PERANAN PENDAMPING SOSIAL DALAM PENANGANAN KASUS KEKERASAN TERHADAP ANAK PADA PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK (P2TP2A)

2020 ◽  
Vol 2 (01) ◽  
pp. 39-51
Author(s):  
Maulida ◽  
Syaiful ◽  
Yusuf M. Jamil

Kekerasan terhadap anak dapat diartikan sebagai setiap perbuatan terhadap anak yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, mental, seksual, psikilogis, termasuk penelantaran dan merendahkan martabat anak Dalam menjalankan kehidupannya, banyak diantara anak-anak yang mendapatkan haknya dan dapat tumbuh berkembang dengan baik, namun masih ada anak-anak yang tidak terpenuhi haknya sehingga mereka mengalami tindak kekerasan, maka untuk itu peneliti ingin meneliti lebih lanjut peranan pendamping sosial dalam penanganan kasus kekerasan terhadap anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) kompetensi pendamping sosial pada P2TP2A Kabupaten Aceh Selatan; (2)  bentuk-bentuk kekerasan yang dihadapi oleh anak pada P2TP2A Kabupaten Aceh Selatan; (3) prosedur pendampingan sosial yang harus dilakukan oleh pendamping sosial dalam penanganan kasus kekerasan terhadap anak pada P2TP2A Kabupaten Aceh Selatan. penelitian ini  merupakan penelitian lapangan (field research) yang bersifat kualitatif dengan menggunakan metode studi deskriptif untuk menggali informasi supaya dapat memenukan penjelasan mengenai peranan pendamping sosial dalam penanganan kasus KTA. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini berjumlah dua orang dengan rincian satu orang kutua devisi pendidikan dan pelayanan pendampingan kasus dan satu orang pendamping sosial yang ada di P2TP2A Kabupaten Aceh Selatan ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Adapun teknik pengolahan data dan analisis data dilakuakan dengan tiga langkah yaitu: data reduction, data display dan conclusion drawing/verification. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) kompetensi pendamping sosial ditinjau dari segi jenjang pendidikan, standar kompetensi seorang pendamping sosial belum tercapai karena latar belakang pendidkan; (2) bentuk-bentuk kekerasan terhadap anak yang terjadi di P2TP2A adalah kekerasan fisik, psikis, seksual dan penelantaran, kasus inilah yang sering pendamping sosial damping; (3) Prosedur pendampingan yang di berikan oleh pihak P2TP2A terhadap korban/klien sudah berjalan dengan baik, dilihat dari prosedur dan layanan yang diberikan oleh pendamping sosial terhadap klien dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi klien tersebut. Maka dari itu dapat dikatakan bahwasanya perenan pendamping sosial sangat dibutuhkan untuk membantu klien dalam menyelesaikan permasalahannya.

2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 14-23
Author(s):  
Joni Joni ◽  
Melvi Lesmana Alim

Perubahan system perkuliahan dari tatap muka menjadi daring yang disebabkan munculnya wabah Covid-19, sedikit banyaknya telah membawa pengaruh cara belajar mahasiswa SI PG-PAUD. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapat mahasiswa Semester V terhadap perkuliahan daring dan apa faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi mahasiswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian field research, Adapun yang menjadi populasi yang peneliti ambil adalah mahasiswa semester V dengan teknik purposive sampling, sementara teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dolumentasi, model analisis data yang digunakan adalah model Miles dan Huberman yaitu dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, meliputi data reduction, data display, conclusion. Disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan perkuliahan daring mahasiswa semester V terpecah menjadi 2 kubu pro dengan alasan lebih banyak waktu bisa mengerjakan pekerjaan lain adapun kubu kontra dengan alasan perkuliahan kurang efektif dan efesien, untuk kelebihan sepakat dengan perkuliahan dapat dilakukan dari rumah masing, dan kekurangan masih terkendala sinyal yang kurang bagus, untuk nilai (IPK) mayoritas meningkat dari IPK semester sebelumnya.


