problem base learning
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

45
(FIVE YEARS 31)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

2021 ◽  
Vol 7 (SpecialIssue) ◽  
pp. 37-38
Author(s):  
Cut Putri Amalya ◽  
Wiwit Artika ◽  
Safrida Safrida ◽  
Cut Nurmaliah ◽  
Muhibbuddin Muhibbuddin ◽  
...  

The learning process has not emphasized the development of skills; this is because in learning students tend to memorize concepts so that learning outcomes and self-efficacy are not trained optimally. The formulation of the problem in this study is: is there a difference in learning outcomes and student self-efficacy between the use of the Problem Base Learning model combined with the E-STEM-based Student Worksheet with the Problem Base Learning model on environmental pollution material at MAN Banda Aceh? This research is quantitative with an experimental research approach. The research design used was pretest-posttest control group design. The population of this study was all students of class X MAN 3 Banda Aceh, totaling 84. The sampling technique used a total sampling of 84 students. The instrument used to measure learning outcomes is multiple choice questions using 30 questions and self-efficacy is measured using a questionnaire. Data analysis of learning outcomes and self-efficacy of students using independent sample t-test at a significant level of 0.05. The results showed that there were differences in student learning outcomes and self-efficacy after applying the Problem Base Learning model combined with the E-STEM-based Student Worksheet on environmental pollution materials at MAN Banda Aceh


2021 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
Author(s):  
Irma Rahayu

Penerapan Model Problem Base Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Materi Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa Pada Siswa Kelas XII-IPS SMA Kartika XIV-1 Banda Aceh. Penelitian ini dilakukan di SMA Kartika XIV-1 Banda Aceh selama tiga bulan sejak bulan Agustus sampai Oktober 2020 bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar ekonomi materi siklus akuntansi perusahaan jasa dengan menerapkan model problem base learning pada siswa kelas XII-IPS SMA Kartika XIV-1 Banda Aceh. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas 2 siklus. Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas XII-IPS SMA Kartika XIV-1 Banda Aceh tahun pelajaran 2020/2021 sebanyak 23 siswa. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif dengan  membandingkan kondisi awal dengan hasil-hasil yang dicapai pada setiap siklus, dan analisis deskriptif kualitatif hasil observasi  dengan membandingkan hasil observasi dan refleksi pada siklus I dan siklus 2. Dengan menerapkan model problem base learning dalam materi Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa bagi siswa kelas XII-IPS pada SMA Kartika XIV-1 Banda Aceh diperoleh hasil tes pada siklus I  dengan persentase ketuntasan sebesar 65,2%, nilai rata-rata kelas sebesar 74,1 dan meningkat pada hasil tes siklus II sebesar 91,3% dengan nilai rata-rata kelas 82,6. Pada kedua siklus ini terjadi perubahan aktifitas dan perolehan nilai yang signifikan bila dibandingkan dengan pra siklus dengan ketuntasan belajar yang hanya mencapai  43,5% dan nilai rata-rata adalah 64,6. Dengan demikian  melalui penerapan model problem base learning dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi materi siklus akuntansi perusahaan jasa pada siswa kelas XII-IPS SMA Kartika XIV-1 Banda Aceh. Selain itu,  hasil pengamatan  pada proses belajar mengajar  memperlihatkan perubahan siswa lebih aktif pada siklus I dan siklus II dibandingkan dengan pra siklus atau sebelum dilakukannya tindakan kelas.


2021 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 175
Author(s):  
Hari Wahyono ◽  
Dzikrina Dian Cahyani ◽  
Delfiyan Widiyanto

