video disc
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

202
(FIVE YEARS 3)

H-INDEX

9
(FIVE YEARS 1)

2021 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 19-36
Author(s):  
Susi Purnama Sari

Untuk bisa mempelajari sesuatu pelajaran dengan baik, kita perlu mendengar, melihat, mengajukan pertanyaan jika ada yang kurang jelas, dan membahasnya dengan orang lain. Bukan cuma itu, guru perlu “mengerjakannya”, yakni menggambarkan sesuatu dengan cara mereka sendiri, menunjukkan contohnya, mencoba mempraktekkan keterampilan dan mengerjakan tugas yang menuntut pengetahuan yang telah mereka dapatkan.Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: Apakah kemampuan mendengarkan siswa Kelas IX MTsN 2 Pesisir Selatan dapat ditingkatkan hasil belajar melalui Audio-Visual Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan lembar observasi.Tes diberikan kepada siswa untuk mendapatkan pemahaman siswa dalam mendengar bahasa inggris. Lembar Pengamatan digunakan untuk mencatat informasi dari semua kegiatan yang sedang berlangsung.  Lembar pengamatan terdiri dari aktivitas siswa, waktu, respon siswa, situasi kelas, dan catatan lainnya yang terjadi  saat prosses tindakan berlangsung. Berdasar  pada rendahnya aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa yang disampaikan pada latar belakang masalah, penggunaan model pembelajaran Audio-Visual diupayakan untuk dapat menyelesaikan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa. Seberapa besar peningkatan yang dicapai sudah dipaparkan dengan jelas pada akhir analisis. Dari hasil penelitian semua data yang telah disampaikan tersebut, tujuan penelitian yang disampaikan sudah dapat dicapai. Untuk menjawab tujuan penelitian yaitu pencapaian kenaikan prestai belajar siswa dapat dilihat bukti-bukti yang sudah disampaikan.Dari data awal hampir semua siswa mendapat nilai di bawah, kemudian pada siklus I menurun menjadi 8 siswa dan siklus II nilai semua siswa diatas standar yang ditentukan disekolah tersebut. Dari rata-rata awal 40,5 naik menjadi  61,48  pada siklus I dan pada siklus II naik menjadi 81,17. Dari data awal tidak ada siswa yang tuntas sedangkan pada siklus I menjadi lebih banyak yaitu 4 siswa dan pada siklus II semua siswa mencapai ketuntasan. Dari semua data pendukung pembuktian pencapaian tujuan pembelajaran dapat disampaikan bahwa model Audio-Visual dapat memberi jawaban yang diharapkan sesuai tujuan penelitian ini. Semua ini dapat dicapai adalah akibat kesiapan dan kerja keras peneliti dari sejak pembuatan proposal, review hal-hal yang belum bagus bersama teman-teman guru, penyusunan kisi-kisi dan instrumen penelitian, penggunaan sarana trianggulasi data sampai pada pelaksanaan penelitian yang maksimal


2019 ◽  
Vol 11 (51) ◽  
pp. 48162-48171 ◽  
Author(s):  
Wendou Feng ◽  
Xin Li ◽  
Songyue Lin ◽  
Xiaofei Miao ◽  
Wei Wang ◽  
...  

2018 ◽  
pp. 85-117
Author(s):  
Rüdiger Follmann
Keyword(s):  

2016 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Toni Kusuma Wijaya

Populernya teknologi Broadcast dengan transmisi Digital menggeser  teknologi transmisi analog. Teknologi broadcast digital membutuhkan  bandwidth yang lebih lebar , memiliki fleksibilitas yang tinggi. Siaran televisi digital menyajikan gambar dan suara yang jauh lebih stabil dan resolusi lebih tajam, ini dimungkinkan oleh penggunaan sistem Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) yang mampu mengatasi efek lintas jamak (multipath), sehingga televisi digital menawarkan kualitas gambar yang sama dengan kualitas DVD (Digital Versatile/Video Disc), dan kualitas suara pun mampu mencapai kualitas CD (Compact Disk). Bagaimana penggunaan frekuensi pada sistem penyiaran digital dapat diefisienkan ? Jawabannya terletak pada penggunaan teknologi OFDM sebagai teknik modulasi. Dengan OFDM, frekuensi dengan lebar bandwidth tertentu dibagi-bagi menjadi sejumlah subcarrier sehingga memungkinkan sejumlah program dapat dikirimkan melalui sebuah frekuensi carrier. Proses siaran televisi digital yang menggunakan standar Digital Video Broadcasting Terestrial 2 (DVB-T2) di Stasiun Transmisi SCTV Batam dimulai dari penerimaan dengan parabola yang diteruskan ke Integrated Receiver Decoder (IRD) yang mana ini adalah dalam satu blok diagram yaitu Television Receiver Only (TVRO). Output dari IRD masuk ke input Multiplexer ( MUX ) dan output Mux menuju sistem DVB T2 itu sendiri dan outputnya langsung diinputkan ke transmitter  untuk dipancarkan.  Dengan TV digital, satu frekuensi dapat digunakan untuk 6-8 siaran yang berbeda. Dengan keunggulan ini, keterbatasan jumlah kanal dalam spektrum frekuensi siaran dapat diatasi dan memungkinkan munculnya stasiun-stasiun televisi baru yang lebih banyak .


2014 ◽  
Vol 114 (10) ◽  
pp. 1611-1618 ◽  
Author(s):  
Meghan E. Windham ◽  
Elisabeth S. Hastings ◽  
Roberta Anding ◽  
Albert C. Hergenroeder ◽  
Soledad Liliana Escobar-Chaves ◽  
...  

Exchange ◽  
2012 ◽  
Vol 41 (2) ◽  
pp. 103-119
Author(s):  
Michelle Voss Roberts

Abstract The use of the classical dance form bharatanatyam by Catholic Christians has inspired vigorous resistance from Hindus and Christians alike. The most salient of these objections relate to the use of power. Some see this form of ministry as a colonialist appropriation; others argue that it perpetuates caste and religious values that do not belong to the majority of Indian Christians, who are Dalits. While the Church may eventually abandon this form of ministry for such reasons, I argue that the case of Nav Sadhana Kala Kendra, a Catholic school of dance and music in Varanasi that produces dance programs on video disc and YouTube, subverts both forms of hegemony.


2011 ◽  
Vol 19 (4) ◽  
pp. 888-893 ◽  
Author(s):  
Sabrina Koehler Torrano ◽  
Verene Beatriz Veiga ◽  
Sílvia Goldmeier ◽  
Karina Azzolin

The aim of this study was to evaluate knowledge of patients before outpatient diagnostic cardiac catheterization after viewing an explanatory Digital Video Disc, in a cardiology reference hospital. This cross-sectional study was carried out with patients undergoing their first cardiac catheterization and was performed from May to June 2009 in the hemodynamic sector. An instrument was used with questions (12) regarding the patients' understanding of the procedure. The intervention was a five-minute video prepared by the researchers. The sample was composed of 94 patients, divided into an intervention group (45) and a control group (49), with a mean age of 55±9 years and predominantly male. The patients of the IG had a higher rate of correct answers (74.6±17.1) compared to the CG (31.6±18.8), P=.000. The results demonstrated the efficacy of the presentation of a guidance video for patients undergoing a hemodynamic procedure.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document