scholarly journals PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENUMBUHKEMBANGKAN HIGHER ORDER THINKING SKILL SISWA SEKOLAH DASAR

INVENTA ◽  
2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 62-71
Author(s):  
Cholifah Tur Rosidah

Mengkaji penerapan model Problem Based Learning (PBL) untuk menumbuhkembangkan Higher Order Thinking Skill (HOTS) siswa Sekolah Dasar. Artikel ini ditulis melalui studi kepustakaan. PBL merupakan model dengan pendekatan belajar pada masalah autentik, sehingga siswa mampu menyusun pengetahuannya sendiri. PBL bercirikan menggunakan masalah yang riil sebagai bahan belajar siswa untuk melatih dan menumbuhkembangkan keterampilan berrpikir kritis serta pemecahan masalah guna mendapatkan konsep-konsep pengetahuan. HOTS adalah salah satu komponen yang harus dikembangkan dalam setiap pelaksanaan proses pembelajaran Kurikulum 2013. Aktivitas belajar harus dirancang agar siswa memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi. Berdasarkan hasil kajian, sintaks pembelajaran model PBL yang terlihat pada aktivitas belajar siswa dapat melatih dan menumbuhkembangkan high order thingking skill siswa, karena siswa memperoleh pengalaman secara langsung dan dapat mengubah tingkah laku (pengetahuan, ketrampilan, sikap) baik segi kuantitas maupun kualitas.

2021 ◽  
Vol 2 (5) ◽  
pp. 652-664
Author(s):  
Mrs. Cik‘ani

Menurut peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan No. 103 tahun 2014 mengenai pembelajaran di tingkat pendidikan dasar dan menengah pasal 2 ayat 1, menjelaskan pelaksanaan pembelajaran pada Pendidikan dasar dan menengah harus berbasis aktivitas, kreatifitas dengan karakteristik. Amanat pemerintah mengharapkan peserta didik dapat mencapai berbagai kompetensi dengan penerapan pembelajaran HOTS (Higher Order Thinking Skills) dan Keterampilan abad 21, dan hasil observasi dan wawancara di SMPN 2 Sukorejo aktivitas pembelajaran IPA, aspek pembelajaran berbasis masalah, tingkat berpikir HOTS dan keterampilan abad 21 masih rendah. Penelitian ini merupakan penelitian PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dengan 2 siklus masing-masing siklus ada empat tahap dengan jenis diskriptif kualitatif, instrumen yang digunakan berupa : 1)lembar observasi, 2)lembar catatan lapangan dan 3)soal tes dan soal lembar kerja. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di SMPN 2 Sukorejo ditemukan data bahwa pembelajaran berbasis aktifitas dengan karakteristik yang sesuai dengan amanat Permendikbud No 103 tahun 2014 pasal 2 ayat 1 pada proses pembelajaran masih belum maksimal sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitihan dengan tujuan untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran PBL(Problem Based Learning) dapat meningkatkan aktifitas dengan karakteristik dengan berorientasi pada pembelajajaran HOTS dan keterampilan abad 21. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan rata-rata persentase aktivitas belajar siswa yakni 68,28% pada siklus 1 menjadi 83,8,% pada siklus II artinya ada peningkatan sebesar 15,52%, sedangkan untuk tingkat pemecahan masalah dari 63,8 % pada siklus 1 menjadi 78,975 % pada siklus II artinya ada peningkatan sebesar 15,175 %i Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model Problem Base Learning dengan berorientasi HOTS dan keterampilan abad 21 dapat meningkatkan aktifitas belajar dan keterampilan pemecahan masalah dengan karakteristik siswa.


