scholarly journals Dua Spesies Cacing Soil Transmitted Helminths pada Sayuran Selada (Lactuca sativa) Yang Dijual di Warung Makan pada Kecamatan Seberang Ulu II Palembang

2019 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
pp. 159-163
Author(s):  
Thia Prameswarie ◽  
Ahmad Ghiffari Chairil ◽  
Meta Prameswari

Soil Transmitted Helminths (STH) merupakan cacing bulat usus yang siklus hidupnya terutama pada media tanah. Cacing Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Cacing tambang sp prevalensinya di Indonesia saat ini berkisar 20-86%. Penularan kecacingan terutama melalui makanan yang tidak bersih dan perilaku hidup yang tidak sehat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi adanya kontaminasi telur cacing Soil Transmitted Helminths (STH) pada sayuran selada (Lactuca sativa). Penelitian ini telah dilakukan di Kecamatan Seberang Ulu II Palembang tahun 2018. Metode penelitian adalah deskriptif cross sectional dengan uji laboratorium dengan pengendapan memakai NaOH 0,2% lalu diperiksa dibawah mikroskop pada bulan Juni 2018 sampai dengan Januari 2019. Sampel dalam penelitian ini adalah lalapan selada yang didapatkan sebanyak 372 batang daun selada dari 31 warung makan, masing-masing dari warung makan diambil 12 batang daun selada. Hasil penelitian ini ditemukan telur Ascaris lumbricoides sebanyak 9 sampel (29%), telur Cacing tambang sp sebanyak 2 sampel (6%), namun telur cacing Trichuris trichiura tidak ditemukan. Kesimpulan didapatkan dua spesies telur cacing Soil Transmitted Helminths (STH) yaitu telur Ascaris lumbricoides dan Cacing tambang sp pada sayuran segar selada (Lactuca sativa). Sebaran kepositifan telur STH persentasenya tergolong sedang di warung makan tersebut.

2019 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 20-31
Author(s):  
Sumiati Bedah ◽  
Adelina Syafitri

Infeksi kecacingan usus adalah salah satu penyakit yang masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Penyakit Cacing dapat disebabkan oleh nematoda usus  yang disebut Soil Transmitted Helminths (STH) seperti Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura dan cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus). Kebersihan pribadi yang buruk adalah faktor yang memfasilitasi transmisi cacing. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui besarnya jumlah infeksi yang disebabkan oleh  nematoda usus dan hubungannya dengan perilaku kebersihan anak pada usia 8-14 tahun di RW 007 Tanjung Lengkong, Desa Bidaracina, Jatinegara, Jakarta Timur.  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dan desain penelitian survei cross-sectional. Populasi ini diambil dari semua anak usia 8-14 tahun di RW 007 Tanjung Lengkong, Desa Bidaracina, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Pemeriksaan yang dilakukan dengan teknik konsentrasi metode tidak langsung adalah sedimentasi, kemudian diperiksa di bawah mikroskop.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat infeksi dengan nematoda usus yang ditularkan melalui tanah adalah 6.67% (9/135). Jenis telur cacing yang ditemukan adalah Ascaris lumbricoides yaitu 33,3% (3/9) Trichuris trichiura yaitu 66,7% (6/9). Tingkat infeksi nematoda usus  tidak ada hubungannya dengan usia dan jenis kelamin tetapi ada hubungan dengan perilaku kebersihan diri.  Kata Kunci : Nematoda usus, Kebersihan diri


2017 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 110
Author(s):  
Rahmayanti Rahmayanti ◽  
Razali Razali ◽  
Mudatsir Mudatsir

