scholarly journals Kajian Cemaran Timbal (Pb) pada Tambak Tradisional Ikan Bandeng (Chanos chanos)

2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 62
Author(s):  
Awaluddin Awaluddin ◽  
Arnold Kabangnga ◽  
Rahmat Januar Noor

Sistem budidaya yang dikembangkan oleh pembudidaya tradisional di kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep umumnya berada di pesisir sekitar kawasan pusat kegiatan antropogenik masyarakat seperti permukiman, kawasan pelabuhan dan industri. Aktifitas ini akan mempengaruhi input air ke dalam tambak yang rentan terhadap pencemaran logam Timbal (Pb). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar Timbal (Pb) pada air dan sedimen pada tambak tradisional ikan bandeng di Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan analisis deskriptif kuantitatif yang merancang penelitian untuk mendapat kejelasan tentang konsentrasi logam timbal (Pb) pada sampel yang diuji. Lokasi pengambilan sampel ditentukan dengan metode purposive sampling pada 3 stasiun pengamatan, yaitu: tambak pesisir, tambak sekitar pabrik PT. Semen Tonasa, dan tambak sekitar pemukiman. Analisis kadar logam (Pb) pada air dan sedimen dilakukan dengan menggunakan metode AAS (Atomic Absorption Spectrofotometric) dan mengacu pada SNI 6989:8:2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cemaran logam Timbal (Pb) pada air tambak tradisional semua stasiun telah melebihi ambang batas yang dipersyaratkan. Konsentrasi logam Timbal (Pb) dalam sedimen relative masih dibawah baku mutu.

2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 59
Author(s):  
Tb Dinar Jantia ◽  
Muarif Muarif ◽  
Fia Sri Mumpuni

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan ikan bandeng di tambak silvoakuakultur dan non silvo dengan tipe tambak yang berbeda, serta untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan bandeng di tambak silvoakuakultur dan non silvoakuakutur. Pengumpulan data dimulai bulan Mei sampai Agustus 2019 di Desa brondong, Pabean Ilir, dan Karangsong Kabupaten Indramayu. Metode penelitian ini menggunakan teknik survei dengan pengambilan sampel secara purposive. Data penelitian diperoleh melalui survey (wawancara/kuisioner). Pengambilan sampel pembudidaya ikan meggunakan teknik purposive sampling. Data pertumbuhan dianalisis menggunakan sidik ragam dan DMRT. Kualitas air diukur secara (insitu). Pertumbuhan ikan bandeng antar tipe tambak silvoakuakultur berbeda nyata dan nilai tertinggi terdapat pada tambak empang parit memiliki ( 348,00 g). Pertumbuhan ikan bandeng pada tambak  non silvoakuakultur berbeda nyata dengan tambak silvoakuakultur tipe empang parit, akan tetapi tidak berbeda nyata dengan tambak silvoakuakultur tipe kao kao dan komplangan. Kualitas air seluruh tambak masih dalam kisaran yang layak.


Sari Pediatri ◽  
2017 ◽  
Vol 18 (4) ◽  
pp. 265
Author(s):  
Dewi Mutiati Ratnasari ◽  
Mei Neni Sitaresmi ◽  
Nenny Sri Mulyani

