scholarly journals Evaluating Business Model for Hotel Industry by Grey-TOPSIS

2021 ◽  
Vol 14 (12) ◽  
pp. 606
Author(s):  
Hsueh-Feng Chang ◽  
Shu-Hua Wu ◽  
Joyce Hsiu-Yu Chen ◽  
Chao-Hui Ke

Businesses in the past few years have paid more and more attention to brand awareness. More and more branded hotels have launched sub-brands so as to access a new market, boost brand exposure and value, and attain new market niches. The purpose of the work was to explore, on the basis of the business model, factors affecting hotel sub-brand development in Taiwan. The modified Delphi method was firstly referred to. Next, a questionnaire was designed to serve as the basis of quantitative analysis. Third, experienced professionals from the hotel business were invited to participate in a questionnaire survey. The affecting factors of hotel sub-brand development were identified, and analysis data were generated. Grey-TOPSIS was employed to evaluate, calculate, and certify weight analysis and ranking of affecting indices of hotel sub-branding. The results explained that there are nine affecting factors for developing a hotel’s sub-branding. They are channel, target customers, customer relationship, key activities, revenue model, key partners, value proposition, key resources, and cost structure. The top four are the most important ones. This finding, figured out by using soft mathematical methods, can provide a proper evaluating way for decision making by the hotel industry, which wants to establish its sub-brands.

Author(s):  
Muhammad Hakim Bin Nadir ◽  
Syaripah Ruzaini Syed Aris ◽  
Norjansalika Janom ◽  
Fauziah Ahmad ◽  
Noor Habibah Arshad ◽  
...  

<span>Crowdfunding allows entrepreneurs raise fund to help subsidizing their project. In other country, crowdfunding platform has become famous. In the contrary, it is yet to be trend in Malaysia. Financing using internet still irrelevant among Malaysian citizen. Without a proper guideline and strong crowdfunding platform based in Malaysia as a benchmark, it is hard to convince entrepreneurs and funders to consider crowdfunding as an option to fund a project. This research thus proposed business model canvas which can be applied by the crowdfunding platform organizations to manage their business and operation more efficiently. Case study method has been employed with two techniques of data collection: interview and document review. Two crowdfunding platforms based in Malaysia participated in the case study. The findings show that both crowdfunding platforms have fundamental business model elements that made of a solid foundation as a crowdfunding platform. These results offer insight into crowdfunding environment and how it links to another necessary part of business for it to function as a successful business. Nine building blocks fits well in the crowdfunding platform business model elements namely partner network, core competency, key resources, value proposition, customer relationship, distribution channel, customer segments, cost structure and revenue stream. Interestingly, the findings revealed another imperative element that should be part of the canvas: risk management.</span>


Author(s):  
Edy Purwanto ◽  
Miftahur Rahman Hakim

Abstract: The Waste Bank is a waste collection concept with business management such as banking, but what is saved is the selected dry waste. The purpose of this study is to design an appropriate alternative strategy with a business model canvas approach for plastic waste recycling at BSKP. The research method used a qualitative descriptive approach with data analysis techniques using SWOT analysis and the business model canvas. The results showed that the development of a business model was prioritized on 4 blocks, namely key resources, key partners, key activities and customer relationships. The development of key resource blocks is carried out by increasing the skills and understanding of human resources regarding the use of technology and information. Development of key partner blocks by creating creative programs to improve relationships with partners, especially customers. Development of block key activities by establishing relationships with customers in the use of micro-scale plastic waste. Whereas in developing customer relationships, it is necessary to improve personal and group services by creating social media channels to maintain and communicate instinctively with customers and potential customers. Abstrak: Bank Sampah merupakan konsep pengumpulan sampah dengan manajemen usaha seperti perbankan namun yang ditabung merupakan sampah kering yang sudah dipilih. Tujuan penelitian ini yaitu merancang strategi alternatif yang tepat dengan pendekatan business model canvas usaha daur ulang sampah plastik di BSKP. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan Teknik analisis data menggunakan analisis SWOT dan business model canvas. Hasil penelitian menunjukkan dalam pengembangan model bisnis diprioritaskan pada 4 blok yaitu key resources, key partner, key activities dan customer relationship. Pengembangan pada blok key resources dilakukan dengan cara peningkatan ketrampilan dan pemahaman SDM tentang pemanfaatan teknologi dan informasi. Pengembangan pada blok key partner dengan membuat program yang kreatif dalam meningkatkan hubungan dengan mitra khususnya nasabah. Pengembangan pada blok key activities dengan cara menjalin hubungan dengan nasabah dalam pemanfaatan sampah plastik skala mikro. Sedangkan dalam pengembangan customer relationship perlu ditingkatkan dalam layanan personal maupun kelompok dengan membuat channel media sosial guna mempertahankan dan komunikasi yang instens dengan pelanggan dan calon pelanggan Garbage Bank, Plastic Waste, SWOT, Business Model Canvas


