scholarly journals HUBUNGAN PENGETAHUAN SIKAP DAN PRAKTEK PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN REMAJA PUTRI DI SMA N 4 KOTA BENGKULU

2016 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 51-56
Author(s):  
Ida Samidah ◽  
Ravika Ramlis

World Health Organization (WHO) juga menyebutkan bahwa angka kejadian keputihan di Eropa hanya 25% saja sedangkan di Indonesia Lebih dari 70% wanita mengalami keputihan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputihan antara lain dapat disebabkan oleh kurang baiknya pesonal hygiene, pengetahuan dan sikap yang kurang baik mengenai keputihan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan praktek personal hygiene dengan kejadian keputihan remaja putri di SMAN 4 Kota Bengkulu. Metode penelitian ini menggunakan desian deskriptif analitik, menggunakan desain cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi SMAN 4 Bengkulu pada yang berjumlah 499 orang dengan jumlah sampel 77 responden diambil dengan teknik random sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan skunder, dianalisis dengan univariat menggunakan tabel distribusi frekuensi dan bivariat menggunakan uji chi scuare. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Hampir dari sebagian responden (46,8%) mempunyai pengetahuan yang kurang tentang keputihan, sebagian dari responden (50,6%), mempunyai sikap yang unfavorabel terhadap keputihan, sebagian besar responden (57,1%), kurang baik dalam melakukan personal hygiene, sebagian besar responden (66,2%), mengalami keputihan. Ada hubungan antara pengetahuan, sikap dan personal hygiene dengan Kejadian Keputihan Remaja Putri di SMAN 4 Kota Bengkulu. Kepada pihak SMAN 4 Kota Bengkulu diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan kesehatan remaja tentang kesehatan reproduksi dengan mengadakan pendidikan kesehatan reproduksi yang dimasukan kedalam kurikulum pendidikan.

2018 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 72
Author(s):  
Herdianti Herdianti

Menurut World Health Organization (WHO), paling tidak 20.000 orang per tahun, mati akibat keracunan pestisida. Diperkirakan 5.000 – 10.000 orang per tahun mengalami dampak yang sangat fatal, seperti mengalami penyakit kanker, cacat tubuh, kemandulan dan penyakit liver. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua petani nanas di Desa Tangkit Baru yaitu sebanyak 343 orang, dan dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 75 orang (proportional random sampling). Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Hasil penelitian didapatkan analisa univariat bahwa dari 75 responden diketahui sebanyak 28 (37,3%) responden yang mengalami gejala keracunan,19 (25,3%) responden yang melakukan penyemprotan kurang baik (lama),48 (64,0%) responden melakukan tindakan penyemprotan dengan baik dan sebanyak 48 (64,0%) responden yang melakukan personal hygiene dengan baik. Analisa bivariat didapatkan nilai p-value < 0,05 untuk variabel lama penyemprotan (0,003), tindakan penyemprotan (0,02), dan personal hygiene (0,007). Terdapat hubungan yang bermakna antara variable masing-masing tersebut dengan gejala keracunan pestisida pada petani nanas di Desa Tangkit Baru. 


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Zakiatul Fuada ◽  
Dewi Karlina Rusly ◽  
Silvia Yasmin Lubis

Remaja merupakan periode transisi antara anak-anak ke masa dewasa,atau anak usia belasan tahun, Remaja harus mempersiapkan diri menuju kehidupan dewasa, termasuk dalamaspek seksualnya. Dibutuhkan sikap yang bijaksanadaripara orang tua, pendidik dan masyarakat pada umumnya serta tentunya dariremaja itu sendiri, agar mereka dapat melewati masa transisi itu dengan selamat supaya remaja dan orangtua dapat mengatasi transisi ini dengan baik. Pada tahun 2011 angka kejadian aborsi di dunia diperkirakan 56 juta kasus (25,6%) dari 180 juta kehamilan. Di wilayah Asia Tenggara, World Health Organization (WHO) memperkirakan 4,2 juta aborsi dilakukan setiap tahunnya. Diantaranya 750.000 sampai 2 juta kasus terjadi di Indonesia, atau dapat dikatakan hampir 50%nya terjadi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang aborsi pada usia remaja. Metode penelitian yang digunakan adalah studi analitik dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling  yang diambil dari remaja putri kecamatan Simpang Keuremat dan Kota Lhokseumawe yang berjumlah total 214 sampel. Uji statistik yang digunakan adalah uji T dengan ketentuan hasil dilihat dari nilai T hitung. Hasil uji statistik didapatkan hasil nilai mean 38.33 (SD 5.335) dan nilai median 39,00 pada remaja putri perkotaan dan nilai mean 36.13 (SD 4,853) dan nilai median 36,00  pada  remaja putri pedesaan nilai t hitung = 3.150 (sig. 0.002 dan  T-hitung > T-tabel). Terdapat perbedaan tingkat pengetahuan tentang aborsi pada sampel penelitian ini berdasarkan statistik.


