EPIDEMIOLOGY, ECOLOGY AND PREVALENCE OF SOIL TRANSMITTED HELMINTHS FROM KOSHI REGION OF NORTH BIHAR.

2018 ◽  
Vol 24 (1) ◽  
Author(s):  
LAKSHMI CHOUDHARY ◽  
PRABHAWATI PRABHAWATI

Prevalence of soil transmitted helminthes infections in apparently healthy school going children and other 528 people of different districts of Koshi regions of North Bihar were evaluated. Over all incidences of STHs infection was 39.39% during study. High incidence of STH was seen in the rainy season i.e., in the month of July and August, September, significantly higher (P<0.05) .The incidence of Ascaris lumbricoides was highest in the month of August (18.64%). The month of September was 15.25% followed by that of July (14.4%) and October with 10.16%. Also the incidence of hookworm registered the highest incidence in the month of June (19.27%) and lowest in the month of December (4.82%) during the study period. However prevalence of Trichuris trichiura was negligible and it was almost nil in the most of the months but was highest in month of September with 28.57% and lowest in October with 14.00% The climatic factors are responsible for soil transmitted helminthes which are temperature, rainfall and relative humidity. Ascariasis, Trichuriasis and Ancyclostomiasis (Hookworm infection) are found to be endemic in this region.

Parasitology ◽  
1992 ◽  
Vol 105 (1) ◽  
pp. 151-157 ◽  
Author(s):  
M. Booth ◽  
D. A. P. Bundy

Programmes to control Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura and hookworm infections have often been targeted at each infection separately, but the advent of benign and broad-spectrum anthelmintics suggests that combined control ma be feasible. The extent to which the infections co-occur in communities will determine the need for, and potential benefits of, such a combined approach. This paper examines the comparative distribution of the three geohelminths in different geographical areas and shows that A. lumbricoides and T. trichiura have closely related distributions, while hookworm infection is largely independent of the other two. These results indicate that many communities are at risk of disease from infection by more than one species of helminth. The similar distributions and epidemiological characteristics of A. lumbricoides and T. trichiura suggest that simultaneous control of these two parasites by the same strategy would be feasible and highly beneficial to communities. Multiple species control strategies which aim to control hookworm infection may require a more complicated protocol with more precise locality targeting.


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
Author(s):  
Elis Anita Farida ◽  
Siti Zainab Salim ◽  
Acivrida Mega Charisma ◽  
Khurin In Wahyuni

Infeksi cacing merupakan penyakit endemik kronik yang di akibatkan satu atau lebih cacing yang masuk kedalam tubuh manusia, dengan prevalensi tinggi terdapat pada anak-anak. Infeksi cacing yang menjadi masalah utama adalah kelompok Soil Transmitted Helminths (STH) diantaranya Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Necator americanus dan Ancylostoma duodenale. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah siswa SDN 1 Kedamean terinfeksi telur cacing Soil Transmitted Helminth (STH) dan untuk mengetahui adanya hubungan personal kebersihan dengan prevalensi kecacingan pada feses anak SDN 1 Kedamean. Penelitian ini menggunakan teknik Random Sampling yaitu semua siswa kelas 3 SD sampai kelas 5 SD yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Banyaknya sampel penelitian ini adalah 30 sampel yang diambil dari kelas 3, 4, dan 5 dan dianalisis menggunakan Statistika  fisher exact. Pada penelitian ini diperoleh 5 siswa yang terinfeksi telur cacing Soil Transmitted Helminth (STH) yang ditemukan yaitu telur cacing Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, dan Hookworm. Yang terinfeksi Soil Transmitted Helminth (STH) lebih banyak menginfeksi laki-laki (10%) sedangkan pada anak perempuan (6,7%). Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara infeksi cacing dengan kebersihan personal siswa SDN 1 Kedamean.


