scholarly journals Efektivitas Health Education Pada Pasien Diabetes Melitus Terhadap Pencegahan Risiko Infeksi Pasca Operasi Katarak

2021 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 98-104
Author(s):  
Jenny Saherna ◽  
Dessy Hadrianti ◽  
Misdayanti Misdayanti

ABSTRAKPasien pasca operasi katarak, perlu tahu bagaimana cara perawatan luka pasca operasi yang benar, agarmeminimalisir terjadinya resiko infeksi. Perawatan luka harus sesuai teknik aseptik untuk mengurangimikroorganisme sebagai salah satu faktor penyebab infeksi luka. Khususnya pada pasien dengan riwayatpenyakit diabetes mellitus, mereka membutuhkan pengetahuan dan keterampilan dalam merawat luka,dikarenakan memiliki gula darah yang rentan meningkat disetiap waktunya. Masalah ini menjadi salah satufaktor penghambat proses penyembuhan luka. Penelitian ini mengunakan metode kuantitatif dengan desainpre-eksperimen one group pretest–post test menggunakan nonprobablity sampling metode purposivesampling jumlah sampel 30 responden. Hasil penelitian menggunakan uji statistik Wilcoxon yangmenunjukan bahwa signifikan (p), sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (α), yaitu (p < α), artinya terdapatefektivitas yang signifikan antara health education pada pasien diabetes melitus terhadap pencegahan risikoinfeksi pasca operasi katarak. Penelitian ini menunjukkan bahwa perlu adanya kesadaran perawat untukmemberikan health education pasca operasi katarak pada pasien dan terlebih lagi, khususnya kepada pasiendengan riwayat penyakit diabetes melitus. Pihak rumah sakit perlu memasukan tindakan ini kedalam SOPpelayanan pasca operasi katarak agar bisa dijadikan tugas mutlak yang wajib dikerjakan, supaya terbinasaling kerjasama dalam meminimalisir kejadian infeksi luka, kecacatan dan mampu meningkatkan kualitashidup serta mengurangi biaya pasien untuk berobat ke rumah sakit. Kata Kunci: Health education, Pencegahan Risiko Infeksi, Diabetes Melitus, Perawatan Luka Operasi Katarak.   Daftar Rujukan Beyene, A. M., Eshetie, A., Tadesse, Y., & Getnet, M. G. (2021). Time to recovery from cataract and its predictors among eye cataract patients treated with cataract surgery: A retrospective cohort study in Ethiopia. Annals of Medicine and Surgery, 65(102275), 1–5. https://doi.org/10.1016/j.amsu.2021.102275 Chiu, T. H. T., Chang, C. C., Lin, C. L., & Lin, M. N. (2021). A Vegetarian Diet Is Associated with a Lower Risk of Cataract, Particularly Among Individuals with Overweight: A Prospective Study. Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics, 121(4), 669-677.e1. https://doi.org/10.1016/j.jand.2020.11.003 Chua, S. Y. L., Luben, R. N., Hayat, S., Broadway, D. C., Khaw, K. T., Warwick, A., Britten, A., Day, A. C., Strouthidis, N., Patel, P. J., Khaw, P. T., Foster, P. J., & Khawaja, A. P. (2021). Alcohol Consumption and Incident Cataract Surgery in Two Large UK Cohorts. Ophthalmology, 128(6), 837–847. https://doi.org/10.1016/j.ophtha.2021.02.007 Dede Achmad Basofi, Wilson, M. A. (2016). Hubungan Jenis Kelamin, Pekerjaan Dan Status Pernikahan Dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Operasi Katarak Di Rumah Sakit Yarsi Pontianak. Dewanti Widya Astari, S. R. (2021). STRATEGI PENANGANAN ASUHAN KEPERAWATAN TERKAIT ENDOFTALMITIS: A LITERATURE REVIEW. Jurnal Ilmiah Permas, 11(4), 705– 718. Dian Sukma Dewi Arimbi, Lita, R. L. I. (2020). Pengaruh Health education terhadap Motivasi Mengontrol Kadar Gula Darah pada Pasien DM Tipe II. Jurnal Keperawatan Abdurrab, 4(1), 66–76. Febri Nadyati, Rani Himayani, Giska Tri Putri, M. Y. (2019). Hubungan Durasi Menderita Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Kejadaian Katarak di RSUD DR.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung. ESSENTIAL:Essence of Scientific Medical Journal, 17(1), 1–4. Gülşen, M., & Akansel, N. (2020). Effects of Discharge Education and Telephone Followup on Cataract Patients’ Activities According to the Model of Living. Journal of Perianesthesia Nursing, 35(1), 67–74. https://doi.org/10.1016/j.jopan.2019.04.010 Harun, H. M., Abdullah, Z., & Salmah, U. (2020). Pengaruh Diabetes, Hipertensi, Merokok dengan Kejadian Katarak di Balai Kesehatan Mata Makassar. Jurnal Kesehatan Vokasional, 5(1), 45. https://doi.org/10.22146/jkesvo.52528 Jeong, I. S., & Lee, E. J. (2021). Current Status and Associated Factors of Annual Eye Examination Among People with Type 2 Diabetes Mellitus: Using the 7th National Health and Nutrition Examination Survey. Asian Nursing Research, 15(4), 239–246. https://doi.org/10.1016/j.anr.2021.07.003 Maryati Tombokan, sukma saini, Masdiana AR, M. R. N. A. (2017). HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI DALAM MENGONTROL KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAMPANG KECAMATAN PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR. Jurnal Media Keperawatan, 08(02), 39–45. Qurrat, D., & Silvia, M. (2018). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Keluarga Dengan Perawatan Post Operasi Katarak Di Poli Mata Rsud Pariaman. Jurnal Kesehatan Medika Saintika, 09(2), 108–113. Rahani Ayu Amalia, Dwi Utari Widyastuti, P. (2019). PENGETAHUAN DAN KEPATUHAN KLIEN TENTANG PERAWATAN POST OPERASI KATARAK. Jurnal Keperawatan, XII(2), 115–120. Sitompul, R. (2015). Perawatan Lensa Kontak untuk Mencegah Komplikasi Ratna Sitompul. EJournal Kedokteran Indonesia, 3(1), 77–85. https://doi.org/10.23886/ejki.3.4811. Thompson, J., & Lakhani, N. (2015). Cataracts. Primary Care - Clinics in Office Practice, 42(3), 409–423. https://doi.org/10.1016/j.pop.2015.05.012 Torabi, H., Sadraei, M., Jadidi, K., & Alishiri, A. A. (2019). Choroidal thickness changes following cataract surgery in patients with type 2 diabetes mellitus. Journal of Current Ophthalmology, 31(1), 49–54. https://doi.org/10.1016/j.joco.2018.07.004

