained p value = 0,000 <α (0,05), so it is concluded there is significant difference of level of socialization of preschool children who follow early childhood and not follow PAUD.Keywords: Independence, preschool children, PAUD


2019 ◽  
Vol 3 (4) ◽  
pp. 310
Author(s):  
Nurul Maulid Dya ◽  
Sri Adiningsih

Background: Puberty is a period that occurs in adolescence. Puberty in young women is characterized by the occurrence of menarche. Adolescent is an age group that is prone to menstrual disorders, one of which is an abnormal menstrual cycle. Abnormal menstrual cycles can be predictors of reproductive health problems. One of the factors that causes an abnormal menstrual cycle is nutritional status.Objective: This study aimed to analyze the relationship between nutritional status and menstrual cycles in female students of Islamic Senior High School Lamongan.Method: This cross-sectional designed study was conducted on the 10th and 11th-grade students of Islamic Senior High School 1, Lamongan. The determination of the sample was done by simple random sampling to choose 83 students. Data related to the menstrual cycle was obtained by interview using a questionnaire. Nutrition status data was obtained by measuring height, weight. Nutritional status was classified by using the BMI/U z-score table values for girls aged 5-18 years from the Indonesian Ministry of Health. Data analyzed using the Spearman correlation test with α = 0.05.Results: The results showed that respondents with normal nutritional status (66.3%) mostly had normal menstrual cycles (62.7%). Respondents with obesity tend to experience abnormal menstrual cycles (71.4%). Based on the results of statistical tests, it was known that there was a relationship between nutritional status with the menstrual cycle (p = 0.036).Conclusions: There was a relationship between nutritional statuses with the female students’ menstrual cycle of Islamic Senior High School 1, Lamongan ABSTRAKLatar Belakang: Salah satu fase dalam pekembangan manusia adalah masa remaja. Masa pubertas merupakan masa yang terjadi pada masa remaja. Pubertas pada remaja putri ditandai dengan terjadinya menarche. Remaja perempuan merupakan kelompok usia yang rentan mengalami gangguan menstruasi seperti siklus menstruasi yang tidak normal. Salah satu faktor yang menyebabkan siklus menstruasi yang tidak normal yaitu status gizi.Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara status gizi dengan siklus menstruasi siswi MAN 1 Lamongan.Metode: Analitik observasional merupakan jenis dari penelitian ini dan cross sectional merupakan desain pada penelitian ini. Populasi pada penelitian ini merupakan siswi kelas X dan XI Madrasah Aliyah Negeri 1 Lamongan (MAN 1 Lamongan). Penentuan sampel dilakukan dengan simple random sampling dan didapatkan besar sampel adalah 83 siswi. Data terkait siklus menstruasi didapatkan dengan wawancara menggunakan kuisioner. Data status gizi didapatkan dengan melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan. Status gizi diklasifikasikan dengan menggunakan nilai tabel z-score IMT/U untuk anak perempuan usia 5-18 tahun dari kemenkes RI. Analisis data menggunakan uji korelasi spearman dengan α = 0,05.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan status gizi normal (66,3%) sebagian besar memiliki siklus menstruasi yang normal (62,7%). Responden dengan status gizi yang tidak normal cenderung mengalami siklus menstruasi yang tidak normal. Berdasarkan hasil uji statistik, diketahui bahwa terdapat hubungan antara status gizi dengan siklus menstruasi dengan nilai p = 0,036.Kesimpulan: Terdapat hubungan antara status gizi dengan siklus menstruasi siswi MAN 1 Lamongan.