2016 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 102
Author(s):  
Muhammad Isa Indrawan ◽  
Muhammad Dharma Tuah Putra Nasution ◽  
Efrizal Adil ◽  
Yossie Rossanty

The research purpose is to evaluate the business model on the traditional restaurant in Tanjung Pura, North Sumatera, Indonesia. Business Model Canvas (BMC) consists of customer segments, value propositions, channels, customer relationship, revenue streams, key resources, key activities, key partnership, and cost structure. The research method was used qualitative descriptive analysis. The data collected using in-depth interviews. Analysis TOWS is to evaluate the business model on a traditional restaurant. The authors recommend increasing the intensity to visit the restaurant with the privilege of membership. The next recommendation is to collaborate with the new business partners such as banking, e-traveler, e-destination, and e-restaurant. The traditional restaurant enables to obtain the other revenues of the subscription fee and advertising space. Also, the authors recommend registering the food recipes as the intellectual property.


2020 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
pp. 95
Author(s):  
Husoen Mans Sovei

Berkembangnya barbershop membuat persaingan bisnis ini menjadi semakin ketat, bahkan di Kota Yogyakarta semakin banyak bermunculan barbershop. Tujuan utama dalam penelitian ini untuk menciptakan perancangan model bisnis berkelanjutan dalam mengembangkan bisnis usaha barbershop dengan menggunakan metode SWOT, dan BMC (Business Model Canvas). Penelitian ini difokuskan untuk perancangan model bisnis baru dengan pendekatan Business Model Canvas (BMC) sembilan blok, yaitu: (1) Customer Segmentations, (2) Value Propositions, (3) Channels, (4) Customer relationship, (5) Revenue Streams, (6) Key Resources, (7) Key Activities, (8) Key Partnerships, dan (9) Cost Structure. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model bisnis yang selama ini dilakukan dalam usaha Unick Barbershop Yogyakarta ditemukan kelemahan beberapa elemen BMC, oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan pada 4 elemen yaitu; Blok Key Activities, Blok Value Propositions, Blok Customer Segmentations, dan Blok Key Resources


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 59-67
Author(s):  
Desri Yesi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran model bisnis KUB Gunung Gare ditinjau dari 9 aspek pada Business Model Canvas dan untuk menentukan rekomendasi pengembangan bisnis yang sesuai untuk diterapkan pada KUB Gunung Gare. Jenis penelitian yang digunakan  adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menghasilkan gambaran tentang kondisi bisnis KUB Gunung Gare saat ini dan beberapa rekomendasi yang disarankan yaitu dari Customer Segments berupa penambahan segmentasi pada agen-agen ataupun ritel penjualan pakan, penggunaan social media dan website pada Channels, peningkatan kelancaran informasi  pada Customer Relationship, pelatihan bagi tenaga kerja (SDM) serta aktivitas promosi pada Key activities, peningkatan kualitas bahan baku, penambahan jumlah mesin produksi ataupun peningkatan kapasitas mesin,  peningkatan kapabilitas SDM,  pengajuan kredit atau pinjaman dan upgrade teknologi pada Key Resources, peningkatan kualitas kerjasama  pada Key Partner, penarikan biaya pelatihan  pada Revenue Stream, serta perlunya pembukuan/ akuntansi keuangan pada segmen Cost Structure


