scholarly journals ANALISIS PEMBOROSAN PADA PRODUKSI EDAMAME DENGAN METODE LEAN MANUFACTURING DI PT. MITRATANI DUA TUJUH JEMBER

2019 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 51-59
Author(s):  
Rr Rochmoeljati ◽  
Yustina N ◽  
Raditya Dwi Firmansyah

PT. Mitratani Dua Tujuh adalah perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan makanan beku (frozen food). Produk yang dihasilkan perusahaan antara lain: Edamame, Okra, buncis serta Mukimame. Proses produksi di perusahaan tersebut sering mengalami keterlambatan dalam proses produksinya. Keterlambatan tersebut dikarenakan  terdapat pemborosan pada proses produksi. Hal tersebut membuat terjadinya penambahan waktu maupun kerusakan produk dalam proses produksi edamame. Pemborosan yang terjadi pada proses produksi Edamame akan diidentifikasi dengan menggunakan Lean Manufacturing. Pemborosan yang terjadi akan dianalisis dengan menggunakan Failure Mode and Effect Analysis untuk memberikan pertimbangan dalam memberikan penanganan dan pembenahan sesuai dengan pemborosan yang paling berpengaruh. Berdasarkan hasil penelitian didapat pemborosan  tertinggi yakni pemborosan pada waktu untuk menunggu (Waste Waiting) dan pemborosan pada penyimpanan bahan yang tidak diperlukan (Waste Unnecessary Inventory). Hasil pembobotan diakumulasikan dengan matrix VALSAT dan didapat tools dominan yakni Process Activity Mapping dengan skor 230,5. Setelah dilakukan penanganan Waste didapatkan penurunan waktu produksi dari 1 hari 3 jam 35 menit menjadi 1 hari 3 jam 10 menit. Penanganan keseluruhan Waste akan menurunkan waktu dari 1 hari 3 jam 35menjadi 1 hari 2 jam 32 menit 30 detik.

2020 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 143
Author(s):  
Reni Dwi Astuti ◽  
Lathifurahman Lathifurahman

Hasil observasi di PT. Holcim Indonesia Tbk, pabrik Cilacap, didapati banyaknya pemborosan di bagian pengepakan semen, termasuk banyaknya produk cacat kemasan, sehingga banyak semen tercecer dan harus mengulangi proses pengepakan. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi pemborosan selama proses pengepakan menggunakan  pendekatan lean manufacturing dengan value stream mapping. Sementara tingkat kualitas dianalisis dengan metode six-sigma. Penyebab kecacatan produk dianalisis dengan fish-bone diagram. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) digunakan untuk merancang ususlan perbaikan. Pemborosan yang teridentifikasi meliputi : transportation, motion, waiting, over processing, dan defect. Usulan perbaikan untuk mengurangi pemborosan yaitu dengan penggabungan stasiun penimbangan dan stasiun pemeriksaan, sehingga memberikan estimasi peningkatan  process cycle effisiensi  dari 39,1% menjadi 46,69. Sedangkan upaya untuk mengurangi cacat produk dilakukan dengan perawatan preventif mesin packer.


JUMINTEN ◽  
2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 120-131
Author(s):  
Ivonne Rakha Salsabila ◽  
Rr. Rochmoeljati

PT. XYZ merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang produksi Stainless Steel Coil. PT. XYZ berharap dapat mengurangi pemborosan dalam proses produksinya, sehingga perusahaan dapat mendapatkan laba yang lebih besar dan mampu bersaing di industri saat ini. Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengidentifikasi, mereduksi dan memberikan usulan perbaikan terhadap pemborosan (waste) pada proses produksi Stainless Steel Coil. Metode yang digunakan adalah konseplean manufacturing dengan tools value stream mapping dan bantuan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Berdasarkan hasil penelitian pada value stream mapping didapatkan reduksi waktu dari 461 menit atau 27.660 detik menjadi 416 menit atau 24.960 detik. Berdasarkan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) diketahui akar penyebab masalah pada pemborosan (waste) tertinggi adalah Set up hot bucket yang kurang sesuai dan terjadi unplanned downtime atau kurang perawatan mesin. Rekomendasi perbaikan yang dapat diusulkan yaitu pembuatan jadwal pengurasan atau pembersihan hot bucket serta pengetatan terhadap set-up waktu hot bucket dan memperketat jadwal perawatan atau maintainance pada mesin Rolling Mill.


Author(s):  
Edwin Bayu Kurniawan ◽  
Ni Luh Putu Hariastuti

CV. Nipson Industrial Coating adalah perusahaan yang hanya bergerak untuk memproduksi coating, dimana perlu terus menerus meningkatkan kinerja perusahaan untuk meningkatkan kualitas dan tepat waktu dalam pengiriman ke pada konsumen. Dengan strategi lean manufacturing perusahaan mampu mengidentifikasi jenis pemborosan (waste) yang terjadi dalam proses produksi sehingga waste yang terjadi bisa dihilangkan. Pemborosan (waste) diidentifikasi dengan seven waste, kemudian dilakukan pemetaan secara detail dengan Value Stream Analysis Tools (VALSAT) dan dianalisa akar penyebab masalah dengan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Dari hasil penelitian ini, didapatkan pemborosan (waste) pada proses produksi adalah waiting/delay dan defect. Dampak dari penerapan strategi lean manufacturing pada proses produksi menurut process activity mapping, meningkatkan process cycle efficiency menjadi 94.84% dan menurut quality filter mapping adalah melaksanakan standarisasi pada material bahan baku kemudian melakukan pelatihan terhadap pekerja dikhususkan terhadap bidangnya masing-masing.  Kata Kunci : Lean Manufacturing, Waste, VSM, VALSAT, FMEA