Infeksi cacing usus yang ditularkan melalui tanah Soil Transmitted Helminths (STH) masih merupakan masalah penting pada kesehatan masyarakat, khususnya di negara berkembang termasuk Indonesia. Cacing penyebab kecacingan yang ditularkan melalui tanah yang sering dijumpai pada anak usia Sekolah Dasar yaitu Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura dan Hookworm (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan dengan infeksi STH murid kelas 1, 2 dan 3 SDN Pertiwi Lamgarot Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar. Jenis penelitian ini adalah desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah murid kelas 1, 2 dan 3 SDN Pertiwi sebanyak 125 orang, sampel berjumlah 95 orang murid diambil secara proportional sampling. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner mengenai pengetahuan, sikap dan tindakan serta dilakukan juga pemeriksaan tinja responden (murid) dengan menggunakan metode Kato-Kazt. Data diolah menggunakan uji Chi Square untuk melihat hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan dengan infeksi STH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 32 responden positif terinfeksi STH dengan tingkat prevalensi 33,68%. Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh bahwa ada hubungan antara pengetahuan, sikap dan tindakan dengan infeksi STH pada murid kelas 1, 2 dan 3 SDN Pertiwi Lamgarot. Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, dan Soil Transmitted Helminths. Intestinal worm infections that are transmitted through the soil so called Soil Transmitted Helminthes (STH) is still an important public health problem, particularly in developing countries including Indonesia. Worms that caused intestinal infections which are transmitted through soil are often found in in elementary school-age children namely Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura and hookworm (Ancylostoma duodenale and Necator americanus). This study tried to find out the relationship of knowledge, attitudes and actions to STH infection at grade 1, 2 and 3 of SDN Pertiwi Lamgarot Ingin Jaya Aceh Besar district. This is a cross-sectional design research. The population of this study was all students grade 1, 2 and 3 of SDN Pertiwi for about 125 students. There were 95 samples were selected by using proportional sampling. The data were collected by using questionnaires about knowledge, attitudes and actions, and also by examining students’ faeces by using Kato-Kazt. The data were processed by using Chi Square to see the relationship of knowledge, attitudes and actions with STH infection. The results showed that 32 students were positively infected with STH prevalence rate 33.68%. Based on the results of the Chi Square test, it was showed that there were relationships among knowledge, attitudes and actions with STH infection at students grade 1, 2 and 3 of SDN Pertiwi Lamgarot Ingin Jaya Aceh Besar district. Keyword: Problem Based Learning, Critical Thinking, Human System Respiratory


2018 ◽  
Vol 24 (1) ◽  
Author(s):  
LAKSHMI CHOUDHARY ◽  
PRABHAWATI PRABHAWATI

Prevalence of soil transmitted helminthes infections in apparently healthy school going children and other 528 people of different districts of Koshi regions of North Bihar were evaluated. Over all incidences of STHs infection was 39.39% during study. High incidence of STH was seen in the rainy season i.e., in the month of July and August, September, significantly higher (P<0.05) .The incidence of Ascaris lumbricoides was highest in the month of August (18.64%). The month of September was 15.25% followed by that of July (14.4%) and October with 10.16%. Also the incidence of hookworm registered the highest incidence in the month of June (19.27%) and lowest in the month of December (4.82%) during the study period. However prevalence of Trichuris trichiura was negligible and it was almost nil in the most of the months but was highest in month of September with 28.57% and lowest in October with 14.00% The climatic factors are responsible for soil transmitted helminthes which are temperature, rainfall and relative humidity. Ascariasis, Trichuriasis and Ancyclostomiasis (Hookworm infection) are found to be endemic in this region.