This study aimed to review the condition of e-learning-based general course (MKU) learning planning at Tidar University and its conformity with the vision and mission of Tidar University. Learning planning is an important aspect as a reference for implementation and reflection of learning. The type of this research is evaluation. Evaluation research is a research with systematic analysis using a five-step discrepancy model. A qualitative research approach was applied to analyze the data. Data were collected through interviews, observation, and documentation. The research subject is a lecturer at MKU at Tidar University, while the object of research is RPS MKU. The research took place at Tidar University from January 2021-December 2021. The results showed that the e-learning-based general course learning planning at Tidar University had been prepared by the majority of course lecturers where the percentage of lecturers who compiled RPS was 97%, and the rest by 3% no. In general, the preparation of learning plans has been categorized as good, namely the preparation of lecture materials, preparation of final skills, study materials for each meeting, learning methods, time allocation, student learning experiences, and the use of case study learning methods and team problem base learning. Weaknesses in learning planning were found at the stage of compiling graduate learning outcomes and subject learning outcomes that did not refer to the higher education curriculum in the era of the industrial revolution 4.0 and the standard of the Tidar University learning process. In addition, another drawback is that the preparation of the final capabilities of each meeting has not been formulated in accordance with the provisions. The preparation of assessment criteria and assessment indicators has not been systematically arranged where case study learning and team problem base learning have not been fully measured


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 21-28
Author(s):  
NI KETUT RAIPARTIWI

Pelajaran IPS yang dilaksanakan di sekolah menengah pertama bertujuan mencapai sasaran yang bersifat Kognitif dan praktis. kognitif menekankan pada penguasaan materi pelajaran dan praktis menekankan pengembangan keterampilan, sikap dan perilaku siswa dalam menyelesaikan permasalah dalam kehidupan sehari-hari. Namum dalam tataran realitas, pengajaran IPS di sekolah, sering kali guru terjebak dengan cara-cara konvensional yang berorientasi aspek kognitif, tetapi tidak memiliki kemampuan memecahkan masalah. Berdasarkan permasalah tersebut peneliti melakukan kajian dalam penerapan metode pembelajaran Problem-Base Learning (PBL) untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Metode PBL suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah. Metode penelitian tidakan kelas (PTK) ini bersifat sirkulistik dan reflektif mandiri. Prosedur pelaksanaan PTK ini meliputi :1) Perencanaan; 2) Pelaksanaan; 3) Observasi; 4) Refleksi dalam setiap siklus. Dari hasil kajian penerapan metode PBL diperoleh temuan esensial bahwa metode PBL menjadi relevan untuk diterapkan sebagai strategi pembelajaran IPS. Metode ini menarik, karena objek yang dipelajari situasi dunia nyata yang dekat dengan kehidupan siswa. Di samping itu, medorong kemampuan siswa berpikir kritis, dan mampu menyelesaikan permasalah secara mandiri. Hal ini ditunjukan dari hasil ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari 33,3 persen menjadi 93,3 persen.


2021 ◽  
Vol 2 (5) ◽  
pp. 652-664
Author(s):  
Mrs. Cik‘ani

Menurut peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan No. 103 tahun 2014 mengenai pembelajaran di tingkat pendidikan dasar dan menengah pasal 2 ayat 1, menjelaskan pelaksanaan pembelajaran pada Pendidikan dasar dan menengah harus berbasis aktivitas, kreatifitas dengan karakteristik. Amanat pemerintah mengharapkan peserta didik dapat mencapai berbagai kompetensi dengan penerapan pembelajaran HOTS (Higher Order Thinking Skills) dan Keterampilan abad 21, dan hasil observasi dan wawancara di SMPN 2 Sukorejo aktivitas pembelajaran IPA, aspek pembelajaran berbasis masalah, tingkat berpikir HOTS dan keterampilan abad 21 masih rendah. Penelitian ini merupakan penelitian PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dengan 2 siklus masing-masing siklus ada empat tahap dengan jenis diskriptif kualitatif, instrumen yang digunakan berupa : 1)lembar observasi, 2)lembar catatan lapangan dan 3)soal tes dan soal lembar kerja. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di SMPN 2 Sukorejo ditemukan data bahwa pembelajaran berbasis aktifitas dengan karakteristik yang sesuai dengan amanat Permendikbud No 103 tahun 2014 pasal 2 ayat 1 pada proses pembelajaran masih belum maksimal sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitihan dengan tujuan untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran PBL(Problem Based Learning) dapat meningkatkan aktifitas dengan karakteristik dengan berorientasi pada pembelajajaran HOTS dan keterampilan abad 21. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan rata-rata persentase aktivitas belajar siswa yakni 68,28% pada siklus 1 menjadi 83,8,% pada siklus II artinya ada peningkatan sebesar 15,52%, sedangkan untuk tingkat pemecahan masalah dari 63,8 % pada siklus 1 menjadi 78,975 % pada siklus II artinya ada peningkatan sebesar 15,175 %i Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model Problem Base Learning dengan berorientasi HOTS dan keterampilan abad 21 dapat meningkatkan aktifitas belajar dan keterampilan pemecahan masalah dengan karakteristik siswa.