2021 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 252-263
Author(s):  
Nurul Fadhilah ◽  
Khairunnisa Batubara

 ABSTRACT: HEALTH EDUCATION ON MEDICINE COMPLIANCE IN TYPE 2 DIABETES MELLITUS PATIENTS IN TK II PUTRI GREEN HOSPITAL, MEDAN Introduction: Type 2 diabetes mellitus is a hyperglycemic condition that occurs even though endogenous insulin is available where the insulin levels produced are damaged by insulin resistance in peripheral tissues. Actions that can be given to clients with type 2 diabetes mellitus that can be chosen to overcome the problem of knowledge about medication adherence are by providing health education. Health education is an activity that educates the public about health by presenting the information.Purpose: The purpose of this scientific paper is to carry out education about medication adherence in patients with Type 2 Diabetes Mellitus at the Tk II Putri Hijau Hospital, Medan.Methods: This research method is a descriptive study with a health education study design regarding medication adherence in patients with type 2 diabetes mellitus using a process approach. This study was conducted on two patients with the same diagnosis of type 2 diabetes mellitus in recurrent patients who do not adhere to medication.Results: The results of the health education research given about medication adherence can increase changes in a healthy life.Conclusion: For further researchers to explore more about medication adherence Keywords: Health education, adherence to medication, Type 2 diabetes  INTISARI: PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN  Pendahuluan: Diabetes Melitus tipe 2 adalah suatu kondisi hiperglikemia yang terjadi meski tersedia insulin endogen dimana kadar insulin yang dihasilkan dirusak oleh resistensi insulin dijaringan perifer. Tindakan keperawatan yang bisa diberikan kepada klien dengan Diabetes mellitus tipe 2 yang dapat dipilih untuk mengatasi masalah kurang pengetahuan tentang kepatuhan minum obat adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan adalah suatu kegiatan yang mendidik masyarakat tentang kesehatan dengan pemaparan informasi.Tujuan: Tujuan dari Karya Tulis Ilmiah ini untuk melaksanakan pendidikan kesehatan tentang kepatuhan minum obat pada pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan.Metode: Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan rancangan studi pendidikan kesehatan tentang kepatuhan minum obat pada pasien diabetes mellitus tipe 2 menggunakan pendekatan proses keperawatan. Penelitian ini dilakukan pada dua orang pasien dengan diagnosa yang sama dengan masalah penyakit diabetes mellitus tipe 2 pada pasien berulang yang tidak patuh minum obat.Hasil: Hasil penelitian diperoleh pendidikan kesehatan yang diberikan tentang kepatuhan minum obat dapat meningkatkan perubahan hidup sehat.Kesimpulan: Untuk peneliti selanjutnya hendaknya mendalami lagi tentang kepatuhan minum obat Kata kunci : Pendidikan kesehatan, Kepatuhan minum obat,  DM Tipe 2 


2019 ◽  
Vol 31 (1) ◽  
pp. 49-54 ◽  
Author(s):  
Hamidreza Torabi ◽  
Mohammad Sadraei ◽  
Khosrow Jadidi ◽  
Ali-Agha Alishiri

2014 ◽  
Vol 22 (6) ◽  
pp. 980-987 ◽  
Author(s):  
Lucas Pereira de Melo ◽  
Edemilson Antunes de Campos

OBJECTIVE: to interpret the meanings patients with type 2 diabetes mellitus assign to health education groups.METHOD: ethnographic study conducted with Hyperdia groups of a healthcare unit with 26 informants, with type 2 diabetes mellitus, and having participated in the groups for at least three years. Participant observation, social characterization, discussion groups and semi-structured interviews were used to collect data. Data were analyzed through the thematic coding technique.RESULTS: four thematic categories emerged: ease of access to the service and healthcare workers; guidance on diabetes; participation in groups and the experience of diabetes; and sharing knowledge and experiences. The most relevant aspect of this study is the social use the informants in relation to the Hyperdia groups under study.CONCLUSION: the studied groups are agents producing senses and meanings concerning the process of becoming ill and the means of social navigation within the official health system. We expect this study to contribute to the actions of healthcare workers coordinating these groups given the observation of the cultural universe of these individuals seeking professional care in the various public health care services.


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 94
Author(s):  
Hafizha Firdaus Al-Fuady ◽  
Bambang Purwanto ◽  
Soebagijo Adi Soelistijo