Mangifera Edu ◽  
2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 63-72
Author(s):  
Gita Erlangga Kurniawan

Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu dan membimbing seseorang untuk mengembangkan segala potensinya sehingga ia mencapai kualitas diri yang lebih baik. Inti dari pendidikan adalah usaha pendewasaan manusia seutuhnya (lahir dan batin), baik oleh orang lain maupun oleh dirinya sendiri, dalam arti tuntutan agar anak didik memiliki  kemerdekaan berfikir, merasa, berbicara, dan bertindak serta percaya diri dengan penuh rasa tanggung jawab dalam setiap tindakan dan prilaku kehidupannya sehari-hari(Basri, 2007:34). Dalam menghadapi dunia globalisasi siswa dituntut berpikiran Higher Order Thinking Skill (HOTS) atau kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan kemampuan yang mencakup berpikir kritis, logis, reflektif, dan metacognitive dalam segala bidang terutama dalam bidang IPA. Kemampuan yang aktif ketika seorang peserta didik menghadapi permasalahn yang tidak biasa, ketidaktentuan, pertanyaan atau dilema dalam mehami bidang fluida statis. Fulida statsis ini memeiliki peranan  penting dalam siswa memahami teknik fisika Untuk membantu siswa bisa berpikir HOTS Higher Order Thinking Skill maka penulis membuat manejemen pendidikan di bidang modul IPA yang berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skill). Perancangan modul ini divalidasi oleh teman sejawat yang berkompeten sehingga menghasilkan modul yang membantu siswa dalam berpikir HOTS dalam bidang fluida statis sehingga siswa memiliki nilai di atas KKM (Kriteria Kelulusan Minimal)


Mangifera Edu ◽  
2018 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 62-71
Author(s):  
Gita Erlangga Kurniawan

Dalam menghadapi dunia globalisasi siswa dituntut berpikiran Higher Order Thinking Skill (HOTS) atau kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan kemampuan yang mencakup berpikir kritis, logis, reflektif, dan metacognitive dalam segala bidang terutama dalam bidang IPA. Pada penelitian ini dengan menggunakan metode penelitian pengembangan modul pembelajaran berbasis model problem solving untuk meningkatkan High Order Thinking Skill (HOTS) dalam materi fluida statis. Peneliti tertarik membuat modul sederhana dengan pokok pembahasan fluida statis agar siswa tertarik dan memahami materi fluida statis. Di dalam modul tersebut peneliti merancang modul dengan merangsang pemikiran siswa untuk aktif menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang berkaitan fluida statis di sekitar kehidupan sehari-hari. Modul ini di dalamnya terdapat lembar praktikum dan soal-soal yang berkaitan dengan fluida statis. Perancangan modul ini divalidasi oleh teman sejawat yang berkompeten sehingga menghasilkan modul yang berkualitas. Hasil penelitian ini perancangan modul yang dihasilkan adalah kategori bagus dinilai para validator dan positif bisa diterima dikalangan siswa tersebut. Hal tersebut dibuktikan dengan metode perancangan modul yang dihasilkan bisa meningkatkan nilai hasil belajar siswa dengan 28 siswa dengan nilai di atas KKM dan hanya 3 siswa di bawah nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) hal tersebut jauh lebih baik ketika hasil belajar siswa tanpa menggunakan modul yang tidak ada siswa seorang pun yang nilai nya di atas nilai KKM .


Author(s):  
Atika Dwi Evitasari

<p>Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk dapat mengembangkan higher order thinking skill dalam pembelajaran IPA dengan menerapkan model Problem Based Learning pada peserta didik Sekolah Dasar. <em>Higher order thinking skills (HOTS) </em>merupakan keterampilan tingkat tinggi yang menuntut individu dapat berpikir atau bertindak secara kreatif, melakukan evaluasi dan analisis dalam memecahkan masalah. Terutama memecahan masalah yang berkaitan gejala-gejala yang muncul berkaitan dengan materi IPA. Menganalisis, mengevaluasi, dan berkreasi merupakan keterampilan tingkat tinggi yang harus dikuasai oleh setiap individu. Model <em>Problem Based Learning</em> (PBL) adalah model yang sangat dimungkinkan untuk dapat mengembangkan HOTS. Peserta diklat dilatih untuk dapat mendesain pembelajaran IPA berbasis model PBL<em> </em>sehingga tujuan pembelajaran terkait pengembangan HOTS bagi peserta didik tercapai<em> </em>dengan baik. Model PBL<em> </em> mempunyai tahapan pembelajaran berupa 1) orientasi peserat didik terhadap masalah; 2) mengorganisasi peserta didik untuk belajar; 3) membimbing penyelidikan individual atau kelompk; 4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya; dan 5) menganalisis dan mengevaluasi pemecahan masalah. Oleh karena itu model PBL dapat membantu mengembangkan <em>higher order thinking skills</em> dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.</p>


