scholarly journals PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU IBU HAMIL TERHADAP NUTRISI SELAMA KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS MENGWI I, BADUNG, BALI

2020 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 20-29
Author(s):  
Dian Reginalda Kusuma ◽  
Putu Dhanu Aryawangsa ◽  
Agung Bagus Sista Satyarsa ◽  
Putu Aryani

Kehamilan dapat menentukan derajat kesehatan ibu dan janin selanjutnya. Kurangnya pengetahuan, sikap dan perilaku tentang nutrisi selama kehamilan dapat meningkatkan risiko komplikasi pada ibu dan janin. Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil terhadap nutrisi selama kehamilan di UPT Puskesmas Mengwi I. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif cross-sectional menggunakan sumber data primer yang diperoleh dari wawancara ibu hamil yang dilakukan di UPT Puskesmas Mengwi I. Pengambilan sampel menggunakan metode non-probability sampling dengan cara consecutive sampling, dengan jumlah subyek sebanyak 71 ibu hamil yang memenuhi kriteria inklusi. Analisis data dilakukan dengan program statistik dengan analisis univariat dan bivariat. Hasil dalam penelitian ini memperoleh sebagian besar ibu hamil (78,9%) tersebar antara kelompok umur 20-35 tahun. Mayoritas Ibu hamil mengenyam pendidikan tinggi (70,4%) dan bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga (53,5%). Sebagian besar pekerjaan suami adalah karyawan swasta (43,7%). Pendapatan keluarga didominasi dengan pendapatan tinggi (60,6%). Sebagian besar Ibu hamil memiliki status multigravida dan sebagian besar memiliki usia kehamilan Trimester III (47,9%). Terdapat sebagian (18,3%) ibu hamil mengalami kejadian Kekurangan Energi Kronis. Hampir seluruh Ibu hamil telah mendapatkan informasi tentang gizi selama kehamilan (90,1%) dan bersumber dari tenaga kesehatan (81,7%). Hasil pengetahuan ibu hamil diperoleh dengan kriteria baik (70,4%), sikap ibu hamil diperoleh kriteria baik (80,3%) dan perilaku ibu hamil diperoleh kriteria baik (88,7%). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil dengan kriteria baik. Disarankan agar tetap dilakukan pemberian edukasi dan pengamatan gizi ibu hamil khususnya kepada ibu hamil dengan sosiodemografi dan sosioekonomi yang rendah.

Jurnal JKFT ◽  
2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 62
Author(s):  
Popy Irawati ◽  
Arif Firmansyah

Diabetes melitus merupakan sekumpulan gangguan metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Tujuan Peneitian Untuk mengetahui factor- dukungan keluarga  yang berhubungan dengan kepatuhan dalam menjalankan diet pada penderita diabetes melitus di Puskesmas Cipondoh Kota Tangerang-Banten. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi menggunakan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien diabetes millietus sebanyak 86 responden. Teknik pengambilan sampel yang dipilih secara non probability sampling yaitu pemilihan sampel yang tidak dilakukan secara acak. Dengan teknik Consecutive Sampling. Hasil uji chi-square dengan menunjukan p value α 0,01 sehingga Ha diterima bahwa terdapat hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Diet pada pasien Diabetes Militus. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pada pasien diabetes mellitus.


2013 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Wayan Erawan ◽  
H. Opod ◽  
Cicilia Pali