Sari Pediatri ◽  
2017 ◽  
Vol 18 (6) ◽  
pp. 430 ◽  
Author(s):  
Kurniawati Arifah ◽  
Wahyu Damayanti ◽  
Mei Neni Sitaresmi

Latar belakang. Kanker serviks merupakan keganasan terbanyak keempat pada wanita di dunia. Jumlah kasus baru setiap tahun di Indonesia sebanyak 20.928 dengan kematian 9498. Infeksi Human Papilloma Virus (HPV) risiko tinggi adalah penyebab utama kanker serviks. World Health Organization (WHO) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan vaksinasi HPV untuk wanita 9−14 tahun. Vaksin HPV mulai diberikan melalui bulan imunisasi anak sekolah (BIAS).Tujuan. Mengetahui kesediaan vaksinasi HPV dan hal-hal yang dipertimbangkan dalam menerima vaksinasi pada remaja putri di Yogyakarta.Metode. Penelitian cross-sectional dengan kuesioner anonim pada 319 remaja putri yang dipilih secara cluster random sampling pada September−Oktober 2016. Kriteria inklusi adalah pelajar putri sekolah menengah pertama (SMP) di kota Yogyakarta, bersedia mengikuti penelitian, mendapat persetujuan dari pihak sekolah dan orang tua. Lima dieksklusi karena data tidak lengkap.Hasil. Kesediaan mendapat vaksinasi sebesar 9,9%. Kehalalan dan keamanan vaksin adalah hal yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan vaksinasi.Kesimpulan. Kesediaan mendapat vaksinasi HPV pada remaja putri masih rendah.


2016 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Rara Marisdayana

<p>Sejak tahun 1968 sampai tahun 2012 <em>World Health Organization</em> (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus demam berdarah dengue yang tertinggi di Asia Tenggara. Pada tahun 2015 kasus DBD terus meningkat di Wilayah kerja puskesmas Kenali Besar, hal ini menyebabkan beberapa kelurahan yang berada di wilayah kerja puskesmas kenali besar termasuk daerah endemis DBD.</p><p>Jenis Penelitian yaitu Penelitian kuantitatif dengan metode <em>cross sectional</em>. Sampel yang diambil dalam penelitian ini sesuai dengan kaedah<em> proportional random sampling </em>yaitu sebanyak 95 responden.</p><p>Hasil analisis terdapat hubungan yang signifikan antara tempat penampungan air bersih dengan kejadian demam berdarah dengue diwilayah Kerja Puskesmas Kenali Besar (<em>p value </em>= 0,006 p≤ 0,05). terdapat hubungan yang signifikan antara Penyediaan tempat pembuangan sampah dengan kejadian demam berdarah dengue diwilayah Kerja Puskesmas Kenali Besar (<em>p value </em>= 0,002 p≤ 0,05). Terdapat hubungan yang signifikan antara tindakan 3M Plus dengan kejadian demam berdarah dengue diwilayah Kerja Puskesmas Kenali Besar (<em>p value </em>= 0,048 p≤ 0,05).</p>.           Ada hubungan antara sarana air bersih, penyediaan tempat sampah dan tindakan 3M Plus dengan kejadian DBD diwilayah Kerja Puskesmas Kenali Besar.


