MAHESA : Malahayati Health Student Journal
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

49
(FIVE YEARS 49)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Malahayati Bandar Lampung

2746-3486, 2746-198x

2021 ◽  
Vol 1 (4) ◽  
pp. 483-491
Author(s):  
Fonda Octarianingsih Shariff ◽  
Asri Mutiara Putri ◽  
Octa Reni Setiawati ◽  
Mutiara Ayu Putri Anjela Pratiwi

ABSTRACT: DESCRIPTION OF PREGNANT WOMEN KNOWLEDGE LEVEL AGAINST COVID-19 IN RSUD TALANG UBI, PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR REGENCY- SOUTH SUMATERA. Introduction: Coronavirus Disease (Covid-19) is a large group of viruses that cause mild to severe symptoms. In December 2019 the first cases were reported in Wuhan, Hubei, China. Until now, the Covid-19 cases in Indonesia have always been increasing every day. Purpose: Research objectives to determine pregnant women's level of knowledge concerning Covid-19 in RSUD Talang Ubi, Penukal Abab Lematang Ilir Regency-South Sumatra. Method: The research design used was descriptive, cross-sectional methods. Technic of sampling used was the total sampling method by using univariate analysis. Result: The results showed that pregnant women's level of knowledge about Covid-19 in RSUD Talang Ubi was 67 respondents (60.9%) in the good category, 37 respondents (33.6%) insufficient category, and 6 respondents (5,5%) in the low category.Conclusion: Good knowledge can help the government in efforts to break the chain of the spread of Covid-19. Therefore, it is expected that the government can provide more information about Covid-19. Keywords: Knowledge level, Pregnant Women, Covid-19  INTISARI: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TERHADAP COVID-19 DI RSUD TALANG UBI KABUPATEN PALI PROVINSI SUMATERA SELATAN.Latar Belakang: Coronavirus Disease (Covid-19) adalah sekelompok besar virus yang mengakibatkan gejala ringan hingga parah. Pada Desember 2019 kasus pertama dilaporkan di Wuhan, Hubei, China. Hingga saat ini kasus Covid-19 di Indonesia selalu terjadi peningkatan setiap harinya.Tujuan: Tujuan Penelitian untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap Covid-19 di RSUD Talang Ubi Kabupaten Pali Provinsi Sumatera Selatan.Metode Penelitian: Desain Penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dengan metode cross-sectional. Teknik pengambilan sampel dengan metode Total Sampling. Menggunakan analisis univariat.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Covid-19 di RSUD Talang Ubi pada kategori baik sebanyak 67 responden (60,9%), kategori cukup 37 responden (33,6%), dan kategori kurang sebanyak 6 responden(5,5%).Kesimpulan: Pengetahuan yang baik dapat membantu pemerintah dalam upaya memutus rantai penyebaran Covid-19. Maka diharapkan pemerintah dapat lebih dalam memberikan informasi tentang Covid-19. Kata kunci : Tingkat pengetahuan, Ibu Hamil, Covid-19


2021 ◽  
Vol 1 (4) ◽  
pp. 333-344
Author(s):  
Wahyu Widyaningsih ◽  
Intan Permata Dewi