Abstrak: Kecemasan adalah suatu sinyal yang menyadarkan, ia memperingatkan bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman. Angka kejadian dari kecemasan perioperative diketahui 11% - 80% diantara pasien dewasa. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan proporsi pasien laki-laki dan perempuan pre operasi laparatomi yang mengalami kecemasan, dan mengetahui perbedaan tingkat kecemasan pasien laki-laki dan perempuan pre operasi laparatomi. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dengan teknik non probability sampling yaitu consecutive sampling. Metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner  Hamilton Anxiety Scale (HARS). Penelitian dilakukan pada 32 responden di RSUP Prof.dr.R.D.Kandou Manado pada bulan november sampai desember 2012. Analisis data menggunakan uji statistik yaitu independent sampel T-Test. Hasil penelitian didapatkan responden laki-laki, tidak cemas (40%), cemas ringan (26,67%), cemas sedang (33,33%), sedangkan pada responden perempuan diperoleh hasil, tidak cemas (23,53%), cemas ringan (17,65%), cemas sedang (35,29%), cemas berat (23,53%). Berdasarkan uji statistik nilai P-value sebesar 0,024, berarti H0 ditolak dan Ha diterima, artinya ada perbedaan tingkat kecemasan antara pasien laki-laki dan perempuan pre operasi laparatomi. Kata kunci: Kecemasan, laparatomi, laki-laki, perempuan.     Abstract: Anxiety is a signal that disenchants; warns threatening dangers and gives someone the chance to take action in order to overcome the incoming threats. The incidence of perioperative anxiety has been reported with range 11% to 80% among adult patients. The study objective is to determine the difference in proportion between male and female pre-laparotomy surgery patients who experience anxiety, and know the difference in the level of anxiety of male and female pre-laparotomy surgery patients. This observation is an analytic study with cross sectional approach. The sampling technique is by using non probability sampling; which is consecutive sampling. The data colletion method is by using questionnaire, Hamilton Anxiety Scale (HARS). The observation was done toward 32 respondents in Prof.dr.R.D.Kandou General Hospital from November to December 2012. The data analysis is by using statistical test; independent sample T-test. The observation among male respondents  results in without anxiety (40,%), with mild anxiety (26,67%), with moderate anxiety (33.33%), while among female respondents results in without anxiety (23.53%), with mild anxiety (17.65%), with moderate anxiety (35.29%), and with severe anxiety (23.53%). According to the statistical test, resulting in P-value of 0.024, that H0 is rejected and Ha is accepted. In conclusion, there are differences in the level of anxiety between male and female pre-laparotomy surgery patient. Keyword: anxiety, laparotomy, male, female.


2019 ◽  
Vol 14 (4) ◽  
pp. 411-414
Author(s):  
Kistan Kistan

Kecemasan merupakan respon emosional yang dapat terjadi pada pasien pra operasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dan dukungan keluarga terhadap Kecemasan pada pasien pra operasi di RSUD Pangkep. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Korelasi dengan pendekatan cross-sectional. populasi dalam penelitian ini adalah pasien pra operasi di RSUD Pangkep. Pengambilan sampel menggunakan tehnik non probability sampling dengan jenis consecutive sampling, didapatkan 52 responden. Uji statistik menggunakan analisis bivariat dengan uji chi-square dengan nilai α=0.05 diperoleh hasil perhitungan dengan nilai ρ value 0.04 artinya ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan kecemasan pasien pra operasi dan nilai ρ value 0.005 artinya ada hubungan antara dukungan keluarga terhadap kecemasan pasien pra operasi di RSUD Pangkep. Dimana dukungan keluarga mempunyai hubungan yang dominan terhadap kecemasan pasien pra operasi. Diharapkan kepada keluarga dapat memberikan dukungan kepada pasien pra operasi agar lebih termotivasi dan percaya diri pada proses operasi sehingga dapat membantu kelancaran proses operasi yang akan dilakukan.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 73-77
Author(s):  
Kristia Novia ◽  
Febriyanti ◽  
Winda Febriyanti Rampa