2017 ◽  
Vol 7 (12) ◽  
pp. 47-53
Author(s):  
Shinta Maharani ◽  
Resti Tri Putri

Angka kesakitan diare masih cukup tinggi dan penderita terbanyak adalah kelompok anak-anak. Di negara berkembang seperti Indonesia, anak-anak menderita diare lebih dari 12 kali pertahun. Berdasarkan data WHO (World Health Organization) ada 100.000 anak Indonesia meninggal karena diare. Di kota Palembang, kasus diare pada anak tertinggi di Kecamatan Seberang Ulu 1. SDN 82 Palembang merupakan salah satu sekolah dasar yang berada di wilayah Kecamatan Seberang Ulu 1 dan lokasinya berada didekat pasar tradisional.Hasil wawancara dengan beberapa siswa, mereka mengatakan pernah mengalami diare. Apalagi berdasarkan pengamatan, hampir semuanya ngemil di trotoar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan jajan sembarangan dan diare pada anak di SDN 82 Palembang. Survei analitik melalui desain cross sectional digunakan dalam penelitian ini. Populasi penelitian adalah siswa kelas 3, 4, 5, kelas di SDN 82 Palembang. Jumlah sampel adalah 104 responden. Teknik pengambilan sampel dengan simple random sampling. Analisis bivariat dan univariat melalui chi-square digunakan untuk menganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 63 (60,6%) responden memiliki kebiasaan jajan sembarangan dan 69 (66,3%) responden diare. Hasil p-value 0,004. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kebiasaan jajan sembarangan dan diare pada anak di SDN 82 Palembang. Diharapkan pemangku kepentingan sekolah dapat berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Palembang dan menyediakan kafetaria khusus serta unit kesehatan sekolah untuk siswa SDN 82 Palembang.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 30-35
Author(s):  
Anisa Purnamasari ◽  
Lisnawati ◽  
Sari Arie Lestari ◽  
Sitti Masriwati ◽  
Nazaruddin

Penggunaan smarthphone di Indonesia menunjukkan angka yang semakin meningkat, data yang diperoleh dari Portal Techin Asia sampai dengan saat ini sudah mencapai 15 juta lebih pengguna smarthphone. Hasil survey yang dilakukan menunjukkan bahwa penduduk Indonesia terutama anak usia dini menjadi pengguna utama smarthphone. World Health Organization melaporkan bahwa 5-25% dari anak-anak usia sekolah menderita gangguan perkembangan. Sekitar 8-9% anak usia sekolah mengalami masalah psikososial khususnya masalah social emosional seperti kecemasan, sulit beradaptasi, bersosialisasi, susah berpisah dari orang tua, anak sulit diatur, dan perilaku agresif merupakan masalah yang paling sering muncul pada anak usia sekolah. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan durasi penggunaan smartphone terhadap perkembangan psikologis sosial Anak Sekolah di SDN 01 Poasia, Kecamatan Poasia, Kota Kendari. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional Study. Populasi penelitian yaitu seluruh anak yang menggunakan smartphone usia 6-8 tahun yang bersekolah di SDN 01 Poasia sebanyak  315 orang dengan jumlah sampel 64 anak. Teknik pengambilan sampel menggunakan proportional random sampling. Analisis menggunakan Uji Chi Square. Hasil penelitian didapatkan nilai p value = 0.000 (X2 hitung = 13.012 > X2 tabel = 3.841), menunjukkan bahwa ada hubungan antara durasi penggunaan smartphone terhadap perkembangan psikologis sosial pada anak usia 06-08 tahun. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu ada hubungan antara durasi penggunaan smartphone terhadap perkembangan psikologis sosial anak usia 06-08 tahun di SDN 1 Poasia Kecamatan Poasia, Kota Kendari