AbstrakLatar Belakang: Diabetes melitus tipe 2 menjadi penyebab kematian nomer 3 di Indonesia. Kelebihan berat badan atau lingkar pinggang diatas normal dan kadar HDL-c rendah merupakan faktor risiko diabetes melitus tipe 2. Faktor risiko tersebut dapat diatasi salah satunya dengan olahraga. Senam PERSADIA 1 dirancang khusus untuk pencegahan diabetes. Namun, efek dari senam ini dalam menurunkan lingkar pinggang dan meningkatkan rasio HDL-c LDL-c belum pernah diteliti.Metode: Desain penelitian ini adalah eksperimen lapangan. Pengaruh Senam PERSADIA 1 terhadap lingkar pinggang dan rasio HDL-c LDL-c dianalisis dengan uji statistik deskriptif, uji normalitas saphiro wilk-test, uji beda berpasangan paired t-test / Wilcoxon-test.Hasil: Penelitian ini melibatkan 12 ibu-ibu PKK Lidah Wetan Gang V RW 2 Surabaya. Dari hasil analisis, terdapat penurunan rerata lingkar pinggang dan bermakna namun sedikit (p= 0,032), tidak ada peningkatan kadar HDL-c yang bermakna (p= 0,301), terdapat penurunan rerata LDL-c namun belum bermakna (p= 0,755), terdapat peningkatan rerata rasio HDL-c LDL-c namun belum bermakna (p= 0,303).Kesimpulan: Senam PERSADIA 1 dapat menurunkan lingkar pinggang namun sedikit dan belum dapat meningkatkan rasio HDL-c/LDL-c pada wanita secara bermakna menurut statistika. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan menambah waktu pelaksaan senam dan mengontrol energy intake subjek penelitian. Kata Kunci:. Diabetes melitus, Senam PERSADIA 1, lingkar pinggang, rasio HDL-c LDL-c, wanita AbstractBackground: Type 2 diabetes mellitus is the third causes of death in Indonesia. Overweight or waist circumference above normal and low HDL-c levels are risk factors for type 2 diabetes mellitus. One of the risk factors can be resolve with exercise. First series PERSADIA exercise is specifically designed for the prevention of diabetes. Howefer, the effect of this exercise in reducing waist circumference and increase ratio HDL-c LDL-c had never been proven.Method: The design of this study was a field experiment. The effect of first series PERSADIA exercise on waist circumference and HDL-c LDL-c ratio was analyzed by descriptive statistical test, saphiro wilk-test for normality test, paired t-test / Wilcoxon-test for different paired test.Result: This study involved 12 Women lived in Lidah Wetan Gang V RW 2 Surabaya. From the analysis, there was a decrease in mean waist circumference and significant but slightly (p = 0.032), there was no significant increase in HDL-c levels (p = 0.301), there was a decrease in LDL-c mean but it was not significant (p = 0.755), there was an increase in the mean HDL-c LDL-c ratio but it was not significant (p = 0.303).Conclusion: First series PERSADIA exercise has been able to reduce waist circumference but slightly and not able to increase HDL-c / LDL-c ratio significantly in women according to statistics. Further research is needed by increasing the exercise time and controlling the energy intake of subjects. Keywords: diabetes mellitus, first series PERSADIA exercise, waist circumference, HDL-c LDL-c ratio, women 