ABSTRACT: THE RELATIONSHIP OF HIGH BLOOD PRESSURE WITH STUNTING IN CHILDREN Introduction: Reducing stunting in children is the most important goal of the six goals of the Global Nutrition Targets 2025 and a key indicator in the second Sustainable Development Goal of No Hunger. The prevalence of child stunting in Indonesia has remained high over the last decade, and at the national level it is around 37%. It is unclear whether the current approach to reducing child stunting is in line with the World Health Organization's conceptual framework on child stunting to review the available literature and identify what has been learned and can be concluded about the determinants of child stunting in Indonesia and where data gaps still exist. Community and community factors—in particular, poor access to health care and living in rural areas—have been repeatedly linked to stunted children. Published studies are lacking on how education is; society and culture; agriculture and food systems; and water, sanitation and the environment contribute to child stunting.  Purpose: the purpose of the study is to analyze the relationship of high blood pressure with stunting in children.Method: This study uses an observational research with a case control study design and uses a retrospective approach conducted on children with an age range of 5-14 years. The population of this study was 210 children aged 5-14 years, the number of samples in this study was 192 consisting of 64 case samples and 128 control samples. Result: The results showed 64 respondents who were stunted and 128 who did not experience stunting. And the results showed that most infants and toddlers who were stunted had no hypertension status in their mothers during pregnancy as much as 43,51% and 56,49% in infants and toddlers who were not stunted with their mothers during pregnancy. Conclusion: There is a relationship between high blood pressure and the incidence of stunting in children. Keywords: stunting; hypertension;kid’s healty.   ABSTRAK: HUBUNGAN TEKANAN DARAH TINGGI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK Pendahuluan: Pengurangan stunting pada anak merupakan tujuan terpenting dari enam tujuan Global Nutrition Targets 2025 dan indikator kunci dalam Sustainable Development Goal of No Hunger kedua. Prevalensi stunting anak di Indonesia tetap tinggi selama dekade terakhir, dan di tingkat nasional sekitar 37%. Tidak jelas apakah pendekatan saat ini untuk mengurangi pengerdilan anak sejalan dengan kerangka konseptual Organisasi Kesehatan Dunia tentang pengerdilan anak untuk meninjau literatur yang tersedia dan mengidentifikasi apa yang telah dipelajari dan dapat disimpulkan tentang determinan pengerdilan anak di Indonesia dan di mana kesenjangan data masih ada. Faktor masyarakat dan masyarakat—khususnya, akses yang buruk ke perawatan kesehatan dan tinggal di daerah pedesaan—telah berulang kali dikaitkan dengan anak-anak yang terhambat. Studi yang diterbitkan kurang tentang bagaimana pendidikan itu; masyarakat dan budaya; sistem pertanian dan pangan; dan air, sanitasi, dan lingkungan berkontribusi terhadap pengerdilan anak. Tujuan penelitian: penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan antara tekanan darah tinggi dan stunting pada anak. Metode Penelitian: penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional dengan rancangan studi case control dan menggunakan pendekatan retrospektif yang dilakukan pada anak dengan rentang umur 5-14 tahun. Populasi dari penelitian ini adalah 210 anak usia rentang 5-14 tahun  jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 192 yang terdiri dari jumlah sampel kasus 64 dan jumlah sampel kontrol 128. Hasil: Hasilnya menunjukkan 64 responden yang mengalami stunting dan 128 yang tidak mengalami stunting. Dan didapatkan hasil sebagian besar bayi dan balita yang stunting memiliki status hipertensi pada ibunya saat hamil sebanyak 43,51% dan pada bayi serta balita yang stunting memiliki status tidak hipertensi pada ibunya saat hamil sebanyak 56,49%. Kesimpulan: ada hubungan antara tekanan darah tinggi dengan kejadian stunting anak. Kata kunci: stunting; tekanan darah tinggi; kesehatan anak 


2021 ◽  
Vol 1 (4) ◽  
pp. 492-500
Author(s):  
Muslim Kasim ◽  
Upik Pebriani ◽  
Astri Pinilih ◽  
Amira Ainulwidad

ABSTRACT:THE CORRELATION BETWEEN ENVIRONMENT AND SOCIO-CULTURAL WITH PARENT’S KNOWLEDGE TO EARLY DETECTION OF HEARING FOR NEWBORN BABY AT MITRA HUSADA HOSPITAL PRINGSEWU LAMPUNG  Introduction: The incidence of deafness in newborns is 0.001% to 0.5% and increases in infants with risk factors reaching 1% -5%, which occurs in about 4-6 babies in 1000 live births in developing countries. Newborn hearing screening is a program to reduce the increasing incidence of hearing loss in the world. Knowing the child's hearing condition from an early age is an important thing to do where parental knowledge plays a role in early detection of hearing in infants. One of the factors that influence knowledge is environment and socio-culture. Purpose: To determine the environmental and socio-cultural relationship with parents' knowledge about early detection of hearing in newborns at Mitra Husada Pringsewu Hospital, Lampung. Method: The design of this study was an observational analytic with adesign cross sectional. The sample selection used total sampling of 60 respondents. Results: The data obtained were analyzed using thetest Chi-Square which showed that there was a significant relationship between the environment and parental knowledge where the p-value was 0.000 (p-value <0.005) with an OR of 13.00 and 95% CI 3.11-54.26 and the results of the analysis between social culture with parental knowledge showed significant results where the p-value was 0.015 with OR 4.42 and 95% CI 1.27-15.38. Conclusion: There is a significant relationship between environment and socio-culture with parents' knowledge of early detection of hearing of newborns at Mitra Husada Pringsewu Hospital, Lampung. Keywords : Parent’s knowledge, Early Hearing Detection, Environment, Socio-cultural  INTISARI : Hubungan Lingkungan Dan Sosial Budaya Dengan Pengetahuan Orang Tua Terhadap Deteksi Dini Pendengaran Bayi Baru Lahir Di Rumah Sakit Mitra Husada Pringsewu Lampung  Latar Belakang:  Insidensi ketulian pada bayi baru lahir 0,001-0,5% dan meningkat pada bayi dengan faktor risiko mencapai 1%-5%, dimana terjadi pada sekitar 4-6 bayi pada 1000 kelahiran hidup. Skrining pendengaran bayi baru lahir merupakan program untuk mengurangi angka kejadian gangguan pendengaran di dunia yang semakin meningkat. Mengetahui kondisi pendengaran anak sejak dini merupakan hal yang penting, dimana pengetahuan orang tua berperan terhadap deteksi dini pendengaran pada bayi. Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah lingkungan dan sosial budaya. Tujuan: Mengetahui hubungan lingkungan dan sosial budaya dengan pengetahuan orang tua tentang deteksi dini pendengaran pada bayi baru lahir di Rumah Sakit Mitra Husada Pringsewu Lampung. Metode Penelitian: Desain penelitian ini adalah analitik observational dengan rancangan Cross Sectional. menggunakan Total Sampling sebanyak 60 responden. Hasil: Data yang diperoleh dianalisis dengan uji Chi-Square menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara lingkungan dengan pengetahuan orang tua dimana p-value ­0.000 (< 0,005) dengan OR 13.00 dan CI 95% 3.11-54.26 dan hasil analisis antara sosial budaya dengan pengetahuan orangtua menunjukkan hasil yang signifikan dimana p-value 0.015 dengan OR 4.42 dan CI 95% 1.27-15.38. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara lingkungan dan sosial budaya dengan pengetahuan orang tua terhadap deteksi dini pendengaran bayi baru lahir di Rumah Sakit Mitra Husada Pringsewu Lampung. Kata Kunci: Pengetahuan Orang Tua, Deteksi Dini Pendengaran, Lingkungan, Sosial Budaya