2015 ◽  
Vol 55 (3) ◽  
pp. 136 ◽  
Author(s):  
Nelly Simarmata ◽  
Tiangsa Sembiring ◽  
Muhammad Ali

Background Soil-transmitted helminth (STH) infections remain a public health problem in developing countries. Their prevalence is particularly high in rural areas with people of low socioeconomic level. A single or mixed STH infection rarely causes death, but can affect nutritional status, growth, cognitive development and human health, especially in children.Objective To compare the nutritional status of STH-infected and uninfected children.Methods This cross-sectional study was conducted in June 2010 in children from 3 primary schools in the Simpang Empat and Kabanjahe Subdistricts, Karo District, North Sumatera Province. Fecal examinations were done by the Kato-Katz method to diagnose STH infections. Participants of this study consisted of 140 infected children and 141 uninfected children. Nutritional status classification was based on the 2000 Centers for Disease Control growth charts. All categorical data were analyzed by Chi-square test.Results Of 140 infected children, 8.6% were infected with Ascaris lumbricoides, 17.1% with Trichuris trichiura and 74.3% with mixed infections (Ascaris lumbricoides and Trichuris trichiura). We found significantly more STH infected children with mild to moderate malnutrition than the uninfected group. We also found significantly more mildly to moderately malnourished children with moderate infection intensity than mild infection intensity.Conclusion We find significantly more STH infected children with mild to moderate malnutrition than the uninfected group. We also find significantly more mildly to moderately malnourished children with moderate infection intensity than mild infection intensity. Higher severity of infection is associated with lower nutritional status.


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
Author(s):  
Elis Anita Farida ◽  
Siti Zainab Salim ◽  
Acivrida Mega Charisma ◽  
Khurin In Wahyuni

Infeksi cacing merupakan penyakit endemik kronik yang di akibatkan satu atau lebih cacing yang masuk kedalam tubuh manusia, dengan prevalensi tinggi terdapat pada anak-anak. Infeksi cacing yang menjadi masalah utama adalah kelompok Soil Transmitted Helminths (STH) diantaranya Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Necator americanus dan Ancylostoma duodenale. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah siswa SDN 1 Kedamean terinfeksi telur cacing Soil Transmitted Helminth (STH) dan untuk mengetahui adanya hubungan personal kebersihan dengan prevalensi kecacingan pada feses anak SDN 1 Kedamean. Penelitian ini menggunakan teknik Random Sampling yaitu semua siswa kelas 3 SD sampai kelas 5 SD yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Banyaknya sampel penelitian ini adalah 30 sampel yang diambil dari kelas 3, 4, dan 5 dan dianalisis menggunakan Statistika  fisher exact. Pada penelitian ini diperoleh 5 siswa yang terinfeksi telur cacing Soil Transmitted Helminth (STH) yang ditemukan yaitu telur cacing Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, dan Hookworm. Yang terinfeksi Soil Transmitted Helminth (STH) lebih banyak menginfeksi laki-laki (10%) sedangkan pada anak perempuan (6,7%). Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara infeksi cacing dengan kebersihan personal siswa SDN 1 Kedamean.


e-CliniC ◽  
2014 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Muhammad Fachrurrozy Basalamah ◽  
Viviekenanda Pateda ◽  
Novie Rampengan

Abtract: Intestinal worm infections are transmitted via soil (soil-transmitted helminth) is a global problem, especially in developing countries. The main worm infections caused by Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, and hookworm (necator americanus and Ancylostoma duodenale). Worm infections affect the digestion, absorption, and metabolism of food could result in loss of protein, carbohydrates, fats, vitamins and large amounts of blood as well as lower mean hemoglobin concentration. The purpose of this study was to determine the relationship of helminth infection with hemoglobin levels of elementary school children GMIM Buha Manado. This research was an observational analytic cross-sectional approach. Sebjek study as many as 80 children. Results showed that children infected with worms very significant effect on levels of hemoglobin (p < 0.001). Children who are infected with worms had lower hemoglobin levels when compared with children who are not infected with the worm. Children who are infected with the worm hemoglobin level falls to 9.5 g/dl. Keywords: elementary school children - a worm infection - hemoglobin.   Abstrak: Infeksi cacing usus yang ditularkan melalui tanah (soil transmitted helminth) merupakan masalah dunia terutama di negara sedang berkembang. Infeksi cacing utama disebabkan oleh ascaris lumbricoides, trichuris trichiura, dan cacing tambang (necator americanus dan ancylostoma duodenale). Infeksi cacing berpengaruh terhadap pencernaan, penyerapan, serta metabolisme makanan yang dapat berakibat hilangnya protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan darah dalam jumlah besar serta menurunkan konsentrasi hemoglobin rerata. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan infeksi cacing dengan kadar hemoglobin anak sekolah dasar GMIM Buha Manado. Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sebjek penelitian sebanyak 80 anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang terinfeksi cacing berpengaruh sangat bermakna terhadap kadar hemoglobin (p < 0,001). Anak-anak yang terinfeksi cacing memiliki kadar hemoglobin lebih rendah bila dibandingkan dengan anak-anak yang tidak terinfeksi cacing. Anak-anak yang terinfeksi cacing kadar hemoglobinnya turun hingga mencapai 9,5 g/dl. Kata kunci: anak SD - infeksi cacing - kadar hemoglobin


