scholarly journals Kerapatan Mangrove terhadap Kandungan Logam Pb, Cu, dan Cd pada Daging Ikan Bandeng (Chanos chanos) di Mangrove Wonorejo, Surabaya

2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 150-161
Author(s):  
Nirmalasari Idha Wijaya ◽  
Rendy Febrianto Sanjaya

Ekosistem mangrove Wonorejo digunakan untuk beberapa pemanfaatan yang berbeda, antara lain untuk budidaya tambak tradisional, dan budidaya silvofishery. Kerapatan vegetasi mangrove pada lokasi-lokasi tersebut berbeda, dimana silvofishery lebih rapat vegetasi mangrovenya. Saluran Avour merupakan suplai air tawar pada tambak-tambak yang berada di ekosistem mangrove, Wonorejo. Banyak sekali industri dan pemukiman yang dilewati sepanjang saluran avour ini dan diduga bahwa saluran ini membawa kandungan logam berat dan masuk ke dalam tambak-tambak yang berada disana baik tambak tradisional maupun silvofishery dan terakumulasi di dalam tubuh biota budidaya seperti ikan bandeng (Chanos chanos). Mangrove dikenal mampu mereduksi logam berat di perairan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh kerapatan mangrove terhadap kandungan logam berat pada daging ikan bandeng. Metode yang digunakan dalam menganalisis kandungan logam berat Pb, Cu dan Cd adalah dengan menggunakan Atomic Absorption Spectrofotometry (AAS). Dari keempat stasiun yang diteliti, yaitu tambak tradisional 1 dan 2 serta tambak silvofishery 1 dan 2 di ekosistem Mangrove Wonorejo, Surabaya ditemukan logam berat Pb pada daging ikan bandeng berturut-turut sebesar 0,181 ppm, 0,189 ppm, 0,114 ppm dan 0,125. Logam berat Cu sebesar 0,0091 ppm, 0,0095 ppm, 0,0052 ppm dan 0,0072 ppm. Logam berat Cd sebesar 0,019 ppm, 0,029 ppm, 0,015 ppm dan 0,014 ppm. Berdasarkan hasil penelitian tersebut ditemukan kandungan logam berat Pb, Cu dan Cd pada daging ikan bandeng (Chanos chanos) yang dipelihara di ekosistem Mangrove Wonorejo pada semua lokasi pengambilan sampel. Namun demikian konsentrasinya masih dibawah baku mutu yang ditetapkan oleh BPOM No 5 Tahun 2018 dan SNI 7387:2009.

2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 62
Author(s):  
Awaluddin Awaluddin ◽  
Arnold Kabangnga ◽  
Rahmat Januar Noor

Sistem budidaya yang dikembangkan oleh pembudidaya tradisional di kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep umumnya berada di pesisir sekitar kawasan pusat kegiatan antropogenik masyarakat seperti permukiman, kawasan pelabuhan dan industri. Aktifitas ini akan mempengaruhi input air ke dalam tambak yang rentan terhadap pencemaran logam Timbal (Pb). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar Timbal (Pb) pada air dan sedimen pada tambak tradisional ikan bandeng di Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan analisis deskriptif kuantitatif yang merancang penelitian untuk mendapat kejelasan tentang konsentrasi logam timbal (Pb) pada sampel yang diuji. Lokasi pengambilan sampel ditentukan dengan metode purposive sampling pada 3 stasiun pengamatan, yaitu: tambak pesisir, tambak sekitar pabrik PT. Semen Tonasa, dan tambak sekitar pemukiman. Analisis kadar logam (Pb) pada air dan sedimen dilakukan dengan menggunakan metode AAS (Atomic Absorption Spectrofotometric) dan mengacu pada SNI 6989:8:2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cemaran logam Timbal (Pb) pada air tambak tradisional semua stasiun telah melebihi ambang batas yang dipersyaratkan. Konsentrasi logam Timbal (Pb) dalam sedimen relative masih dibawah baku mutu.


2021 ◽  
Vol 16 (1) ◽  
pp. 97
Author(s):  
Khairuddin Khairuddin ◽  
Muhammad Yamin ◽  
Kusmiyati Kusmiyati