2018 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
Author(s):  
Elfira Febriani

Pengembangan plastik biodegradable dari tepung singkong sangat potensial untuk dikembangkan karena bahan baku yang mudah didapatkan terutama di Indonesia. Plastik yang menggunakan bahan baku tepung singkong merupakan sebuah invensi yang harus dikembangkan untuk mengurangi masalah pencemaran lingkungan sehingga dapat menjadi sebuah bisnis yang dapat berkembang. Oleh sebab itu tujuan dari makalah ini adalah mengusulkan rancangan produk dan bisnis model termoplastik dari tepung singkong. Dalam perancangan produk untuk menghasilkan termoplastik menggunakan beberapa jenis bahan utama yaitu tepung tapioka, magnesium stearat, serta bahan pemlastis berupa gliserol 99% (b/b) serta akuades maka jika dihubungkan dengan teori tepung singkong berpotensi untuk dijadikan termoplastik dikarenakan memiliki kandungan pati (80-90%) dan serat (1.5-3%) yang tergolong cukup tinggi. Pada awalnya target pasar mungkin lebih ditujukan kepada masyarakat yang memiliki konsep back to nature. Rancangan termoplastik tersebut jika dirancang dalam sebuah model bisnis dengan konsep Business Model Canvass (BMC) yang terdiri dari sembilan elemen. Sembilan elemen BMC terdiri atas customer segments, value prepositions, channels, customer relationship, revenue streams, key resources, key activities, key partnership dan cost structure. Kata kunci: Rancangan Produk, Termoplastik, Business Model Canvass


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 75
Author(s):  
Jati Paras Ayu

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi model bisnis yang digunakan oleh bisnis kuliner Bekasi Salaku dengan menggunakan business model canvas. Identifikasi dilakukan dalam 9 elemen dalam business model canvas yaitu customer segments, value proposition, channels, customer relationship, revenue streams, key resources, key activities, key partnership, dan cost structure. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode penelitian ini adalah studi kasus. Pengumpulan data primer pada penelitian ini dilakukan yaitu dengan menggunakan wawancara. Hasil penelitian yang ditemukan ialah belum adanya perencanaan Business Model Canvas yang memenuhi 9 elemen model bisnis, oleh karena itu peneliti membantu membuatkan atau merencanakan usaha kuliner khas Bekasi Salaku ke dalam 9 elemen model bisnis. Setelah merancang dari 9 elemen model bisnis Salaku miliki maka hasil simpulan dan saran yang dapat diberikan yaitu, Salaku perlu membuat strategi marketing yang lebih gencar dan menarik untuk memasarkan produk yang spesifik kepada pasar yang potensial. Strategi marketing yang lebih gencar seperti membuat suatu jadwal posting Sosial Media dalam satu timetable lalu bekerja sama dengan banyak Lembaga terkait seperti Dinas Pariwisata daerah, lalu memasarkan produk yang menarik yaitu membuat design postingan sosial media yang lebih atraktif dari warna dan angle foto lalu mengemas produk yang sesuai pada tren saat ini.


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 72-78
Author(s):  
Lukluk Luklukmukhoyaroh

CV Ganteng Revolution merupakan industri rumahan yang bergerak dibidang pengolahan pangan. Salah satu produk yang dipasarkan adalah produk Semoet Ganteng. Semoet ganteng merupakan produk gula semut yang berkualitas dengan kemurnian 99%. Namun pada proses pemasarannya belum optimal. Untuk itu perusahaan perlu melakukan perumusan strategi dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan produk Semoet Ganteng. Business model canvas merupakan gambaran 9 elemen yang dapat menilai, dan mengubah model bisnis dalam bentuk 1 lembar kanvas atau kertas. Penelitian ini bertujuan untuk merancang strategi baru berdasarkan pendekatan business model canvas. Dari 9 elemen ini yang saling berhubungan yaitu customer segmen, value propositions, channels, customer relationship, revenue stream, key resources, key activities, key partnership, dan cost structure. Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan strategi baru yang perlu ditambahkan pada beberapa elemen yaitu, channels dilakukan dengan pembuatan website dan memanfaatkan media sosial untuk promosi, promosi saat ini hanya dilakukan di akun Instagram @ganteng_organicofficial dengan pengikut sebanyak 1670 orang, kanal Youtube dengan 245 subscriber, pengikut Facebook sebanyak 70 orang, 764 orang yang melihat produk Semoet Ganteng pada akun Tokopedia, Shopee dengan pengikut 11 orang. Pada elemen customer relationship ditambah dengan pemberian voucher kepada pembeli, pembelian voucher ini senilai 50.000 diberlakukan untuk pembelian 10 karton, cost structure perlu ditambahkan biaya untuk membiayai pemasaran seperti biaya endorsement dan periklanan dimedia sosial.  