Latar belakang. Timbal telah terbukti neurotoksin. Kadar timbal yang tinggi dalam darah dihubungkan dengan inteligensi yang rendah pada anak, tetapi sampai saat ini belum ada laporan hubungan kadar timbal dalam darah dengan inteligensi anak di Indonesia khususnya Yogyakarta.Tujuan. Mengetahui hubungan kadar timbal darah dengan tingkat inteligensi anak.Metode. Penelitian potong lintang terhadap anak di 7 Sekolah Dasar kelas 1 dan 2 Inklusi di Yogyakarta pada bulan Januari 2013. Subyek penelitian diperoleh secara purposive sampling. Kriteria inklusi adalah anak dengan 5 peringkat tertinggi dan 5 peringkat terendah yang bersedia mengikuti penelitian. Kriteria eksklusi adalah anak dengan sindrom Down, hiperaktif, autis, dan adanya gangguan pendengaran. Inteligensi ditentukan berdasarkan Wechsler Intelligence Scale for Children timbal dalam darah diperiksa dengan alat atomic absorption spectrophotometry. Data dianalisis dengan menggunakan uji independent t-test, uji chi-square, dan uji Fisher.Hasil. Didapatkan 80 anak (40 anak dengan inteligensi tinggi dan 40 anak dengan inteligensi rendah) diikutsertakan dalam penelitian ini. Rerata kadar timbal dalam darah anak dengan inteligensi tinggi 4,09 µg/dL (SB 0,50) lebih rendah dibandingkan dengan rerata kadar timbal dalam darah anak dengan inteligensi rendah 7,08 µg/dL (SB 0,61, IK95%: 1,429-4,555). Kadar timbal dalam darah ≥5 µg/dL lebih banyak dijumpai pada anak dengan inteligensi rendah dibandingkan dengan anak dengan inteligensi tinggi (75% vs 45%; p=0,006). Hasil analisis bivariat faktor luar didapatkan faktor lain yang memengaruhi tingkat inteligensi anak adalah stimulasi, tingkat pendidikan ibu dan sosial ekonomi (p=<0,001, p=0,001, dan p=0,001).Kesimpulan. Anak dengan inteligensi rendah mempunyai kadar timbal darah yang lebih tinggi dibandingkan anak dengan inteligensi tinggi.


2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 150-161
Author(s):  
Nirmalasari Idha Wijaya ◽  
Rendy Febrianto Sanjaya

Ekosistem mangrove Wonorejo digunakan untuk beberapa pemanfaatan yang berbeda, antara lain untuk budidaya tambak tradisional, dan budidaya silvofishery. Kerapatan vegetasi mangrove pada lokasi-lokasi tersebut berbeda, dimana silvofishery lebih rapat vegetasi mangrovenya. Saluran Avour merupakan suplai air tawar pada tambak-tambak yang berada di ekosistem mangrove, Wonorejo. Banyak sekali industri dan pemukiman yang dilewati sepanjang saluran avour ini dan diduga bahwa saluran ini membawa kandungan logam berat dan masuk ke dalam tambak-tambak yang berada disana baik tambak tradisional maupun silvofishery dan terakumulasi di dalam tubuh biota budidaya seperti ikan bandeng (Chanos chanos). Mangrove dikenal mampu mereduksi logam berat di perairan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh kerapatan mangrove terhadap kandungan logam berat pada daging ikan bandeng. Metode yang digunakan dalam menganalisis kandungan logam berat Pb, Cu dan Cd adalah dengan menggunakan Atomic Absorption Spectrofotometry (AAS). Dari keempat stasiun yang diteliti, yaitu tambak tradisional 1 dan 2 serta tambak silvofishery 1 dan 2 di ekosistem Mangrove Wonorejo, Surabaya ditemukan logam berat Pb pada daging ikan bandeng berturut-turut sebesar 0,181 ppm, 0,189 ppm, 0,114 ppm dan 0,125. Logam berat Cu sebesar 0,0091 ppm, 0,0095 ppm, 0,0052 ppm dan 0,0072 ppm. Logam berat Cd sebesar 0,019 ppm, 0,029 ppm, 0,015 ppm dan 0,014 ppm. Berdasarkan hasil penelitian tersebut ditemukan kandungan logam berat Pb, Cu dan Cd pada daging ikan bandeng (Chanos chanos) yang dipelihara di ekosistem Mangrove Wonorejo pada semua lokasi pengambilan sampel. Namun demikian konsentrasinya masih dibawah baku mutu yang ditetapkan oleh BPOM No 5 Tahun 2018 dan SNI 7387:2009.