2019 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Sri Wantini ◽  
Eka Sulistianingsih

Kebiasaan mengkonsumsi sayuran mentah perlu hati-hati terutama jika dalam pencucian kurang baik sehingga kemungkinan masih terdapat telur cacing pada sayuran tersebut. Pada umumnya pedagang kaki lima menjual menu andalannya dengan cara membuka tempat yang tidak permanen di pinggir jalan, sehingga kebersihan tempat perlu dijaga. Cara penularan telur cacing <em>Soil Transmitted Helmints</em> ke manusia dapat dikarenakan memakan sayuran yang kurang matang, dan tidak dicuci dengan bersih menggunakan air mengalir secara langsung, serta meminum air yang terkontaminasi telurcacing. Hampir seluruh penduduk Indonesia mengkonsumsi sayuran. Jenis penelitian kuantitatif desain penelitian cross sectional dengan Uji <em>Chi Square</em>, untuk mengetahui hubungan higiene sanitasi terhadap telur cacing nematoda usus pada lalapan mentah di warung sepanjang jalan Z.A.Pagar Alan Bandar lampung. Hasil Penelitian univariat dari 12 warung yang memiliki higiene sanitasi baik sebanyak 5 (41,7%) dan yang memiliki higiene sanitasi buruk sebanyak 7 (58,3%). Pada sampel kemangi ditemukan telur <em>Ascaris lumbricoides</em> sebanyak 1 ( 8,3%) sedangkan paada kubis ditemukan telur <em>Ascaris lumbricoides</em> sebanyak 4(33,3%) dan telur <em> Trichuris trichiura</em> sebanyak 1 (8,3%). Hasil penelitian bivariat didapatkan nilai <em>p value 0,014 &lt; α 0,05 </em>yang artinya ada hubungan  higiene sanitasi terhadap telur nematoda usus pada lalapan mentah di warung pecel lele sepanjang jalan Z.A. Pagar Alam Bandar Lampung.


2019 ◽  
Vol 32 (11-12) ◽  
pp. 312-7
Author(s):  
Erliana Malik Miraza ◽  
Abdul Gani ◽  
Mardiana Karim Dj. ◽  
Iskandar Z. Lubis ◽  
Chairuddin P. Lubis

A descriptive cross sectional study on intestinal parasitic infestation was earned out among children of three kindergartens (Methodist, Dharma Wanita and Aisyiah) in Medan. Of 162 samples of feces examined mixed infestations with Ascaris lumbricoides and Trichuris trichiura was found in 14,25%, single infestations of Trichuris trichiuria in 14,2%, AScaris lumbricoides in 13,0%, H. nana in 1,2% and G. Iamblia in 0,6%. Hookworm infestation was not found among preschool children in all of those three kindergartens.