2019 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
pp. 159-163
Author(s):  
Thia Prameswarie ◽  
Ahmad Ghiffari Chairil ◽  
Meta Prameswari

Soil Transmitted Helminths (STH) merupakan cacing bulat usus yang siklus hidupnya terutama pada media tanah. Cacing Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Cacing tambang sp prevalensinya di Indonesia saat ini berkisar 20-86%. Penularan kecacingan terutama melalui makanan yang tidak bersih dan perilaku hidup yang tidak sehat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi adanya kontaminasi telur cacing Soil Transmitted Helminths (STH) pada sayuran selada (Lactuca sativa). Penelitian ini telah dilakukan di Kecamatan Seberang Ulu II Palembang tahun 2018. Metode penelitian adalah deskriptif cross sectional dengan uji laboratorium dengan pengendapan memakai NaOH 0,2% lalu diperiksa dibawah mikroskop pada bulan Juni 2018 sampai dengan Januari 2019. Sampel dalam penelitian ini adalah lalapan selada yang didapatkan sebanyak 372 batang daun selada dari 31 warung makan, masing-masing dari warung makan diambil 12 batang daun selada. Hasil penelitian ini ditemukan telur Ascaris lumbricoides sebanyak 9 sampel (29%), telur Cacing tambang sp sebanyak 2 sampel (6%), namun telur cacing Trichuris trichiura tidak ditemukan. Kesimpulan didapatkan dua spesies telur cacing Soil Transmitted Helminths (STH) yaitu telur Ascaris lumbricoides dan Cacing tambang sp pada sayuran segar selada (Lactuca sativa). Sebaran kepositifan telur STH persentasenya tergolong sedang di warung makan tersebut.


2019 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 198-206
Author(s):  
Syahrial Harun ◽  
Sumiati Bedah ◽  
Iis Fatan Fasihat

Prevalensi infeksi Nematoda Usus masih tinggi terutama pada anak-anak. Kecacingan yang disebabkan oleh cacing yang ditularkan melalui tanah atau Soil Transmitted Helminths, yaitu Ascaris lumbricoides(cacing gelang), Trichuris trichiura(cacing cambuk), Ancylostoma duodenaledan Necator americanus(cacing tambang). Faktor yang menyebabkan tingginya infeksi Nematoda Usus adalah personal hyginedan fasilitas sanitasinya yang masih rendah terutama yang belum memiliki jamban dan kebiasaan buang air besar di tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi infeksi nematoda usus dan spesies nematoda usus di Kampung Cipamuruyan. Populasi ini diambil dari seluruh anak usia 6-12 tahun di Kampung Cipamuruyan Desa Sanghiangdengdek Kecamatan Pulosari. Pemeriksaan secara mikroskopik terhadap 52 sampel feses anak-anak dan dilakukan wawancara untuk mengetahui karakteristik dan perilaku kebersihan anak. Metode dalam penelitian ini adalah metode sedimentasi (pengendapan).  Berdasarkan hasil penelitian didapat besar angka infeksi Nematoda Usus yang ditularkan melalui tanah adalah 100% (52/52). Spesies cacing yang ditemukan ada 3 yaitu Ascaris lumbricoidessebanyak 28 (53,85%), Trichuris trichiurasebanyak 46 (88,46%) dan Cacing tambang sebanyak 2 (3,85%), diantara spesies yang didapat ada infeksi tunggal dan infeksi ganda. Data personal hygiene dan fasilitas sanitasiberdasarkan kuisionerdidapatkan tingkat personal hygiene baik dengan hasil positif sebanyak 17respondendan buruk dengan hasil positif sebayak 35responden. Sedangkan pada fasilitas sanitasi, yang mempunyai jamban dengan jumlah positif sebanyak 4 responden dan yang tidak memiliki jamban dengan jumlah positif sebanyak 48 responden. Kata kunci          : Nematoda Usus,kebersihan anak, STH.


2021 ◽  
Vol 59 (4) ◽  
pp. 393-397
Author(s):  
Chang Seok Oh ◽  
Sang-Yuck Shim ◽  
Yongjun Kim ◽  
Jong Ha Hong ◽  
Jong-Yil Chai ◽  
...  