Author(s):  
Evin Novianti ◽  
Noer Aeni Zam Zam Mia

Abstrak Latar belakang: Masa remaja dianggap sebagai transisi antara masa kanak-kanak ke masa dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik atau biologis, kognitif dan psikososial. Perubahan yang dialami selama masa remaja berbagai masalah internal dan eksternal pada remaja yang dapat berupa stres, salah satunya adalah bullying. Dukungan sosial dibutuhkan remaja untuk menjalani masa transisi. Studi ini ditujukan untuk menilai pengaruh dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasan pada remaja yang mengalami bullying di SMA Negeri 7 Jakarta. Metode: Studi Cross Sectional dengan simple random sampling dari Februari sampai Juni 2020 di SMA Negeri 7 Jakarta. Jumlah sampel penelitian 148 responden yang diwawancarai secara daring menggunakan google form. Uji Korelasi Pearson dan uji T-Independent digunakan untuk menganalisis data. Hasil: Studi ini menemukan pengaruh hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pada remaja pelaku bullying di SMA Negeri 7 Jakarta (p value=0,000). Kesimpulan: Perawat dapat memberikan edukasi terkait kecemasan yang dialami remaja dengan bullying, sekolah diharapkan dapat memberikan bimbingan konseling kepada siswa yang menjadi korban dan pelaku bullying, dan bagi keluarga khususnya orang tua diharapkan dapat meningkat. dukungan untuk anak remaja mereka.   The Effect of Family Support on Anxiety Levels in Teenagers Experience Bullying Abstract Background: Adolescence is considered as a transition between childhood to adulthood characterized by physical or biological, cognitive and psychosocial changes. Changes experienced during adolescence are various internal and external problems in adolescents which can be in the form of stress, one of which is bullying. Social support is needed by adolescents to undergo a transition period. This study aimed to determine the effect of family support and anxiety levels in adolescents with bullying at SMA Negeri 7 Jakarta. Methods: A cross sectional study was done from February to June 2020 at SMA Negeri 7 Jakarta. Total 148 students were selected using simple random sampling who were interviewed online using google form. Pearson Correlation Test and T-Independent test was performed to analysed the data. Results: The results of this study found that there was a relationship between family support and the level of anxiety among bullying adolescents at SMA Negeri 7 Jakarta (p value = 0,000). Conclusion: Nurses can provide education regarding the anxiety experienced by adolescents with bullying, schools are expected to provide counseling guidance to students who are victims and perpetrators of bullying, and for families, especially parents, it is expected to increase. support for their teenagers.


Author(s):  
Leny Leny

ABSTRACT   Adolescence is a period of transition from the early days of children up to early adulthood, which entered at the age of about 10 to 12 years and ended at the age of 18 years to 22 years. The purpose of this study was to determine the relationship between knowledge and media pornography to sexual behavior of students / Senior high school  Bakti Ibu 8 Palembang in 2011. The design of this study using the analytic survey using cross sectional approach using random sampling method. In a proportional stratified random sampling technique in which the variables studied were the independent variables (knowledge and pornographic media) and independent variables (sexual behavior). Samples in this study were part of students / class XI student in Senior high school Bakti Ibu 8  Palembang 2011 that totaled 150 students. These results indicate that respondents who had sex as many as 29 people (19.4%) and that did not have sex as many as 121 people (80.6%), good knowledge of the respondents as many as 132 people (88%) and lack of knowledge as many as 18 people (12%), respondents pornographic media as much as 9 persons (6.38%) and respondents are not pornographic media 141 people (93.62%). From the results of Chi-Square test statistic found a significant association between knowledge and sexual behavior in adolescents where (p value = 0.006). The study is expected to be the guardians of education by parents of students further enhance the fabric of communication between them in the teenage years watching his protege.   ABSTRAK   Masa Remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak-anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira-kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan media pornografi dengan perilaku seksual siswa/siswi SMA Bakti Ibu 8 Palembang tahun 2011. Desain penelitian ini menggunakan survey analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional dengan menggunakan metode random sampling. Dalam teknik stratified proporsional random sampling dimana variabel yang diteliti adalah variabel independen (pengetahuan dan media pornografi) dan variabel independen (perilaku seks). Sampel pada penelitian ini adalah sebagian siswa/siswi kelas XI di SMA Bakti Ibu 8 Palembang Tahun 2011 yang berjumlah 150 siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang melakukan seks sebanyak 29 orang (19,4%) dan yang tidak melakukan seks sebanyak 121 orang (80,6%), responden pengetahuan baik sebanyak 132 orang (88%) dan pengetahuan kurang sebanyak 18 orang (12%), responden media pornografi sebanyak 9 orang (6,38%) dan responden tidak media pornografi 141 orang (93,62%). Dari hasil uji statistik Chi-Square didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan perilaku seks pada remaja dimana (p value =0,006). Penelitian ini diharapkan agar pihak pendidikan dengan orang tua wali murid lebih meningkatkan lagi jalinan komunikasi antar mereka dalam mengawasi masa-masa remaja anak didiknya.    


2014 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
Author(s):  
Wulan Tuerah ◽  
Aaltje Manampiring ◽  
Fatimawali .