2021 ◽  
Vol 1 (4) ◽  
pp. 471-482
Author(s):  
Zulfian Zulfian ◽  
Muslim Daud Tarmizi

ABSTRACT: CORRELATION BETWEEN TIME BLOOD SUGAR LEVELS (GDS) WITH SERUM CREATININE LEVELS IN TYPE 2 DIABETES MELLITUS PATIENTS AT DR.H. BOB BAZAR, SKM  HOSPITAL LAMPUNG SELATAN Background of study: Diabetes mellitus is a disease condition characterized by increased blood glucose levels or hyperglycemia and a disturbance in the body's metabolism. Based on Rikesdas data, the number of sufferers shows a very significant increase in the prevalence of diabetes, from 6.9% in 2013 to 8.5% in 2018. With this data, Indonesia is the 6th rank DM sufferer in the world. In this diabetic patient, if it is not handled seriously it will trigger complications such as weakening of the kidney function which can be seen from the examination of serum creatinine levels and this is a sign of the onset of complications from diabetes.Purpose: To be able to find out the relationship between current blood sugar levels (GDS) and serum creatinine levels in type 2 diabetes mellitus sufferers at Dr.H Bob Bazar Hospital, SKM South Lampung in 2020. Research Method: This type of research is correlative analytic with cross-sectional using method purposive sampling and random sampling of 201 samples of type 2 DM patients who met the inclusion criteria. Data collection began in December 2020. The data used were secondary data in the form of medical records. Data were evaluated with the test Spearman. Research Results: In this study, Obtained research sample amounted to 201 sufferers of type 2 diabetes with The mean time blood sugar level (GDS) was 227.08 in the standard deviation assessment was 69.84 with the lowest GDS level was 120 and the highest was 392. and The mean serum creatinine level of type 2 DM patients from 201 respondents was 1.42 in the standard deviation assessment was 0.43 with the lowest serum creatinine level was 0.60 and the highest was 2.45. The results of the correlation Spearman showed that the value of p =0.000 and the value of r= + 0.416, because the value of p= 0.000 <0.05 so that it can be stated that Ha is accepted and Ho is declared rejected or there is a significant correlation, with r =0.416 it means that the strength of the correlation is moderate positive between sugar levels blood flow (GDS) with serum creatinine levels in patients with type 2 diabetes. Conclusion: This study concludes there is a significant correlation between blood sugar levels (GDS) and serum creatinine levels in type 2 DM patients with a p-value = 0.000. Keywords: Diabetes Mellitus, Current Blood Sugar (GDS), Serum CreatinineINTISARI: HUBUNGAN KADAR GULA DARAH SEWAKTU (GDS) DENGAN KADAR KREATININ SERUM TERHADAP PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD DR.H.BOB BAZAR, SKM LAMPUNG SELATAN Latar Belakang: Diabetes melitus ialah kondisi penyakit yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa darah atau hiperglikemia serta adanya gangguan dalam metabolisme tubuh. Berdasarkan data Rikesdas jumlah penderita menunjukkan adanya peningkatan angka prevalensi diabetes yang amat signifikan, yakni dari 6,9% pada tahun 2013 menjadi 8,5% pada tahun 2018. Dengan data tersebut peringkat ke-6 penderita DM di dunia diduduki oleh Indonesia. Pada penderita diabetes ini, andaikan tidak ditangani secara serius maka akan mencetuskan komplikasi seperti melemahnya fungsi ginjal dapat dilihat dari pemeriksaan kadar kreatinin serum dan menjadi tanda timbulnya penyakit komplikasi dari diabetes.Tujuan: Untuk dapat mengetahui Hubungan Kadar Gula Darah Sewaktu (GDS) dengan Kadar Kreatinin Serum terhadap penderita diabetes melitus tipe 2 di RSUD Dr.H Bob Bazar, SKM Lampung Selatan tahun 2020. Metode Penelitian: Jenis Penelitian ini adalah analitik korelatif dengan metode cross sectional menggunakan purposive sampling dan random sampling sebanyak 201 sampel pasien DM tipe 2 yang memenuhi kriteria inkulsi. Pengambilan data dimulai pada bulan Desember 2020. Data yang digunakan yaitu data sekunder berupa rekam medik. Data dievaluasi dengan uji Spearman. Hasil Penelitian: Didapatkan sampel penelitian berjumlah 201 penderita DM tipe 2 dengan rata-rata kadar gula darah sewaktu (GDS) didapatkan sebesar 227.08 dalam penilaian standar deviasinya ialah 69.84 dengan kadar gula darah sewaktu (GDS) terendahnya ialah 120 dan yang tertingginya ialah 392. dan rata-rata kadar kreatinin serum penderita DM tipe 2 dari 201 responden didapatkan sebesar 1.42  dalam penilaian standar deviasinya ialah 0.43 dengan kadar kreatinin serum terendahnya ialah 0.60 dan yang tertingginya ialah 2.45. Hasil korelasi Spearman  didapatkan nilai p=0.000 dan nilai r=+0.416, karena nilai p=0.000 <0.05 sehingga dapat dinyatakan Ha diterima dan Ho dinyatakan ditolak atau terdapat korelasi yang bermakna, dengan r=0.416 dapat diartikan kekuatan korelasi sedang positif antara kadar gula darah sewaktu (GDS) dengan kadar kreatinin serum terhadap pasien DM tipe 2.Kesimpulan: Terdapat  korelasi yang bermakna antara kadar gula darah sewaktu (GDS) dengan kadar kreatinin serum terhadap pasien DM tipe 2 dengan p-value= 0.000. Kata Kunci: Diabetes Melitus, Gula Darah Sewaktu (GDS), Kreatinin Serum