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 36
Author(s):  
Ayuni Rizma Maulida ◽  
Andre Geza Haryanto

The business world needs a business plan that can help entrepreneurs prepare everything needed for the smooth running of their business. This business plan can be made in the form of a business plan. One business plan model that has many advantages is the Business Model Canvas. The purpose of writing this article is to find out what needs to be considered in making a business plan using the Business Model Canvas. The results of the literature review show that using the Business Model Canvas business planning becomes clearer and more focused. The glass chip business, which is an example in the application of the canvas business model, is becoming more focused and clear. Therefore, in making a business model, the canvas has 9 important components, including Customer Segment, Value Propositions, Channels, Customer Relationships, Revenue Streams, Key Activities, Key Partnerships, Key Resources and Cost Structures that need to be considered and structured clearly to help run the business.Keywords: business, Business Model Canvas, business plan, glass chips, planningABSTRAK Dunia usaha memerlukan suatu perencanaan usaha yang dapat membantu wirausahawan menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk kelancaran usahanya. Perencanaan usaha ini dapat dibuat dalam bentuk business plan. Salah satu model business plan yang banyak memiliki keuntungan yaitu Business Model Canvas. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui apa saja yang perlu diperhatikan untuk membuat perencanaan usaha menggunakan Business Model Canvas. Hasil dari penelaahan pustaka menunjukkan dengan menggunakan Business Model Canvas perencanaan usaha menjadi lebih jelas dan terarah. Usaha keripik kaca yang menjadi contoh dalam penerapan Business Model Canvas ini menjadi lebih terarah dan jelas. Oleh karena itu dalam pembuatan Business Model Canvas memiliki 9 komponen penting diantaranya Customer Segment, Value Propositions, Channel, Customer Relationship, Revenue Streams, Key Activities, Key Partnership, Key Resources dan Cost Structure yang perlu diperhatikan dan disusun dengan jelas agar membantu kelancaran usaha. Kata Kunci: Business Model Canvas, business plan, keripik kaca, perencanaan, usaha


2016 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
Author(s):  
Eius Solihah ◽  
Aida Vitayala S. Hubeis ◽  
Agus Maulana

Usaha di bidang perikanan menghadapi berbagai kendala, sehingga untuk menjaga keberlangsungan usahanya, menuntut KNM Fish Farm yang merupakan usaha keluarga yang bergerak di bidang budidaya perikanan air tawar agar meningkatkan kinerja dengan cara memperbaiki model bisnis yang selama ini digunakan dalam menjalankan bisnisnya. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengidentifikasi model bisnis di KNM Fish Farm menggunakan BMC, (2) Menciptakan model bisnis perbaikan pada KNM Fish Farm. Data dikumpulkan dari Desember 2013 hingga Februari 2014 dan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus pada KNM Fish Farm. Alat analisis yang digunakan yaitu Business Model Canvas (BMC) dan Analisis SWOT. Penelitian ini difokuskanuntuk membuat model bisnis baru dengan pendekatan Business Model Canvas (BMC) yang melihat perusahaan melalui sembilan elemen, yaitu: (1) Customer segmentations, (2) Value Propositions, (3) Channels, (4) Customer relationship, (5) Revenue streams, (6) Key Resources, (7) Key Activities, (8) Key Partnerships, dan ( 9) Cost Structure. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model bisnis yangselama ini dilakukan oleh KNM Fish Farm ditemukan kelemahan pada ke-9 elemen BMC, oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan pada semua elemen.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document