Abstract: Obesity is a multifactorial disease, which is caused by excessive accumulation of fat tissue. So that it can be detrimental to health. Children who had obesity tend to have obesity during their adulthood.  The school age of children have risks to get obesity. Ignoring breakfast and tend to consume fast food, tend to make teenagers at risk of suffering obesity.The research aim to identify the obese prevalence of adolescent at Tumou Tou Christian Senior High School Bitung City. The method of research used cross sectional descriptive approach. Samples were taken of 137 people aged 13-18 years by using simple random sampling. Based on the results of waist circumference there were 17 students obtained obese category. However, by using IMT examination there were only 5 students found obese category. Therefore, it can be concluded that the prevalence of obesity in adolescent is equal to 12.40% of the sample, and consists of 2.91% boys and 9.5% among girls. Keyword: Obesity, Adolescent, Tumou Tou Christian Senior High School Bitung City.   Abstrak: Obesitas merupakan suatu penyakit multifaktorial, yang terjadi akibat akumulasi jaringan lemak berlebihan, sehingga dapat mengganggu kesehatan. Obesitas pada anak adalah faktor penentu yang sangat penting terhadap obesitas pada usia dewasa. Salah satu kelompok umur yang berisiko terjadinya obesitas adalah kelompok umur usiasekolah. Gaya hidup remaja saat ini yang sering melewatkan sarapan dan lebih suka mengkonsumsi fast food serta cenderung sedentary life style, membuat remaja berisiko untuk menderita obesitas. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui prevalensi obesitas pada remaja di SMA Kristen Tumou Tou Kota Bitung. Jenis penelitian yang digunakan bersifat cross sectional dengan pendekatan deskriptif.Sampel yang diambil sebanyak 137 orang  dengan usia 13-18 tahun di SMA Kristen Tumou Tou Kota Bitung secara simple random sampling. Berdasarkan hasil pemeriksaan lingkar pinggang pada 137 populasi didapatkan 17 siswa termasuk dalam kategori obesitas, namun dengan menggunakan pemeriksaan IMT ditemukan 5 orang siswa yang mengalami obesitas, sehingga dapat disimpulkan prevalensi obesitas pada remaja adalah sebesar 12,40% yang terdiri dari 2,91%  remaja laki-laki dan 9,5% remaja perempuan. Kata kunci: Obesitas, Remaja, SMA Kristen Tumou Tou Kota Bitung.


2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 92-99
Author(s):  
Aminah Aatinaa Adhyatma

Deteksi dini kanker serviks salah satunya melalui pemeriksaan Pap Smear, sebagai pemeriksaan sitologi untuk melihat adanya keganasan pada epitel serviks/ porsio. Salah satu masalah pelaksanaan Pap Smear umunya masih disebabkan karena masih rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan penduduk Indonesia mengenai pemeriksaan Pap Smear. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) dengan motivasi melakukan pemeriksaan Pap Smear di Desa Jetis Wilayah Kerja Puskesmas Jimbaran Tahun 2012. Desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik secara Cross Sectional pada wanita usia subur usia 35-40 tahun di Desa Jetis sebanyak 87 responden diambil dengan teknik Simple Random Sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner serta analisis data dengan menggunakan uji korelasi KendallTau (τ).Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan responden tentang Pap Smear kurang yaitu sebesar 62,1% sedangkan motivasi responden untuk melakukan pemeriksaan pap smear sebagian besar rendah yaitu sebesar 86,2%. Ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan wanita usia subur dengan motivasi melakukan pemeriksaan pap smear (p value <0,05) dan nilai τ = 0,281 memiliki makna ada hubungan arah positif, hal ini berarti perubahan pengetahuan yang baik akan mempengaruhi motivasi yang tinggi untuk melakukan pemeriksaan pap smear.


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Basok Buhari ◽  
Susi Widiawati ◽  
Anggi Ellijayanti