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 39-51
Author(s):  
Maulida Maulida ◽  
M. Jamil Yusuf ◽  
Syaiful Indra

Abstrak. Kekerasan terhadap anak dapat diartikan sebagai setiap perbuatan terhadap anak yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, mental, seksual, psikilogis, termasuk penelantaran dan merendahkan martabat anak Dalam menjalankan kehidupannya, banyak diantara anak-anak yang mendapatkan haknya dan dapat tumbuh berkembang dengan baik, namun masih ada anak-anak yang tidak terpenuhi haknya sehingga mereka mengalami tindak kekerasan, maka untuk itu peneliti ingin meneliti lebih lanjut peranan pendamping sosial dalam penanganan kasus kekerasan terhadap anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) kompetensi pendamping sosial pada P2TP2A Kabupaten Aceh Selatan; (2)  bentuk-bentuk kekerasan yang dihadapi oleh anak pada P2TP2A Kabupaten Aceh Selatan; (3) prosedur pendampingan sosial yang harus dilakukan oleh pendamping sosial dalam penanganan kasus kekerasan terhadap anak pada P2TP2A Kabupaten Aceh Selatan. penelitian ini  merupakan penelitian lapangan (field research) yang bersifat kualitatif dengan menggunakan metode studi deskriptif untuk menggali informasi supaya dapat memenukan penjelasan mengenai peranan pendamping sosial dalam penanganan kasus KTA. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini berjumlah dua orang dengan rincian satu orang kutua devisi pendidikan dan pelayanan pendampingan kasus dan satu orang pendamping sosial yang ada di P2TP2A Kabupaten Aceh Selatan ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Adapun teknik pengolahan data dan analisis data dilakuakan dengan tiga langkah yaitu: data reduction, data display dan conclusion drawing/verification. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) kompetensi pendamping sosial ditinjau dari segi jenjang pendidikan, standar kompetensi seorang pendamping sosial belum tercapai karena latar belakang pendidkan; (2) bentuk-bentuk kekerasan terhadap anak yang terjadi di P2TP2A adalah kekerasan fisik, psikis, seksual dan penelantaran, kasus inilah yang sering pendamping sosial damping; (3) Prosedur pendampingan yang di berikan oleh pihak P2TP2A terhadap korban/klien sudah berjalan dengan baik, dilihat dari prosedur dan layanan yang diberikan oleh pendamping sosial terhadap klien dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi klien tersebut. Maka dari itu dapat dikatakan bahwasanya perenan pendamping sosial sangat dibutuhkan untuk membantu klien dalam menyelesaikan permasalahannya.


Author(s):  
Eliana Krisna Wati ◽  
Suyatno Suyatno ◽  
Widodo Widodo

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) Latar belakang penerapan program sekolah ramah anak di SD N Kasihan, 2) Strategi penerapan sekolah ramah anak di SD N Kasihan, dan 3. Dampak penerapan sekolah ramah anak terhadap perkembangan belajar anak. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis studi kasus. Subjek penelitian teridiri dari kepala sekolah, guru, orang tua dan siswa. Penentuan subjek penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan model Miles & Huberman, yaitu data reduction, data display, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Penerapan program sekolah ramah anak didasari karena para siswa di SD N Kasihan sebagian besar pernah mengalami kekerasan baik secara verbal maupun non-verbal. Selain itu, program didukung oleh adanya tekad dan komitmen para guru serta adanya keinginan untuk meningkatkan mutu pendidikan. 2) Implementasi program sekolah ramah anak di Sekolah Dasar Negeri Kasihan dilakukan melalui tahapan sosialisasi, pembinaan soliditas guru, pembiasaan, dan memasukan nilai-nilai sekolah ramah anak dalam proses pembelajaran. 3) Dampak program sekolah ramah anak terlihat dari terbentuknya karakter anak, siswa merasa senang dengan proses pembelajaran di sekolah, dan meningkatnya peran aktif orangtua untuk ikut menerapkan pendidikan ramah anak.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 70-81
Author(s):  
Yosi Azari ◽  
Delmira Syafrini