2021 ◽  
Vol 1 (4) ◽  
pp. 453-460
Author(s):  
Firhat Esfandiari ◽  
Festy Ladyani Mustofa ◽  
Rina Kriswiastiny ◽  
Dianing Ayu Yustika Ratu

ABSTRACT: DESCRIPTION OF THE QUALITY OF VISION FUNCTION IN SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMA PATIENTS BASED ON THE NEI VFQ-25 QUESTIONNAIRE IN THE ODAPUS COMMUNITY OF LAMPUNGBackground: Systemic Lupus Erythematosus /Systemic Lupus Erythematosus (SLE) is a multisystem autoimmune disease that has characteristic manifestations or symptoms and varied clinical behavior. Eye involvement can be found in about one-third of cases of SLE, and sometimes occurs early in the disease. To assess and measure the quality of vision function in patients with Systemic Lupus Erythematosus, a measuring instrument that can be used is the National Eye Institute Visual Functioning Questionnaire-25  (NEI VFQ-25) questionnaire. Objective: To describe the quality of vision function in patients with systemic lupus erythematosus based on the NEI VFQ-25 questionnaire in the ODAPUS community in Lampung 2020. Research Methods: This research is a descriptive survey with an approach cross-sectional using primary data in the form of a questionnaire. The sample of this study was all 40 patients who joined the ODAPUS community in Lampung. Data analysis used univariate analysis using tables and graphs in data presentation. Results: The results of the study were 40 patients who met the criteria for inclusion in the study. Of the 40 patients, the patient characteristics were obtained based on the quality of vision function, namely 26-45 years (65.0%), female (97.5%), tertiary education (65.0 %), IRT (42.5%), quality of vision function is not good (90 , 0%), low-dose corticosteroids (85.0%). Conclusion: Given picture quality visual functions of patients with systemic lupus erythematosus-based questionnaire NEI VFQ-25 in the community of Lampung odapus 2020 is not good. Keywords: Quality Vision Function, SLE  INTISARI: GAMBARAN KUALITAS FUNGSI PENGLIHATAN PASIEN SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS BERDASARKAN KUESIONER NEI VFQ-25 DI KOMUNITAS ODAPUS LAMPUNG Latar Belakang: Lupus Eritematosus Sistemic/Systemic Lupus Erythematosus (SLE) adalah suatu penyakit autoimun multisistem yang memiliki manifestasi atau gejala khas dan perilaku klinis yang sangat bervariasi. Keterlibatan mata dapat ditemukan pada kurang lebih satu per tiga kasus SLE,   dan  kadang  terjadi  pada  awal  penyakit. Untuk menilai dan mengukur kualitas fungsi penglihatan pada pasien Systemic Lupus Erythematosus,  alat ukur yang dapat digunakan yaitu dengan kuesioner National Eye Institute Visual Functioning Questionnaire-25 (NEI VFQ-25).Tujuan: Untuk mengetahui gambaran kualitas fungsi penglihatan pasien systemic lupus erythematosus berdasarkan kuesioner NEI VFQ-25 di komunitas ODAPUS Lampung 2020.Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif dengan pendekatan Cross- sectional menggunakan data primer berupa kuesioner. Sampel penelitian ini adalah seluruh pasien yang bergabung di komunitas ODAPUS Lampung sebanyak 40 orang. Analisis data menggunakan analisis univariat dengan menggunakan tabel dan grafik dalam penyajian data.Hasil: Hasil penelitian terdapat 40 pasien yang memenuhi kriteria untuk dimasukkan dalam penelitian. Dari 40 pasien tersebut didapatkan karakteristik pasien berdasarkan kualitas fungsi penglihatan yaitu terbanyak pada usia 26-45 tahun (65,0%), jenis kelamin perempuan (97,5%), pendidikan perguruan tinggi (65,0%), pekerjaan IRT (42,5%), kualitas fungsi penglihatan tidak baik (90,0%), dan penggunaan kortikosteroid dosis rendah (85,0%). Kesimpulan: Gambaran kualitas fungsi penglihatan pasien systemic lupus erythematosus berdasarkan kuesioner NEI VFQ-25 di komunitas ODAPUS Lampung 2020 yaitu tidak baik. Kata Kunci : Kualitas Fungsi Penglihatan, SLE


2021 ◽  
Vol 1 (4) ◽  
pp. 461-470
Author(s):  
Festy Ladyani Mustofa ◽  