Author(s):  
Wahyu Sukma Samudera ◽  
Novita Fajriyah ◽  
Ida Trisnawati

Background: Type 2 diabetes mellitus was one of non-communicable diseases that increased of prevalence in word wide, included in Indonesia. Utilization of technology as an effort of increase of diabetes treatment is important for achieving of optimum glycemic control and to prevent of complication of diabetes mellitus. However, intervention for self management in patients with diabetes mellitus at this time still not using technology based mobile health intervention. Purpose: This study aims to verify of effectiveness of mobile health intervention on self management and glycemic control in patient with type 2 diabetes mellitus. Method: Design of this studies was used systematic review of randomized controlled trial with PRISMA approach. Article search was carried out through databases: Scopus, Science Direct, and ProQuest with randomized controlled trial design within last 10 years. Results: The finding showed 407 articles have been obtained. Articles selection process were through few steps: topic selection, full text selection, design of studies and obtained 10 articles have been as appropriate of inclusion criteria. Based on results of finding of 10 articles were showed that mobile health intervention was effective in improving of glycemic control by decreasing hbA1c, fasting blood glucose, 2 hours post pandrial. Furthermore, mobile health intervention was effective in increasing of self management in patient with type 2 diabetes mellitus and increased adherence of diabetes medication. Moreover, mobile health intervention can also improve of insulin level and lipid profile in patient with type 2 diabetes mellitus. Conclusion: Mobile health intervention was effective in improving of glycemic control and self management, and giving of facilitate communication between patient and health providers Keywords: mobile health application; self management; glycemic control; diabetes mellitus ABSTRAK Latar belakang: diabetes melitus (DM) tipe 2 merupakan salah satu penyakit tidak menular yang mengalami peningkatan angka kejadian di dunia, termasuk di Indonesia. Penggunaan teknologi sebagai upaya meningkatkan manajemen diabetes melitus sangatlah penting untuk dilakukan guna mencapai kontrol glikemik optimal dan mencegah komplikasi dari Diabetes Melitus. Namun, manajemen diri pada sebagian besar pasien Diabetes Melitus saat ini masih belum menggunakan bantuan teknologi berbasis mobile health. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk memverifikasi efektivitas dari penggunaan mobile health intervention terhadap manajemen diri dan kontrol glikemik pasien dengan diabetes melitus tipe 2. Metode: desain dalam penelitian ini adalah systematic review dengan menggunakan pendekatan PRISMA. Pencarian artikel dilakukan pada beberapa database yang meliputi: Scopus, Science Direct dan ProQuest dengan desain Randomized controlled trial dalam 10 tahun terakhir. Hasil: hasil temuan didapatkan sejumlah 407 artikel penelitian. Proses seleksi artikel dilakukan beberapa tahap meliputi: seleksi topik, fullteks, desain artikel penelitian dan didapatkan 10 artikel penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi. Berdasarkan hasil temuan dari 10 artikel penelitian yang digunakan, menunjukkan bahwa mobile health intervention efektif dalam memperbaiki kontrol glikemik pasien diabetes melalui penurunan kadar hbA1c, gula darah puasa, 2 jam post pandrial. Selanjutnya, mobile health intervention efektif dalam meningkatkan manajemen diri pasien diabetes dan meningkatkan kepatuhan pengobatan. Selain itu, mobile health intervention juga dapat memperbaiki level insulin dan profil lipid pasien diabetes melitus tipe 2. Kesimpulan: Mobile health intervention efektif dalam memperbaiki kontrol glikemik dan meningkatkan manajemen diri pasien diabetes melitus serta memudahkan komunikasi antara pasien dengan tenaga kesehatan Kata kunci: mobile health application; manajemen diri; kontrol glikemik; diabetes melitus


Author(s):  
Indranila KS

Diabetes Melitus (DM) memerlukan pengendalian glikemia yang dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan hemoglobinterglikasi (HbA1c). Semakin tinggi kadar hemoglobin terglikasi (HbA1c), semakin tidak terkendali kadar gula darah pasien DM tipe2. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya proses hiperkoagulasi dan gangguan mikrovaskular maupun makrovaskular. PemeriksaanProtrombin Time (PT) dan Activated Partial Thromboplastin Time (APTT) diharapkan dapat mendeteksi secara dini adanya gangguankoagulasi di pasien DM tipe 2. Penelitian potong lintang terhadap 72 orang pasien DM tipe 2 yang berusia diatas 18 tahun diperiksakadar HbA1c dan dikaji koagulasi (PT dan APTT). Pasien dengan penyakit penyerta seperti anemia dan kelainan hemoglobin, keganasanatau kelainan hematologis, pasca bedah, hipertiroid, perempuan hamil, riwayat penyakit hati dan pasien yang mengkonsumsi obatobatanyang mengganggu fungsi koagulasi dikeluarkan dari penelitian ini. Uji normalitas data menggunakan Kolmogorov-Smirnovdan analisis hubungan menggunakan uji Pearson. Analisis kenasaban terdapat hubungan antara kadar hemoglobin terglikasi denganProthrombin Time negatif lemah (r= -0,179; p=0,132) dan dengan Activated Partial Thromboplastin Time positif sangat lemah (r=0,016;p=0,892). Berdasarkan telitian ini terdapat hubungan negatif lemah yang bermakna antara kadar hemoglobin terglikasi dengan PTdan hubungan positif sangat lemah yang tidak bermakna dengan Activated Partial Thomboplastin Time.