Although research conducted in East Asia has uncovered parasite eggs from ancient toilets or cesspits, data accumulated to date needs to be supplemented by more archaeoparasitological studies. We examined a total of 21 soil samples from a toilet-like structure at the Hwajisan site, a Baekje-period royal villa, in present-day Korea. At least 4 species of helminth eggs, i.e., Trichuris trichiura, Ascaris lumbricoides, Clonorchis sinensis, and Trichuris sp. (or Trichuris vulpis) were detected in 3 sediment samples of the structure that was likely a toilet used by Baekje nobles. The eggs of T. trichiura were found in all 3 samples (no. 1, 4, and 5); and A. lumbricoides eggs were detected in 2 samples (no. 4 and 5). C. sinensis and T. vulpis-like eggs were found in no. 5 sample. From the findings of this study, we can suppose that the soil-transmitted helminths were prevalent in ancient Korean people, including the nobles of Baekje Kingdom during the 5th to 7th century.


2019 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 20-31
Author(s):  
Sumiati Bedah ◽  
Adelina Syafitri

Infeksi kecacingan usus adalah salah satu penyakit yang masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Penyakit Cacing dapat disebabkan oleh nematoda usus  yang disebut Soil Transmitted Helminths (STH) seperti Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura dan cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus). Kebersihan pribadi yang buruk adalah faktor yang memfasilitasi transmisi cacing. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui besarnya jumlah infeksi yang disebabkan oleh  nematoda usus dan hubungannya dengan perilaku kebersihan anak pada usia 8-14 tahun di RW 007 Tanjung Lengkong, Desa Bidaracina, Jatinegara, Jakarta Timur.  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dan desain penelitian survei cross-sectional. Populasi ini diambil dari semua anak usia 8-14 tahun di RW 007 Tanjung Lengkong, Desa Bidaracina, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Pemeriksaan yang dilakukan dengan teknik konsentrasi metode tidak langsung adalah sedimentasi, kemudian diperiksa di bawah mikroskop.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat infeksi dengan nematoda usus yang ditularkan melalui tanah adalah 6.67% (9/135). Jenis telur cacing yang ditemukan adalah Ascaris lumbricoides yaitu 33,3% (3/9) Trichuris trichiura yaitu 66,7% (6/9). Tingkat infeksi nematoda usus  tidak ada hubungannya dengan usia dan jenis kelamin tetapi ada hubungan dengan perilaku kebersihan diri.  Kata Kunci : Nematoda usus, Kebersihan diri


2017 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 110
Author(s):  
Rahmayanti Rahmayanti ◽  
Razali Razali ◽  
Mudatsir Mudatsir

Infeksi cacing usus yang ditularkan melalui tanah Soil Transmitted Helminths (STH) masih merupakan masalah penting pada kesehatan masyarakat, khususnya di negara berkembang termasuk Indonesia. Cacing penyebab kecacingan yang ditularkan melalui tanah yang sering dijumpai pada anak usia Sekolah Dasar yaitu Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura dan Hookworm (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan dengan infeksi STH murid kelas 1, 2 dan 3 SDN Pertiwi Lamgarot Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar. Jenis penelitian ini adalah desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah murid kelas 1, 2 dan 3 SDN Pertiwi sebanyak 125 orang, sampel berjumlah 95 orang murid diambil secara proportional sampling. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner mengenai pengetahuan, sikap dan tindakan serta dilakukan juga pemeriksaan tinja responden (murid) dengan menggunakan metode Kato-Kazt. Data diolah menggunakan uji Chi Square untuk melihat hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan dengan infeksi STH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 32 responden positif terinfeksi STH dengan tingkat prevalensi 33,68%. Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh bahwa ada hubungan antara pengetahuan, sikap dan tindakan dengan infeksi STH pada murid kelas 1, 2 dan 3 SDN Pertiwi Lamgarot. Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, dan Soil Transmitted Helminths. Intestinal worm infections that are transmitted through the soil so called Soil Transmitted Helminthes (STH) is still an important public health problem, particularly in developing countries including Indonesia. Worms that caused intestinal infections which are transmitted through soil are often found in in elementary school-age children namely Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura and hookworm (Ancylostoma duodenale and Necator americanus). This study tried to find out the relationship of knowledge, attitudes and actions to STH infection at grade 1, 2 and 3 of SDN Pertiwi Lamgarot Ingin Jaya Aceh Besar district. This is a cross-sectional design research. The population of this study was all students grade 1, 2 and 3 of SDN Pertiwi for about 125 students. There were 95 samples were selected by using proportional sampling. The data were collected by using questionnaires about knowledge, attitudes and actions, and also by examining students’ faeces by using Kato-Kazt. The data were processed by using Chi Square to see the relationship of knowledge, attitudes and actions with STH infection. The results showed that 32 students were positively infected with STH prevalence rate 33.68%. Based on the results of the Chi Square test, it was showed that there were relationships among knowledge, attitudes and actions with STH infection at students grade 1, 2 and 3 of SDN Pertiwi Lamgarot Ingin Jaya Aceh Besar district. Keyword: Problem Based Learning, Critical Thinking, Human System Respiratory