Fitra Editama

 ABSTRACT: RELATIONSHIP OF SLEEP DISEASE TO SLEEP QUALITY OF SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOUS PATIENTS IN ODAPUS COMMUNITY LAMPUNGBackground: Systemic Lupus Erythematosus (SLE) is a disease that attacks the immune system that has no known cause and which can damage various organs of the human body. The clinical symptoms of SLE patients depend largely on the area of the organs involved. Symptoms of SLE are classified into three degrees, namely mild, moderate, and severe. Based on the evaluation of SLE disease activity, patients with SLE may experience sleep disturbances. So the authors conducted a study examining the relationship between degrees of disease and sleep quality. Objective: To determine the relationship between the degree of disease and the sleep quality ofpatients systemic lupus erythematosus in the ODAPUS community in Lampung 2020. Research Methods: this type of research is an observational analytic study with primary data using a questionnaire with aapproach cross-sectional. The sample of this study was all 40 patients who joined the ODAPUS community in Lampung. Data analysis used univariate and bivariate analysis using tables in data presentation. Results: From the results of the bivariate analysis, it is known that there is a significant relationship between the degree of disease and the sleep quality ofpatients systemic lupus erythematosus in the ODAPUS Lampung 2020 community. This is evidenced by thetest Chi Square with a P value of 0.008 with (α) = 5% then P <0.05. Also obtained an OR 11,625 (95% CI 1,467-92,139), which means that respondents with a severe disease degree were 11.625 times more likely to have poor sleep quality than those with mild disease degrees. Conclusion: There is a relationship between the degree of disease and the sleep quality ofpatients systemic lupus erythematosus in the ODAPUS community in Lampung 2020. Keywords: Disease Degree, Sleep Quality, SLE  INTISARI: HUBUNGAN DERAJAT PENYAKIT TERHADAP KUALITAS TIDUR PASIEN SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS DI KOMUNITAS ODAPUS LAMPUNG Latar Belakang: Systemic Lupus Erythematosus (SLE) merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang tidak dapat diketahui  penyebabnya dan yang dapat merusak berbagai organ tubuh manusia. Gejala klinis dari pasien SLE sangat bergantung pada daerah organ yang terlibat. Gejala SLE dikelompokan menjadi tiga derajat yaitu ringan, sedang, dan berat. Berdasarkan evaluasi pada aktivitas penyakit SLE, pasien penderita SLE dapat mengalami gangguan tidur. Sehingga penulis melakukan penelitian yang mengkaji tentang hubungan derajat penyakit terhadap kualitas tidur.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara derajat penyakit terhadap kualitas tidur pasien systemic lupus erythematosus di komunitas ODAPUS Lampung 2020.Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan data primer menggunakan kuesioner dengan pendekatan Cross- sectional. Sampel penelitian ini adalah seluruh pasien yang bergabung di komunitas ODAPUS Lampung sebanyak 40 orang. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan tabel dalam penyajian data.Hasil: Dari hasil analisis bivariat diketahui bahwa adanya hubungan yang bermakna antara derajat penyakit terhadap kualitas tidur pasien systemic lupus erythematosus di komunitas ODAPUS Lampung 2020. Hal ini dibuktikan berdasarkan uji Chi Square dengan nilai P value sebesar 0,008 dengan (α) = 5% maka P < 0,05. Diperoleh pula OR 11,625 (95% CI 1,467-92,139) yang berarti bahwa responden dengan derajat penyakit berat berpeluang 11,625 kali lebih besar memiliki kualitas tidur yang buruk dibandingkan dengan derajat penyakit yang ringan.Kesimpulan: Adanya hubungan antara derajat penyakit terhadap kualitas tidur pasien systemic lupus erythematosus di komunitas ODAPUS Lampung 2020. Kata Kunci : Derajat Penyakit, Kualitas Tidur, SLE