2013 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Yeti Teresia Matei ◽  
Novie Rampengan ◽  
Sarah M. Warouw

Abstract: Infestation of soil transmitted helminth is often found among communities in developing countries. This helminthic infestation can affect nutritional state, physical growth, mental, cognition, and intellectual deterioration in children. Increased eosinophils (eosinophilia) is often associated with diseases caused by worms and allergy. This study aimed to determine the links between investastion of soil transmitted helminth and esinophilia among students in SD GMIM Buha Manado. This was a prospective observational study with a cross-sectional approach. According to exclusive and inclusive criteria, 80 samples were obtained. Data were analyzed by using the Fisher Exact and Phy correlation coefficient analysis. The resluts showed that 17.5 % students were infected by Ascaris lumbricoides, meanwhile Trichuris trichiura and hookworm were not evident. The corelation test showed that there was a significant relationship between infestation of soil transmitted helminth and eosinophilia with a P-value = 0.001. Conclusion: There was a high significant relationship between infestation of soil transmitted helminth and eosinophilia among students of SD GMIM Buha Manado. The most frequent found was Ascaris lumbricoides and its infestation was marked by eosinophilia. Keywords: Soil transmitted helminth, eosinophilia, students of SD GMIM Buha Manado.   Abstrak: Infestasi cacing yang ditularkan melalui tanah banyak ditemukan pada masyarakat di negara berkembang. Infestasi cacing bisa berdampak terhadap gizi, pertumbuhan fisik, mental, kognitif, dan kemunduran intelektual pada anak. Peningkatan eosinofil sering  dikaitkan dengan penyakit yang disebabkan oleh cacing dan alergi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan infestasi cacing yang ditularkan melalui tanah dan eosinofilia pada siswa SD GMIM Buha Manado. Penelitian ini merupakan penelitian prospektif observasional dengan pendekatan potong lintang.cross – sectional. Berdasarkan kriteria eksklusi dan inklusi diperoleh 80 sampel. Analisis korelasi yang digunakan ialah uji Fisher Exact dan analisis koefisien korelasi Phi. Hasil penelitian memperlihatkan 17,5% siswa terinfestasi cacing Ascaris lumbricoides, sedangkan Trichuris trichiura dan cacing tambang tidak ditemukan. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat bermakna antara infestasi cacing yang ditularkan melalui tanah dan eosinofilia dengan P = 0,001. Simpulan: Terdapat hubungan yang sangat bermakna antara infestasi cacing yang ditularkan melalui tanah dan eosinofilia Cacing yang paling banyak menginfestasi siswa SD GMIM Buha Manado ialah Ascaris lumbricoides. Adanya infestasi Ascaris lumbricoides ditandai dengan peningkatan eosinofil. Kata Kunci: Infestasi cacing yang ditularkan melalui tanah, eosinofilia, siswa SD GMIM Buha Manado.


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 104-108
Author(s):  
Arimaswati Arimaswati ◽  
Nasrul Nasrul ◽  
La Ode Alifariki

Latar  Belakang. Infeksi cacing terjadi pada orang yang kurang memperhatikan perilaku kebersihan diri, sanitasi lingkungan rumah dan kurangnya pengetahuan tentang kecacingan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kecacingan pada petugas pengangkut sampah Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kota Kendari   Metode. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan Total sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah 45 petugas pengangkut sampah. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan pemeriksaan mikroskopis terhadap adanya infeksi cacing dari petugas pengangkut sampah. pada pemeriksaan sampel menunjukkan bahwa terdapat 6 responden dari 45 responden yang terinfeksi cacing. Uji statistic yang digunakan adalah chi square pada derajat kesalahan alfa 0,05. Hasil. Cacing yang menginfeksi petugas pengangkut sampah adalah jenis cacing STH yaitu Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura. Faktor yang berhubungan dengan kejadian kecacingan adalah penggunaan alat pelindung diri (ρ = 0,012), kebiasaan cuci tangan (ρ = 0,023), dan kebiasaan buang air besar (ρ = 0,023). Kesimpulan. Simpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara perilaku dengan kejadian kecacingan pada petugas pengangkut sampah Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kota Kendari.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document