Author(s):  
Neni Wahyuningtyas ◽  
Nurul Ratnawati

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik guru pada aspek pengembangan evaluasi hasil belajar masih bersifat konvesional. Maka dari itu, pengabdian di masyarakat yang dilakukan berasaskan pada tujuan meningkatkan kemampuan guru dalam membuat soal yang dapat mendorong siswa untuk memiliki kemampuan menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6). Program yang dijalankan yaitu Pelatihan Penyusunan Soal High Order Thinking Skill (HOTS) bagi GuruGuru MGMP IPS Kabupaten Malang. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian ini adalah dengan mengungkap permasalahan yang muncul dikalangan para guru, kemudian dilakukan diskusi pengusul bersama mitra untuk merumuskan akar masalah prioritas yang disepakati, serta menentukan solusi yang tepat. Namun sebelum dilakukan diskusi atau pelatihan, terlebih dahulu pengusul melakukan koordinasi dengan guru-guru MGMP IPS Kabupaten Malang, koordinasi berkaitan dengan kegiatan sosialiasi. Keseluruhan kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat dikatakan berhasil, meskipun belum semua peserta pendampingan menguasai cara menyusun soal HOTS.


2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 37
Author(s):  
Yennita Yennita ◽  
Isra Khasyyatillah ◽  
Gibran Gibran ◽  
Mitri Irianti

This research aimed to develop high order thinking skills  workheet in momentum, impulse, and collision topic for senior high school This type of research is Research and Development  follow 4D models, includes : define, design, develop and disseminate. Data collection instruments used validation sheets for given to 5 validator, Aspects assessed include graphic, presentation, language, and the contents of workheet. Based on the result of data analysis showed that all aspects got average score in the range of 3.4 to 4 with categories of  very high. Thus, high order thinking skills was valid. For the purposes of testing the worksheet is given on 68 students. to measure the effectiveness of worksheet used  Higher Level Thinking Ability Test that amounts to 12 items. Based on the result of data analysis indicate, There is difference of higher order thinking skill of students who use HOTS worksheet than who are not use HOTS worksheet, where the average Higher Order Thinking Skill on students who use HOTS worksheet higher


Author(s):  
Dzu Mirratin Firda Hidayat ◽  
Abdurahman Adisaputera ◽  
Isda Pramuniati

The purpose of this research is to analyze the development of HOTS (High Order Thinking Skill) based news text assessment instruments for for 7th Grade Students in SMP Muhammadiyah 7 Medan. The study was conducted at SMP Muhammadiyah 7 Medan. This research was conducted in the even semester of the 2018/2019 school year. This type of research is research and development or Research and Development (R&D). This research is called R&D, by adopting eight steps of R&D research according to Sugiyono (2014: 137). The results of this study indicate that students' high-level thinking skills obtained an average score of 51.42. This value is in the medium category because the standard value is met 40 <x total score ≤ 60. The measurement results of the assessment instrument based on Higher Order Thinking Skill in the dimensions of students' persuasive text knowledge obtained superior conceptual ability results with a percentage of 76% in the sufficient category, followed by factual abilities with the percentage of 60% is in the sufficient category, students 'procedural knowledge is 58% with low category, and students' knowledge that is metacognitive there are 59% with enough category. Thus, it can be stated that the eighth grade students of SMP Muhammadiyah 7 Medan have advantages in the conceptual dimension of knowledge and the ability to think at a high level with a medium category, ie students must be accustomed to working on questions based on Higher Order Thinking Skills so that students' abilities increase.