2021 ◽  
Vol 16 (1) ◽  
pp. 97
Author(s):  
Khairuddin Khairuddin ◽  
Muhammad Yamin ◽  
Kusmiyati Kusmiyati

AbstrakTujuan dan target khusus dalam penelitian ini adalah : Ingin mengetahui kandungan logam berat Tembaga (Cu) pada Bandeng (Chanos chanos Forsk) yang berasal dari Kampung Melayu Kota Bima. Manfaat khusus adalah untuk melindungi konsumen yang mengkonsumsi bandeng dari kontaminan logam berat. Penelitian dilakukan di Kampung Melayu Kota Bima yaitu pada daerah yang ada tambak bandeng. Metode Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan jaring insang (gill net). Sampel Bandeng diambil 3 ekor langsung pada areal tambak. Selanjutnya sampel dimasukkan ke dalam kantong plastik dan kemudian disimpan dalam kotak sampel. Sampel penelitian kemudian dianalisis di laboratorium analitik UNRAM. Metode analisis data dilakukan dengan mengambil jaringan otot dari Bandeng (Chanos chanos Forsk), kemudian dianalisis kandungan logam berat Tembaga (Cu) dengan menggunakan alat Spektrofotometer Serapan Atom (Atomic Absorption Spectrophotometer),  Pengukuran logam berat pada jaringan otot Bandeng dilakukan dengan menambahkan HNO3 pekat dan HClO4, dipanaskan pada suhu 60-70ºC selama 2-3 jam sampai larutan jernih.  Sampel siap diukur dengan AAS menggunakan nyala udara-asetilen. Hasil penelitian menemukan 27,3 % Tembaga (Cu) dalam jaringan Bandeng, yang menunjukan bahwa lingkungan tempat ikan dipelihara sudah terkontaminasi oleh Tembaga (Cu). Apabila manusia mengkonsumsi ikan bandeng yang mengandung Tembaga (Cu), maka tembaga tersebut dapat terakulumasi dalam tubuh, sehingga dapat memberikan dampak negatife bagi kesehatan.Kata kunci : Tembaga (Cu), Bandeng, dan Kampung Melayu


2018 ◽  
Vol 21 (2) ◽  
pp. 155 ◽  
Author(s):  
Rotua Malau ◽  
Ria Azizah ◽  
AB Susanto ◽  
Gunawan Widi Santosa ◽  
Irwani Irwani

Concentration of the Heavy Metal Lead (Pb) in the Seawater, Sediment, and the Seaweed Sargassum sp. in Teluk Awur, Jepara The increasing human activities led to an increase in waste disposal which eventually accumulates and decrease the water quality of rivers and seas. One of the pollutant resulted by human activities is heavy metal. The presence of heavy metals in the waters could directly harm the bioorganisms and indirectly affect human health by food chains. The purpose of this research is to investigate the lead content (Pb) in the water, sediment, and seaweed Sargassum sp., as well as to determine the status of pollution in Teluk Awur waters, Jepara. The research was conducted in November 2017 and January 2018 using descriptive method. Sampling sites were decided by Purposive Sampling Method. Analysis of lead content was conducted using AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry). The results showed that the lead content of seawater in Teluk Awur, Jepara, was within 0.003 mg/L and not on the level of concern, according to KepMen LH No. 51/2004. The range of lead content in the sediment was 47- 68,35 mg/kg and considered as polluted, according to NRCC GBW07313. The range of lead content in the seaweed Sargassum sp. was 0.22-0.79 mg/kg and has exceeded the quality standard  specified by PerBPOM No. 23/2017. Meningkatnya  kegiatan  manusia  menyebabkan  peningkatan  pembuangan  limbah  yang pada akhirnya bermuara ke sungai maupun laut, yang mengakibatkan perairan laut menjadi tercemar. Salah satu pencemar akibat aktivitas   manusia   adalah   logam   berat   timbal yang dapat membahayakan kehidupan organisme perairan secara langsung, maupun tidak langsung terhadap kesehatan manusia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan logam berat Pb pada air, sedimen, dan rumput laut Sargassum sp. serta untuk mengetahui status pencemaran di Perairan Teluk Awur, Jepara. Penelitian dilakukan pada bulan November 2017 dan Januari 2018. Metode penelitian yang digunakan  adalah  metode  deskriptif.  Penentuan  lokasi  penelitian  dilakukan dengan Purposive Sampling Method. Analisis logam berat Pb dilakukan dengan menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry). Hasil penelitian menunjukan kandungan logam berat Pb di Perairan Teluk Awur, Jepara, pada air laut yaitu 0,003 mg/L dan masih belum tercemar menurut KepMen LH No.51/2004. Kandungan logam berat Pb pada sedimen yaitu berkisar 47 - 68,35 mg/kg dan telah tercemar menurut NRCC GBW07313. Kandungan logam berat Pb pada rumput laut Sargassum sp. yaitu berkisar 0,22 - 0,79 mg/kg dan telah melebihi baku mutu yang ditentukan oleh PerBPOM No. 23 Tahun 2017 