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 9-15
Author(s):  
Dwi Davidson Rihibiha ◽  
Ria Nurul Aqmalia

Penyakit infeksi kecacingan  sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan di indonesia. Soil-transmitted helminths (STHs) merupakan salah satu golongan cacing yang menyebabkan kecacingan, yang terdiri dari Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Ancylostoma duodenale, dan Necator americanus. Sanitasi sekolah, khususnya Sekolah Dasar, adalah salah satu faktor penyebab infeksi cacing yang paling umum. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui adanya telur cacing nematoda usus pada feses siswa SDN Cimerang Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat. Sampel yang digunakan berasal dari feses siswa sebanyak 10 orang. Penelitian ini menggunakan metode bersifat deskriptif. Data diambil dari hasil kuisioner dan sampel feses. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 10 sampel feses negatif. Hasil kuisioner menunjukkan rata-rata siswa memiliki personal hygene dan faktor-faktor  kebiasaan yang baik diantaranya, kebiasaan mencuci tangan memakai sabun sebelum dan setelah makan (86,4 %), kebiasaan mencuci tangan memakai sabun setelah buang air besar (97,7%), kebiasaan mencuci tangan memakai sabun setelah bermain tanah (84,1%), bermain tanah (90,9%), menggunakan alas kaki keluar rumah dan istirahat sekolah (79,5%)  serta memotong kuku sekali dalam seminggu (81,8%). Oleh karena itu, kebiasaan menjaga kebersihan diri diharapkan  dapat dipertahankan dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat mengurangi angka infeksi kecacingan anak-anak.


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 18-30
Author(s):  
Elis Anita Farida ◽  
◽  
Siti Zainab Salim ◽  
Meilina Dewi Masyithoh ◽  
Acivrida Mega Charisma ◽  
...  

nfeksi cacing merupakan penyakit endemik kronik yang di akibatkan satu atau lebih cacing yang masuk kedalam tubuh manusia, dengan prevalensi tinggi terdapat pada anak-anak. Infeksi cacing yang menjadi masalah utama adalah kelompok Soil Transmitted Helminths (STH) diantaranya Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Necator americanus dan Ancylostoma duodenale. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah siswa SDN 1 Kedamean terinfeksi telur cacing Soil Transmitted Helminth (STH) dan untuk mengetahui adanya hubungan personal kebersihan dengan prevalensi kecacingan pada feses anak SDN 1 Kedamean. Penelitian ini menggunakan teknik Random Sampling yaitu semua siswa kelas 3 SD sampai kelas 5 SD yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Banyaknya sampel penelitian ini adalah 30 sampel yang diambil dari kelas 3, 4, dan 5 dan dianalisis menggunakan Statistika fisher exact. Pada penelitian ini diperoleh 5 siswa yang terinfeksi telur cacing Soil Transmitted Helminth (STH) yang ditemukan yaitu telur cacing Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, dan Hookworm. Yang terinfeksi Soil Transmitted Helminth (STH) lebih banyak menginfeksi laki-laki (10%) sedangkan pada anak perempuan (6,7%). Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara infeksi cacing dengan kebersihan personal siswa SDN 1 Kedamean


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document