2021 ◽  
Vol 1 (4) ◽  
pp. 445-452
Author(s):  
Rita Agustina ◽  
Tusy Triwahyuni ◽  
Devita Febriani Putri ◽  
Nindi Destiani

ABSTRACT: RELATIONSHIP WITH ANEMIA IN ELEMENTARY CHILDREN IN TANJUNG SENANG REGENCY, BANDAR LAMPUNG Background: Anemia is a condition in which the number of red blood cells or the hemoglobin concentration in them is less than normal. WHO in the World Wide Prevalence of Anemia reports that the total population of the world who suffer from anemia is 1.62 billion people with a prevalence in primary school children (25.4%) and 305 million school children worldwide suffer from anemia. In general, the cause of anemia is nutritional deficiencies, especially iron deficiency and parasitic infections such as worms. Worms is an infectious disease caused by parasites in the form of worms. Objective: Knowing the Relation between Worms and Anemia in Elementary School Children in In Tanjung Senang District Bandar Lampung in 2020. Method: This type of research is quantitative research and analytical observational research methods with a cross sectional approach with the Chi Square test. Sampling was done using Quota Sampling. The sample in this study were 63 people. Results: The results of the Chi Square test showed p-value = 0.000, which is less than the significance value of 5% (0.05), this shows that there is a significant relationship between worms and anemia in elementary school children in Tanjung Senang, Bandar Lampung, in 2020. Conclusion: There is a significant relationship between helminths and the incidence of anemia in elementary school children in Tanjung Senang, Bandar Lampung, in 2020. Keywords: Worms, Anemia Incidence  ABSTRAK: HUBUNGAN KECACINGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN TANJUNG SENANG BANDAR LAMPUNG Pendahuluan: Anemia merupakan suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin di dalamnya kurang dari biasanya. WHO dalam World wide Prevalence of Anemia melaporkan bahwa total dari keseluruhan penduduk dunia yang menderita anemia adalah 1,62 miliar orang dengan prevalensi pada anak sekolah dasar (25,4%) dan 305 juta anak sekolah di seluruh dunia menderita anemia. Pada umumnya penyebab anemia adalah kekurangan nutrisi, terutama kekurangan zat besi dan infeksi parasit seperti kecacingan. Kecacingan merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit berupa cacing.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Kecacingan Dengan Kejadian Anemia Pada Anak Sekolah Dasar di Di Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung Tahun 2020. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dan metode penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional dengan uji Chi Square. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan Quota Sampling. Sampel pada penelitian ini sebanyak 63 orang.Hasil: Hasil uji Chi Square  menunjukkan p-value = 0.000 dimana kurang dari nilai kemaknaan yaitu 5% (0.05), hal tersebut menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kecacingan dengan kejadian anemia pada anak Sekolah Dasar di Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung Tahun 2020.Kesimpulan: Kesimpulannya terdapat hubungan yang signifikan antara kecacingan dengan kejadian anemia pada anak Sekolah Dasar di Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung Tahun 2020. Kata Kunci  Kecacingan, Kejadian Anemia


2021 ◽  
Vol 1 (4) ◽  
pp. 426-434
Author(s):  
Santi Novitasari ◽  
Ricky Riyanto Iksan ◽  
Sri Atun Wahyuningsih