2014 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 143-150
Author(s):  
Savitri Taurusiana ◽  
Norma Afiati ◽  
Niniek Widyorini

Sebagian besar masyarakat Tanjung Mas, Semarang dan Wedung, Demak menjadikan kerang, terutama kerang darah (Anadara granosa (L.)) sebagai salah satu produk perikanan yang bernilai ekonomis tinggi. Peningkatan jumlah industri akan selalu diikuti oleh pertambahan jumlah limbah. Limbah yang dihasilkan diantaranya adalah limbah logam berat Fe dan Zn. Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang kandungan logam berat Fe dan Zn pada kerang darah (A. granosa (L.)) di perairan Tanjung Mas, Semarang dan perairan Wedung, Demak guna memberikan informasi tentang kandungan logam Fe dan Zn di dalam  kerang darah (A. granosa (L.)) yang umumnya dikonsumsi oleh masyarakat setempat.Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kandungan kadar logam berat Fe dan Zn pada Kerang Darah (A. granosa (L.)) di Perairan Tanjung Mas, Semarang dan Perairan Wedung, Demak. Selain itu, juga mengetahui Maximum Tolerable Intake (MTI) dari logam berat Fe dan Zn yang mengacu pada ketetapan JEFCA. Materi yang digunakan adalah jaringan lunak kerang darah (A. granosa (L.)) yang berasal dari perairan Tanjung Mas, Semarang dan perairan Wedung, Demak. Metode penelitian yang digunakan adalah cara pengambilan sampel secara purposive sampling dan analisis laboratorium dengan menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer).Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan logam berat  besi (Fe) dalam A. granosa (L.) di perairan Tanjung Mas dan perairan Wedung rata-rata antara 563,32 – 1.305,05 mg/kg berat basah. Sedangkan kandungan logam berat seng (Zn) dalam A. granosa (L.) di perairan Tanjung Mas dan perairan Wedung rata-rata berkisar antara 68,13 – 94,22 mg/kg berat basah. Maximum Tolerable Intake (MTI) ) dengan asumsi untuk orang dengan berat badan 60 kg menurut ketetapan JEFCA. Logam Fe sebesar 0,037 kg/hari untuk perairan Tanjung Mas dan perairan Wedung sebesar 0,043 kg/hari. Logam Zn sebesar 0,705 kg/hari untuk perairan Tanjung Mas dan 0,637 kg/hari untuk perairan Wedung.