Author(s):  
Yuhemy Zurizah Yuhemy Zurizah

  ABSTRAK Flour Albous is the liquid that comes out of the vagina is not excessive blood. According to the World Health Organization (WHO) research on reproductive health Data show that 75 women in the world are experiencing vaginal discharge is normal and 45 of them may experience abnormal vaginal discharge. Vaginal discharge is caused by some common factor, among other personal hygiene which is less good, stress, drug use, wearing tight underwear, rinse the genitals from the wrong direction, did not immediately replace the pads when the menstruation, and a dirty sanitary environment. The design of this research is a survey with cross sectional approach analytic where the independent variables (understanding, messes, symptoms, causes, complications, and cope, prevent vaginal discharge)and the dependent variable (an overview knowledge on students about whiteness) collected within 2 days. He knew an overview knowledge of whiteness on the HIGH SCHOOL students in the County's southern OKU 2016. This population is all 3rd grade HIGH SCHOOL students in the County's southern OKU 2016. Samples of penelian this is a 3rd grade HIGH SCHOOL students in the South 2016dan OKU taken total engineering population, methods of sampling by disseminating a questionnaire with the amount of 150 respondents. Univarat analysis results showed that respondents found out about understanding whiteness good of 79 respondents (52,6%) while less knowledge of 71 respondents (47,4%), response based on the knowledge of the various good whiteness 112 respondents (74,6%) and while less knowledge i.e. 38 respondents (25,4%). respondents to the investigation of knowledge about signs of vaginal discharge either 95 respondents (63,4%) and while less knowledge i.e. 55 respondents (36,6%) respondents based on the cause of vaginal discharge either 60 respondents (40%) and while less knowledge i.e. 90 respondents (60%),reponden based on knowledge about overcoming good whiteness 62 respondents (41,3%) and while less knowledge i.e. 88 respondents (58,7%),respondents to the investigation of the knowledge of good whiteness complications 78 respondents (52%) and while less knowledge i.e. 72 respondents (48%), and the respondent investigation knowledge how to prevent vaginal discharge either 52 respondents (34,6%) and while less knowledge i.e. 98 respondents (65,4%).       Keputihan adalah cairan yang keluar berlebihan dari vagina bukan merupakan darah. Menurut World Health Organization (WHO) Data penelitian tentang kesehatan reproduksi menunjukan bahwa 75% perempuan di dunia mengalami keputihan normal dan 45% diantaranya dapat mengalami keputihan abnormal.Keputihan disebabkan oleh beberapa faktor umum, antara lain personal hygiene yang kurang baik, stress, penggunaan obat-obatan, memakai pakaian dalam yang ketat, membilas alat kelamin dari arah yang salah, tidak segera mengganti pembalut saat menstruasi, dan lingkungan sanitasi yang kotor.Desain penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional dimana variabel independen (pengertian, macam-macam, gejala, penyebab, mengatasi, komplikasi, dan mencegah keputihan) dan variable dependen (gambaran pengetahuan pada siswi tentang keputihan) dikumpulkan dalam waktu 2 hari. Diketahuinya gambaran pengetahuan tentang keputihan pada siswi SMA DI Kabupaten OKU SelatanTahun 2016. Populasi ini adalah semua kelas 3 siswi SMA DI Kabupaten OKU Selatan Tahun 2016. Sampel penelian ini adalah kelas 3 siswi SMA DI Kabupaten OKU Selatan Tahun 2016dan diambil metode teknik total populasi, pengambilan sampel ini dengan cara menyebarkan kuesioner dengan jumlah 150 responden. Hasil analisis univarat menunjukan responden yang mengetahui tentang pengertian keputihan baik sebesar 79 responden (52,6%), Respon berdasarkan pengetahuan tentang macam-macam keputihan baik 112 responden (74,6%) dan berdasarkan pengetahuan tentang mengatasi keputihan baik 62 responden (41,3%) dan responden berdasarakan pengetahuan cara mencegah keputihan baik 52 responden (34,6%)      


2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 74-81
Author(s):  
Ayu Pratiwi ◽  
Safitri Lestari