ABSTRACT : THE DECREASE OF URIC ACID LEVELS AFTER GIVING SALAM LEAVES BOOKIN IN ELDERLY Background: Gout is a dominant health problem in various countries, both in developed countries and in developing countries, although the prevalence of gout in the world globally has not been recorded. Purpose : This study aims to identify the application of therapeutic interventions for giving bay leaf water decoction to reduce uric acid levels for the elderly. Result : This type of research is a case study design, which is a form of research (inquiry) or case studies and interventions about a problem that has a specificity (particularty). Results: The results of the study on 4 respondents who experienced a decrease in uric acid levels in the elderly after being given a decoction of bay leaves with an average value of 6.0 mg/dl. Conclusion: the conclusion from the study of giving bay leaf decoction to gout sufferers has shown a significant decrease in uric acid levels on the sixth day. Keywords : Elderly, Gout, Salam Leaves, Uric Acid Levels ABSTRAK PENURUNAN KADAR ASAM URAT SETELAH PEMBERIAN REBUSAN DAUN SALAM PADA LANSIA Latar Belakang : Gout merupakan suatu masalah kesehatan yang dominan diberbagai negara, baik di negara – negara maju maupun di negara – negara berkembang, meskipun angka prevalensi gout di dunia secara global belum tercatat. Tujuan : Penelitian Ini bertujuan Untuk Teridentifikasi Penerapan Intervensi Terapi Pemberian Rebusan Air Daun Salam Untuk Menurunkan Kadar Asam Urat Bagi Lansia. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah case study design yaitu suatu bentuk penelitian (inquiry) atau studi kasus dan intervensi tentang suatu masalah yang memiliki sifat kekhususan (particularty). Hasil : Hasil penelitian pada 4 responden yang dilakukan mengalami penurunan kadar asam urat pada lansia setelah diberikan rebusan daun salam dengan rerata nilai 6,0 mg/dl. Kesimpulan : simpulan dari penelitian pemberian rebusan daun salam pada penderita asam urat telah menunjukan penurunan kadar asam urat yang signifikan pada hari ke enam. Kata Kunci : Asam Urat, Daun Salam, Kadar Asam Urat, Lansia


2021 ◽  
Vol 1 (4) ◽  
pp. 435-444
Author(s):  
Prambudi Rukmono ◽  
Anggunan Anggunan ◽  
Astri Pinilih ◽  
Siti Shilviayana Yuliawati

ABSTRACT: THE RELATIONSHIP OF PLACE OF BIRTH WITH NEONATAL MORTALITY RATE IN RSUD DR. H. ABDOEL MOELOEK, LAMPUNG PROVINCE Background: Risk factors for infant mortality are associated with factors from infant, mother, and pregnancy. One of the factors from the mother that can cause neonatal death is the place of delivery. The better the place for a person to deliver labor, the better the success rate of labor. This is because, in a good place of delivery, such as delivery in a hospital, there are specialist health personnel such as obstetrics-gynecologists and pediatricians, as well as supporting facilities such as qualified health facilities. Objective: To determine the relationship between place of delivery and neonatal mortality at Abdul Moeloek Regional Hospital in 2020. Methodology: The type of research used in this research is quantitative. The sample used in this study were neoanthic patients at Abdul Moeloek Hospital in 2020. Data analysis used Chi-Square analysis. Results: Based on the comparative test conducted, the p-value was 0,000 (p-value <0.005). Conclusion: This means that there is a significant relationship between place of delivery and neonatal mortality.  Keywords: Place of birth, death, neonatal  INTISARI: HUBUNGAN ANTARA TEMPAT MELAHIRKAN DENGAN ANGKA KEMATIAN NEONATAL DI RSUD DR. H. ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG  Latar Belakang: Faktor-faktor risiko kematian bayi dikaitkan dengan faktor dari bayi, ibu, dan kehamilan. Faktor dari ibu yang dapat menyebabkan kematian neonatus salah satunya adalah tempat persalinan. Semakin baik tempat seseorang melakukan persalinan, semakin baik pula tingkat kesuksesan persalinan tersebut. Hal ini dikarenakan pada tempat persalinan yang baik, seperti persalinan di rumah sakit, terdapat tenaga kesehatan spesialis seperti dokter obstetri-ginekologi dan dokter anak, serta sarana pendukung seperti fasilitas kesehatan yang mumpuni.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara tempat melahirkan dengan kematian neonates di RSUD Abdul Moeloek tahun 2020.Metodologi: Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah pasien neoantus di RSUD Abdul Moeloek tahun 2020. Analisa data menggunakan analisis Chi-Square.Hasil: Berdasarkan uji komparatif yang dilakukan, didapatkan p-value sebesar 0,000 (p-value <0,005).Kesimpulan: Hal ini berarti bahwasannya terdapat hubungan yang signifikan antara tempat melahirkan dengan angka kematian neonatal. Kata Kunci : Tempat melahirkan, kematian, neonates.