AL-TA LIM ◽  
2017 ◽  
Vol 23 (3) ◽  
pp. 224-231 ◽  
Author(s):  
Chairul Anwar

The focus of this research is to known the influence of Problem Based Learning (PBL) model application, that intergrated with Islamic values based on ICT, toward the ability of higher-order thinkingskill and the strenghtening of students’ characters. This research is quasy experiment type with group design pretest-postest. The research was conducted in SMA.Sampling by means of random sampling, to determine the control class and experimentalclass.Data analysis technique used is the t-test, based on the value of significance, as well as test-effect size. The research data shows that the model of problem based learning integrates Islamic values based on ICThas positive influence towards the increasing of higher-order thinking skill and the strenghtening of students’ characters compared to the students that use conventional method.The result of effect size test on experimental class in on medium category. It means that the learning which use problem based learning (PBL) model, integrated with Islamic values based on ICT, can be said effective on increasing higher order thinking skillof students.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Zuraini Misnar

Pengabdian ini bertujuan untuk melatih guru bahasa Inggris dalam meningkatkan kemampuan high order thinking peserta didik pada skill writing melalui learning community menuju caring community. Pengabdian ini menggunakan rancangan berbasis lesson study yang dilaksanakan di SMAN 2 Peusangan. Subjek pengabdian terdiri dari 1 orang guru bahasa inggris dan peserta didik kelas II IPA 3 yang berjumlah 28 orang. Pelaksanaan pengabdian yaitu tahap pertama melalui workshop kepada guru bahasa inggris untuk sosialisasi pemahaman cara pelaksanaan pembelajaran berbasis lesson study yang dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan refleksi. Data yang digunakan dalam pengabdian ini adalah nilai tes peserta didik, observasi, field note dan dokumentasi, data dianalisis secara kualitatif yaitu persentase. Hasil pengabdian dan pelatihan menunjukkan bahwa HOTS (higher order thinking skill)peserta didik meningkat sebesar 90% yang diiringi dengan perubahan peningkatan sikap peserta didik menjadi lebih bertanggung jawab dan menghargai dengan cara saling asah asih dan asuh sebagai wujud caring community. Sedangkan untuk guru telah menunjukkan hasil profesionalisme melalui penerapan lesson study dalam pembelajaran bahasa Inggris.


Author(s):  
Anton Zulkarnain Sianipar ◽  
Saprudin Saprudin ◽  
Zulhalim Zulhalim

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul statistika berbasis qr code dan melatih high order thinking skills mahasiswa. Rancangan penelitian berupa penelitian pengembangan dengan model A-D-D-D-I-E, yaitu observasi dan pengumpulan data, perencanaan pengembangan produk, tahap penciptaan produk awal pengujian lapangan awal dengan cara melakukan tinjauan para ahli mengenai produk yang didesain baik dalam hal modul bahan ajarnya, revisi produk awal. Pengembangan modul ini berdasarkan kelayakan isi, penyajian, dan Bahasa oleh validator ahli. Uji validitas yang dilakukan adalah validasi isi, penyajian, dan Bahasa modul kemudian direvisi dan diimplementasikan pada mahasiswa program studi Teknik Informatika. High order thinking skills (HOTS) mahasiswa dianalisi dengan uji parametrik dengan uji t test menggunakan software SPSS. Hasil dari Penelitian ini yaitu: (1) kelayakan pengembangan modul statistika berbasis QR Code dikategorikan baik; (2) higher order thinking skill (HOTS) mahasiswa meningkat; (3) dari empat Aspek higher order thinking skill (HOTS) kemampuan logika dan penalaran mengalami peningkatan tinggi diikuti kemampuan analisis, kemampuan evaluasi, dan kemampuan kreasi. This study aims to develop a qr code-based statistics module and train students' high order thinking skills. The research design is in the form of development research with the A-D-D-D-I-E model, namely observation and data collection, product development planning, the initial product creation stage, initial field testing by conducting expert reviews of well-designed products in terms of teaching material modules, initial product revisions. The development of this module is based on the feasibility of content, presentation, and language by expert validators. The validity test carried out was the validation of the content, presentation, and language of the module which was then revised and implemented in students of the Informatics Engineering study program. Students' high order thinking skills (HOTS) were analyzed with a parametric test with a t test using SPSS software. The results of this study are: (1) the feasibility of developing a statistics module based on QR Code is categorized as good; (2) the students' higher order thinking skills (HOTS) increased; (3) out of the four aspects of higher order thinking skill (HOTS), logic and reasoning skills experienced a high increase followed by analytical skills, evaluation abilities, and creative abilities.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document