Latar belakang penelitian ini adalah problematika sistem pembelajaran kombinasi daring dan luring pada mata pelajaran sosiologi, tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan problematika sistem pembelajaran kombinasi daring dan luring pada mata pelajaran sosiologi kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Ranah Pesisir, Adapun dalam penelitian ini menggunakan dua teori yang pertama teori struktural fungsional oleh Talcott Parsons, di dalam teori ini terdapat konsep AGIL. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, dengan tipe penelitian studi kasus, pemilihan informan dilakukan secara purposive sampling dengan 20 orang informan, pengumpulan data secara observasi. Wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Data Reduction (Reduksi Data), Data Display (Penyajian Data), dan Conclusion Drawing/ Verification (Penarikan Kesimpulan). Lokasi penelitian di SMA Negeri 1 Ranah Pesisir, Kabupaten Pesisir Selatan. Hasil penelitian yang peneliti lakukan selama berada di lapangan yaitu di SMA Negeri 1 Ranah Pesisir pelaksanaan pembelajaran kombinasi daring dan luring memilki problematika yang dirasakan siswa adalah 1) Siswa kesulitan dalam menyesuaikan diri terhadap pembelajaran kombinasi, 2) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan pembelajaran kombinasi daring/luring, 3) Kurangnya motivasi siswa dalam pembelajaran kombinasi daring/luring, 4) Hasil belajar siswa rendah , 5) Siswa tidak mampu membeli paket internet, 6) Kesulitan siswa dalam mengakses jaringan internet. dan guru dalam melaksanakan sistem pembelajaran kombinasi daring/luring. adapun problematika sistem pembelajaran kombinasi daring/luring pada mata pelajaran sosiologi yang berasal dari guru yaitu: 1) Guru tidak memiliki skill/pengetahuan dalam pembelajaran kombinasi daring/luring, 2) Guru kesulitan dalam memberikan penilaian pada pembelajaran kombinasi, 3) Tidak efektifnya waktu mengajar guru, 4) kemampuan guru sosiologi menggunakan teknologi informasi terbatas, 5) Keterbatasan sarana dan prasarana.


2019 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 171
Author(s):  
MAHMUDATUS SA’DIYAH ◽  
MOCH. AMINNUDIN

This study discusses to study the practices, strengths and weaknesses and solutions that support the wakalah contract on murabaha financing products in BMTs in Jepara Regency. The type of this research is field research by obtaining qualitative. Data collection by interview, observation and documentation. Data reduction analysis techniques, data display and drawing conclusions / verification. The results showed that the practice of wakalah on murabaha financing products in BMT in Jepara Regency was BMT and the agreement to negotiate using a wakalah agreement and the transfer of funds after discussing a two-sided agreement, then BMT provided the hands asking for buying and selling letters and letters in question, then to buy goods to the supplier then send the goods to the buyer to BMT, then send to the buyer at BMT in accordance with the initial agreement. The advantage of wakalah practice on murabaha financing products in BMT is to build high trust between BMT and funds to translate in financing. The disadvantage is that most that do not deserve to understand BMT financing products, lack of openness about the business conditions to be funded, need deviations from the agreed agreement. The fix is to stick to the principle 5C and consider three important aspects of financing, which are safe, efficient, and profitable.


Author(s):  
Salami Mahmud ◽  
Azizah Azizah

Bencana gempa dan tsunami kembali terjadi di Pandeglang Banten pada 22 Desember 2018  sebagai dampak dari aktivitas anak gunung Krakatau. Setidaknya korban tewas sebanyak 430 orang, korban luka-luka 1.495 orang, 159 orang hilang, dan 21.991 orang harus diungsikan dari rumahnya. Dari jumlah secara keseluruhan, duapertiganya adalah anak-anak dan perempuan karena ini adalah kelompok yang paling rentan. Saat masa tanggap darurat, pemerintah dan masyarakat hanya fokus pada proses evakuasi, recovery, dan rehabilitasi. Tapi upaya meningkatkan daya tahan diri (resilience) perempuan kurang menjadi perhatian. Tujuan penelitian ini difokuskan untuk menjawab pertanyaan; (1) Bagaimanakah upaya yang dilakukan pemerintah terhadap penguatan pengetahuan dan keterampilan perempuan bencana alam di Pandeglang Banten?, (2) Bagaimanakah implikasi program penguatan perempuan terhadap resiliensi para perempuan yang ada di Pandeglang Banten?. Penelitian lapangan ini bersifat deskriptif kualitatif. Sumber dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan teknik purposive sampling, dan ditentukanlah sebanyak enam orang responden yang berasal dari tiga desa yang mengalami dampak terparah dengan karakteristik yaitu; perempuan yang berusia antara 20-40 tahun dan sudah menikah, pernah tinggal di kamp pengungsian, dan rumahnya mengalami kerusakan yang parah. Teknik dan alat pengumpulan data ditempuh dengan langkah observasi, wawancara serta studi dokumentasi. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan cara data reduction, data display dan conclusion drawing/ verification. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa terdapat empat program mitigasi bencana yang telah dilakukan pemerintah guna memberikan penguatan pengetahuan dan keterampilan perempuan yang menjadi korban bencana gempa dan tsunami di Pandeglang Banten. Implikasi program penguatan perempuan terhadap resiliensi para perempuan tersebut sudah menunjukkan suatu pencapaian. Dimana pengalaman dalam menghadapi tantangan dan kesulitan hidup pasca musibah, mampu mengembangkan keterampilan hidupnya, seperti kemampuan yang realistik dalam membuat rencana hidup dan mampu mengambil langkah yang tepat bagi keberlangsungan hidupnya. Di samping itu, mereka dapat mengembangkan cara untuk mengubah keadaan yang penuh tekanan menjadi sebuah kesempatan untuk pengembangan diri pribadi di masa mendatang.  Kata kunci : resiliensi, perempuan, bencana alam