Latar Belakang: Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan dengan sistem online dan merupakan hal baru bagi mahasiswa dan dosen sehingga membutuhkan waktu untuk beradaptasi, sehingga dapat membuat motivasi belajar mahasiswa menurun, untuk mempertahankan motivasi belajar mahasiswa, dengan cara menggunakan pembelajaran daring secara efektif. Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pembelajaran daring dengan motivasi belajar mahasiswa STIK Stella Maris Makassar. Metode : Jenis penelitian ini penelitian non experimental dengan pendekatan desain cross sectional study. Populasi penelitian semua mahasiswa/i STIK Stella Maris Makassar dengan jumlah 436 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik non probability sampling dengan pendekatan consecutive sampling dengan jumlah 78 responden. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Setelah data terkumpul, data dianalisis menggunakan uji statistik chi square. Hasil : Hasil penelitian diperoleh nilai p(0,02) < ?(0,05) yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pembelajaran daring dengan motivasi belajar mahasiswa STIK Stella Maris Makassar. Kesimpulan:  Pembelajaran daring dengan menggunakan media pembelajaran seperti google classroom, zoom dan whatsapp yang dilakukan secara efektif dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa.


2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
I Ketut Alit Adianta ◽  
I Made Sedana Putra

Dukungan keluarga merupakan faktor-faktor yang penting dalam kepatuhan minum obat dan perawatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan minum obat pada pasien skizofrenia. Penelitian ini menggunakan desain descriptif corelation dengan pendekatan cross sectional. Cara pengambilan sampel menggunakan non probability sampling yaitu dengan tehnik consecutive sampling. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 286 responden keluarga yang anggota keluarganya mengalami skizofrenia yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dukungan keluarga dan kepatuhan. Teknik analisa data menggunakan uji statistik Spearman Rank (rho) dengan level signifikan 0,05 didapatkan hasil p value 0,008 < 0,01 yang berarti ada hubungan  antara hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan minum obat pasien skizofrenia..  Kata Kunci: dukungan keluarga, obat, skizofrenia.


2018 ◽  
Vol 7 (04) ◽  
pp. 332-338
Author(s):  
Ikhsan Sodik

Masalah yang terjadi dalam keluarga diantaranya pasien PJK jarang diberikan informasi tentang kesehatan, jarang diingatkan olahraga dan selalu memakan makanan berlemak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dukungan keluarga pasien PJK, gaya hidup pasien PJK dan hubungan dukungan keluarga terhadap gaya hidup Pasien PJK. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang terdiagnosa penyakit jantung koroner. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode Total Sampling dengan teknik non probability sampling jenis consecutive sampling. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah responden 31 orang. Analisa univariat menunjukan bahwa responden terbanyak adalah kelompok usia > 45 tahun dengan jumlah 22 orang (71.0%). Jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki dengan jumlah 17 orang (54%). Responden terbanyak berpendidikan Perguruan Tinggi dengan jumlah 16 orang (51.6%). Pekerjaan terbanyak adalah wiraswasta dengan jumlah sebanyak 10 orang (32.3%). Responden menunjukan sebanyak 19 orang (61.3%) menyatakan dukungan keluarga pasien PJK adalah baik. Berdasarkan gaya hidup menunjukan sebanyak 19 responden (61.3%) menyatakan gaya hidup pasien PJK adalah baik. Analisis bivariat menunjukan pada hasil uji statistik diperoleh nilai P value = 0,075, hasil P value > dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada hubungan dukungan keluarga terhadap gaya hidup pasien penyakit jantung koroner. Dalam hal ini, diperlukan pemberian edukasi tidak hanya pasien saja, namun keluarga diperlukan untuk mendapatkan edukasi tentang gaya hidup sehat.