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 1-15
Author(s):  
Dewi Rahmawati Rahmawati ◽  
Desi Wulandari

Dalam pembelajaran IPA untuk memenuhi ketentuan dalam kurikulum 2013 bahwasanya pembelajaran dilakukan dengan mengajarkan materi pada peserta didik untuk mengembangkan kompetensi yaitu kompetensi sikap spiritual, sosial, pengetahuan dan keterampilan. Untuk melaksanakan pembelajaran tersebut pembelajaran yang diterapkan yaitu mengajarkan materi tekanan hidrostatis. Pembelajaran IPA pada materi Tekanan dengan submateri Tekanan Hidrostatis serta dalam penerapan sehari-harinya dilakukan dengan model Problem Base Learning. Model tersebut disajikan sebuah demonstrasi produk dari guru untuk mengamati percobaan yang didemonstrasikan. Submateri yang disampaikan juga terkait materi Hukum Torricelli dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran dengan materi tersebut diintegrasikan dalam ranah afektif yaitu spiritual dan sosial serta keterpaduan antara cabang ilmu lainnya. Kajian spiritual yang diberikan disajika dalam mengaitkan atau mengitegrasikan dengan firman Allah SWT. QS. QS. Al-Ma’arij (70): 19-35 dan (QS. Asy-Syarh (94): 5-6). Dalam kajian sosial yaitu dapat dipadukan dengan kegiatan pemeliharaan kelestarian dan peduli lingkungan dalam firman Allah SWT. (QS An Nahl 16:10). Dalam memenuhi kompetensi dalam kurikulum 2013 pembelajaran, pemebelajaran dalam ranah pengetahuan yang bersifat keterpaduan IPA yaitu kajian fisika dengan biologi tentang siklus hidurologi dapat dikaji dan dilakukan pembelajaran dengan menjelaskan kandungan ayat dalam firman Allah SWT. QS. An Nur : 43. Dengan menyertakan firman Allah SWT. agar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan sosial bermsyarakat. Kata kunci: Afektif, Hukum Torriceli, Kurikulum 2013, PBL (Problem Based Learning), Tekanan In science learning to meet the provisions in the 2013 curriculum, learning is carried out by teaching material to students to develop competencies, namely the competence of spiritual, social, knowledge and skills attitudes. To carry out this learning, the thing applied is to teach hydrostatic pressure material. Science learning on Pressure material with submaterial Hydrostatic Pressure and in its daily application is carried out with the Problem Base Learning model. The model presented a product demonstration of the teacher to observe the experiment being demonstrated. The sub-material presented is also related to Torricelli's Law material and its application in everyday life. Learning with this material is integrated in the affective realm, namely spiritual and social as well as integration between other branches of science. The spiritual studies given are presented in linking or integrating with the word of Allah SWT. QS. QS. Al-Ma'arij (70): 19-35 and (Surah Asy-Syarh (94): 5-6). In social studies, it can be combined with activities to maintain sustainability and care for the environment in the word of Allah SWT. (Surah An Nahl 16:10). In fulfilling the competencies in the 2013 learning curriculum, learning in the realm of knowledge that is integrated in science, namely the study of physics with biology about the hidurology cycle, can be studied and carried out by explaining the content of the verse in the word of Allah SWT. QS. An Nur: 43. By including the word of Allah SWT. so that it can be applied in everyday life, both in the family environment and in the social environment. Keywords: Affectiv, Curriculum 2013, Torriceli Law,  PBL (Problem Based Learning), Pressure