2018 ◽  
Vol 6 (4) ◽  
pp. 455-462
Author(s):  
Novananda Nadia ◽  
Siti Rudiyanti ◽  
Haeruddin Haeruddin

Sungai Cisadane memiliki fungsi penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lain disekitarnya. Berbagai jenis aktivitas manusia mulai dari pertanian, perikanan, pemukiman, pariwisata, perkebunan, transportasi hingga berbagai aktivitas industri terjadi di sepanjang Sungai Cisadane. Berbagai aktivitas tersebut menyebabkan penurunan kualitas air Sungai Cisadane setiap tahunnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi serta sebaran spasial logam berat Pb dan Cd pada kolom air dan sedimen di perairan muara Cisadane, Tangerang, Banten. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 1 kali yaitu pada tanggal 15 Januari 2017, sampel yang diambil berupa air dan sedimen, dan pengukuran parameter fisika kimia perairan. Pengambilan sampel dilakukan di 9 stasiun pengamatan yang ditentukan berdasarkan adanya aktivitas industri disekitar perairan tersebut. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan metode sampling menggunakan teknik purposive sampling. Pengukuran logam berat Pb dan Cd mengacu pada metode SNI dengan spektrofotometer AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer). Hasil pengukuran konsentrasi logam berat Pb pada kolom air yaitu berkisar antara <0,001 hingga <0,01 mg/l dan konsentrasi logam berat Cd pada kolom air yaitu <0,002 mg/l. Sedangkan konsentrasi logam berat Pb pada sedimen berkisar antara <0,01 hingga 52,8040 mg/kg dan konsentrasi logam berat Cd pada sedimen yaitu <0,002 mg/kg. Apabila dilihat dari gambaran sebaran spasial logam berat Pb dan Cd di air dan sedimen, dapat disimpulkan bahwa logam berat Pb dan Cd di perairan muara Cisadane tersebar di seluruh stasiun penelitian, tetapi masih tergolong rendah konsentrasinya dan sebagian besar masih berada di bawah baku mutu yang telah ditetapkan.  The Cisadane River has an important function for human life and other living things around it. Various types of human activities from agriculture, fisheries, settlements, tourism, plantations, transportation to various industrial activities occur along the Cisadane River. These activities has caused the decrease in the water quality of the Cisadane River each year. The purpose of this research is to know the concentration and spatial distribution of heavy metals Pb and Cd on water column and sediment in the waters of Cisadane estuary, Tangerang, Banten. Sampling was conducted once on January 15, 2017, samples taken in the form of water and sediment, and measurement of water chemistry physics parameters. Sampling was conducted at 9 observation stations determined based on the existence of industrial activity around the waters. The method used is descriptive method of sampling method using purposive sampling technique. Measurements of heavy metals Pb and Cd referring to the ISO method with a spectrophotometer AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer). The result of measurement of heavy metal concentration of Pb in the water column is between <0,001 to <0,01 mg/l and concentration of heavy metal Cd in water column that is <0,002 mg/l. While concentrations of Pb heavy metals in sediments ranged from <0.01 to 52.8040 mg/kg and concentrations of heavy metal Cd in sediments ie <0.002 mg/kg. When viewed from the description of the spatial distribution of heavy metals of Pb and Cd in water and sediment, it can be concluded that there are heavy metals of Pb and Cd in the waters of Cisadane estuary scattered throughout the research station, but still relatively low concentration and most are still below the standard which has been set.


DEPIK ◽  
2014 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
Author(s):  
Tati Nurhayati ◽  
Nurjanah . ◽  
Alfi Hamdan Zamzami

The purpose of this study is to determine the micro minerals composition i.e. iron, zinc, copper, and iodine) and heavy metals i.e. lead, cadmium, and mercury) on three groups of weight of milkfish (Chanos chanos). Micro minerals and heavy metals were analyzed using atomic absorption spectrofotometric (AAS). The results showed that the highest levels of micro minerals were found at weight ±150 g (6.95±0.16 mg of zinc/kg of dry basis, copper 0.55±0.01 mg/kg of dry basis , and iron 12.14±0.06 mg/kg of dry basis. The highest iodine content contain was found at weight 102 g ± is 76.33±0.01 mg/100g of dry basis. The concentrations obtained in lead was 0.143±0.0057 mg/kg, cadmium was 0.0433±0.011 mg/kg, and mercury was 0.143±0.0057 mg/kg of dry basis,. The heavy metals level from Tanjung Pasir Tangerang District are safe to be comsumed since it is still below the limit for food savety.