Remaja usia 10-19 tahun sekitar 1,2 milliar, dengan total populasi remaja di dunia yaitu 16% UNICEF, (2016). Remaja merupakan individu yang berusia 10 sampai 19 tahun WHO World Health Organization, (2017)Remaja merupakan individu yang berusia 10 sampai 19 tahun WHO World Health Organization, (2017) Prevalensi remaja usia 10-19 tahun sekitar 1,2 milliar. Berdasarkan jenis kelamin remaja usia 15-19 tahun di Tangerang, (2020) terdapat 168.272 juta berjenis laki-laki dan 163.548 juta perempuan. Pola asuh orangtua berpengaruh terhadap kematangan emosi remaja karena orangtua sebagai lembaga pertama bagi anak dan tempat belajar. Hasil wawancara dengan pihak sekolah di SMP Islam Ayatra masih terdapat anak yang sering berkelahi didalam sekolah maupun diluar sekolah.Tujuan peneliti ini untuk mengetahui hubungan pola asuh orangtua dengan kematangan emosi remaja. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 211 responden. Teknik yang digunakan untuk pengambilan data adalah simple random sampling dengan menggunakan lembar kuesioner. Sampel penelitian dilakukan diSMP Islam Ayatra Hasil penelitian Analisa data menggunakan analisis univariat dan bivariat yaitu uji chi-square dan menghasilkan nilai p-value = (0,047 ≤ 0,05) (OR=1.845) maka dinyatakan ada hubungan pola asuh orangtua dengan kematangan emosi remaja. Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan pola asuh orangtua dengan kematangan emosi remaja.


2019 ◽  
Vol 14 (3) ◽  
pp. 271-274
Author(s):  
Sitti Fatimah ◽  
Andi Ulfa Fatmasanti

Menurut World Health Organization (WHO) jumlah ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik pada tahun 2016 sebanyak (30,1%). Pada tahun 2017 jumlah ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik secara global sebanyak (35-75%). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh umur, gravida, dan Usia Kehamilan terhadap Resiko kurang energy kronis (KEK) pada ibu hamil. Metode Penelitian cross-sectional ini melibatkan 153 ibu hamil yang periksa selama bulan Januari-Desember 2017 sebagai sampel. Sampel ini dipilih secara acak dengan menggunakan teknik simple random sampling. Pengaruh antar variabel dianalisis menggunakan uji Logistic Regression (α = 0,05).  Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur kurang dari 20 tahun kemungkinan terjadinya Kekurangan Energi Kronis (KEK) 0,118 namun pada umur diatas 35 tahun lebih besar kemungkinan terkenak Kekurangan Energi Kronis (KEK) 0,576 kali dan faktor gravida diketahui bahwa ibu multigravida memiliki kemungkinan 1,021 kali untuk mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) dibandingkan dengan ibu primigravida, kemudian ibu grandemultigravida juga memiliki kemungkinan 3,200 kali lebih besar untuk mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) dibandingkan dengan ibu primigravida. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh umur, primigravida terhadap kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil.


2020 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 1-13
Author(s):  
Maria Awaldina Dua Barbara ◽  
Intan Karlina

Latar Belakang: Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang sangat rawan menderita anemia, karena remaja putri sedang berada pada masa pubertas maka kebutuhan zat besi untuk menyeimbangkan perkembangan tubuh semakin besar. Menurut World Health Organization, anemia pada remaja putri sampai saat ini masih cukup tinggi yaitu 40-88%.Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui gambaran kejadian anemia pada remaja putri berdasarkan status gizi dan lama menstruasi di SMAN 1 Parongpong tahun 2019.Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling, sampel yang didapatkan yaitu 230 remaja putri di SMAN 1 Parongpong tahun 2019. Penelitian ini dilakukan dengan cara observasi secara langsung dan kuesioner. Penelitian ini menggunakan analisis univariat yaitu dengan menyajikan data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.Hasil: Sebagian besar remaja putri di SMAN 1 Parongpong tidak mengalami anemia sebesar 67,0%, sebagian besar remaja putri di SMAN 1 Parongpong tidak mengalami anemia dengan IMT normal yaitu sebesar 68,8%, dan sebagian besar remaja putri di SMAN 1 Parongpong mengalami anemia ringan dengan lama menstruasi lebih dari 7 hari (hipermenore) yaitu sebanyak 80,8%.Simpulan: Hampir setengah responden mengalami kejadian anemia ringan, sebagian besar responden mengalami anemia ringan dengan IMT underweight (kurus), dan hampir seluruhnya responden mengalami anemia ringan dengan lama menstruasi hipermenore (> 7 hari).


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document