Latar Belakang: Praktik klinik merupakan proses pembelajaran di rumah sakit yang bertujuan untuk mengenal lebih awal bagi mahasiswa mengaplikasikan ilmu yang didapat untuk mengenal proses keperawatan. Lingkungan klinik rumah sakit merupakan satu-satunya sumber kecemasan terbesar bagi kalangan mahasiswa keperawatan Praktik klinik ini akan menimbulkan kecemasan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran preceptor dan pengetahuan mahasiswa dengan kecemasan mahasiswa terhadap pembelajaran praktik klinik dirumah sakit. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Subjek yang diteliti adalah mahasiswa keperawatan yang praktik klinik di RSUD Raden Mattaher Jambi. Penelitian ini telah dilakukan pada Tanggal 16 s/d 20 Juli Tahun 2019 dengan 6 Ruang Rawat Inap. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan simple random sampling sebanyak 43 responden. Metode pengambilan data dengan menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa. Penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat. Hasil: Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa terdapat 28 (65,1%) responden menyatakan peran preceptor baik, 25 (58,1%) responden memiliki pengetahuan yang baik dan 27 (62,8%) responden memiliki tingkat kecemasan normal terhadap pembelajaran praktik klinik di RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2019. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa hubungan pengetahuan mahasiswa dengan kecemasan mahasiswa terhadap pembelajaran praktik klinik di RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2019 (P-Value= 0,000). Saran: Diharapkan RSUD Raden Mattaher Jambi melakukan pelatihan secara berkala bagi preceptor. Penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi Rumah Sakit terkait peran preceptor dan pengetahuan mahasiswa yang dapat mempengaruhi kecemasan mahasiswa saat melakukan praktik klinik di Rumah Sakit. Kata Kunci: Pengetahuan Mahasiswa Keperawatan, Kecemasan, Peran Preceptor


2019 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
Author(s):  
Ria Wulandari ◽  
Sari Puspita

Latar belakang: Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang menjadi masalah serius saat ini. Hipertensi dikategorikan sebagai the silent disease atau the silent killer karena penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi atau tidak mengetahui sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Insiden hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia. Tujuan: untuk mengetahui hubungan Pengetahuan, Dukungan Keluarga, dan Peran Petugas Kesehatan dengan Kepatuhan Penderita Hipertensi dalam menjalani pengobatan di Puskesmas. Metode: Jenis penelitian ini menggunakan metode survey analilitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 65 orang dengan menggunakan tehnik simple random sampling. Hasil: Dari hasil analisa diperoleh bahwa ada hubungan pengetahuan (p-value 0,00), dukungan keluarga (p-value 0,00), peran petugas kesehatan (p-value 0,00), dengan dengan Kepatuhan Penderita Hipertensi dalam menjalani pengobatan. Saran: Disarankan dapat menjadi bahan masukan bagi Puskesmas untuk melakukan promosi kesehatan dengan penyuluhan tentang faktor-faktor resiko dan upaya pencegahan hipertensi yang dapat dilakukan masyarakat dan mengatur strategi untuk penanganan hipertensi dengan mengaktifkan kader PTM dengan melakukan screening sejak dini. Kata kunci    : Hipertensi, Pengetahuan, Dukungan Keluarga, Peran Petugas.


Author(s):  
Indra Agussamad ◽  
Maya Sari

Perawat merupakan petugas kesehatan dengan presentasi terbesar dan memegang peranan penting dalam pemberian pelayanan kesehatan.WHO (2013) mencatat, dari 39,47 juta petugas kesehatan di seluruh dunia, 66,7%-nya adalah perawat. Di Indonesia, perawat juga merupakan bagian terbesar dari tenaga kesehatan yang bertugas di rumah sakit yaitu sekitar 47,08% dan paling banyak berinteraksi dengan pasien. Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional study dengan jumlah sampel 72 perawat dengan menggunakan teknik simple random sampling,dan penelitian ini secara univariat dan bivariat dengan Chy-Square yang disajikan dalam bentuk tabel. Hasil menunjukkan bahwa terdapat adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan, pengawasan, motivasi, sikap dan ketersediaan alat terhadap kepatuhan perawat rawat inap dalam menggunakan alat pelindung diri dengan(p-value< 0,05).


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 158
Author(s):  
Ahmad Zubairi ◽  
Nova Seftiana

Introduction: Early marriage that occurs cannot be separated from parental support, they have the perception that marrying off their children at an early age to keep their children safe, and put pressure on children not to continue their education due to low economics. Methods: To find out how the relationship between parenting families with the perception of early marriage in adolescents, Knowing the description of parenting patterns for early marriage in adolescents. Research Methods: This study is a quantitative study, with a descriptive correlation type of design. Samples were taken through random sampling with a cross sectional approach. Results: From the results of bivariate analysis using the chi square test, the p-value of 0.038 (<0. 05) can be concluded so that it can be concluded that there is a relationship between family parenting patterns and perceptions of early marriage in adolescents in Senior High School 1 Plus Computer Nerwork Engineering in 2021. Conclusion: The results of the respondents were 50 female students and 30 male students. The results of the respondents' parenting in the family were 42.5% good, 57.5% good enough, and 0 bad parenting


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document