Author(s):  
Dafina Balqis ◽  
Yudhi Adrianto ◽  
Jongky Hendro Prayitno

Strok saat ini menjadi salah satu penyebab utama kematian global. Hubungan antara kejadian strok dengan diabetes telahlama diketahui. Kontrol gula darah, yang dipantau melalui kadar HbA1c, telah menunjukkan hubungan dengan strok dan penyakitkardiovaskular lain. Kajian ini untuk menentukan perbedaan kadar HbA1c antara pasien diabetes melitus tipe 2 dengan dan tanpakejadian strok infark trombotik. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis retrospektif menggunakan rekam medis pasienselama 3,5 tahun. Penelitian ini mengumpulkan data kadar HbA1c dari 443 pasien diabetes melitus tipe 2 kemudian membandingkanrerata kadar HbA1c antara pasien diabetes mellitus tipe 2 dengan kejadian strok trombotik (n=74) dan tanpa kejadian strok trombotik(n=369). Perbandingan tingkat HbA1c juga dilakukan secara terpisah antara laki-laki dan perempuan. Kajian ini menemukan reratakadar HbA1c yang tinggi di kedua kelompok sampel (10,49%±2,53% untuk kelompok dengan kejadian strok infark trombotik dan10,44%±2,8% untuk kelompok tanpa kejadian strok infark trombotik) dengan perbandingan sarana p>0,05. Perbandingan yangdilakukan secara terpisah di laki-laki dan perempuan juga menunjukkan hasil yang sama dengan p>0,05. Sebagai simpulan, kadarHbA1c di kedua kelompok penelitian sama-sama tinggi dan tidak ada perbedaan bermakna kadar HbA1c yang ditemukan di pasiendengan diabetes tipe 2 dengan dan tanpa kejadian strok trombotik.


2020 ◽  
Vol 8 (E) ◽  
pp. 133-137
Author(s):  
Rusdiana Rusdiana ◽  
Maya Savira ◽  
Sry Suryani Widjaja ◽  
Dedi Ardinata

AIM: The aim of this study was to evaluate the effect of short-term education on glycemic control (glycated hemoglobin [HbA1c] and fasting blood sugar [FBS]) among type 2 diabetes mellitus patients attending to primary health care (PHC) in Medan Johor of North Sumatera, Indonesia. METHODS: The study was performed on type 2 diabetes mellitus patients in Johor PHC, Medan of North Sumatera, on 40 patients with type 2 diabetes mellitus. We took the samples of all the patients of type 2 diabetes mellitus who attend PHC in Medan Johor. The patients received for 3 months intervention by education. An educational course of diabetes together with exercise training and nutritional education was designed for the study population in order to increase the patients’ knowledge and attitude toward diabetes and to increase their participation in the self-monitoring of glycemic control. Samples of FBS and HbA1c were recorded for each patient at the time of the baseline survey, then health education was conducted to the diabetic patients of both sexes attending PHC. The patients received standard advice on diet management and variation about activity. We put HbA1c <6.5% as cut limit for the control of diabetes mellitus. RESULTS: All 40 type 2 diabetes patients completed the educational course. The mean of age of the samples is 62.53 years old, the mean of body mass index was 24.81 kg/m, and the mean of waist size was 92.15 cm. Before the education, the mean of FBS level was 238.83 mg/dl and the mean of Hba1c value is 8.90%. After education, the FBS was 216.88 mg/dl, the mean of HbA1c value was 8.74%. CONCLUSION: The effect of health education in Johor Public Health Care Medan city reduced glycemic control (FBS) in type 2 diabetes mellitus patients, North Sumatera, Indonesia.


2019 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 261 ◽  
Author(s):  
Ravinder Garg ◽  
SumitPal Singh Chawla ◽  
Sarabjot Kaur ◽  
Aman Bharti ◽  
Manjeet Kaur ◽  
...  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document