Jurnal PASTI ◽  
2019 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 187
Author(s):  
Rini Fitriyani ◽  
Sahril Saifudin ◽  
Kesyah Margareta

Penelitian ini membahas tentang usulan perbaikan untuk pengurangan waste pada proses produksi dengan metoda lean manufacturing. Dalam penelitian ini dihasilkan waste yang paling dominan terdapat pada lini produksi saxophone dengan total skor 3 yaitu defect, dan unnecessary motion dan unnecessary transportation dengan masing – masing skor 2. Sedangkan faktor penyebab yang mempengaruhi pemborosan dapat diketahui dengan menggunakan fault tree analysis ( FTA ) dimana pada waste defect penyebab dasar terjadinya waste adalah hanya ada 2 operator buffing, human eror dan belum adanya jadwal penggantian kompon secara berkala. Sedangkan pada waste unnecessary motion penyebab waste adalah lot keranjang cuci hanya muat 5 pcs dan tidak ada meja untuk operator melakukan pemindahan material. Dan pada waste unnecessary transportation penyebab waste adalah human eror yaitu operator yang mengobrol dan lamanya waktu transportasi yang disebabkan oleh tata letak mesin yang berjauhan. Sedangkan hasil dengan menggunakan metode failure mode effect analysis ( FMEA ) dipilih 3 tindakan yang memiliki nilai RPN paling tinggi. Dimana usulan perbaikan yang terpilih adalah perubahan layout dengan mendekatkan proses plasma welding dengan seam roller, menambah kapasitas keranjang cuci sehingga dapat meminimasi terjadinya gerakan yang berulang pada transportasi, dan menjadwalkan penggantian kompon buffing secara berkala untuk meminimasi kompon yang mengelupas dan menemple pada part karena sudah usang.


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 162-173
Author(s):  
Dinesh Kumar Kushwaha ◽  
◽  
Dilbagh Panchal ◽  
Anish Sachdeva ◽  
◽  
...  

Failure Mode Effect Analysis (FMEA) is popular and versatile approach applicable to risk assessment and safety improvement of a repairable engineering system. This method encompasses various fields such as manufacturing, healthcare, paper mill, thermal power industry, software industry, services, security etc. in terms of its application. In general, FMEA is based on Risk Priority Number (RPN) score which is found by product of probability of Occurrence (O), Severity of failure (S) and Failure Detection (D). As human judgement is approximate in nature, the accuracy of data obtained from FMEA members depend on degree of subjectivity. The subjective knowledge of members not only contains uncertainty but hesitation too which in turn, affect the results. Fuzzy FMEA considers uncertainty and vagueness of the data/ information obtained from experts. In order to take into account, the hesitation of experts and vague concept, in the present work we propose integrated framework based on Intuitionistic Fuzzy- Failure Mode Effect Analysis (IF-FMEA) and IF-Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (IF-TOPSIS) techniques to rank the listed failure causes. Failure cause Fibrizer (FR) was found to be the most critical failure cause with RPN score 0.500. IF-TOPSIS has been implemented within IF-FMEA to compare and verify ranking results obtained by both the IF based approaches. The proposed method was presented with its application for examining the risk assessment of cutting system in sugar mill industry situated in western Uttar Pradesh province of India. The result would be useful for the plant maintenance manager to fix the best maintenance schedule for improving availability of cutting system.


2017 ◽  
Vol 32 (1) ◽  
pp. 28-37 ◽  
Author(s):  
Agustín Vázquez-Valencia ◽  
Andrés Santiago-Sáez ◽  
Bernardo Perea-Pérez ◽  
Elena Labajo-González ◽  
Maria Elena Albarrán-Juan

2020 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 29-38
Author(s):  
Ján Kováč ◽  
Pavol Ťavoda ◽  
Jozef Krilek ◽  
Pavol Harvánek

AbstractThe article deals with the research of operational reliability of forest felling machines by FMEA method (Failure Mode and Effect Analysis). It describes collection of operational data and its analysis. It explains the procedure of realization for the method FMEA in the organization. Harvesters John Deere 1070D in the Company Lesy SR B. Bystrica were chosen for this research. The research was held in real operational conditions. Application of the FMEA method allows flexibility in case of unexpected situations and optimization of human potential abilities. FMEA tool is a tool preventing outages operational reliability and preventive tool for ensuring the maintenance of facilities. The method of information analysis mentioned below is simple ale precise enough for implementation in real working conditions.


Author(s):  
Elena Bartolomé ◽  
Paula Benítez

Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) is a powerful quality tool, widely used in industry, for the identification of failure modes, their effects and causes. In this work, we investigated the utility of FMEA in the education field to improve active learning processes. In our case study, the FMEA principles were adapted to assess the risk of failures in a Mechanical Engineering course on “Theory of Machines and Mechanisms” conducted through a project-based, collaborative “Study and Research Path (SRP)” methodology. The SRP is an active learning instruction format which is initiated by a generating question that leads to a sequence of derived questions and answers, and combines moments of study and inquiry. By applying the FMEA, the teaching team was able to identify the most critical failures of the process, and implement corrective actions to improve the SRP in the subsequent year. Thus, our work shows that FMEA represents a simple tool of risk assesment which can serve to identify criticality in educational process, and improve the quality of active learning.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document