2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 43-52
Author(s):  
Hiasinta Sabeni ◽  
Emei Dwinanarhati Setiamandani

Pelayanan publik merupakan sebuah tolak ukur kinerja pemerintah yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan masyarakat pada umumnya. Melalui penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan pemerintah, masyarakat dapat mengukur standar dan kualitas pelayanan yang diberikan pemerintah terhadap masyarakat sebagai obyek kebijakan publik. Sehingga sebagai wujud dari penyelenggaraan Negara yang demokrasi, maka masyarakat memiliki hak untuk menyampaikan pengaduaan terhadap nilai (value) dari kualitas pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Lokasi yang dipilih untuk melihat obyektifitas masalah yang sedang diteliti di Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Malang. Dengan menggunakan metode pengumpulan data melalui purposive sampling peneliti memilih tiga informan diantaranya, kasubag program dan pelaporan, kasubag umum dan kepegawaian dan masyarakat. Pengumpulan data penelitan menggunakan prinsip triangulasi teknik melalui wawancara, observasi dan dokumentasi, yang kemudian hasilnya akan diolah dan dianalisa sesuai dengan konsep yang sistematis yakni proses reduksi data (reduction), penyajian data (display) dan penarikan kesimpulan atau verifikasi data (verivication).


2018 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 79
Author(s):  
S Sunyoto

<p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan nilai kearifan lokal yang terkandung di dalam tradisi bersih kali di Desa Baosan Kidul Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo dan potensinya sebagai sumber pembelajaran IPS SD. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif etnografi dengan memanfaatkan sumber data primer dan sumber data sekunder. Informan ditentukan dengan teknik purposive sampling. Data primer diperoleh dari informan melalui wawancara, observasi dan pencatatan dokumentasi. Sedangkan analisa data analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman yang meliputi reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), serta penarikan kesimpulan dan verifikasi (<em>conclusion drawing/verification</em>). Hasil penelitian memberi gambaran bahwa Tradisi Bersih Kali adalah sebuah tradisi turun temurun yang dimiliki oleh masyarakat Desa Baosan Kidul, yang memiliki nilai-nilai kearifan lokal diantaranya: tanggung jawab, rela berkorban, persatuan atau kerukunan, gotong royong, hormat menghormati, religi, spiritual, dan estetika. Oleh karenanya Tradisi Bersih Kali ini berpotensi sebagai salah satu sumber pembelajaran kajian Mata Pelajaran IPS kelas 5 Sekolah Dasar.</p><p> </p><p> </p>


2021 ◽  
pp. 32-40
Author(s):  
Nur Handayani ◽  
Dede Risa Nurmayanti ◽  
Riant Nugroho