2017 ◽  
Vol 7 (04) ◽  
pp. 332-338
Author(s):  
Ikhsan Sodik ◽  
Bambang Suryadi

Masalah yang terjadi dalam keluarga diantaranya pasien PJK jarang diberikan informasi tentang kesehatan, jarang diingatkan olahraga dan selalu memakan makanan berlemak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dukungan keluarga pasien PJK, gaya hidup pasien PJK dan hubungan dukungan keluarga terhadap gaya hidup Pasien PJK. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang terdiagnosa penyakit jantung koroner. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode Total Sampling dengan teknik non probability sampling jenis consecutive sampling. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah responden 31 orang. Analisa univariat menunjukan bahwa responden terbanyak adalah kelompok usia > 45 tahun dengan jumlah 22 orang (71.0%). Jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki dengan jumlah 17 orang (54%). Responden terbanyak berpendidikan Perguruan Tinggi dengan jumlah 16 orang (51.6%). Pekerjaan terbanyak adalah wiraswasta dengan jumlah sebanyak 10 orang (32.3%). Responden menunjukan sebanyak 19 orang (61.3%) menyatakan dukungan keluarga pasien PJK adalah baik. Berdasarkan gaya hidup menunjukan sebanyak 19 responden (61.3%) menyatakan gaya hidup pasien PJK adalah baik. Analisis bivariat menunjukan pada hasil uji statistik diperoleh nilai P value = 0,075, hasil P value > dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada hubungan dukungan keluarga terhadap gaya hidup pasien penyakit jantung koroner. Dalam hal ini, diperlukan pemberian edukasi tidak hanya pasien saja, namun keluarga diperlukan untuk mendapatkan edukasi tentang gaya hidup sehat.


2021 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 17
Author(s):  
Oki Nugraha Putra ◽  
Ana Khusnul Faizah ◽  
Adinda Kumala Sari

Kontrasepsi oral (pil KB) merupakan salah satu metode kontrasepsi dengan tingkat efikasi yang baik jika diminum dengan baik dan rutin. Tingkat pengetahuan yang baik terhadap kontrasepsi oral akan memberikan dampak positif pada akseptor KB. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui tingkat pengetahuan akseptor KB terhadap kontrasepsi oral dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan. Penelitian ini merupakan penelitian analitik prospektif observasional dengan desain penelitian cross-sectional. Penelitian ini menggunakan kuesioner dengan skala guttman yang telah tervalidasi untuk mengukur tingkat pengetahuan akseptor KB oral. Sampel pada penelitian ini adalah akseptor yang menggunakan pil KB yang memenuhi kriteria inklusi. Teknik pengambilan sampel menggunakan non-probability sampling dengan jenis consecutive sampling. Data dikumpulkan pada bulan Desember 2019 hingga Maret 2020 di tujuh apotek daerah Surabaya Timur. Didapatkan 98 akseptor KB oral yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan akseptor KB oral terhadap kontrasepsi oral berada dalam kategori sangat baik sebanyak 14.3%, baik 52.0%, cukup 8.2% dan sangat rendah 25.5% dengan skor rata-rata pengetahuan sebesar 6.8 yang tergolong dalam kategori pengetahuan baik (6.6-8.0). Dari uji korelasi Spearman, hanya variabel tingkat pendidikan yang memiliki hubungan yang signifikan dengan skor pengetahuan (r=0.484; p value = 0.00). Kesimpulan pada penelitian ini ialah tingkat pengetahuan akseptor KB terhadap kontrasepsi oral termasuk dalam kategori baik serta faktor pendidikan memiliki korelasi secara signifikan terhadap tingkat pengetahuan akseptor KB oral. Kata Kunci: Tingkat pengetahuan, Akseptor KB Oral, Kuesioner, Tingkat Pendidikan


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 45-48
Author(s):  
Devi Susanti ◽  
Lastriyanti Lastriyanti ◽  
Sugeng Haryono