2021 ◽  
Vol 1 (4) ◽  
pp. 417-425
Author(s):  
Ana Mariza ◽  
Devi Kurniasari ◽  
Putri Lia Rosa

ABSTRACT: DIFFERENCES IN Hb LEVELS BEFORE AND AFTER CONSUMING Fe TABLETS AT BPM DESSY ADRIANI, S.Tr.Keb GARUNTANG BANDAR LAMPUNG  Introduction: Based on the pre-survey data that the researchers conducted at BPM Dessy Adriani, S.Tr.Keb Garuntang Bandar Lampung on January 11, 2021, it was found that there were 10 pregnant women with Hb levels < normal, i.e. an average of 10.0 g/dl, after interviews. to 10 pregnant women, they said that 4 pregnant women often forget to take Fe tablets because they are busy working and 6 pregnant women never take Fe tablets. The purpose: of this study was to determine the difference in Hb levels before and after consuming Fe tablets at BPM Dessy Adriani, S.Tr.Keb Garuntang Bandar Lampung in 2021.Method: This type of research is quantitative, the design used in this research is Quasi Experiment with a one group pre test and post test design approach. The population in this study were all pregnant women TM III who experienced mild anemia at BPM Dessy Adriani, S.Tr.Keb Garuntang Bandar Lampung in a month reached 40 pregnant women and a sample of 40 pregnant women. In this study the sampling technique used is purposive samplingResult: The pairet sample T test results show a P-value of 0.000, which is <0.005, so it can be concluded that there is a difference between before and after being given Fe Tablets on Hb Levels in Pregnant Women at BPM Dessy Adriani, S.Tr.Keb Garuntang Bandar Lampung in 2021.Conclusion: This research is expected to be additional information for health service providers, especially for MCH in determining health program policies, such as providing health socialization about the importance of consuming Fe tablets to overcome anemia, conducting counseling to pregnant women who have anemia problems and always making a schedule for checking blood levels. Hb every week Keywords: Hb Levels & Fe . Tablets  INTISARI: PERBEDAAN KADAR Hb SEBELUM DAN SESUDAH MENGKONSUMSI TABLET Fe DI BPM DESSY ADRIANI, S.Tr.Keb GARUNTANG BANDAR LAMPUNG  Latar Belakang: Berdasarkan data prasurvey yang peneliti lakukan Di BPM Dessy Adriani, S.Tr.Keb Garuntang Bandar Lampung pada tanggal 11 Januari 2021, diketahui bahwa terdapat 10 ibu hamil dengan kadar Hb < normal yaitu rata-rata 10,0 g/dl, setelah dilakukan wawancara kepada 10 ibu hamil, mereka mengatakan bahwasanya 4 ibu hamil sering lupa mengkonsumsi tablet Fe karena sibuk bekerja dan 6 ibu hamil tidak pernah mengkonsumsi Tablet Fe.Tujuan penelitian: diketahui Perbedaan Kadar Hb Sebelum Dan Sesudah Mengkonsumsi Tablet Fe di BPM Dessy Adriani, S.Tr.Keb Garuntang Bandar Lampung Tahun 2021.Metode Penelitian: Jenis penelitian kuantitatif, rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Experiment dengan pendekatan one group pre test and post test design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil TM III yang mengalami anemia ringan Di BPM Dessy Adriani, S.Tr.Keb Garuntang Bandar Lampung dalam perbulannya mencapai 40 ibu hamil dan sampel berjumlah 40 ibu hamil. Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling Hasil Penelitian: Hasil uji pairet sample T test menunjukkan nilai P-value 0,000 yaitu < 0,005 maka dapat di simpulkan ada perbedaan antara sebelum dan sesudah diberikan Tablet Fe Terhadap Kadar Hb Pada Ibu Hamil Di BPM Dessy Adriani, S.Tr.Keb Garuntang Bandar Lampung Tahun 2021.Kesimpulan: Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi bagi tempat pelayanan kesehatan khususnya pada KIA dalam menentukan kebijakan-kebijakan program kesehatan, seperti memberikan sosialisasi kesehatan tentang pentingnya konsumsi tablet Fe untuk mengatasi anemia, mengadakan konseling kepada ibu hamil yang mengalami masalah anemia dan selalu membuat jadwal pemeriksaan kadar Hb setiap minggunya. Kata Kunci: Kadar Hb & Tablet Fe


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document