2015 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 119-125
Author(s):  
Emma Kurniawaty ◽  
Binar Panunggal

Latar Belakang: Intelegensi merupakan salah satu perkembangan kognitif. Pengukuran inteligensi dapat dilakukan melalui tes Intelligence Quotient (IQ). Penurunan skor Intelligence Quotien (IQ) dapat terjadi karena kekurangan zat gizi jangka panjang. Seng merupakan salah satu mikronutrient yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan otak. Defisiensi seng (Zn) dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan, malformasi organ, dan gangguan kognitif pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status seng (Zn) dengan Intelligence Quotient (IQ) pada anak usia 9-11 tahun di SDN 1 Gondang Wonogiri.Metode:  Total subjek 67 anak usia 9-11 tahun dari SDN 1 Gondang Wonogiri berpartisipasi dalam penelitian ini. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional dengan menggunakan metode purposive sampling dalam pengambilan sampel. Status seng diperoleh melalui pengukuran kadar seng rambut dengan metode Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS). Skor IQ diperoleh melalui tes intelegensi dengan metode Culture Fair Intelligence Test (CFIT). Hasil:  Pada penelitian ini diperoleh rerata skor IQ (90,67±1,5), dengan kategori Mentally Deffective 2 orang (3%), Borderline 11 orang (16,4%), Low Average 18 orang (26,9%), Average 32 orang (47,8%), dan High Average 4 orang (6%). Rerata usia subjek adalah 9,66±0,07 tahun. Semua subjek memiliki status seng (Zn) batas normal (260,67 ± 7,28 ppm) dan tidak terdapat hubungan yang signifikan status seng (Zn) dengan Intelligence Quotient (IQ) secara statistik (r =   -0,118 ; p = 0,340).Simpulan: Status seng (Zn) tidak berhubungan dengan Intelligence Quotient (IQ) secara statistik.


2017 ◽  
Author(s):  
Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu 2017 ◽  
Haqqi Annazili Nasution ◽  
Alexander Tuahta Sihombing

Sungai adalah salah satu sumber air yang digunakan oleh manusia untuk berbagai aktivitas dalam kehidupan dan memiliki peranan penting dalam kehidupan setiap makhluk hidup sehingga air akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kondisi/ komponen lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan logam berat Timbal (Pb) dalam air sungai silau di kota kisaran dan tingkat pencemarannya yang dibandingkan dengan standar baku air dalam PP No 82 tahun 2001. Penelitian dilakukan pada bulan Juni - September 2017. Pengambilan sampel air sungai menggunakan metode purposive sampling yang diambil dari tiga stasiun sungai silau di kota kisaran. Parameter yang dianalisis adalah tingkat pencemaran logam berat Timbal (Pb) dalam air sungai silau menggunakan alat Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) melalui uji-t satu pihak dan data kuesioner yang diperoleh dari masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar pinggir sungai Silau yang diolah menggunakan aplikasi SPSS 16.0. Hasil analisis data menyatakan bahwa air sungai silau telah teridentifikasi mengandung logam berat Timbal (Pb) sehingga perlu pengawasan yang rutin untuk mengantisipasi agar tidak terjadinya pencemaran logam berat Timbal (Pb). Hasil uji hipotesis menyatakan bahwa konsentrasi logam berat timbal (Pb) tidak berbeda signifikan dengan standar baku air dalam Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 sehingga diperoleh kesimpulan bahwa air sungai silau tidak tercemar logam berat Timbal (Pb) dan tidak terdapat dampak negatif secara langsung bagi kesehatan masyarakat sekitar. Hal ini didukung oleh data kuesioner yang menyimpulkan bahwa tidak ada masyarakat yang mengalami keluhan kesehatan yang dipengaruhi oleh keberadaan logam berat Timbal (Pb).


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document