Pendahuluan: Penyakit  Jantung  Koroner  (PJK)  adalah  penyakit “silent  killer”  yang menyebabkan  kematian  mendadak.   Penderita  PJK  akan mengalami serangan berulang dan akan menimbulkan dampak re -hospitalisasi bagi  aspek  fisik,  psikologis,  sosial  dan  ekonomi.  Tujuan  dari  penelitian  ini  adalah  untuk  mengetahui hubungan pengetahuan  terhadap manajemen  diri  penderita PJK di  RSAL Dr. Mintohardjo  Jakarta. Metode: Metode yang digunakan studi korelasi yaitu menganalisis hubungan tingkat pengetahuan dengan manajemen diri penderita  PJK  dengan  rancangan  cross  sectional  yaitu  jenis  penelitian yang  menekankan  waktu  pengukuran data  variabel  independen  dan  dependen. Subjek  adalah  pasien PJK  di poli jantung RSAL Dr. Mintohardjo Jakarta dengan teknik  non probability  sampling  jenis  consecutive  sampling dengan 95 responden. Alat ukur menggunakan kuesioner data karakteristik, pengetahuan dan manajemen diri. Hasil: Hasil  penelitian  bivariat bahwa  35,8% penderita  PJK  memiliki pengetahuan baik dan manajemen diri yang baik pula. Uji korelasi menggunakan  Chi square  dengan nilai p  value  0,551. Nilai p >  a 0,05 yang  artinya  tidak  terdapat  hubungan  yang  signifikan  antara  pengetahuan  dengan manajemen diri penderita PJK. Kesimpulan: Kesimpulan penelitian ini adalah walaupun secara statistik tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan manajemen diri, data pengamatan menunjukkan terdapat peningkatan manajemen diri ketika berpengetahuan baik dimana mungkin ada faktor lain yang lebih berpengaruh.


2016 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Astrid A. Alfonso ◽  
Arthur E. Mongan ◽  
Maya F. Memah

Abstract: Chronic kidney disease is a pathophysiology process with various etiology, causing a progressive decline on kidney function, and in general ends with kidney failure (stage 5). For the last forty years, creatinine serum had been the most common and affordable detection serum to measure kidney performance. The amount of creatinine serum is increased on non-dialysis chronic kidney disease patients. Approximately, 57% of non-dialysis chronic kidney disease patients have 7-12 mg/dL creatinine level. Research objective: To understand the description of creatinine serum level on non-dialysis chronic kidney disease patients. Research method: Cross sectional descriptive, to obtain the data of creatinine serum on non-dialysis chronic kidney disease patients carried out on December 2015 – January 2016 at two hospitals, which are RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado and Rumah Sakit Advent Manado. The research sample were the blood sample from 35 people suffering a stage five non dialysis chronic kidney disease, which determined by consecutive sampling from non-probability sampling model. Result: Based on the laboratory result, the 35 patients diagnosed with a stage five non dialysis chronic kidney disease are undergoing an increase on creatinine serum (100%). Conclusion: Based on the research result, it can be concluded that the increase of creatinine level is occurred on stage five non dialysis chronic kidney disease patients.Keywords: creatinine serum, stage five chronic kidney disease, non-dialysis.Abstrak: Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologi dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal (stadium 5). Selama 40 tahun terakhir, kreatinin serum telah menjadi petanda serum paling umum dan murah untuk mengetahui fungsi ginjal. Kadar kreatinin serum meningkat pada pasien gagal ginjal non dialisis. Sekitar 57% dari pasien gagal ginjal non dialisis memiliki kadar kreatinin 7-12 mg/dL. Tujuan Penelitian: untuk mengetahui gambaran kadar kreatinin serum pada pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis. Metode Penelitan: deskriptif cross sectional, untuk mendapatkan data tentang kadar kreatinin serum pada pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis yang dilakukan sejak Desember 2015-Januari 2016 di dua rumah sakit yaitu RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado dan Rumah Sakit Advent Manado. Sampel penelitian adalah sampel darah dari 35 orang yang menderita penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis ditentukan dengan cara non-probability sampling jenis consecutive sampling. Hasil: Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan, terdapat 35 pasien yang terdiagnosis penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis mengalami peningkatan kadar kreatinin serum (100%). Simpulan: Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kadar kreatinin serum pada pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis.Kata kunci: kreatinin serum, penyakit ginjal kronik stadium 5, non dialysis


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document