Abstract This study aims to determine how the implementation of integrated sub-district administrative services (PATEN) in Kalijati District, Subang Regency, West Java Province. The method used is a qualitative method with a descriptive approach. Informants were determined by the purposive sampling technique. Data were collected by using observation, interview, and documentation techniques. Analyzed through the stages of data reduction (data reduction), data presentation (data display), and conclusions drawing (verification). This study uses the policy implementation criteria of Donald van Metter and Carl van Horn which consists of 6 indicators. The results show that the implementation of the PATEN policy at Kalijati District is carried out quite well. It is evident from the 6 criteria that there are still things that need to be optimized. This can be seen (1) the criteria for the size and objectives of the policy are clear but need to be more informed, (2) the criteria for resources from the HR side need to increase discipline in terms of facilities resources, there needs to be an information board at the front office, (3) the criteria for the characteristics of implementing agents, (4) the criteria for the attitude or disposition of the implementers show a friendly, polite and good attitude but sometimes there are still delays, (5) the criteria for inter-organizational communication and implementing activities are that communication between organizations runs smoothly and is conducive because it refers to service standards determined and (6) the criteria of the economic, social and political environment are very supportive. Economically, it does not burden the community, even because of the openness in service and socially, the community feels facilitated by the PATEN policy. On this basis, it is necessary to optimize resources, both human resources such as increasing discipline and ability, both technical and functional, and supporting resources such as information boards. Keywords: Implementation, Policy, Service Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi pelayanan administrasi terpadu kecamatan (PATEN) di Kecamatan Kalijati Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan  pendekatan deskriptif. Informan ditentukan dengan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Dianalisis melalui tahapan reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan (conclusion drawing/ verification). Penelitian ini menggunakan kriteria  Implementasi kebijakan dari Donald van Metter dan Carl van Horn yang terdiri dari 6 indikator. Hasilnya menunjukkan bahwa implementasi kebijakan PATEN di Kecamatan Kalijati terlaksana cukup baik. Terbukti dari 6 kriteria masih ada yang  harus dioptimalkan. Hal ini terlihat (1) kriteria ukuran dan tujuan kebijakan jelas namun perlu lebih diinformasikan, (2) kriteria sumber daya dari sisi SDM perlu peningkatan kedisiplinan dari segi sumber daya sarana, perlu ada papan informasi di front office, (3) kriteria karakteristik agen pelaksana, (4) kriteria sikap atau kecenderungan (disposition) para pelaksana menunjukkan sikap ramah, sopan dan baik namun kadang masih ada yang terlambat, (5) kriteria komunikasi antar-organisasi  dan aktivitas pelaksana bahwa komunikasi antar organisasi berjalan lancar dan kondusif karena mengacu pada standar pelayanan yang ditetapkan dan (6) kriteria lingkungan ekonomi, sosial dan politik sangat mendukung. Secara ekonomi tidak memberatkan masyarakat bahkan karena adanya keterbukaan dalam pelayanan dan secara sosial masyarakat merasa dimudahkan dengan adanya kebijakan PATEN. Atas dasar hal tersebut diperlukan optimalisasi  sumber daya, baik sumber daya manusia seperti peningkatan kedisiplinan dan kemampuan baik teknis maupun fungsional dan sumber daya pendukung seperti papan informasi. Kata Kunci : Implementasi, Kebijakan,  Pelayanan


2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
Author(s):  
Jainudin Abdullah

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1). Peran guru PPKn dalam membentuk karakter siswa SMAN I Kota Ternate, 2) Kendala yang dihadapi guru PPKn dalam membentuk karakter siswa SMAN I Kota Ternate. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan atau field research dimana peneliti terjun langsung ke lapangan untuk memperoleh data dan informasi terkait dengan penelitian yang dilakukan. Penelitian ini disajikan dalam bentuk deskriptif dengan tujuan untuk menggambarkan suatu proses yang terjadi di lapangan. Sedangkan pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis datanya menggunakan Model Miles and Huberman, yang terdiri dari: reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) dan verifikasi (conclusion drawing). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran PKn berbasis karakter di SMA N 1 Kota Ternate perencanaan pembelajaran baik, hanya guru masih sedikit kesulitan dalam menetapkan nilai-nilai karakter dan pengembangan bahan ajar tetapi kondisi seperti ini masih bisa diatasi. Pelaksanaan pembelajaran berbasis karakter sudah sesuai dengan tahap perkembangan kognitif dengan pembelajaran dibagi dalam tiga tahapan, eksplorasi, elaborasi dan Konfirmasi menurut pendapat guru, peserta didik, orang tua peserta didik dan stakeholders bahwa nilai karakter yang sudah membudaya adalah nilai religius dan nilai disiplin.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document