2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 320-329
Author(s):  
Nurmida Catherine Sitompul ◽  
Rufi’i ◽  
Ibut Priono Leksono ◽  
Heri Wahyu Rejeki

Now a day world is changing complexity and unpredicted which as characteristic in 21st century.   These conditions asked severals solutions which more complex according to context.  The purpose of education reformulated its goal that to prepare students to be a problem solver. Teaching with problem base learning needs many kinds of learning resources.  All these kinds of information will be used of the students to analyses the problems from many points of views.  Blog is one of application can be provided informations/datas.  Fortunately, almost all schools ini city have already have computers and internets facilitation, but still do not use yet for learning. The purpose of this activity is to train teachers to desing and create their own Blog to facilitate student’s learning.  The result showed that all teachers can create a Blog for their Subject.    For the future Teacher BLOG should be develop regulary


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 14
Author(s):  
Nurin Fitriana ◽  
Febi Dwi Widayanti ◽  
Bayu Firmanto

Learning from home become one of the government's policies in overcoming the Covid-19 pandemic that hit Indonesia and even the world today. This becomes the foundation of learning activities that require to use of internet technology so that learning objectives continue to run and are achieved. The use of online learning must be well planned so that students can still be student-centered who can construct their knowledge with contextual abilities. Problem Base Learning Virtually (PBL-V) is one model that can be implemented in exploring student understanding. This type of research is quantitative descriptive with data collection techniques through a questionnaire using a Likert scale. The results of this assessment indicate a positive response strongly agreed as much as 53% of the use of PBL-V in the learning activities of the chemistry lessons. As many as 63% of students expressed strongly agree with the use of blended learning composition offline: online 10:90. Offline is carried out before the social restriction regulations are then carried out online learning so that learning objectives are still achieved during the Covid-19 pandemic.


2021 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 11-14
Author(s):  
Fitri Yanti

 Penggunaan Model Pembelajaran Problem Base Learning Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas XI Tata Busana-2 Mata Pelajaran Pembuatan Busana Industri Materi Pengertian dan Fungsi Busana Pesta  Pada SMK Negeri 1 Sigli. Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Sigli selama tiga bulan sejak bulan Januari sampai dengan Maret 2020 bertujuan untuk meningkatkan pemahaman melalui penggunaan model pembelajaran problem base learning pada materi pengertian dan fungsi busana pesta  bagi siswa kelas XI Tata Busana-2 SMK Negeri 1 Sigli. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas 2 siklus. Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas XI Tata Busana-2 SMK Negeri 1 Sigli tahun pelajaran 2019/2020 sebanyak 30 siswa. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif dengan  membandingkan kondisi awal dengan hasil-hasil yang dicapai pada setiap siklus, dan analisis deskriptif kualitatif hasil observasi  dengan membandingkan hasil observasi dan refleksi pada siklus I dan siklus 2. Hasil penelitian diperoleh antara lain hasil tes pada siklus I  dengan persentase ketuntasan sebesar 70% nilai rata-rata kelas sebesar 75,8 dan meningkat pada hasil tes siklus II sebesar 93,3% dengan nilai rata-rata kelas 85,2. Pada kedua siklus ini terjadi perubahan aktifitas dan perolehan nilai yang signifikan bila dibandingkan dengan pra siklus dengan ketuntasan belajar yang hanya mencapai  46,7% dan nilai rata-rata adalah 53,3. Dapat disimpulkan bahwa melalui penggunaan model pembelajaran problem base learning dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi akuntansi sebagai sistem informasi  bagi siswa kelas XI Tata Busana-2 SMK Negeri 1 Sigli. Selain itu,  hasil pengamatan  pada proses belajar mengajar memperlihatkan perubahan siswa lebih aktif pada siklus I dan siklus II.Kata Kunci :      Model Pembelajaran Problem Base Learning Pengertian dan Fungsi   busana Pesta


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document