AbstrakTujuan dan target khusus dalam penelitian ini adalah : Ingin mengetahui kandungan logam berat Tembaga (Cu) pada Bandeng (Chanos chanos Forsk) yang berasal dari Kampung Melayu Kota Bima. Manfaat khusus adalah untuk melindungi konsumen yang mengkonsumsi bandeng dari kontaminan logam berat. Penelitian dilakukan di Kampung Melayu Kota Bima yaitu pada daerah yang ada tambak bandeng. Metode Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan jaring insang (gill net). Sampel Bandeng diambil 3 ekor langsung pada areal tambak. Selanjutnya sampel dimasukkan ke dalam kantong plastik dan kemudian disimpan dalam kotak sampel. Sampel penelitian kemudian dianalisis di laboratorium analitik UNRAM. Metode analisis data dilakukan dengan mengambil jaringan otot dari Bandeng (Chanos chanos Forsk), kemudian dianalisis kandungan logam berat Tembaga (Cu) dengan menggunakan alat Spektrofotometer Serapan Atom (Atomic Absorption Spectrophotometer),  Pengukuran logam berat pada jaringan otot Bandeng dilakukan dengan menambahkan HNO3 pekat dan HClO4, dipanaskan pada suhu 60-70ºC selama 2-3 jam sampai larutan jernih.  Sampel siap diukur dengan AAS menggunakan nyala udara-asetilen. Hasil penelitian menemukan 27,3 % Tembaga (Cu) dalam jaringan Bandeng, yang menunjukan bahwa lingkungan tempat ikan dipelihara sudah terkontaminasi oleh Tembaga (Cu). Apabila manusia mengkonsumsi ikan bandeng yang mengandung Tembaga (Cu), maka tembaga tersebut dapat terakulumasi dalam tubuh, sehingga dapat memberikan dampak negatife bagi kesehatan.Kata kunci : Tembaga (Cu), Bandeng, dan Kampung Melayu


DEPIK ◽  
2014 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
Author(s):  
Tati Nurhayati ◽  
Nurjanah . ◽  
Alfi Hamdan Zamzami

The purpose of this study is to determine the micro minerals composition i.e. iron, zinc, copper, and iodine) and heavy metals i.e. lead, cadmium, and mercury) on three groups of weight of milkfish (Chanos chanos). Micro minerals and heavy metals were analyzed using atomic absorption spectrofotometric (AAS). The results showed that the highest levels of micro minerals were found at weight ±150 g (6.95±0.16 mg of zinc/kg of dry basis, copper 0.55±0.01 mg/kg of dry basis , and iron 12.14±0.06 mg/kg of dry basis. The highest iodine content contain was found at weight 102 g ± is 76.33±0.01 mg/100g of dry basis. The concentrations obtained in lead was 0.143±0.0057 mg/kg, cadmium was 0.0433±0.011 mg/kg, and mercury was 0.143±0.0057 mg/kg of dry basis,. The heavy metals level from Tanjung Pasir Tangerang District are safe to be comsumed since it is still below the limit for food savety.


2006 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 44
Author(s):  
Petrus Rani Pong-Masak ◽  
Rachmansyah Rachmansyah

Determination of plumbum (Pb) residue distribution in the organs of milkfish, Chanos chanos reared in different water salinities was performed in a 2,000 l fiberglass container under laboratory condition. Water salinity levels as treatment were 10, 20, and 30 ppt. Milkfishes (100±14 g) obtained from local farmer were reared in 2,000 l fiberglass container at density of 40 individu/l. The fishes were exposured with Pb at 2 ppm. Sampling were conducted at 0 (initial), 7, 14 and 21 days after application of Pb. Pb was extracted from flesh, kidney, liver, intestine, and gill, and determined by atomic absorption spectrophotometer. Results showed that Pb residue in milkfish organs increase when water salinity decrease. The highest Pb residue concentration found in kidney followed by liver, intestine, flesh and gill.


Author(s):  
Robert E. Ogilvie

The search for an empirical absorption equation begins with the work of Siegbahn (1) in 1914. At that time Siegbahn showed that the value of (μ/ρ) for a given element could be expressed as a function of the wavelength (λ) of the x-ray photon by the following equationwhere C is a constant for a given material, which will have sudden jumps in value at critial absorption limits. Siegbahn found that n varied from 2.66 to 2.71 for various solids, and from 2.66 to 2.94 for various gases.Bragg and Pierce (2) , at this same time period, showed that their results on materials ranging from Al(13) to Au(79) could be represented by the followingwhere μa is the atomic absorption coefficient, Z the atomic number. Today equation (2) is known as the “Bragg-Pierce” Law. The exponent of 5/2(n) was questioned by many investigators, and that n should be closer to 3. The work of Wingardh (3) showed that the exponent of Z should be much lower, p = 2.95, however, this is much lower than that found by most investigators.


2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Rizki Andalia ◽  
Mulia Aria Suzanni ◽  
Rini Rini

Lipstick or lip dye is a cosmetic dose that serves to coloring, decorative the lips, as a moisturizing material and protect the lips from exposure the sun to provide optimum results. Lipstick should not contain chemicals such as lead (Pb) because the Pb is a heavy metal that is very dangerous when continuously used on the skin, because it will be absorbed into the blood and attack the body organ causing the onset of disease. According to BPOM that the lead rate on the lipstick does not exceed the permissible limit of 20 mg/kg or 20 ppm.This research aims to know the levels contained in the samples are 4 brands of matte lipstick that are sold in the Aceh market in Banda Aceh City with the method of atomic absorption spectrophotometry (AAS). The results showed that on the 4 brands of lipstick matte contain heavy metal lead (Pb) with a rate still qualified allowed by BPOM  is samples A, B, C, and D, respectively at 0.24 ppm; 0.10 ppm; 2.87 ppm and 1.32 ppm, so that the 4 brands of lipstick matte are still used.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document